Lokasi Yang Dijadikan Objek Revorma Konsep Model Konsolidasi Prosedur Penyelesaian dan Penataan

Setelah dilakukan dialog yang dipimpin oleh Kanwil BPN Propinsi Sumatra Utara maka pihak Perusahan Perkebunan PUSKOPAD bersedia melepaskan areal yang dipermasalahkan tersebut dan diberikan kepada kedua kelompok masyarakat tani yaitu Tenera dan Mandiri. Dengan dilepaskan oleh perusahan timbul kembali masalah terhadap pembagian areal kepemilikan masing – masing tanah tersebut. Untuk mencegah sengketa antara petani penggarap terhadap penguasaan dan kepemilikan maka pihak BPN menawarkan pembagian tanah secara adil dengan cara penataan kembali sekaligus dengan melengkapi sarana jalan. Kemudian semua bidang tanah harus menghadap ke jalan yang dibangun dari sebagian areal yang di klaim. Ternyata pola penyelesaian ini disetujui oleh petani. Pola penyelesaian ini disebut dengan Model Konsolidasi Tanah Petani . Akhirnya masyarakat mau menerima dan pihak Perkebunan PUSKOPAD bersedia melepaskan tanpa ganti rugi.

4.2.1 Lokasi Yang Dijadikan Objek Revorma

Lokasi yang dijadikan objek terletak di Desa Sei Balai Kecamatan Balai Kabupaten Asahan. Perkebunan Kelapa Sawit milik PUSKOPAD telah beroperasi sejak tahun 1976 dan berakhir haknya pada tahun 2006. Penggunaan tanah saat itu merupakan perkebunan kelapa sawit dan telah berproduksi. Pada saat perkebunan memohonkan perpanjangan hak pihak pengggarap melakukan klaim terhadap tanah seluas 355 KK. Setatus tanah adalah tanah negara bekas HGU PT. PUSKOPAD. Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Konsep Model Konsolidasi

Penataan P4T Gambar. 4.4 Skema Model Penyelesain Sengketa Dengan Pola Konsolidasi HGU NO. 1 SEI BALAI BERAKHIR 21 APRIL 2006 SENGKETA Dikeluarkan KONSOLIDASI jalan JALAN JALAN Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Salah satu bentuk konsolidasi dengan didirikannya koperasi dan pembangunan jalan disekitar perkebunan Model ini merupakan penataan kembali tanah yang digarap oleh masyarakat dan tanah yang sudah dikeluarkan dari areal HGU Perusahaan Perkebunan PT. PUSKOPAD. Tujuan dari model ini sekaligus menyelesaikan sengketa dan menata kembali agar pemilikan tanah dapat teratur dan masing – masing mengahadap kejalan. Dengan pola ini diharapkan agar sengketa dapat dan tanah bermanfaat, sekaligus petani penggarap memperoleh penguatan hak atas tanahnya. Mengingat bahwa Program Pembaruan Agaria Nasional PPAN mempunyai tujuan antara lain : 1. Menata kembali ketimpangan P4T 2. Memperbaiki akses rakyat kepada sumber ekonomi 3. Mengurangi sengketa konflik 4. Meningkatkan ketahanan pangan 5. Mengurangi kemiskinan 6. Memperbaiki kwalitas lingkungan 7. Menciptakan lapangan kerja Universitas Sumatera Utara Ketujuh kriteria yang menjadi tujuan PPAN dalam kegiatan konsolidasi ini telah terpenuhi. Oleh sebab itu maka penyelesaian sengketa ini merupakan salah satu model reforma agraria yang menjadi tujuan PPAN.

4.2.3 Prosedur Penyelesaian dan Penataan

Pola konsolidasi ini dilaksanakan dengan mengikuti sistem yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertahanan Nasional No. 4 Tahun 1991, sebelum tanah dijadikan objek konsolidasi pihak masyarakat harus melepaskan terlebih dahulu dengan berita acara pelepasan hak kepada pemerintah dalam hal ini Badan Pertahanan Nasional. Kemudian lokasi ditetapkan terlebih dahulu oleh Kakanwil sebagai objek konsolidasi. Kemudian dilakukan pengukuran dan selanjutnya ditata ulang bentuk kapling dan tata letak pemilikan.

4.2.4 Pembiayaan