Pengembangan Media Pembelajaran M-Learning Android Pada Konsep Dinamika Newton Untuk Siswa kelas X SMA/MA

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

HARTANTO

1111016300031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN


(3)

(4)

iii


(5)

iv ABSTRAK

HARTANTO (1111016300031), “Pengembangan Media Pembelajaran

M-Learning Android pada Konsep Dinamika Newton untuk Siswa Kelas X

SMA/MA”. Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA, Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Tujuan penelitian ini untuk: 1) Mengembangkan media pembelajaran m-learning berbasis android pada konsep dinamika Newton untuk siswa kelas X SMA/MA, 2) Menguji kelayakan media yang telah dibuat melalui uji coba pada siswa SMA/MA, 3) Mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap media pembelajaran berbasis android pada konsep dinamika Newton untuk siswa kelas X SMA/MA.4) Mengetahui Hasil belajar siswa dengan menghitung hasil ulangan setelah menggunakan aplikasi mobile learning.Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Desain penelitian mengacu pada model pengembangan prosedural yang meliputi 8 tahap, 1) Melakukan suatu analisis kebutuhan, 2) Merumuskan tujuan khusus, 3) Mengembangkan bahan atau materi, 4) Mengembangkan instrumen atau alat ukur, 5) Mengembangkan dan menyusun naskah media, 6) Melakukan uji coba, 7) Melakukan revisi, 8) Produksi. Hasil penelitian ini adalah: 1) telah berhasil dikembangkan aplikasi mobile learning berbasis Android pada pokok bahasan dinamika Newton untuk siswa kelas X SMA/MA yang dapat diakses secara fleksibel; 2) kualitas aplikasi mobile learning yang telah dikembangkan adalah baik berdasarkan penilaian ahli media 74,67%, ahli materi 82,50% dan guru fisika 76,28%; 3) penilaian respon siswa pada uji coba adalah Baik 77,70%. 4) Dapat disimpulkan bahwa aplikasi mobile learning berdampak positif pada jenjang kognitif siswa pada materi dinamika Newton.

Kata Kunci: Android, M-Learning, Media, Penelitian Pengembangan, penelitian kualitatif


(6)

v ABSTRACT

HARTANTO (1111016300031), “Development Of Learning Media M-Learning Android In Concept Newtonian Dynamics for Senior Class X

SMA/MA. Defence ofDepartement Natural Science, Physics Education

Program, Faculty of Education and Teachers, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016.

The purpose of the study was to: 1) develop of learning media m-learning based on android in concept Newton’s dynamicsfor senior class X SMA/MA, 2) to test the feasibility of learning media that have been created through the trials of Senior High School students, 3) knowing the responses of teachers and students of learning materials based on android on concept Newtonian dynamics subject in senior class X SMA/MA. 4) Knowing the results of student learning to calculate the test results after use application mobile learning. This research including research and development. Referring to design research procedural model of development stage which includes 8, 1) analysis, 2) purpose, 3) development material, 4) development instrument or meassure tools, 5) development media, 6)tried test field, 7) do revition, 8) production. The result of this research are: 1) a mobile learning application based on Android on Newton’s dynamics subject for 10th grade student which can be accessed flexibly; 2) the quality of mobile learning application that has been developed has good category according to assessment by media expert 74,67%, matter expert 82,50% and physics teacher 76,28%; 3) student response on a limited trial has good category 77,70%. 4) we can conclude that mobile learning apps have positive impact on student learning outcomes in the study material Newtonian dynamics.

Keywords: Android, M-Learning, Media, research& development, qualitative


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selesainya skripsi ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof.Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

2. Baiq Hana Susanti, S.PI, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan IPA 3. Dwi Nanto, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

4. Dwi Nanto, Ph.D dan Bapak Hasian Pohan, M.Si selaku pembimbing skripsiyang telah memberikan perhatian, bimbingan, nasehat, kritik dan saran, serta motivasi yang besar dalam proses penulisan skripsi ini.

5. Jaji Hanuji, S.Pd Kepala SMAN 1 Pedes yang telah memberikan izinkepada penulis untuk melakukan penelitan dan membimbing.

6. Ai Nurlaela, M.Si selaku validator materi dan Iwan Permana Suwarna,M.Pd selaku validator media yang telah memberikan arahan, kritik dan saran terhadap rancangan media yang dikembangkan penulis.

7. Teristimewa untuk kedua orangtua penulis, Bapak Misdi dan Ibu Rebon serta keluarga besar yang telah merawat, mendidik penulis dengan tulus ikhlas, dan mencukupi kebutuhan moril dan materil serta membimbing, memotivasi dan mendo’akan penulis dengan kasih sayang dalam menempuh langkah hidup didunia yang sementara ini.

8. Kepada sahabat yang selalu sedia untuk memberikan nasehat, arahan, hiburan, serta semangatnya untuk penulis.

9. Seluruh teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2011 yang telah menjadi tempat berdiskusi, bertukar pikiran serta segala macam bantuannya selama perkuliahan. Dengan semangat perjuangan kita bersama-sama menuju kesuksesan.


(8)

vii

Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Skripsi ini masih dirasakan dan ditemui berbagai kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang konstruktif akan penulis terima. Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat bagi siapa yang membaca. Amin.

Jakarta, April 2016


(9)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah... 6

E. Tujuan Pengembangan ... 6

F. Manfaat Pengembangan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Hakikat Media Pembelajaran Mobile Learning ... 8

2. Hakikat Android ... 11


(10)

ix

B. Teori- Teori Pengembangan ... 25

1. Research and Development (Penelitian dan Pengembangan) ... 25

2. Model-Model Penelitian dan Pengembangan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 26

D. Hasil Penelitian Relevan ... 28

E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ... 29

BAB II IMETODE PENELITIAN ... 30

A. Model Pengembangan ... 30

B. Prosedur Pengembangan ... 30

C. Desain Uji Coba ... 31

D. Subjek Uji Coba ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Uji Coba Produk... 37

G. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cupcake (Android versi 1.2 – 1.5) ... 12

Gambar 2.2 Donut (Android versi 1.6) ... 12

Gambar 2.3 Eclair (Android versi 2.0 – 2.1) ... 13

Gambar 2.4 Froyo (Android versi 2.2 – 2.2.3) ... 14

Gambar 2.5 Gingerbeard (Android versi 2.3 – 2.4) ... 15

Gambar 2.6 Honeycomb (Android versi 3.0 – 3.2) ... 15

Gambar 2.7 Ice Cream Sandwich (Android versi 4.0)... 16

Gambar 2.8 Jelly Bean (Android versi 4.1 – 4.3) ... 16

Gambar 2.9 Kitkat (Android versi 4.4) ... 17

Gambar 2.10 Lollipop (Android versi 5.0) ... 17

Gambar 2.11 Software Java... 20

Gambar 2.12 Android SDK ... 20

Gambar 2.13 Eclipse Kepler ... 21

Gambar 2.14 Peta Konsep dinamika partikel ... 22

Gambar 2.15 Objek digantung Tali ... 23

Gambar 2.16 Objek berada dalam lift ... 24

Gambar 2.17 Dua buah benda digantungkan dengan seutas tali melalui katrol.... 24

Gambar 2.18 Dua objek bergandengan pada lantai licin ... 25


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penilaian Media Pembelajaran oleh Ahli Materi ... 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Media Pembelajaran oleh Ahli Media ... 33

Tabel 3.3 Kisi-kisi Penilaian Media Pembelajaran oleh Guru Fisika ... 34

Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Media Pembelajaran oleh Siswa ... 35

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Tes Ulangan Siswa ... 36

Tabel 3.6 Aturan Pemberian Skor untuk ahli materi, ahli media, dan guru ... 38

Tabel 3.7 Aturan Pemberian Skor Untuk Siswa ... 38

Tabel 3.8 Range dan Kriteria Kualitas Produk ... 39

Tabel 3.9 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk ... 40

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Mobile Learning Ahli Materi ... 41

Tabel 4.2 Penilaian Aspek Kurikulum dan Penyajian Materi Ahli Materi ... 42

Tabel 4.3 Penilaian Aspek Evaluasi dan Kebahasaan Ahli Materi ... 42

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Mobile Learning Ahli Media ... 43

Tabel 4.5 Penilaian Aspek Tampilan dan Perangkat Lunak Ahli Media ... 44

Tabel 4.6 Penilaian Aspek Keterlaksanaan Ahli Media ... 44

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Mobile Learning Guru... 45

Tabel 4.8 Penilaian Aspek Kurikulum dan Penyajian Materi oleh Guru ... 46

Tabel 4.9 Penilaian Aspek Evaluasi dan Kebahasaan oleh Guru ... 46

Tabel 4.10 Penilaian Aspek Kualitas Tampilan dan Perangkat Lunak oleh Guru 47 Tabel 4.11 Penilaian Aspek Keterlaksanaan oleh Guru ... 48

Tabel 4.12 Persentase skor penilaian siswa seluruh aspek ... 48

Tabel 4.13 Penilaian Kualitatif Siswa Terhadap Mobile Learning ... 49

Tabel 4.14 Hasil Belajar Siswa Uji Coba... 49


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Screenshoot Aplikasi Mobile Learning pada Smartphone ... 61

