Kejujuran Transparansi Pengawasan Landasan Teori 1. Keuangan Daerah

Peran pemerintah daerah tidak lagi merupakan alat kepentingan pemerintah pusat, melainkan merupakan alat untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan daerah. Konsep Value for Money VFM ini penting bagi pemerintah daerah sebagai pelayan masyarakat, karena implementasinya akan memberikan manfaat seperti : 1. Efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran; 2. Meningkatkan mutu pelayanan publik; 3. Biaya pelayanan yang murah, karena hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam penggunaan resources; 4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik; 5. Meningkatkan public cost awarness sebagai akar pelaksanaan pertanggungjawaban publik. Dalam konteks ekonomi daerah VFM merupakan jembatan untuk mengatarkan pemerintah daerah mencapai good governance yaitu pemerintah daerah yang transparan, ekonomis, efisiensi, efektif, responsif dan akuntabel. VFM tersebut harus dioperasionalkan dalam pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah.

2.1.7 Kejujuran

Pengelolaan keuangan daerah harus dipercayakan kepada staff yang memiliki integeritas dan kejujuran yang tinggi, sehingga kesempatan untuk korupsi dapat diminimalkan. Universitas Sumatera Utara

2.1.8 Transparansi

Transparansi adalah keterbukaan pemerintah dalam membuat pengelolaan – pengelolaan keuangan daerah, sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Transparansi pengelolaan keuangan daerah pada akhirnya akan menciptakan horizontal accountability antara pemerintah daerah dengan masyarakatnya, sehingga tercipta pemerintah daerah yang bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan responsif terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat. Anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif dikatakan transparansi jika memenuhi kriteria berikut : Sopamah dan Mardiasmo, 2003 Terdapat pengumuman kebijakan anggaran 1. Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses 2. Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu 3. Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik Sedangkan menurut Hadi Sumarsono 2003, Transparansi adalah keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan keuangan daerah, sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Transparansi pengelolaan keuangan daerah pada akhirnya akan menciptakan “Horizontal Accountability” antara pemerintah daerah dengan masyarakatnya sehingga tercipta pemerintah daerah yang bersih, efektif, efisien, akuntabel dan responsif terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat. Universitas Sumatera Utara

2.1.9 Pengawasan

Menurut Keputusan Presiden Kepres No. 74 tahun 2001 tentang tata cara pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah, pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa pengawasan pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Pengawasan keuangan daerah perlu untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah disusun sudah berjalan dengan efisien, efektif dan ekonomis atau belum. Fathurrochman 2002, membedakan pengawasan menjadi dua yaitu : 1 pengawasan internal yang terdiri dari pengawasan melekat waskat dan pengawan fungsional, 2 pengawasan eksternal. Mengacu pada Instruksi Presiden No. 15 tahun 1983, menyebutkan adanya dua jenis pengawasan yaitu pengawasan atasan langsung dan pengawasan fungsional. Pengawasan melekat waskat merupakan suatu pengawasan yang merupakan bagian integral dari suatu manajemen yang memenuhi syarat – syarat sebagai berikut : 1. Penggarisan sruktur organisasi dengan pembagian tugas beserta uraiannya yang jelas 2. Rincian kebijakan pelaksanaan yang dituangkan secara tertulis dan dapat menjadi pedoman bagi yang menerima pelimpahan wewenang dari atasan 3. Rencana kerja yang menggambarkan kegiatan yang harus dilaksanakan, bentuk hubungan kerja antar kegiatan tersebut dan hubungan antara berbagai kegiatan beserta sasaran yang harus di capai Universitas Sumatera Utara 4. Prosedur kerja yang merupakan petunjuk pelaksanaan yang jelas dari atasan kepada bawahan 5. Pencatatan hasil kerja serta pelaporan yang merupakan alat bagi atasan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan bagi pengambil keputusan serta penyusunan, baik mengenai pelaksanaan tugas maupun mengenai pengelolaan keuangan 6. Pembinaan personal yang terus menerus agar pelaksanaan menjadi unsur yang mampu melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Pengawasan Fungsional yang berasal dari internal organisasi pemerintahan yaitu APIP Aparat Pengawas Internal Pemerintahan, yang terdiri dari BPKP Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, IRJEN Inspektorat Jendral Departemen atau Unit Pengawas Lembaga Non Departemen, IRWIL Inspektorat Wilayah, dan SPI Satuan Pengawas Internal. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan dapat berupa pengawasan secara langsung maupun tidak langsung, serta preventif dan represif. Pengawasan langsung dilakukan secara pribadi dengan mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri ditempat pekerjaan dan meminta secara langsung dari pelaksanaan dengan cara inspeksi. Sedangkan pengawasan tidak langsung dilakukan dengan cara mempelajari laporan yang diterima dari pelaksana. Pengawasan Preventif dilakukan melalui preaudit yaitu sebelum pekerjaan dimulai, sedangkan pengawasan represif dilakukan melalui post audit dengan pemeriksaan terhadap pelaksanaan ditempat inspeksi. Mardiasmo 2001 mengatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh DPRD Universitas Sumatera Utara terhadap eksekutif dilaksanakan agar terdapat jaminan terciptanya pola pengelolaan anggaran daerah yang terhindar dari praktek kolusi, korupsi dan nepotisme KKN, baik mulai proses perencanaan, pengesahan, pelaksanaan, serta pertanggungjawaban. Disamping DPRD mengawasi secara langsung tentang mekanisme anggaran, DPRD juga menggunakan aparat pengawasan eksternal pemerintah, yang indepent terhadap lembaga eksekutif di daerah, yaitu Badan Pemeriksaan Keuangan BPK. Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap dan penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap bukan hanya pada evaluasi saja.

2.1.10 Pengelolan Keuangan Daerah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kabupaten Samosir

22 160 109

Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah

1 41 3

Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kajian Pada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu)

12 91 108

Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kajian Pada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu)

0 0 11

Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kajian Pada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu)

0 0 2

Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kajian Pada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu)

0 0 5

Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kajian Pada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu)

0 0 22

Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kajian Pada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu)

0 0 3

Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kajian Pada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu)

0 0 29

Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Medan

0 0 7