Coliform KUALITAS AIR PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA MANGESTA KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI COLIFORM DAN ESCHERICHIA COLI.
2. Enterotoxigenic E. coli ETEC
Enterotoxigenic E. coli ETEC merupakan penyebab umum diare pada musafir dan merupakan penyebab yang sangat penting dari diare pada bayi di
negara berkembang. Cara untuk membantu mencegah diare ini adalah dengan memperhatikan pemilihan dan pengkonsumsian makanan yang potensial
terkontaminasi ETEC. Antimicrobial prophylaxis dapat menjadi efektif tetapi dapat terjadi peningkatan resistensi terhadap antibiotik pada bakteri dan mungkin
tidak dianjurkan secara keseluruhan. Pemberian antibiotik yang efektif akan memperpendek jangka waktu penyakit.
3. Enterohemoragik E. coli EHEC
Enterohemorrhagic E. coli EHEC memproduksi verotoksin. EHEC banyak dihubungkan dengan hemorrhagic colitis, sebuah bentuk diare yang parah,
dan dengan sindroma uremic hemolytic, sebuah penyakit akibat kegagalan ginjal akut, microangiopathi hemolytic anemia, dan thrombocytopenia. Hemorrhagic
colitis dan komplikasinya dapat dicegah dengan cara memasak daging segar. 4.
Enteroinvasive E. coli EIEC Enteroinvasire E. coli EIEC menyebabkan penyakit yang mirip dengan
shigellosis. Penyakit yang terjadi umumnya pada anak di negara berkembang dan dalam perjalanan ke negara tersebut. EIEC menyebabkan penyakit dengan
menyerang sel epithelial mukosa usus.
5. Enteroagregative E. coli EAEC
Enteroagregative E. coli EAEC menyebabkan diare yang akut dan kronis dalam jangka waktu 14 hari pada orang di negara berkembang. Organisme ini
juga menyebabkan penyakit karena makanan di negara industri. Mereka
digolongkan berdasarkan bentuk dan perlekatan pada sel manusia. Patogenesis EAEC penyebab diare tidak begitu dipahami dengan baik, meskipun demikian
dinyatakan bahwa EAEC melekat pada mukosa intestinal dan menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin. Akibatnya adalah kerusakan mukosa, pengeluaran
sejumlah besar mucus, dan terjadinya diare.