Lampiran 2: Koding Pembuatan Aplikasi pada Software Eclipse ... 71

Lampiran 3: Lembar Hasil Wawancara Pra-penelitian ... 109

Lampiran 4: Lembar Angket Survey ... 110

Lampiran 5: Daftar Validator ... 112

Lampiran 6: Penilaian Kelayakan M-Learning Ahli Materi ... 113

Lampiran 7: Penilaian Kelayakan M-Learning Ahli Media... 116

Lampiran 8: Penilaian Kelayakan M-Learning Guru Fisika ... 119

Lampiran 9: Daftar Hadir Uji Coba ... 123

Lampiran 10: Nilai Hasil Ulangan Harian Dinamika Newton Kelas X MIA 1 .. 125

Lampiran 11: Penilaian Keefektifan M-Learning oleh Siswa ... 126

Lampiran 12: Perhitungan Kualitas Mobile Learning Penilaian Ahli Materi ... 128

Lampiran 13: Perhitungan Kualitas Mobile Learning Penilaian Ahli Media ... 130

Lampiran 14: Perhitungan Kualitas Mobile Learning Penilaian Guru Fisika ... 131

Lampiran 15: Perhitungan Uji Coba Siswa ... 133

Lampiran 16: Surat Permohonan Izin Penelitian ... 135

Lampiran 17: Surat Telah Melakukan Penelitian ... 136

Lampiran 18: Uji Referensi ... 137

Lampiran 19: Dokumentasi Penelitian ... 141


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mendorong lahirnya inovasi-inovasi di segala bidang. Satu diantaranya adalah bidang pendidikan yang ditandai dengan komunikasi digital. Menurut Jazi Eko Istiyanto, “Komunikasi digital nirkabel sudah sangat dibutuhkan pada berbagai bidang, seperti edukasi, bisnis, hiburan, kesehatan atau keamanan. Sehingga, sangat diperlukan ketersediaan perangkat mobile yang dapat mendukung aktivitas pengguna diberbagai lingkungan dengan fleksibilitas tinggi, perangkat yang lebih praktis dan kemudahan dalam penggunaan.”1 Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bidang pendidikan padapenggunaan alat media pembelajaran yangditandai lahirnya konsep Elektronic Learning (e-learning). Menurut Herman,

e-learning adalah bentuk pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (CD Audio/Video interaktif, LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Penggunaan internet maupun perangkat elektronik lain dalam pembelajaran e-learning

memungkinkan pembelajaran bisa dilakukan dalam waktu yang sama atau berbeda.2 Dengan kata lain pembelajaran e-learning bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Meskipun e-learning dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja, e-learning masih memiliki kekurangan yaitu mengharuskan penggunanya untuk berhadapan dengan peralatan elektronik yang tidak fleksibel untuk berpindah tempat (Contoh: DVD player, TV, dan proyektor) atau Personal Computer (PC) yang terhubung ke internet menggunakan kabel LAN. Siswa sebagai pengguna secara tidak langsung tetap dibatasi oleh tempat dan fasilitas tertentu. Oleh karena itu, e-learning belum sepenuhnya dapat menjadi solusi agar siswa dapat belajar

1

Jazi Eko Istiyanto, Pemrograman Smart Phone Menggunakan SDK Android dan Hacking Android, (Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2013), h. 1.

2

Asep Herman, Mengenal E-Learning (online), http://www.ipi.or.id/elearn.pdf, diakses 20 Mei 2016, h. 5


(15)

kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat dengan mudah terjangkau. Menanggapi permasalahan tersebut, maka dikembangkan pembelajaran dengan memanfaatkan media berbasis IT genggam dan bergerak (mobile) atau lebih dikenal dengan istilah mobile learning yang menjanjikan independensi waktu dan tempat dalam arti sesungguhnya.

Perangkat mobile yang digunakan dalam mobile learning antara lain PDA,

handphone, laptop dantablet PC.3 Karakteristik perangkat mobile ini memiliki tingkat fleksibilitas dan portabilitas yang tinggi sehingga memungkinkan siswa dapat mengakses materi, arahan dan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran kapanpun dan dimanapun.4Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 1, pada kegiatan pembelajaran fisika, media yang digunakan dikelas yaituLCDpowerpoint dengan tampilan visual statis yang dapat dilihat siswa di saat pembelajaran berlangsung. Ketersediaan media pembelajaran seperti LCD disekolah SMAN 1 belum dimaksimalkan disetiap kelas, membuat pembelajaran lebih sering dilakukan dengan metode konvensional.

Seiring perkembangan zaman, ponsel saat ini tidak hanya berguna sebagai alat komunikasi telepon dan sms, namun ponsel lebih dikembangkan dengan berbagai aplikasi yang menarik untuk digunakan.5Smartphone banyak digemari hampir di semua kalangan masyarakat karena banyak manfaat aplikasi-aplikasi yang terdapat di dalamnya berupa games, media sosial, media pembelajaran.Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 1, kebanyakan siswa memanfaatkan handphone hanya sebatas digunakan untuk telepon, SMS (Short Message Service), memutar lagu/video, mengakses sosial network (facebook, twitter, BBM), bahkan hiburan-hiburan seperti permainan. Menurut Yuniati, mobile learning mampu menjadikan handphone yang awalnya hanya

3

Claire O’Maley, Guidelines for Learning/Teaching/Tutoring in a Mobile Environment,

Jurnal MOBIlearn, 2005, UoN,UoB,OU/WP4/D4.1/1.2. h.5

4

Rizki Agung Sambodo, ”Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning (m-learning) Berbasis Android untuk Siswa Kelas XI SMA/MA”, Skripsi pada sekolah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015, h. 2, tidak dipublikasikan.

5

Jody Prariyadi, “Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Fisika Berbasis Smartphone Android Pada Pokok Bahasan Keteraturan Gerak Planet Sebagai Sarana untuk Memfasilitasi Kemampuan Analisis Siswa Kelas XI SMA”, Skripsi pada sekolah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014, h. 2, tidak dipublikasikan.


(16)

digunakan untuk sms, telepon, atau internet menjadi alat belajar lengkap yang berisi materi pelajaran yang terdiri dari materi, soal, dan try out dan dilengkapi berbagai fitur seperti search, jump to dan back.6

Fisika merupakan satu diantara cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari fenomena-fenomena alam di sekitar. Menurut Mark Hollabaugh, Fisika meliputi hal yang besar dan yang kecil, yang lama dan yang baru. Dari atom sampai galaksi, dari rangkaian listrik ke aerodinamika, fisika menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.7 Mempelajari fisika merupakan suatu petualangan. Bagi pembelajar akan menemukan bahwa ilmu ini begitu menantang, kadang-kadang membuat frustasi, sewaktu-waktu menyakitkan, dan seringkali bermanfaat dan memberikan kepuasan batin. 8 Dalam pembelajarannya, fisika lebih menekankan pada pengamatan langsung terhadap pada suatu objek. Hal ini dilakukan agar siswa lebih memahami konsep fisika yang sedang dipelajari. Namun pada kenyataannya, tidak semua fenomena fisika dapat diamati dan dihadirkan langsung di kelas.

Dinamika Newton satu diantara materi fisika yang cukup membingungkan dan begitu kompleks dalam menyelesaikan pemecahan masalah banyaknya aplikasi penerapan dalam kehidupan sehari-hari, siswa harus mampu menggambar gaya-gaya vektor, memahami arah gerak benda, dan memahami hukum-hukum Newton tentang gerak, selain itu, banyaknya penerapan-penerapan hukum Newton menyebabkan siswa hanya menghafal rumus-rumus.

Kehadiran m-learning memang tidak akan bisa menggantikan pembelajaran dengan tatap muka dalam kelas. Kehadiran m-learning ini ditujukan sebagai pelengkap pembelajaran yang ada serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari kembali materi yang kurang dikuasai dimanapun dan kapanpun, aplikasi mobile learning ini menghadirkan alat evaluasi sejauh mana siswa memahami konsep dinamika dan bank-bank soal yang disediakan sebagai latihan

6

Lukita Yuniati, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Efek Doppler Sebagai Alat Bantu Dalam Pembelajaran Fisika Yang Menyenangkan. JP2F, Volume 2 Nomor 2 September, h. 101

7

Hugh D. Young, Fisika Universitas Jilid I Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. xii

8


(17)

agar siswa mampu memahami penerapan hukum Newton tentang gerak. Hal ini dapat memberikan pengalaman yang berbeda dalam proses pembelajaran bagi siswa.

Android sudah menjadi platform sistem operasi smartphone yang semakin populer. Padahal sebenarnya, Android termasuk sistem operasi junior dibandingkan lainnya yang lebih senior, seperti Symbian, iOS, atau sistem operasi BlackBerry.9 Android sudah menjadi sistem operasi terpopuler dibandingkan dengan sistem operasi lainnya. Sistem operasi Android kini telah berkembang pesat dengan kecepatan yang luar biasa. Ini disebabkan banyaknya vendor

smartphone yang mengadopsi sistem operasi baru ini dalam berbagai produk. Dari mulai pabrikan luar, seperti Samsung, LG, Asus, Lenovo, hingga merek-merek lokal, seperti Mito, Advan, Evercross, Andromax (smartfren), TiPhone, Polytron, dan lain sebagainya. Dengan demikian, secara tidak langsung pengguna lebih besar kemungkinannya memiliki sistem opersai Android ketika membeli gadget.10

Berdasarkan data dari IDC (International Data Corporation) pada tahun 2014 Android memegang 84,4% market share smartphone di seluruh dunia,

Iphone operating system menduduki peringkat ke dua dengan 11,7%, disusul dengan Windows Phone di peringkat ke tiga sebesar 2,9%, dan Blackberry di peringkat ke empat dengna 0,5% market share. Kesuksesan Android tidak lepas dari sifatnya yang terbuka (open source) yaitu memberikan sumber kode perangkat lunak gratis sehingga para pengembang dapat mengembangkan, mendistribusikan, dan menggandakannya tanpa membayar lisensi. Selain itu Android telah disediakan aplikasi berbayar maupun gratis oleh pengembang Android sehingga memudahkan pengguna. Saat ini sudah banyak aplikasi yang disediakan melalui Play Store dan pengguna tinggal mengunduh dan menginstall ke dalam smartphone.11

9

Tim EMS, Pemrograman Android dalam Sehari, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h. 1.

10

Ibid., h. 1.

