Dampak PPAN terhadap Pendapatan Masyarakat

bahwa baik masyarakat responden PPAN dan Non PPAN memberikan persepsi yang sama reforma agraria PPAN dapat meningkatkan pendapatan keluarga, sehingga hasil ini membuktikan bahwa reforma agraria PPAN memang diperlukan untuk mensejahterakan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan keluarga, walaupun masyarakat Non PPAN belum dapat mengikuti program PPAN tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa reforma agraria PPAN tidak memberikan dampak antara masyarakat responden PPAN dengan masyarakat Non PPAN terhadap reforma agraria PPAN dapat meningkatkan pendapatan keluarga karena seluruhnya menyatakan setuju jika reforma agraria PPAN dapat meningkatan pendapatan keluarga. Reforma agraria PPAN memberikan dampak positif dalam meningkatkan pendapatan keluarga karena seluruh masyarakat responden PPAN dan masyarakat responden Non PPAN tidak ada yang menjawab tidak dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Peningkatan pendapatan melalui PPAN dapat dimengerti karena dengan adanya kepemilikan tanah meningkatkan aset serta kemampuan masyarakat dalam mencari pendapatan. Dari hasil di atas menunjukkan bahwa Program Pembangunan Agraria Nasional PPAN memberikan dampak positif terhadap pengembangan wilayah Desa Perkebunan Sei Balai Kecamatan Sei Balai Asahan, hal ini disebabkan PPAN memberikan manfaat bagi masyarakat yang telah memperoleh PPAN maupun bagi masyarakat yang belum memperoleh PPAN Non PPAN.

4.7. Dampak PPAN terhadap Pendapatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui dampak PPAN terhadap pengembangan wilayah pedesaan yang dilihat dari pendapatan masyarakat digunakan uji-beda rata-rata Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16, diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 4.23. Tabel 4.23. Hasil Analisis Perbedaan Pendapatan Masyarakat sebelum dan sesudah adanya PPAN Uraian Nilai Rp t-hitung Sig Pendapatan Sesudah PPAN Pendapatan Sebelum PPAN Selisih 3.054.300 1.096.000 1.958.300 28,019 0,001 Hasil Meningkat Nyata Sumber : Data Primer diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4.23. dapat dijelaskan bahwa pendapatan masyarakat secara keseluruhan sesudah dan sebelum ada PPAN menunjukkan adanya perbedaan. Pendapatan masyarakat sesudah ada PPAN memiliki pendapatan rata-rata yang lebih besar dibanding pendapatan masyarakat sebelum ada PPAN dan nyata berdasarkan uji-t pada taraf 6 . Dari hasil di atas pendapatan masyarakat responden PPAN pada tahun 2007 sebelum PPAN rata-rata Rp. 1.096.000 dan meningkat pada tahun 2012 sesudah PPAN rata-rata menjadi Rp. 3.054.300. Artinya peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun 2007-2012 hampir mencapai 200 atau rata-rata 40 pertahun. Tentu peningkatan ini signifikan bila dibandingkan dengan tingkat inflasi Indonesia yang berkisar 3-5. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan pendapatan masyarakat telah meningkat secara signifikan dengan adanya PPAN. Di samping itu, proses sertifikasi tanah yang diberikan kepada masyarakat yang menerima distribusi tanah memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mereka. Pada saat PUSKOPAD menyerahkan lahannya ke masyarakat tahun 2007 harga tanah per hektar rata-rata sebesar Rp. 40.000.000 dan setelah proses sertifikasi harga tanah tersebut melonjak tinggi yang saat ini harganya Rp. 250.000.000 per hektar. Bila rata-rata masyarakat yang menerima distribusi tanah seluas 4 hektar maka saat ini mereka memiliki aset Rp. 1.000.000.000 yang berasal dari PPAN. Masyarakat Indonesia kerap kali dihadapi oleh berbagai persoalan yang terkait dengan ketidakadilan dalam mendapatkan hak atas penguasaan dan pemanfaatan suber-sumber agraria. Hal ini disebabkan oleh kebijakan-kebijakan politik yang tidak memberikan kelayakan akses bagi masyarakat untuk memiliki dan memanfaatkan