Beberapa bulan terakhir, sering terjadinya kematian pada ayam yang hampir setiap hari terdapat 2 sampai 3 ayam yang mati. Telah dilaporkan, bahwa sebelum
kejadian ayam mati terdapat sekitar 14 warga yang dirujuk ke rumah sakit dikarenakan terserang penyakit diare. Laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Tabanan berdasarkan sampel air yang diambil dari kejadian kasus tersebut diperoleh bahwa, air tersebut telah tercemar oleh bakteri E. coli. Menurut
informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan pernah memberikan kaporit pada reservoir. Akan tetapi pada saat ini masih banyak dijumpai ternak ayam di
desa Mangesta masih sering sakit dengan gejala klinis diare yang menyebabkan ayam mengalami penurunan berat badan, nafsu makan berkurang dan malas
bergerak. Peternak sering mengeluh karena mengalami kerugian ekonomi dan banyak ayam yang mati.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti kualitas air peternakan ditinjau dari jumlah bakteri Coliform dan E. coli. Apakah air yang dikonsumsi
oleh ayam pedaging yang terdapat di peternakan sudah sesuai dengan standar jumlah bakteri Coliform dan E. coli.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah ada perbedaan jumlah koloni bakteri Coliform dan E. coli pada mata air, reservoir dan tempat minum pada peternakan ayam broiler di desa
Mangesta?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan jumlah koloni bakteri Coliform dan E. coli pada mata air, reservoir dan tempat minum pada peternakan ayam broiler di Desa
Mangesta.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada
peternak tentang jumlah bakteri Coliform dan E. coli pada air minum ternak ayam di Desa Mangesta.
2. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
manajemen pengelolaan air minum peternakan ayam di Desa Mangesta.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air dan Standar Air
2.1.1 Pengertian air
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terdapat di alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan hewan, serta untuk
memajukan kesejahteraan umum akan tetapi ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai
faktor Effendy, 2003.RI No. 907MENKESSKVII2002 tentang syarat –
syarat dan pengawasan kualitas air minum, meliputi : 1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air 3. Air Kemasan
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat.
Syarat – syarat air minum adalah, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa. Air minum juga seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat
mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan secara ekonomis.
2.1.2 Syarat kualitas air minum
Penyediaan air bersih, selain kualitasnya, kuantitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Untuk pengelolaan air minum, harus diperiksa kualitas
airnya sebelum di distribusikan kepada masyarakat. Sebab, air baku belum tentu memenuhi standar, maka sering dilakukan pengolahan air untuk memenuhi
standar air minum. Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi
persyaratan Peraturan
Menteri Kesehatan
RI No.
492MenkesPerIV2010, meliputi :
1. Persyaratan Fisik
Parameter fisika umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna, dan jumlah
zat yang terlarut TDS Mulia, 2005. Air yang baik idealnya tidak berbau, dan harus jernih. Air yang keruh mengandung partikel padat tersuspensi yang dapat
berupa zat berbahaya bagi kesehatan manusia. Disamping itu air yang keruh sulit didesinfeksi Mulia, 2005.
2. Persyaratan Kimia
Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan betul-betul murni. Air tersebut baik yang di atas atau yang di bawah permukaan tanah waktu mengalir akan
menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat organik lainnya. Sebagai suatu sistem yang terbuka
perairan mempunyai variabel input atau autput dari energi dan materi. Maka dari itu gambaran yang tepat dari sifat-sifat kimia perairan didasarkan pada alkalinitas,
kelarutan, konstanta pembentukan kompleks, potensial redoks dan pH Achmad, 2004.