11

Gian Dwi Oktiana, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android dalam Bentuk Buku Saku Digital untuk Mata Pelajaran Akutansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar SiklusAkutansi Perusahaan Jasa Di Kelas XI MAN 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”,


(18)

Kenyataan ini memunculkan kebutuhan untuk mengembangkan suatu program/aplikasismartphone yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar fisika, sehingga siswa dapat menggunakan aplikasi tersebut sebagai sumber belajar fisika dimanapun dan kapanpun.Oleh karena itu, melalui tugas akhir ini peneliti termotivasi untuk mengembangkan aplikasi pembelajaran fisika padasmartphone

Android pada konsep dinamika Newton untuk Siswa SMA/MA. Pembelajaran melalui media smartphone akan lebih praktis dilakukan dimana saja dan kapan saja sehingga dapat membuat siswalebih mudah dalam belajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat ditemukan berbagai macam masalah pembelajaran yang terjadi antara lain:

1. Metode pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan kebosanan dan kejenuhan, sehingga menurunkan minat belajar fisika

2. Siswa cenderung menghafal rumus-rumus tanpa memahami konsep dasar dinamika Newton.

3. Masih banyak siswa yang menggunakan smartphone untuk hal-hal yang kurang mendukung dalam pembelajaran.

4. Minimnya media pembelajaran yang bermutu dan menarik ketika siswa belajar mandiri tanpa tatap muka dengan guru di dalam kelas.

5. Minimnya konten-konten pembelajaran fisika di Android yang bisa diakses secara luas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalahdi atas, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Materi fisika dalam aplikasi smartphone hanya pada dinamika Newton. 2. Aplikasi m-learning hanya sebatas teks, gambar, animasi dan alat evaluasi

untuk mengukur hasil belajar siswa

3. Aplikasi m-learning hanya pada smartphone dengan sistem operasi Android. Skripsi pada sekolah Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015, h. 5 – 6, tidak dipublikasikan.


(19)

4. Jenjang kognitif pada hasil belajar yang diukur sebatas pada C1 (Menjelaskan), C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasikan), dan C4 (Menganalisis).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaranm-learning Android pada

konsep dinamika Newton untuk siswa kelas X SMA/MA ?

2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran m-learning Android pada konsep dinamika Newton untuk siswa kelas X SMA/MA sehingga layak digunakan dalam pembelajaran fisika ?

3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan mobile learning pada konsep dinamika Newton ?

E. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan media pembelajaran m-learning Android sebagai berikut:

1. Mengembangkan aplikasi pembelajaran fisika smartphone Android pada pokok bahasan dinamika Newton.

2. Mengetahui kualitas aplikasi mobile learning fisikasmartphone Android pada pokok bahasan dinamika Newton.

3. Mengetahui respon siswa setelah menggunakan mobile learning pada konsep dinamika Newton

4. Mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan aplikasi mobile learningpada konsep dinamika Newton.


(20)

F. Manfaat Pengembangan

Pada penelitian pengembangan media pembelajaran m-learning Android diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu:

1. Sarana belajar fisika dengan media pembelajaran yang bermutu dan menarik, selain pembelajaran tatap muka di kelas.

2. Alternatif media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran fisika di kelas.Membantu guru dalam menjadikan pembelajaran fisika menjadi lebih menarik.

3. Hasil pengembangan media pembelajaran m-learning diharapkan mampu menjadi media pembelajaran mandiri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

4. Motivasi bagi seorang calon guru profesional yang mampu mengembangkan media pembelajaran berbasis teknologi informasi, sehingga menjadi calon guru yang kreatif, inovatif, dan inspiratif.


(21)

8 BAB II

KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Hakikat Media PembelajaranMobile Learning a. Media Pembelajaran

Media bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.1Pendapat dari Ahmad Rohani, “media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses mengajar)”2.

Menurut Kokom, “pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan effisien.”3Menurut Dewi, “pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya.”4

Jadi, media pembelajaran yaitu perantara atau pengantar sumber pesan pembelajaran kepada penerima pesan untuk mempermudah dalam penyampaian informasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1

Sharoon E. Smaldino dkk., Intructional Technology and Media for Learning, diterjemahkan oleh Arif Rahman dengan judul Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar

(Jakarta: KENCANA, 2011), h.7.

2

Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1997), h.3.

3

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), h. 3

4

Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: KENCANA, 2007), h. 4.


(22)

b. Fungsi dan manfaat Penggunaan Media Pembelajaran Menurut Wina, media pembelajaran memiliki fungsi yaitu:5 1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. 2) Memanipulasi keadaan, Peristiwa, atau Objek tertentu. 3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

Menurut Pupuh, media pembelajaran memiliki fungsi yaitu:6 1) Menarik perhatian siswa,

2) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, 3) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk

kata-kata tertulis atau lisan), 4) Mengatasi keterbatasan ruang,

5) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.

c. Klasifikasi dan macam-macam media pembelajaran Menurut Rudy Brets, klasifikasi media, yaitu:7

1) Media audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv; 2) Media audiovisual diam, seperti: film rangkai suara.

3) Media semigerak, seperti: tulisan jauh bersuara. 4) Media visual bergerak, seperti: film bisu.

5) Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu. 6) Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.

7) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Menurut Pupuh, “Macam-macam media dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif, media visual, dan media audiovisual.”8

d. M-Learning

Mobile Learning didefinisikan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan perangkat tanpa kabel seperti handphone, personal digital

5

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: KENCANA,

2008), h. 207 – 210.

6

Pupuh Fathurrohman & Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 67.

7

Wina Sanjaya, op.cit., h. 212.

8


(23)

assistants (PDAs), atau laptop.9Mobile learning involves the use of mobile technology, either alone or in combination with other information and communication technology (ICT), to enable learning anytime and anywhere.10 M-Learning adalah salah satu alternatif bahwa layanan pembelajaran harus dilaksanakan di mana pun dan kapan pun.11

Pemikiran dalam pengembangan mobile learning ini didasari oleh alasan-alasan pokok, yaitu:

1) Dapat digunakan kapan pun dan di mana pun (dalam jaringan/luar jaringan). 2) Cakupan luas, dapat menggunakan jaringan seluler komersial (GSM, GPRS,

CDMA) tanpa harus membangun sendiri, karena jaringan telah tersedia di mana-mana.

3) Integrasi dengan sistem yang ada khususnya mampu: integrasi dengan e-learning, integrasi dengan sistem penyelenggara pendidikan (Sistem Informasi Akademik), integrasi dengan sistem lainnya, instant messaging. e. Klasifikasi M-Learning

Untuk mampu memanfaatkan keberadaan mobile learning ini, klasifikasi

M-Learning, yaitu berdasarkan:12 1) Jenis perangkat yang digunakan.

2) Teknologi komunikasi nirkabel yang digunakan. 3) Tipe informasi yang dapat di akses.

4) Tipe pengaksesan (online/offline). 5) Lokasi.

6) Tipe komunikasi.

7) Dukungan standar M-Learning.

9

Claire O’Maley, Guidelines for Learning/Teaching/Tutoring in a Mobile Environment, JurnalMOBIlearn, 2005, UoN,UoB,OU/WP4/D4.1/1.2. h.7.

10

Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.15.

11

Ibid.,h.15.

12


(24)

2. HakikatAndroid

a. Sistem Operasi Android

Menurut Bambang, “Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara pemakai komputer dan perangkat keras komputer”.13 Menurut Kusnadi, “Sistem operasi merupakan perangkat lunak yang dibuat untuk mempermudah pengguna atau program aplikasi dalam mengakses sumber daya komputer atau mobile device.”14

Menurut Tim EMS, “Android merupakan sebuah software yang digunakan pada perangkat mobile yang mencangkup sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang dirilis oleh Google.”15 Pendapat lain Nazruddin, “Android adalah sebuah sistem operasi untuk mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi,

middleware dan aplikasi.”16

Jadi, Sistem operasi Android adalah sistem operasi yang banyak digunakan pada ponsel pintar (smartphone). Fungsinya sama seperti sistem operasi Symbian di Nokia, iOS di Apple dan BlackBerry OS.

b. Perangkat mobile

Hingga saat ini, terdapat beberapa versi dari sistem operasi Android, antara lain:

a. Android Versi 1.0 – 1.1

Pada 9 Maret 2009, Google merilis Android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam, alarm, voice search

(pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.17 b. Android versi 1.2 – 1.5 (Cupcake)

13

Bambang Hariyanto, Sistem Operasi, (Bandung: Informatika Bandung, 2009), Cet. 4, h. 1.

14

Kusnadi, dkk, Sistem Operasi, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008), h. v

15

Tim EMS, Pemrograman Android dalam Sehari, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h. 1.

16

Nazruddin Safaat H., Android: Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis AndroidRevisi Kedua, (Bandung: Informatika Bandung, 2015), h. 1.

17


(25)

Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis seluler dengan menggunakan Android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake).Gambar 2.1 mengilustrasikan Android versi 1.2 – 1.5 (Cupcake).

Gambar 2.1Cupcake (Android versi 1.2 – 1.5) sumber: http://www.aan.my.id

Terdapat beberapa pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengupload video ke Youtube dan gambar ke Picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.18

c. Android versi 1.6 (Donut)

Donut (versi 1.6) dirilis pada September 2009 dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, Gambar 2.2 mengilustrasikan Android versi 1.6 (Donut).

Gambar 2.2Donut (Android versi 1.6) sumber: http://www.aan.my.id

18


(26)

penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus; kamera, camcorder dan galeri yang diintegrasikan, CDMA/EVDO, 802.1X, VPN, Gestures, dan Text-to-speech engine, kemampuan dial ponsel, pengadaan resolusi VWGA.19

d. Android Versi 2.0 – 2.1 (Eclair)

Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel Android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware,Gambar 2.3 mengilustrasikan Android versi 2.0 – 2.1 (Eclair).

Gambar 2.3Eclair(Android versi 2.0 – 2.1) http://www.aan.my.id

Peningkatan Google Maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser baru dan dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital Zoom, dan Bluetooth 2.1.20

e. Android Versi 2.2 – 2.2.3 (Froyo: Frozen Yoghurt)

Pada bulan mei 2010 Android versi 2.2 Rev 1 diluncurkan.Gambar 2.4 mengilustrasikan Android versi 2.2 – 2.2.3 (Froyo: Frozen Yoghurt).