sumber-sumber agraria. Dari tahun-ketahun penguasaan tanah oleh petani semakin menurun, jumlah petani gurem baik pemilik maupun penyewa semakin meningkat, begitu juga halnya dengan petani penyakap yang kesemuaannya dapat dikategorikan sebagai masyarakat miskin. Di sisi lain konsentrasi penguasaan sumber-sumber agraria oleh segelintir orang saja begitu mencuat, karena didukung oleh berbagai undang-undang sektoral baik pada bidang perkebunan, kehutanan, pertambangan, kelautan, dan sebagainya. Di sisi lain, konflik agraria merupakan kenyataan yang kerapkali terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Penataan kembali arah kebijakan politik agraria disadari bersama sebagai hal yang sangat esensial untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dan pemerataan hak bagi masyarakat. Salah satu upaya perbaikan tersebut adalah dengan mencuatkan kembali pentingnya pelaksanaan Reforma Agraria sebagai salah satu agenda pembangunan bangsa. Dalam program pemerintahan SBY-JK agenda reforma agraria merupakan bagian dari program Perbaikan dan Penciptaan Kesempatan Kerja dan Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan. Presiden RI DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono telah melakuakn pidato politik terkait dengan maslah agraria di Indonesia pada awal tahun 2007, salah satu penggalan pidato tersebut adalah: “Program Reforma Agraria…secara bertahap…akan dilaksanakan mulai tahun 2007 ini. Langkah itu dilakukan dengan mengalokasikan tanah bagi rakyat termiskin yang berasal dari hutan konversi dan tanah lain yang menurut hukum pertanahan kita boleh diperuntukkan bagi kepentingan rakyat. Inilah yang saya sebut sebagai prinsip tanah untuk keadialan dan kesejahteraan rakyat…[yang] saya anggap mutlak untuk dilakukan”. Berbagai upaya perbaikan dalam bidang agraria memiliki suatu muara, yaitu tercapainya keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Saat ini Program Reforma Agraria dan program-program penunjangnya telahsedang diimplementasikan di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya adalah di Desa Perkebunan Sii Balai Kecamatan Sei Balai Kabupaten Asahan. Secara rasional program Reforma Agraria dan Program Penunjanganya akan memberikan pengaruh Universitas Sumatera Utara terhadap laju tingkat kesejahteraan masyarakat sasaransubyek yang mendapatkannya, dalam hal ini sasaransubyek yang di maksud adalah petani di Desa Perkebunan Sei Balai. Reforma Agraria merupakan agenda bangsa yang diharapakan dapat memberikan titik terang bagi terwujudnya keadilan sosial dan tercapainya kesejahteraan masyarakat. Dengan berbagai program pelengkapnya, Reforma Agraria diharapakan dapat membantu masyarakat miskin sebagian besar petani beranjak dari keterpurukan ekonomi menuju kehidupan yang layak dan mandiri. Nilai dan manfaat dari sumber daya alam dalam hal ini tanah bagi pengembangan wilayah nasional secara berkelanjutan serta menjamin kepentingan umum secara luas public interest, diperlukan sebuah konsep pengelolaan wilayah yang bertujuan agar seluruh sumber daya dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Pengaturan tersebut dimaksudkan dalam kerangka untuk pemanfaatan bumi, air, dan udara serta seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya, sejalan dengan tujuan negara sebagaimana tegaskan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Dalam pengembangan wilayah pedesaan seharusnya menerapkan pninsip- prinsip yaitu: 1 transaparansi keterbukaan, 2 partisipatif, 3 dapat dinikmati mayarakat, 4 dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitas, dan 5 berkelanjutan sustainable. Kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan dapat dilanjutkan dan dikembangkan ke seluruh pelosok daerah, untuk seluruh lapisan masyarakat. Pembanguan itu pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk seluruh rakyat. Oleh