Pengawasan secara bersama – sama simultan berpengaruh positif signifikan terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah pada tingkat kepercayaan 95 .
5.4. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil analisa koefisien korelasi dan koefisien determinasi R
2
yang menunjukkan nilai R 0,830 dan R
2
0,689. Hal ini berarti bahwa nili R 0,830 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara independen variabel yaitu
Akuntabilitas Keuangan Daerah X
1
, Value For Money X
2
, Kejujuran X
3
, Transparansi X
4
dan Pengawasan X
5
dengan dependen variabel yaitu Pengelolaan Keuangan Daerah Y sebesar 83 . Sedangkan nilai R
2
koefisien determinasi yang mampu menunjukkan seberapa jauh kemampuan variabel independen menjelaskan
variasi variabel dependen. Nilai R
2
adalah diantara 0 – 1. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas, sedangkan jika R
2
Dalam penelitian ini diperoleh nilai R mendekati angak 1 satu, berarti
variabel – variabel independen mampu memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
2
0,689 yang berarti bahwa variasi perubahan variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar
68,9 , dengan kata lain 68,9 perubahan Pengelolaan Keuangan Daerah Y mampu dijelaskan oleh variabel Akuntabilitas Keuangan Daerah X
1
, Value For Money X
2
, Kejujuran X
3
, Transparansi X
4
dan Pengawasan X
5
, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
sisanya 100 -68,9 sebesar 31,1 dipengaruhi oleh Model lain diluar dari Model dalam penelitian ini.
Dari hasil dari analisis SPSS menunjukkan bahwa koefisien korelasi R sebesar 0,830 menunjukkan adanya hubungan yang positif antara variabel dependen
Y dengan variabel independen X. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel independen di ikuti dengan variabel dependen.
Dan kekuatan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen di tunjukkan hasil pengolahan SPSS sebesar 83 .
Dari Uji t lihat tabel 5.12 diperoleh hasil bahwa : 1. Akuntabilitas Keuangan Daerah X
1
tidak berpengaruh signifikan pada α = 0,05 dengan t
hitung
0,137 t
tabel
1,999 dan nilai b
1
koefisien regresi 0,020 yang menunjukkan besarnya pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah X
1
yang mampu mempengaruhi kenaikan Pengelolaan Keuangan Daerah Y sebesar
0,020 satuan pada kenaikan X
1
sebesar 1 satuan. Pada statistik deskreiptif dapat dilihat Mean 39,45 dengan kategori setuju, hal ini menunjukkan bahwa pada
Pemerintah Kota Dumai telah melaksanakan Akuntabilitas Keuangan Daerah dengan baik namun masih belum mampu berpengaruh signifikan pada
peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah pada kepercayaan 95 , namun sudah bernilai positif dimana b
1
0,020. Ketidak adanya pengaruh signifikan tersebut dapat dikarenakan berbagai hal diantaranya 1. Belum adanya program
peningkatan pelaksanaan Akuntabilitas Keuangan Daerah yang signifikan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh Pemerintah Kota Dumai. Hal ini dapat dilihat dari Hasil Pemeriksaan atas LPKD Laporan Pemeriksaan Keuangan Daerah Kota Dumai
tahun 2010 Lihat Lampiran 5. dengan hasil opini dari BPK-RI adalah WDP Wajar Dengan Pengecualian dimana saldo aset tetap per 31 Desember 2010
senilai Rp. 2.320.425.336.801,-, dan dari nilai tersebut diantaranya senilai Rp. 61.597.575.713,- tidak dapat diyakini kewajarannya karena hasil inventarisasi
aset tetap untuk saldo per 31 Deesember 2008 belum digunakan sebagai dasar penyajian di Neraca per 31 Desember 2010. 2. Belum maksimalnya
pemanfaatan suatu sistem akuntansi dan sistem anggaran yang dapat menjamin bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara konsisten sesuai
peraturan perundang – undangan yang berlaku serta pengeluaran keuangan daerah yang dilakukan belum berorientasi pada pencapaian visi, misi, tujuan,
sasaran dan hasil manfaat yang akan dicapai. Hal ini juga dapat dilihat pada Hasil Pemeriksaan atas LPKD Laporan Pemeriksaan Keuangan Daerah Kota
Dumai tahun 2010 Lihat Lampiran 5. yaitu terkait ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan antara lain : a. Terdapat item
pekerjaan yang tidak patutut dibayarkan dan kelebihan pembayaran pada pekerjaan kolam air mancur yang berindikasi kerugian keuangan daerah sebesar
Rp. 325.609.806,- b. Perjanjian kemitraan untuk pengelolaan pasar pulau payung tidak menguntungkan Pemerintah Kota Dumai. Hal ini juga
mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Dumai belum menerapkan elemen
Universitas Sumatera Utara
ekonomi yang merupakan indikator dari prinsip value for money karena telah terjadi pemborosan dan kerugian terhadap keuangan daerah.