19

Ibid., h. 11.

20


(27)

Gambar 2.4Froyo (Android versi 2.2 – 2.2.3) sumber: http://www.aan.my.id

Fitur yang tersedia di Android versi ini sudah kompleks diantaranya adalah: (1) Kerangka aplikasi memungkinkan pengguna dan penghapusan komponen yang tersedia, (2) Dalvik Virtual Meachine dioptimalkan untuk perangkat mobile, (3) Grafik: grafik di 2D dan grafis 3D berdasarkan libraries OpenGL, (4) SQLite: untuk penyimpanan data, (5)Mendukung media: audio, video dan berbagai format gambar (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF), (6) GSM, Bluetooth, EDGE, 3G, dan WiFi (hardware independent), (7) Kamera, global Positioning System (GPS), kompas, dan accelerometer

(tergantung hardware)21

f. Android versi 2.3 – 2.4 (Gingerbeard)

Android versi 2.3 diluncurkan pada desember 2010, hal-hal yang direvisi dari versi sebelumnya adalah kemampuan seperti berikut: (1) SIP-based VoIP, (2)

Near Field Communications (NFC), (3) Gyroscope dan sensor, (4) Multiple cameras support, (5) Mixable audio effects, (6) Download manager.22Gambar 2.5 mengilustrasikan Android versi 2.3 – 2.4 (Gingerbeard).

21

Ibid., h. 11.

22


(28)

Gambar 2.5Gingerbeard (Android versi 2.3 – 2.4) sumber: http://www.aan.my.id

g. Android versi 3.0 – 3.2 (HoneyComb)

Nama Honeycomb diambil dari nama sereal manis yang terbuat dari jagung dengan rasa madu yang berbentuk sarang lebah, makanan ini yang populer sejak tahun 1965. Gambar 2.3 mengilustrasikan Android versi 2.0 – 2.1 (Eclair).

Gambar 2.6Honeycomb (Android versi 3.0 – 3.2) sumber: http://www.aan.my.id

Gambar 2.6 mengilustrasikan Android versi 3.0 – 3.2 (Honeycomb). Untuk versi ini merupakan versi yang ditujukan untuk gadget tablet. Android Honeycomb rilis pada februari 2011, kemudian upgrade ke versi 3.1 dan 3.2.23 h. Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich)

Android Ice Cream Sandwich atau biasa dikenal dengan nama Android 4.0 ICS adalah versi terbaru Android yang sangat mendukung baik untuk smartphone, tablet, dan lainnya. Gambar 2.7 mengilustrasikan Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich).

23


(29)

Gambar 2.7Ice Cream Sandwich (Android versi 4.0) sumber: http://www.aan.my.id

Android ini rilis pada 19 Oktober 2011. Fitur baru dalam Android ini adalah perubahan interface dari Android sebelumnya, antara lain pengoptimalan multitasking, versi layar beranda yang bisa disesuaikan dan interaktivitas mendalam serta cara baru yang ampuh untuk berkomunikasi dan berbagi konten. i. Android versi 4.1 – 4.3 (Jelly Bean)

Android 4.1 Jelly Bean secara resmi dikenal ke publik sekitar Oktober 2012.

Versi ini yang tercepat dan terhalus dari semua versi Android. Gambar 2.8 mengilustrasikan Android versi 4.1 – 4.3 (Jelly Bean).

Gambar 2.8Jelly Bean (Android versi 4.1 – 4.3) sumber: http://www.aan.my.id

Android 4.2 Jelly Bean juga menawarkan peningkatan kecepatan dan kemudahan Android 4.1 serta mencakup semua fitur baru seperti Photo Sphere dan desain baru aplikasi kamera, keyboard Gesture Typing, Google Now, dan lainnya.24

24


(30)

j. Android versi 4.4 (Kitkat)

Pada Oktober 2013 Google merilis Kitkat sebagai generasi android berikutnya. Android versi ini memiliki banyak fitur & semakin memanjakan para pengguna Android. Gambar 2.9 mengilustrasikan Android versi 4.4 (Kitkat).

Gambar 2.9Kitkat (Android versi 4.4) sumber: http://www.aan.my.id

Diantaranya: Immersive mode, Akses kontak langsung dari aplikasi telepon, google now launcher, dan pastinya memiliki interface UI yang baru.25 k. Android versi 5.0 (Lollipop)

Android 5.0 merupakan versi paling baru dari sistem operasi Android, Android 5.0 sendiri dianggap membawa update yang fantastis, banyak perubahan yang disertakan Google di dalamnya.26Gambar 2.10 mengilustrasikan Android versi 5.0 (Lollipop).

Gambar 2.10Lollipop (Android versi 5.0) sumber: http://www.aan.my.id

25

Ibid., h. 1.

26


(31)

c. Fitur Android

Tim EMS mengemukakan fitur Android sebagai berikut:27

1. Sebagai seorang pengembang mempunyai peluang untuk mengembangkan aplikasi yang nantinya akan prospek ke depan di dunia industri.

2. Dengan berbagai API yang telah tersedia secara lengkap dan siap pakai, menjadikan proses develop aplikasi berbasis Android akan lebih mudah. Tempat dan waktu menjual aplikasi tersebut juga jelas dan mudah. Google sudah menyediakan Android Market yang sekarang berubah menjadi Google Play yang bisa mengomersilkan produk secara global.

3. Platform Terbuka, Artinya Android tidak terikat dengan manufaktur hardware tertentu atau vendor tertentu saja. Sehingga semua vendor dapat mengunduh, memodifikasi, dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan keinginan. Alhasil semakin banyak perangkat yang mendukung Android, maka semakin populer sistem operasi ini.

4. Android dapat berjalan pada ukuran dan resolusi layar yang berbeda, dari mulai perangkat kecil 4 inchi atau bahkan kurang, hingga tablet 7 atau 10 inchi.

d. Kelebihan dan Kelemahan Android:

Berikut kelebihan dan kelemahan Android menurut Tim EMS:28 1) Kelebihan:

a) Multitasking, artinya Android bisa menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan. Seperti ber-facebook-an sambil WhatsApp-an dan BBM-an. Plus sambil menerima telepon dari teman.

b) Terdapat notifikasi ketika ada panggilan/sms, ketika ada SMS dan email yang masuk, akan terdapat notifikasi pada home screen di layar ponsel diikuti dengan indikator yang berkedip-kedip, atau bunyi-bunyian, sehingga tidak akan ketinggalan ketika ada pesan sms/email yang masuk.

27

Tim EMS., op.cit., h. 6 – 7.

28


(32)

c) Dukungan ribuan aplikasi terpercaya melalui situs Google Play, Google menyediakan situs Google Play (Android Market) bagi para pengguna Android untuk mendapatkan berbagai aplikasi yang diperlukan.

d) Penggunaan widget pada home screen, sehingga akan memudahkan dan mempercepat pengguna ketika membuka aplikasi.

2) Kelemahan:

a) Boros pada penggunaan baterai, Hal ini karena banyaknya fitur Android, seperti 3G, Maps, Lattitude, GPS, Gmail, dan seterusnya.

b) Sentralisasi Google, Karena Android merupakan produk open source dari Google, maka aplikasib yang berjalan pada Android kebanyakan menyatu dengan layanan Google

c) Tidak mendukung penggunaan J2ME, hal ini berakibat pada seorang programmer Java harus belajar dari awal lagi. Bagi pengguna, aplikasi yang disukai tidak akan dapat berjalan pada Android. Disebabkan Android hanya menggunakan bahasanya saja, sedangkan library dan user interface-nya berbeda dengan yang ada di J2ME.

d) Security yang masih tergolong rendah, banyaknya malware yang menyerang aplikasi. Sehingga beberapa produsen Antivirus menyediakan aplikasi antivirus mereka dalam versi Android, seperti AVG, Lookout, Security, Super Security dan SmartGuard Security.

e. Software Pengembangan

Software yang dibutuhkan dalam membuat atau membangun sebuah aplikasi adalah:29

1. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java Android, Java perlu diinstal ke dalam komputer/laptop untuk bekerja membangun sebuah aplikasi. Gambar 2.11 merupakan software java

29

Nazruddin Safaat H., Aplikasi Berbasis Android: Berbagai Implementasi dan Pengembangan Aplikasi Mobile Berbasis Android, (Bandung: Informatika Bandung, 2015), h.58.


(33)

Gambar 2.11Software Java

2. Selanjutnya yang perlu diinstalasi adalah Android SDK, API dalam mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pembrograman java. Gambar 2.12 merupakan kumpulan Android SDK

Gambar 2.12Android SDK

3. Eclipse sebagai IDE (Integrated Development Environment) yang merupakan tempat kita membuat emulator device Android yaitu dimana membuat coding project android, kemudian hasil pemrograman akan ditampilkan dan di ujicoba. Gambar 2.13 merupakan salah satu software pengembangan aplikasi Android


(34)

Gambar 2.13Eclipse Kepler

4. Instalasi ADT atau plugins eclipse, dengan plugins yang membuat eclipse dapat membuat project yang berbasis Android.

3. Dinamika Newton

“Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya.”30

“Gaya adalah ukuran kuantitatif dari interaksi antara dua benda. Pada saat beberapa gaya bekerja pada sebuah benda, pengaruh dari geraknya adalah sama dengan ketika sebuah gaya tunggal, yang sama dengan jumlah vektor (resultan) dari gaya-gaya, bekerja pada sebuah benda.”31

Gaya berat adalah gaya tarik gravitasi yang dilakukan oleh objekdan arahnya ke pusat bumi.32

Gaya Normal adalah gaya kontak yang ditimbulkan oleh alas bidang dimana objke ditempatkan, dan tegak lurus terhadap bidang itu.33

30

Ahmad Zaelani, dkk., 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisikauntuk SMA/MA Cetakan Keenam (Bandung: Yramada Widya, 2009), h. 75.