karena itu pelibatan masyarakat seharusnya diajak untuk menentukan visi wawasan Universitas Sumatera Utara pengembangan wilayah masa depan yang akan diwujudkan. Masa depan merupakan impian tentang keadaan masa depan yang lebih baik dan lebih mudah dalam arti tercapainya tingkat kemakmuran yang lebih tinggi. Pengembangan wilayah pedesaan dilakukan dengan pendekatan secara multisektoral holistik, partisipatif, berlandaskan pada semangat kemandirian, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta melaksanakan pemanfaatan sumberdaya pengembangan wilayah secana serasi dan selaras dan sinergis sehingga tercapai optimalitas. Ada tiga prinsip pokok pengembangan wilayah pedesaan, yaitu: 1. Kebijaksaan dan langkah-langkah pengembangan wilayah di setiap desa mengacu kepada pencapaian sasaran pengembangan wilayah berdasarkan Trilogi Pembangunan. Ketiga unsur Trilogi Pengembangan wilayah tersebut yaitu a pemerataan pengembangan wilayah dan hasil-hasilnya, b pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan c stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa dan kota, di setiap wlayah dan antar wilayah secara saling terkait,serta dikembangkan secara selaras dan terpadu. 2. Pengembangan wilayah desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pengembangan wilayah yang berkelanjutan. Penerapan prinsip pengembangan wilayah berkelanjutan mensyaratkan setiap daerah lebih mengandalkan sumber-sumber alam yang terbaharui sebagai sumber pertumbuhan. Disamping itu setiap desa perlu memanfaatkan SDM secara luas, memanfaatkan modal fisik, prasarana mesin-mesin, dan peralatan seefisien mungkin. Universitas Sumatera Utara 3. Ketiga, Meningkatkan efisiensi masyarakat melalui kebijaksanaan deregulasi, debirokratisasi dan desentralisasi dengan sebaik-baiknya. Disadari bahwa pengembangan wilayah pedesaan telah dilakukan secara luas, tetapi hasilnya dianggap belum memuaskan dilihat dari pelibatan peran serta masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Pengembangan wilayah pedesaan bersifat multidimensional dan multi aspek, oleh karena itu perlu dilakukan analisis atau pembahasan yang lebih terarah dan dalam konteks serba keterkaitan dengan bidang atau sektor dan aspek di luar pedesaan fisik dan non fisik, ekonomi dan non ekonomi, sosial-budaya, spasial, internal dan eksternal. Rencana pengembangan wilayah daerah harus disusun berdasarkan pada potensi yang dimiliki dan kondisi yang ada sekarang. Kondisi yang ada itu meliputi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya modal, prasarana dan sarana pembangunan, teknologi, kelembagaan, aspirasi masyarakat setempat, dan lainnya. Karena dana anggaran pengembangan wilayah yang tersedia terbatas, sedangkan program pengembangan wilayah yang dibutuhkan relatif banyak, maka perlu dilakukan: 1 penentuan prioritas program pengembangan wilayah yang diusulkan, penentuan prioritas program pengembangan wilayah harus dilakukan berdasarkan kriteria yang terukur, dan 2 didukung oleh partisipasi masyarakat untuk menunjang implementasi program pengembangan wilayah tersebut. Penentuan program pengembangan wilayah oleh masyarakat yang bersangkutan merupakan bentuk perencanaan dari bawah, dan akar rumput bawah atau sering disebut sebagai bottom-up planning. Peningkatan partisipasi masyarakat Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat social empowering secara nyata dan terarah. Pendekatan pengembangan wilayah pedesaan cukup banyak, dengan pemberian penekanan yang berbeda-beda. Dalam menerapkan pendekatan diharapkan jangan bersifat sempit atau kaku, tetapi hendaknya secara lebih luas dan bersifat fleksibel untuk mewujudkan pertumbuhan pedesaan yang cepat dan kokoh untuk mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan yang semakin tinggi. Memperhatikan kekurangan dan kegagalan perencanaan pengembangan wilayah