2. Value For Money X
2
tidak berpengaruh signifikan pada α = 0,05 dengan t
hitung
-0,973 t
tabel
1,999 dan nilai b
2
3. Kejujuran X koefisien regresi -0,124. Hal ini berarti setiap
penambahan 1 satuan variabel Value For Money akan menurunkan pengelolaan keuangan daerah sebesar 0,124 satuan. Pada statistik deskreiptif dapat dilihat
Mean 30,90 dengan kategori tidak setuju atau ragu - ragu, hal ini menunjukkan bahwa pada Pemerintah Kota Dumai melalui sampel responden
menggambarkan bahwa Pemerintah Kota Dumai belum melaksanakan Value For Money secara optimal dengan mempertimbangkan prinsip ekonomi, efisien dan
efektif untuk mencapai visi, misi, tujuan, sasaran dan hasil manfaat dari pengeloloaan keuangan daerah. Selain itu belum maksimalnya penerapan elemen
lain yaitu keadilan equity dan pemerataan atau kesetaraan Equality.
3
tidak berpengaruh signifikan pada α = 0,05 dengan t hitung 0,894
t tabel 1,999 dan nilai b
3
koefisien regresi 0,108 yang menunjukkan besarnya pengaruh Kejujuran X
3
yang mampu mempengaruhi kenaikan Pengelolaan Keuangan Daerah Y sebesar 0,108 satuan pada kenaikan X
3
sebesar 1 satuan. Pada statistik deskreiptif dapat dilihat Mean 32,16 dengan kategori setuju.
Kejujuran atau fairness yang merupakan bagian dari tujuan good governance sudah dilaksanakan dengan baik oleh Pemerintah Kota Dumai, tetapi belum
mampu berpengaruh signifikan terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah pada alpha 0,05.
Universitas Sumatera Utara
4. Transparansi X
4
tidak berpengaruh signifikan pada α = 0,05 dengan t
hitung
1,919 t
tabel
1,999 dan nilai b
4
koefisien regresi 0,206 yang menunjukkan besarnya pengaruh transparansi X
4
yang mampu mempengaruhi kenaikan Pengelolaan Keuangan Daerah Y sebesar 0,206 satuan pada kenaikan X
4
sebesar 1 satuan. Pada statistik deskreiptif dapat dilihat Mean 40,98 dengan kategori setuju, hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya Pemerintah Kota
Dumai telah melaksanakan transparansi dengan baik namun masih belum mampu berpengaruh secara signifikan pada peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah
pada kepercayaan 95 , namun sudah bernilai positif pada b
4
0,206. Ketidak adanya pengaruh signifikan tersebut dapat dikarenakan berbagai hal diantaranya
1.Transparansi yang selama ini ada di Pemerintah Kota Dumai belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh pengguna informasi keuangan daerah 2.
Selain itu para pejabat atau aparatur pemerintah daerah sebagian besar masih dengan sengaja menutupnutupi tentang pengelolaan keuangan daerah 3. Masih
minimnya instrumen atau alat untuk menyampaikan informasi keuangan daerah kepada publik, sehingga tidak ada rangsangan bagi Pemerinta Kota Dumai untuk
senantiasa menyampaikan Laporan Keuangan Daerah dengan tepat waktu, transparan dan apa adanya tanpa ada yang harus disembunyikan atau ditutup -
tutupi. Hal ini dapat dilihat dari Hasil Pemeriksaan atas LPKD Laporan Pemeriksaan Keuangan Daerah Kota Dumai tahun 2010 Lihat Lampiran 5.
yang menyebutkan bahwa Saldo persediaan per 31 Desember 2010 disajikan senilai Rp. 3.927.348.784,-. Saldo tersebut tidak bisa diyakini kewajarannya
Universitas Sumatera Utara
karena penatausahaan persediaan pada beberapa SKPD dilaksanakan belum memadai. Catatan dan data yang tersedia tidak memungkinkan BPK untuk
melakukan prosedur pemeriksaan yang memadai untuk memperoleh keyakinan atas nilai persediaan per 31 Desember 2010.
Selain hal tersebut diatas, ketidakadanya pengaruh signifikan atas variabel – variabel independen yaitu akuntabililitas keuangan daerah, value for money,
kejujuran, dan transparansi terhadap pengelolaan keuangan daerah dapat juga dikarenakan : 1. Tingkat pendidikan dimana masih terdapat pendidikan SLTA
6 dan Diploma 3 2 Usia aparatur pemerintah daerah yang sudah jenuh dimana terdapat usia 50 tahun 13 3. Masa kerja yang masih sedikit
sehingga mempengaruhi kemampuan dan profesionalisme. Terdapat masa kerja 0 – 10 tahun 35 .