31

Hugh D. Young Freedman, University Physics Tenth Edition diterjemahkan oleh Endang Juliastuti dengan judul Fisika Universitas, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 114.

32

Ahmad Zaelani, dkk.,Op.cit, h. X

33


(35)

Gambar 2.14Peta Konsep dinamika partikel a. Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak

1) Hukum I Newton

“Ketika tidak ada gaya yang bekerja pada sebuah benda, atau ketika jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja padanya (gaya total) adalah nol, maka benda berada dalam kesetimbangan. Jika benda pada awalnya diam, benda tersebut akan tetap diam; jika keadaan awalnya bergerak, gerakannya akan diteruskan dengan kecepatan tetap. Hukum ini berlaku hanya dalam kerangka acuan inersia”34

Hukum I Newton disebut juga Hukum Kelembaman (Inersia), yaitu sifat kecenderungan untuk mempertahankan keadaan suatu objek.35

Hukum I Newton dirumuskan sebagai berikut: ∑ = 0 dan ∑ = 0

34

Hugh D. Young Freedman, University Physics Tenth Edition diterjemahkan oleh Endang Juliastuti dengan judul Fisika Universitas Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 114.

35

Ahmad Zaelani, dkk.,op.cit., h. 76.

DINAMIKA

Hukum I Newton: ∑F = 0

Hukum II Newton ∑F =∑m.a Hukum III Newton

Aksi = -Reaksi

Gaya Berat

Gaya Gesekan Hukum-hukum

Newton Tentang Gerak

Gaya

Gaya Gesekan Kinetis Gaya Gesekan

Statis

Gaya Normal

jenisnya

jenisnya mempelajari

Terbagi menjadi


(36)

2) Hukum II Newton

“Percepatan dari sebuah benda berdasarkan aksi yang diberikan oleh kumpulan gaya adalah berbanding lurus dengan jumlah vektor gaya-gaya (gaya total) dan berbanding terbalik dengan massa benda”36

Hukum II Newton dirumuskan sebagai berikut:

= ∑ ↔ ∑ = .

Keterangan: ∑ = resultan gaya yang bekerja pada objek (N) a = percepatan objek (m.s-2)

m = massa objek (kg) 3) Hukum II Newton

Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa “aksi sama dengan reaksi”; pada saat dua benda berinteraksi, gaya yang bekerja pada benda satu terhadap yang lainnya besarnya sama dan arahnya berlawanan.37

Hukum III Newton dirumuskan sebagai berikut:

= −

Tanda (-) menunjukkan kedua gaya berlawanan arah b. Penerapan Hukum Newton

1) Objek digantung Dengan Tali dan Digerakkan38 a) Digerakkan ke atas dengan percepatan a, maka:

(1)Gaya yang searah dengan arah gerak benda positif (2)Berlawanan dengan arah gerak benda negatif

∑ =

− =

= +

b) Digerakkan ke bawah dengan percepatan a, maka:

∑ =

− = = −

36Hugh D. Young Freedman.loc.cit. 37

Hugh D. Young Freedman.loc.cit.

38

Ahmad Zaelani, dkk., op.cit., h. 78– 79.

- a

-w

T

a

-w T


(37)

2) Objek yang Berada Dalam Lift39

a) Lift dalam keadaan diam/bergerak dengan kecepatan tetap

∑ = 0

− = 0

= b) Lift dipercepat ke atas

∑ =

− =

= +

c) Lift dipercepat ke bawah ∑ =

− =

= −

3) Objek Digantungkan Dengan Seutas Tali Melalui Katrol40 Massa tali dan massa katrol tidak diperhitungkan.

Bila w2> w1 maka: a) Tinjau benda 1

∑ =

− =

= + ………(1)

b) Tinjau benda 2

∑ =

− =

= − ………...(2)

 Gabungkan persamaan T1 = T2 (katrol tidak bermassa) m1.a + w1 = w2 – m2.a

m1.a + m2.a = w2 – w1

39

Ahmad Zaelani, dkk., op.cit., h. 78– 79.

40

Ahmad Zaelani, dkk., op.cit., h. 78– 79.

T1

a

T2 T2 a

w1 w2

T1

Gambar 2.17Dua buah benda digantungkan dengan seutas tali melalui katrol


(38)

(m1+m2).a = w2 – w1

= −

+

4) Dua Objek Bergandengan pada Lantai Licin41

∑ = .

− − = ( + )

Karena F12 dan F21 pasangan aksi-reaksi, maka:

= ( + )

B. Teori- Teori Pengembangan

1. Research and Development (Penelitian dan Pengembangan)

Menurut Punaji, pengertian penelitian pengembangan (research and

development: R&D) adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.42 Pengembangan dapat berupa proses, produk, dan rancangan.43Menurut Seel & Richey dalam buku Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, penelitian pengembangan didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk merancang, mengembangkan dan mengevaluasi program-program, proses, dan hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal.44

2. Model-Model Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan ada beberapa model, yaitu: a. Model Konseptual

Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memberikan atau menjelaskan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan dan keterkaitan antarkomponennya. Model konseptual lebih bersifat kontruktivistik,

41

Ahmad Zaelani, dkk., op.cit., h. 78– 79.

42

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan Edisi Ketiga,

(Jakarta: KENCANA, 2013), h. 222.

43

Ibid., h. 223.

44

Ibid., h. 223.

m2

m1

F

F21

F12

Gambar 2.18Dua objek bergandengan pada lantai licin


(39)

artinya urutan bersifat terbuka, berulang atau rekursif dan fleksibel. Model ini dijumpai pada model rancangan R2D2 (Willis, 1995).45

Gambar 2.1 Hubungan antar konseptual dengan kurikulum46 b. Model Prosedural

Model prosedural adalah model deskriptif yang menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Model prosedural biasanya berupa urutan langkah-langkah, yang diikuti secara bertahap dari langkah awal hingga langkah akhir. Model prosedural biasa dijumpai dalam model rancangan sistem pembelajaran. Model-model yang dikenal yaitu model Kaufman, model Kemp, IDI, ADDIE, Dick & Carey dan sebagainya.47

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran fisika di sekolah seharusnya berjalan secara optimal, tetapi praktek di lapangan berbeda dengan yang diharapkan. Hasil belajar siswa masih rendah, hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang masih jauh dari KKM. Salah satu faktor penyebab hasil belajar siswa rendah adalah minimnya media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran mampu membantu siswa memahami konsep-konsep fisika. Faktor lain yang menjadi penyebab hasil belajar siswa rendah adalah siswa kurang merespon materi yang diberikan guru.Siswa lebih

45

Ibid., h. 229

46

Ibid., h. 229

47

Ibid., h. 230

PROSES M ATERI

M ETODE EVALUASI


(40)

banyak diam dalam merespon informasi mengenai materi pembelajaran selama proses kegiatan belajar mengajar. Siswa sibuk dengan aktifitasnya sendiri, sibuk dengan gadget yang dimiliki siswa hanya untuk sebatas hiburan seperti SMS, telepon, chatting, musik, dll.

Masalah dalam pembelajaran fisika tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan smartphone untuk sarana belajar siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini memberikan pengalaman baru kepada siswa,memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari kembali materi yang kurang dikuasai dimanapun dan kapanpun, aplikasi mobile learning ini menghadirkan alat evaluasi sejauh mana siswa memahami konsep dinamika dan bank-bank soal yang disediakan sebagai latihan agar siswa mampu memahami aplikasi penerapan hukum Newton tentang gerak. Hal ini dapat memberikan pengalaman yang berbeda dalam proses pembelajaran bagi siswa.. Hasil belajar siswa pada konsep dinamika Newton masih rendah dan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Diharapkan dengan kehadiran mobile learning memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, khususnya pada konsep dinamika Newton. Alur kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini:

Gambar 2.4. Kerangka Pikir

Hasil Belajar Siswa Rendah

Siswa Sibuk dengan penggunaan gadget di lingkungan sekolah

Aplikasi mobile learning sebagai sumber belajar siswa di kelas maupun

di luar kelas

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Minat siswa belajar fisika semakin baik


(41)

D. Hasil Penelitian Relevan

1. Luqman Arumanadi (2014)Pengembangan Aplikasi Pocket Book of Physics (PBOP) Sebagai Media Pembelajaran Fisika SMA Kelas XI untuk Platform Android. Hasil penelitian disebutkan bahwa pada hasil kelayakan diperoleh 90,93% untuk ahli media, 76,47% untuk ahli materi, 77,73% menurut 30 responden siswa.48

2. Gian Dwi Oktiana (2015) dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android dalam Bentuk Buku Saku Digital untuk Mata Pelajaran Akutansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akutansi Perusahaan Jasa Di Kelas XI MAN 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”. Hasil penelitian disebutkan bahwa pada hasil kelayakan buku saku digital mendapatkan penilaian (95,37%) dari ahli materi, (90,21%) dari ahli media dan (99,19%) dari praktisi pembelajaran (Guru) dengan kriteria “Sangat Layak” digunakan dalam pembelajaran.49

3. Rizki Agung Sambodo (2014) dalam penelitan yang berjudul, “Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning (m-Learning) Berbasis Android untuk Siswa kelas XI SMA/MA ” Hasil penelitian disebutkan bahwa uji kelayakan diperoleh 98,46% untuk ahli media, 78,46% untuk ahli materi, 90,38% untuk praktisi lapangan, dan 79,71% untuk sasaran pengguna.50

4. Rohmi Julia Purbasari (2013) dalam penelitian yang berjudul, “Pengembangan Aplikasi Android Sebagai Media Pembelajaran Matematika pada Materi Dimensi Tiga Untuk Siswa SMA Kelas X”. Hasil penelitian disebutkan bahwa uji kelayakan diperoleh 96,43% untuk ahli media, 89,28%

48

Luqman Arumanadi, Pengembangan Aplikasi Pocket Book of Physics (PBOP) Sebagai Media Pembelajaran Fisika SMA Kelas XI untuk Platform Android. Skripsi pada sekolah Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015, h. vii, tidak dipublikasikan.