pedesaan pada masa yang lalu, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap pendekatan pengembangan wilayah pedesaan yang sesuai dengan dinamika perkembangan dan kompleksitas pengembangan wilayah serta aspirasi masyarakat. Konsep pendekatan pengembangan wilayah yang lalu yang bersifat sentralistik harus direforma menjadi desentralistik, disesuaikan dengan masalah, potensi, kondisi, dan kebutuhan masyarakat setempat, secara spasial dan terpadu, tetapi harus pula berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Setelah memperhatikan berbagai pendekatan pengembangan wilayah pedesaan yang cukup banyak seperti dikemukakan di atas, maka pendekatan perencanaan pengembangan wilayah pedesaan pada masa depan sekurang-kurangnya menggunakan pendekatan bottom- up, spasial, multisektoralterpaduholistik, partisipatif dan berkelanjutan; dan diantaranya adalah pendekatan partisipasi yang perlu mendapat penekanan. Pengembangan wilayah pedesaan yang partisipatif merupakan suatu konsep fundamental yang berlaku dan diterapkan sejak dahulu hingga sekarang dan tetap Universitas Sumatera Utara relevan untuk masa depan. Partisipasi masyarakat itu mengikuti perkembangan zaman dari sistem pemerintahan yang berlangsung dalam suatu kurun waktu. Dalam sistem pemerintahan yang sentralistik, mekanisme perencanaan pembangunannya adalah top-down, dan partisipasi masyarakatnya adalah bersifat mobilisasi atau pengerahan massa. Sedangkan dalam sistem pemerintahan yang desentralistik otonomi daerah, mekanisme perencanaan pembangunannya adalah bottom up dan partisipasi rnasyarakatnya dilakukan dengan kesadaran dan kebersamaan yang tinggi. Dalam pengembangan wilayah masa depan beberapa dekade setelah tahun 2000 dimana pemerintah dan bangsa Indonesia menghadapi banyak tantangan ekonomi, sosial dan politik yang berat dan berkepanjangan, maka partisipasi masyarakat sangat diperlukan sebagai kekuatan dinamis dan merupakan perekat masyarakat akar bawah pedesaan untuk menunjang pengembangan wilayah pedesaan. Keberhasilan pengembangan wilayah dalam masyarakat tidak selalu ditentukan oleh tersedianya sumberdana keuangan dan manajemen keuangan yang memadai, tetapi banyak dipengaruhi oleh peran serta dan respons masyarakat terhadap pengembangan wilayah atau dapat disebut sebagai partisipasi masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan partisipasi masyarakat dalam pengembangan wilayah diperlukan kepemimpinan lokal yang cakap, berwibawa dan diterima oleh masyarakat capable and acceptable local leadership yang mampu mensinergikan tradisi sosial budaya dengan proses manajemen modern. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pelaksanaan Program Pembaruan Agraria Nasional di Desa Sei Balai Kecamatan Sei Balai Kabupaten Asahan telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2007. Model Program Pembaruan Agraria Nasional yang diterapkan adalah perpaduan antara kegiatan redistribusi tanah, konsolidasi tanahpenataan penguasaan dan penggunaan tanah, penyelesaian konfliksengketa tanah. Hasil kegiatan Program Pembaruan Agraria Nasional yang telah dilaksanakan di Desa Sei Balai adalah : a Terselesaikannya konfliksengketa tanah antara perusahaan dengan petani penggarap; b Terlaksananya redistribusi tanah seluas 600 Ha kepada 150 KK petani pengggarap; dan c Terlaksananya penataan penguasaanpenggunaan tanah serta terjalinnya pola kerjasama permodalan antara masyarakat penggarap dengan lembaga penyedia modal. 2. Pelaksanaan PPAN di Desa Sei Balai Kecamatan Sei Balai Kabupaten Asahan secara umum telah memenuhi tujuan yang diinginkan dalam praksis Reforma Agraria, yaitu: a. Telah memenuhi prinsip keadilan dalam proses distribusi lahannya baik berdasarkan prosesnya yang melibatkan warga secara transparan maupun penetapan hak berdasarkan lokasi dan luas lahan yang didistribusikan. Universitas Sumatera Utara