5. Pengawasan X
5
berpengaruh positif signifikan secara parsial pada α = 0,05 dengan t
hitung
4,532 t
tabel
1,999 dan nilai b
5
koefisien regresi 0,586. Hal ini berarti pengawasan X
5
berpengaruh positif signifikan terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah Y, dimana setiap kenaikan X
5
sebesar 1 satuan mempengaruhi kenaikan Y sebesar 0,586 satuan. Pengawasan sangat penting
dilakukan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah, sehingga kerapkali dalam pengawasan ini dilakukan hingga berlapis – lapis dengan tujuan agar Pengelolaan
Keuangan Daerah dapat dilakukan secara ekonomis, efektif, efisien, adil dan merata, seperti yang disebutkan oleh Mardiasmo 2001, pengawasan yang
dilakukan oleh DPRD terhadap eksekutif dilaksanakan agar terdapat jaminan
Universitas Sumatera Utara
terciptanya pola Pengelolaan Keuangan Daerah yang terhindar dari praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme KKN, baik mulai proses perencanaan,
pengesahan, pelaksanaan, serta pertanggungjawaban. DPRD juga menggunakan aparat pengawas ekstern pemerintah yang independen terhadap lembaga
eksekutif di daerah yaitu BPK. Dari hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan betapa pentingnya pengawasan dalam pengelolaan
keuangan daerah yang berpengaruh positif signifikan secara parsial pada α = 0,05. Hal ini juga menggambarkan telah terjadi pengawasan yang baik terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintahan Kota Dumai dengan Deskritif statistik 40,98 dengan katagori setuju. Sesuai dengan Penelitian yang dilakukan
oleh Tuasikal 2006 yang berjudul pengaruh pengawasan internal dan eksternal, pemahaman sistem akuntansi terhadap pengelolaan keuangan daerah serta
implementasinya terhadap kinerja satuan kerja perangkat daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan internal, eksternal dan pemahaman system
akuntansi berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah. Namun dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Siregar 2011 dalam penelitiannya yang
berjudul pengaruh akuntabilitas publik dan pengawasan terhadap pengelolaan APBD dengan standar akuntansi pemerintahan sebagai variabel moderating pada
Pemerintah Kota Pematang Siantar. Namun hasil penelitannya menyatakan bahwa pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan APBD di
Pemerintah Kota Pematang Siantar.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil Uji ANOVA atau uji F lihat tabel 5.13 diperoleh nilai F
hitung
24,784 F
tabel
3,76 dan nilai signifikansi 0,000 alpha 0,05. Hal ini berarti variabel Akuntabilitas Keuangan Daerah X
1
, Value For Money X
2
, Kejujuran X
3
, Transparansi X
4
dan Pengawasan X
5
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah Permendagri No.13 tahun 2006. Dalam hal Pemerintah Daerah sebagai agent, untuk mewujudkan amanat rakyat, pemerintah
daerah harus melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan keuangan daerah dengan baik dan benar.
secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah Y pada kepercayaan 95 .
Pengelolaan keuangan daerah yang baik akan sangat menentukan kesejahteraan dan masa depan rakyat daerah, dan menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia PPRI No. 58 tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menjelaskan bahwa Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat di nilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut dan tentunya dalam batas – batas kewenangan daerah, dan keuangan daerah dituangkan sepenuhnya ke dalam APBD.
Selanjutnya Mardiasmo 1999 mengemukakan elemen manajemen keuangan daerah yang diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan daerah tersebut
meliputi : akuntabilitas, value for money, kejujuran, transparansi, dan pengendalian.
Universitas Sumatera Utara
Dari teori tersebut dapatlah terjawab dari penelitian ini bahwa secara simultan variabel independen meliputi akuntabilitas keuangan daerah, value for money,
kejujuran, transpransi, dan pengawasan berpengaruh positif segnifikan terhadap pengelolaan keuangan daerah pada alpha 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh akuntabilitas keuangan daerah, value for money, kejujuran, transparansi dan pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan daerah secara simultan maupun parsial. Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value For Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pengelolaan
Keuangan Daerah. Artinya keuangan daerah telah digunakan secara ekonomis, efektif, efisien, adil dan merata, dilaporkan dan dipertanggungjawabkan dengan
benar serta dijalankan dengan jujur, transparan dan dalam pengawasan yang kuat dan berlapis. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Siregar 2011 bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap pengelolaan APBD dan Tuasikal 2006 Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengawasan internal,
eksternal dan pemahaman system akuntansi berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah.
2. Secara parsial Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value For Money, Kejujuran dan Transparansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pengelolaan
Keuangan Daerah. Artinya secara terpisah atau parsial variabel – variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan daerah.
Universitas Sumatera Utara