49

Gian Dwi Oktiana, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android dalam Bentuk Buku Saku Digital untuk Mata Pelajaran Akutansi Kompetensi Dasar Membuat Ikhtisar Siklus Akutansi Perusahaan Jasa Di Kelas XI MAN 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”,

Skripsi pada sekolah Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015, h. vii, tidak dipublikasikan.

50

Rizki Agung Sambodo, ”Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning (m-learning) Berbasis Android untuk Siswa Kelas XI SMA/MA”, Skripsi pada sekolah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015, h. xvii, tidak dipublikasikan.


(42)

untuk ahli materi, 81,52% untuk praktisi lapangan, dan 83,49% untuk sasaran pengguna.51

5. Jody Priyadi (2014) dalam penelitan yang berjudul, “Pengembangan AplikasiMobile Learning Fisika Berbasis Smartphone Android Pada Pokok Bahasan Keteraturan Gerak Planet Sebagai Sarana Untuk Memfasilitasi Kemampuan Analisis Siswa Kelas XI SMA” Hasil penelitian disebutkan bahwa uji kelayakan diperoleh 92,86% untuk ahli media, 93,75% untuk ahli materi, 91,07% untuk praktisi lapangan, dan 80,11% untuk sasaran pengguna.52

E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan

Spesifikasi produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah:

1. Aplikasi mobile learning berbasis Android pada materi dinamika Newton untuk siswa kelas X SMA/MA.

2. Aplikasi mobile learning memuat konten materi dalam bentuk teks, gambar serta dilengkapi dengan test evaluasi.

3. Aplikasi diinstal pada smartphone yang berbasis Android. 4. Versi Android pada smartphone minimal 2.2 (Froyo).

51

Rohmi Julia Purbasari, “Pengembangan Aplikasi Android Sebagai Media Pembelajaran Matematika pada Materi Dimensi Tiga Untuk Siswa SMA Kelas X”, Skripsi pada sekolah Universitas Malang, Malang, 2013, h. 9, tidak dipublikasikan.

52

Jody Prariyadi, “Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Fisika Berbasis Smartphone Android Pada Pokok Bahasan Keteraturan Gerak Planet Sebagai Sarana untuk Memfasilitasi Kemampuan Analisis Siswa Kelas XI SMA”, Skripsi pada sekolah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014, h. xv, tidak dipublikasikan.


(43)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (RnD). Dalam pengembangan media pembelajaranmobile learning dapat mengikuti langkah-langkah Model Prosedural menurut Punaji Setyosari. Dengan demikian dihasilkan produk media pembelajaranmobile learningpada smartphone Android untuk siswa kelas X SMA/MA konsep dinamika Newton.

B. Prosedur Pengembangan

Pengembangan media pembelajaran berbasissmartphone Androidberbasis Android ini mengacu pada modelprosedural. Prosedur pengembangan media dapat mengikuti langkah sebagai berikut:1

1. Melakukan suatu analisis kebutuhan

2. Merumuskan tujuan khusus, yaitu tujuan yang ingin dicapai terkait dengan produksi tersebut

3. Mengembangkan bahan atau materi, yaitu bahan yang terkait dengan media yang akan dikembangkan

4. Mengembangkan instrumen atau alat ukur, yaitu instrumen untuk mengukur atau menentukan tingkat kelayakan media yang akan dipakai.

5. Mengembangkan dan menyusun naskah media, yaitu naskah media yang akan diproduksi.

6. Melakukan uji coba, yaitu uji coba terhadap media yang telah diproduksi berdasarkan naskah yang telah dikembangkan.

7. Melakukan revisi, setelah pengembang melakukan serangkaian uji coba atau evaluasi formatif maka akan diperoleh informasi apakah media perlu dilakukan perbaikan atau tidak

1

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, (Jakarta: KENCANA, 2013), h. 235.


(44)

8. Produksi, yaitu tahap akhir yang ditempuh oleh pengembang untuk memproduksi media yang telah memperoleh masukan dari hasil uji coba tersebut.

Gambar 3.1Model Prosedural Pengembangan Media2 C. Desain Uji Coba

Uji coba produk bagian penting dalam penelitian pengembangan. Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak.Terdapat tiga tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan uji coba produk ini, yaitu:

1. Uji ahli atau validasi produk, dilakukan dengan responden para ahli media dan ahli materi. Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk media, memberikan masukan untuk perbaikan serta memvalidasi produk sebagai media yang siap digunakan.

2. Uji coba praktisi lapangan, pada tahap ini produk diuji oleh guru mata pelajaran fisika. Tujuan uji coba tahap ini adalah untuk melihat kesalahan-kesalahan kecil yang luput dari pengamatan ahli media dan materi sehingga dapat dilakukan perbaikan jika memang diperlukan sebelum uji coba kepada sasaran pengguna produk

2

Ibid., h.235.

Analisis Kebutuhan

Perumusan Tujuan

Pengembangan Materi/Bahan

Pengembangan Alat Ukur

Penulisan Naskah Media

Uji Coba Produk

Produksi Revisi


(45)

3. Uji coba lapangan, yaitu uji coba dengan melibatkan 15 – 30 subjek pengguna

smartphone android dalam lingkup SMA. D. Subjek Uji Coba

Subjek pelaku dalam penelitian ini adalah peneliti sekaligus pengembang media. Subjek ahli media dan ahli materi adalah dosen di FITK UIN Syarif Hidayatullah dan guru bidang studi fisika yang bertindak sebagai ahli materi dan ahli media. Subjek uji coba produk atau sasaran pengguna media adalah siswa kelas X siswa SMA Negeri 1 Pedes tahun ajaran 2015/2016 yang menggunakan

smartphone ataupun tablet PC berbasis Android. E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data dari penelitian yang dilakukan. Ada beberapa instrumen yang digunakan penelitian ini, diantaranya: 1. Instrumen Studi Lapangan

Pada tahap analisis dibutuhkan instrumen terhadap keadaan di lapangan baik itu kebutuhan ataupun permasalahan yang terjadi. Instrumen yang digunakan di lapangan dalah berupa wawancara terstruktur dan angket survei.

2. Instrumen Penilaian Media oleh Reviewer

a) Penilaian Media oleh Ahli

Instrumen yang digunakan untuk mengungkapkan data dalam penelitian ini adalah berupa angket dengan rating scale yang dibagikan kepada ahli media, ahli materi, guru, dan siswa sebagai bahan mengevaluasi media pembelajaran yang dikembangkan. Kriteria penilaian media ditinjau dari beberapa aspek, berikut kisi-kisi angket ahli materi:3

3

Rizki Agung Sambodo, “Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning (m-learning) Berbasis Android untuk Siswa Kelas XI SMA/MA”, Skripsi pada sekolah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015, h. 128, tidak dipublikasikan.


(46)

Tabel 3.1Kisi-kisi Penilaian Media Pembelajaran oleh Ahli Materi

Indikator Jml

Aspek Kurikulum

1. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan SK dan KD 1 2. Pemilihan tujuan dan indikator pembelajaran memudahkan siswa

memahami materi

1

3. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran 1

4. Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan 1 Aspek Penyajian Materi

5. Kesesuaian konsep yang dijabarkan dengan konsep yang dikemukakan oleh ahli fisika

1

6. Materi terorganisasi dengan baik 1

7. Kesesuaian dengan perkembangan kognitif siswa 1 8. Kaitan antar materi dengan kehidupan sehari-hari 1

Aspek Evaluasi

9. Kesesuaian evaluasi dengan materi dan tujuan pembelajaran 1 10. Kesesuaian bentuk evaluasi dengan konsep yang disajikan 1

11. Tingkat kesulitan soal 1

12. Variasi Soal 1

Aspek Kebahasaan

13. Penggunaan bahasa yang komunikatif 1

14. Ketepatan penggunaan istilah 1

15. Kesesuaian penggunaan bahasa dengan tingkat perkembangan siswa 1

16. Kalimat mudah dipahami 1

(Adaptasi dari Rizki Agung Sambodo, 2014)

Kriteria penilaian media ditinjau dari beberapa aspek, berikut Tabel 3.2 kisi-kisi angket penilaian ahli media:

Tabel 3.2Kisi-kisi Penilaian Media Pembelajaran oleh Ahli Media

Indikator Jml

Aspek Tampilan

17. Icon/tombol memudahkan penggunaan dalam menggunakan media 1 18. Penyajian tampilan awal memudahkan penentuan kegiatan

selanjutnya

1

19. Tata letak dan layout halaman 1

20. Kesesuaian pemilihan warna, jenis huruf, ukuran huruf, dan warna huruf

1 21. Kesesuaian penggunaan proporsi gambar yang disajikan dengan

tampilan media

1 Aspek Perangkat Lunak

22. Kemudahan dan kesederhanaan dalam pengoperasian 1 23. Kemudahan dalam pencarian konten (materi, latihan, dll) 1 24. Antarmuka/interface memiliki tata letak yang baik 1


(47)

Indikator Jml 25. Desain tampilan sesuai dengan tingkatan pengguna 1 26. Kesesuaian format dan resolusi gambar yang disajikan dengan

tampilan media

1 Aspek Keterlaksanaan

27. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa 1 28. Media bisa digunakan kapan saja dan dimana saja 1 29. Dukungan media bagi kemandirian belajar siswa 1 30. Kemampuan media dalam meningkatkan pemahaman siswa 1 31. Kemampuan media menambah motivasi siswa dalam belajar 1 (Adaptasi dari Rizki Agung Sambodo, 2014)

Kriteria penilaian media ditinjau dari beberapa aspek, berikut Tabel 3.2 kisi-kisi angket penilaian ahli media:

Tabel 3.3Kisi-kisi Penilaian Media Pembelajaran oleh Guru Fisika

Indikator Jm

l Aspek Kurikulum

1. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan SK dan KD 1 2. Pemilihan tujuan dan indikator pembelajaran memudahkan siswa

memahami materi

1

3. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran 1

4. Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan 1 Aspek Penyajian Materi

5. Kesesuaian konsep yang dijabarkan dengan konsep yang dikemukakan oleh ahli fisika

1

6. Materi terorganisasi dengan baik 1

7. Kesesuaian dengan perkembangan kognitif siswa 1 8. Kaitan antar materi dengan kehidupan sehari-hari 1

Aspek Evaluasi

9. Kesesuaian evaluasi dengan materi dan tujuan pembelajaran 1 10. Kesesuaian bentuk evaluasi dengan konsep yang disajikan 1

11. Tingkat kesulitan soal 1

12. Variasi Soal 1

Aspek Kebahasaan

13. Penggunaan bahasa yang komunikatif 1

14. Ketepatan penggunaan istilah 1

15. Kesesuaian penggunaan bahasa dengan tingkat perkembangan siswa 1

16. Kalimat mudah dipahami 1

Aspek Kualitas Tampilan

17. Icon/tombol memudahkan penggunaan dalam menggunakan media 1 18. Penyajian tampilan awal memudahkan penentuan kegiatan

selanjutnya

1


(48)

Indikator Jm 20.

21. Kesesuaian pemilihan warna, jenis huruf, ukuran huruf, dan warna huruf

1 22. Kesesuaian penggunaan proporsi gambar yang disajikan dengan

tampilan media

1 Aspek Perangkat Lunak

23. Kemudahan dan kesederhanaan dalam pengoperasian 1 24. Kemudahan dalam pencarian konten (materi, latihan, dll) 1 25. Antarmuka/interface memiliki tata letak yang baik 1 26. Desain tampilan sesuai dengan tingkatan pengguna 1 27. Kesesuaian format dan resolusi gambar yang disajikan dengan

tampilan media

1 Aspek Keterlaksanaan

28. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa 1 29. Media bisa digunakan kapan saja dan dimana saja 1 30. Dukungan media bagi kemandirian belajar siswa 1 31. Kemampuan media dalam meningkatkan pemahaman siswa 1 32. Kemampuan media menambah motivasi siswa dalam belajar 1 (Adaptasi dari Rizki Agung Sambodo, 2014)

b) Instrumen penilaian respon siswa

Instrumen penilaian atau respon siswa terhadap media pembelajaran digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari siswa terhadap media. Instrumen menggunakan adalah angket diukur menggunakan skala Likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi para siswa tentang media pembelajaran yang dikembangkan. Kisi-kisi penilaian siswa dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4Kisi-kisi Penilaian Media Pembelajaran oleh Siswa

No Pernyataan Jml

1 Media mobile learning ini memberikan (motivasi) ketertarikan

pada saya untuk belajar 1

2 Saya bisa belajar secara aktif dan mandiri dengan media mobile

learning ini 1

3 Saya bisa belajar sesuai dengan kecepatan dan intensitas belajar

mandiri saya 1

4 Saya lebih senang belajar dengan media mobile learning ini

daripada hanya mendengarkan penjelasan guru 1

5 Materi yang disajikan dapat saya pahami 1

6 Media mobile learning ini saya mendapatkan pengetahuan yang


(49)

No Pernyataan Jml 7 Saya dapat mempelajari materi dengan mudah karena materi

disajikan dengan jelas 1

8 Saya dapat membaca teks dengan mudah karena jenis dan ukuran

huruf yang digunakan tepat 1

9 Saya suka dengan tampilan media ini karena memiliki komposisi

warna yang serasi 1

10 Saya dapat memahami materi dengan bantuan gambar-gambar

yang memiliki kualitas yang baik 1

11 Saya dapat menggunakan tombol dengan mudah 1 12 Saya bisa menggunakan media mobile learning ini untuk belajar

kapan saja dan dimana saja 1

(Adaptasi dari RizkiAgung Sambodo, 2014) c) Instrumen Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa ini diambil untuk mengetahui tingkat keberhasilan media pembelajaran fisika berbasis Android. Data hasil belajar yang akan diambil disini adalah hasil ulangan harian subjek penelitian dengan soal objektif pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban disusun berdasarkan kurikulum 2013. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5Kisi-kisi Instrumen Tes Ulangan Siswa

Konsep Indikator Indikator Soal

C1 C2 C3 C4 Hukum I

Newton

Menjelaskan hukum I Newton √ Memahami hukum I Newton dalam

kehidupan sehari-hari

√ Menjelaskan hukum I Newton √ Menentukan arah vektor gaya-gaya dalam keadaan setimbang (Hukum I Newton)

√ Mengetahui hubungan gaya berat dan gaya

normal

Menganalisis hukum I Newton √

Hukum II Newton

Menjelaskan hukum II newton √ Menentukan nilai percepatan pada objek yang memiliki massa dan gaya yang berbeda-beda

Mengaplikasikan hukum II Newton √

Menganalisis hukum II Newton √

Menganalisis hubungan gaya, massa dan percepatan

√ Hukum Memahami hubungan gaya Normal dengan √


(50)

Konsep Indikator Indikator Soal C1 C2 C3 C4 III

Newton

gaya gesekan Penerapan

hukum Newton

Menentukan nilai percepatan pada dua buah objek dihubungkan dengan tali yang

digantung katrol

√ Menganalisis besaran-besaran gaya yang

bekerja pada objek pada bidang kemiringan tertentu

√ Memformulasikan gaya normal pada objek

berada dalam lift yang bergerak dengan percepatan tetap

Jumlah Soal 3 4 4 4

F. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk menghindari kesalahan program yang dibuat. Pengujian ini dilakukan dengan metode alpha testing dan beta testing. 1. Alpha testing, dilakukan selama koding program. Caranya dengan menguji

logika jalur program, yaitu dengan proses run untuk ditampilkan pada emulator virtual android ADT. Uji coba program juga dilakukan pada

smartphone selainAndroid dengan spesifikasi sebagai berikut a) Smartphone Samsung GT-S5300

b) OS Android: Gingerbeard

c) RAM 512 MB

2. Beta testing, dilakukan untuk mengetahui apakah program yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya. Pengetesan dilakukan pada seluruh modul program yang telah di instal pada beberapa smartphone.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis data instrumen studi lapangan

Analisis dari instrumen studi lapangan dapat dilihat langsung sebagai kebutuhan dari media pembelajaran yang akan dikembangkan karena instrumen tersebut berupa wawancara dan angket survei.


(51)

2. Analisis data instrumen penilaian ahli

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh digunakan sebagai dasar perbaikan media. Langkah analisis data kualitas m-learning yang akan dilaksanakan meliputi:

a) Hasil penilaian oleh reviewer yang berupa huruf dirubah ke dalam angka dengan ketentuan:

Tabel 3.6Aturan Pemberian Skor untuk ahli materi, ahli media, dan guru

Keterangan Skor

SB (Sangat Baik) 5

B (Baik) 4

C (Cukup) 3

K (Kurang) 2

SK (Sangat Kurang) 1

Tabel 3.7Aturan Pemberian Skor Untuk Siswa

Keterangan Skor

SS (Sangat Setuju) 5

S (Setuju) 4

R (Ragu-ragu) 3

TS (Tidak Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Setuju) 1

b) Data yang terkumpul dihitung skor rata-rata setiap kriteria yang dinilai dengan rumus:4

= ∑ Keterangan:

= Rata-rata ∑ = Jumlah tiap data

= Jumlah data

c) Untuk melihat kelayakan media pembelajaran dari hasil data penilaian para ahli, digunakan skala pengukuran rating scale. Riduwan menyatakan bahwa

4

Riduwan, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika Cetakan Kelima, (Bandung: ALFABETA 2013), h.28.


(52)

dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.5

Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data:

Perhitungan rating scale ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

= . 100%

Keterangan:

= Angka Persentase yang dicari = Skor rata-rata (mean) setiap variabel

= Skor ideal setiap variabel

Data penelitian yang bersifat kualitatif seperti komentar dan saran dijadikan dasar dalam merevisi media pembelajaran berbasis android Menentukan kualitas media dengan mengubah data kuantitatif ke kualitatif:6 Tabel Kriteria Penilaian

Skor tertinggi = 5 (Sangat Baik) Skor terendah = 1 (Sangat Kurang) Jumlah kelas = 5 (SK sampai SB) Sehingga:

jaraki nter val( i) = 5−1

5 = 0,80

Tabel 3.8Range dan Kriteria Kualitas Produk

Skor Kriteria

4,20 – 5,00 Sangat Layak/Sangat Baik 3,40 – 4,19 Layak/Baik 2,60 – 3,39 Cukup Layak/Cukup Baik 1,80 – 2,59 Kurang Layak/Kurang baik 1,00 – 1,79 Tidak Layak/Tidak Baik

5

Ibid., h.23.

6


(53)

Tabel 3.9Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk

Skor Kriteria

84% – 100% Sangat Layak/Sangat Baik 68% – 83,9% Layak/Baik 52% – 67,9% Cukup Layak/Cukup Baik 36% – 51,9% Kurang Layak/Kurang Baik ≤ 35,9 % Tidak Layak/Tidak Baik 3. Analisis data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa dianalisis untuk menentukankeunggulan dan kelemahan produk media pembelajaran berdasarkan hasilposttest pada jenjang kognitif seperti C1(Menjelaskan), C2(Memahami), C3(Mengaplikasikan), C4(Menganalisis).


(54)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini diuraikan data yang diperoleh selama penelitian. Data yang dideskripsikan merupakan data angket hasil uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, guru, dan data hasil belajar siswa.

1. Hasil Uji Kelayakan a) Ahli Materi

Aspek dinilai ahli materi terhadap media mobile learningyaitu kurikulum, penyajian materi, evaluasi dan kebahasaan. Berikut disajikan penilaian untuk setiap aspek dinilai ahli materi pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1Hasil Penilaian Mobile Learning Ahli Materi

No Aspek yang dinilai Persentase Skor(%) Kriteria

1 Kurikulum 80,00 Baik

2 Penyajian Materi 90,00 Sangat Baik

3 Evaluasi 80,00 Baik

4 Kebahasaan 80,00 Baik

Rata-rata 82,50 Baik

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa aplikasi media pembelajaran mobile learning memperoleh persentase skor tertinggi pada aspek penyajian materi sebesar 90,00%, dan diikuti dengan aspek kurikulum, evaluasi dan kebahasaan memperoleh persentase yang sama yaitu sebesar 80,00%. Persentase rata-rata perolehan skor aspek secara keseluruhan sebesar 82,50%. Rata-rata perolehan skor tersebut dikonversikan sesuai Tabel 3.8 dan diperoleh kesimpulan bahwa media mobile learning menurut ahli materi termasuk dalam kriteria baik. Hasil perhitungan data angket penilaian ahli materi disajikan pada Lampiran 11.

Selain analisis nilai keseluruhan, dapat diketahui pula penilaian media ini jika dilihat dari masing-masing aspek. Berikut disajikan analisis kelayakan untuk setiap aspek yang dinilai oleh ahli materi.


(55)

1) Aspek Kurikulum dan Aspek Penyajian Materi

Berikut disajikan penilaian aspek kurikulum dan aspek penyajian materi setiap indikatorahli materi:

Tabel 4.2Penilaian Aspek Kurikulum dan Penyajian Materi Ahli Materi Indikator

Nilai Kriteria Aspek Kurikulum

1. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan SK dan KD 4 Baik 2. Pemilihan tujuan dan indikator pembelajaran

memudahkan siswa memahami materi 4 Baik

3. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran 4 Baik 4. Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan 4 Baik Aspek Penyajian Materi

5. Kesesuaian konsep yang dijabarkan dengan konsep

yang dikemukakan oleh ahli fisika 5

Sangat Baik

6. Materi terorganisasi dengan baik 5 Sangat

Baik 7. Kesesuaian dengan perkembangan kognitif siswa 4 Baik 8. Kaitan antar materi dengan kehidupan sehari-hari 4 Baik

Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa penilaian aplikasi mobile learning pada aspek kurikulum dan aspek penyajian materi unggul pada indikator nomor 5 dan 6 dengan penilaian sangat baik, sedangkan indikator yang lain mendapatkan nilai baik.

2) Aspek evaluasi dan aspek kebahasaan

Berikut disajikan penilaian ahli materi pada aspek evaluasi dan kebahasaan setiap indikator:

Tabel 4.3Penilaian Aspek Evaluasi dan Kebahasaan Ahli Materi Indikator

Nilai Kriteria Aspek Evaluasi

9. Kesesuaian evaluasi dengan materi dan tujuan

pembelajaran 4 Baik

10. Kesesuaian bentuk evaluasi dengan konsep yang

disajikan 4 Baik

11. Tingkat kesulitan soal 4 Baik

12. Variasi Soal 4 Baik

Aspek Kebahasaan

13. Penggunaan bahasa yang komunikatif 4 Baik

14. Ketepatan penggunaan istilah 4 Baik


(56)

Indikator Nilai Kriteria perkembangan siswa

16. Kalimat mudah dipahami 4 Baik

Berdasarkan Tabel 4.3 bahwa penilaian aplikasi mobile learning pada aspek evaluasi dan aspek kebahasaanmemiliki penilaian yang sama dengan penilaian baik setiap indikatornya.

b) Ahli Media

Aspek yang dinilai ahli media terhadap media pembelajaranmobile learning yaitu kualitas tampilan, perangkat lunak dan keterlaksanaan. Berikut disajikan penilaian untuk setiap aspek dinilai ahli media pada Tabel 4.4..

Tabel 4.4Hasil Penilaian Mobile Learning Ahli Media No Aspek yang dinilai Persentase Skor(%) Kriteria

1 Kualitas Tampilan 72,00 Baik

2 Perangkat Lunak 80,00 Baik

3 Keterlaksanaan 72,00 Baik

Rata-rata 74,67 Baik

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa aplikasi media pembelajaran mobile learning memperoleh skor tertinggi pada perangkat lunak sebesar 80,00%, dan terendah pada aspek kualitas tampilan dan keterlaksanaan memperoleh persentase sebesar 72,00%.Persentase rata-rata perolehan skor seluruh aspek sebesar 74,67%. Rata-rata perolehan skor tersebut dikonversikan sesuai Tabel 3.8 dan diperoleh kesimpulan bahwa aplikasi mobile learning menurut ahli media termasuk dalam kriteria baik. Hasil perhitungan data angket penilaian ahli media disajikan pada Lampiran 12.

Selain analisis nilai keseluruhan, dapat diketahui pula penilaian media ini jika dilihat dari masing-masing aspek. Berikut disajikan analisis kelayakan untuk setiap aspek yang dinilai oleh ahli media.

1) Aspek kualitas tampilan dan aspek perangkat lunak

Berikut disajikan penilaian ahli media pada aspek tampilan dan aspeksetiap indikator:


(57)

Tabel 4.5Penilaian Aspek Tampilan dan PerangkatLunakAhli Media Indikator

Nilai Kriteria Aspek Kualitas Tampilan

17. Icon/tombol memudahkan penggunaan dalam

menggunakan media 2 Kurang

18. Penyajian tampilan awal memudahkan penentuan

kegiatan selanjutnya 4 Baik

19. Tata letak dan layout halaman 4 Baik

20. Kesesuaian pemilihan warna, jenis huruf, ukuran

huruf, dan warna huruf 4 Baik

21. Kesesuaian penggunaan proporsi gambar yang

disajikan dengan tampilan media 4 Baik

Aspek Perangkat Lunak

22. Kemudahan dan kesederhanaan dalam pengoperasian 4 Baik 23. Kemudahan dalam pencarian konten (materi, latihan,

dll) 4 Baik

24. Antarmuka/interface memiliki tata letak yang baik 4 Baik 25. Desain tampilan sesuai dengan tingkatan pengguna 4 Baik 26. Kesesuaian format dan resolusi gambar yang disajikan

dengan tampilan media 4 Baik

Berdasarkan Tabel 4.5 bahwa penilaian aplikasi mobile learning pada aspek kualitas tampilan dan aspek perangkat lunak, kelemahan media ini pada indikator nomor 17dengan penilaian kurang dikarenakan gambar dan tombol kurang menarik perhatian siswa untuk meningkatkan motivasi dan sedangkan indikator yang lain mendapatkan nilai baik.

2) Aspek keterlaksanaan

Berikut disajikan penilaian ahli media pada aspek keterlaksanaan setiap indikator:

Tabel 4.6Penilaian Aspek Keterlaksanaan Ahli Media Indikator

Nilai Kriteria Aspek Keterlaksanaan

27. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa 2 Kurang 28. Media bisa digunakan kapan saja dan dimana saja 5 Sangat baik 29. Dukungan media bagi kemandirian belajar siswa 5 Sangat

baik 30. Kemampuan media dalam meningkatkan pemahaman

siswa 3 Cukup


(58)

Indikator Nilai Kriteria belajar

Berdasarkan Tabel 4.6 bahwa penilaian aplikasi mobile learning pada aspek keterlaksanaan, kelemahan media ini pada indikator nomor 27dengan penilaian kurang dikarenakan tidak tersedia gambar yang menarik perhatian siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya, saran ahli media untuk meningkatkan rasa ingin tahu sebaiknya diberikan pertanyaan berupa memprediksi/bertanya untuk mendorong rasa ingin tahu siswa terkait materi yang di ajarkan. Keunggulan aplikasi mobile learning ini berada pada indikator nomor 28 dan 29, hal ini terbukti bahwa smartphone berfungsi sarana kemandirian belajar siswa dimanapun dan kapanpun, dan sedangkan indikator yang lain mendapatkan nilai cukup.

c) Guru Fisika

Aspek yang dinilai guru terhadap media pembelajaran mobile learning

yaitukurikulum, penyajian materi, evaluasi, kebahasaan, kualitas tampilan, perangkat lunak dan keterlaksanaan. Berikut disajikan penilaian untuk setiap aspek dinilai guru pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7Hasil Penilaian Mobile LearningGuru

No Aspek yang dinilai Persentase Skor(%) Kriteria

1 Kurikulum 80,00 Baik

2 Penyajian Materi 65,00 Baik

3 Evaluasi 65,00 Baik

4 Kebahasaan 80,00 Baik

5 Kualitas Tampilan 72,00 Baik

6 Perangkat Lunak 80,00 Baik

7 Keterlaksanaan 92,00 Sangat Baik

Rata-rata 76,28 Baik

Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa aplikasi media pembelajaran mobile learning memperoleh skor tertinggi pada keterlaksanaan sebesar 86,00%, dan terendah pada aspek penyajian materi memperoleh persentase sebesar 70,00%.Rata-rata perolehan skor tersebut dikonversikan sesuai Tabel 3.8 dan diperoleh kesimpulan bahwa aplikasi mobile learning menurut guru termasuk


(1)

137 Lampiran 18: Uji Referensi


(2)

(3)

(4)

(5)

141

Lampiran 19: Dokumentasi Penelitian Pelaksanaan Survei

Perkenalan Mobile Learning


(6)

Lampiran 20: Daftar Riwayat Hidup Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

HARTANTO, Anak keenam dari enam bersaudara pasangan Misdi dan Rebon. Lahir di Karawang pada tanggal 08 Januari 1993 dan bertempat tinggal di Dusun Blokkraton Gg.Bima RT/RW 29/06, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang kode pos 41352. No.HP 0857-1769-6200, alamat email: hartanto590@gmail.com

Riwayat Pendidikan. Jenjang yang telah ditempuh penulis diantaranya SD Negeri Rengasdengklok Selatan X lulus pada tahun 2005, SMP Negeri 1 Rengasdengklok lulus pada tahun 2008. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Rengasdengklok dan lulus pada tahun 2011. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Fisika pada tahun 2011 melalui jalur SNMPTN.