2.2.2 Sifat-sifat radikal bebas
Radikal bebas memiliki dua sifat, yaitu : 1.
Reaktivitas tinggi, karena kecenderungannya menarik elektron. 2.
Mengubah suatu melokul menjadi suatu radikal bebas baru. Berkaitan
dengan tingginya
reaktivitas senyawa
radikal bebas
mengakibatkan molekul lain diubah menjadi senyawa radikal bebas baru. Radikal bebas baru tersebut bila bertemu molekul lain akan membentuk radikal bebas baru
lagi yang berkurang reaktivitasnya. Hal tersebut terjadi berulangkali sehingga
Gambar 2.1 Sumber Reactive Oxygen Species ROS dan Efek yang
Ditimbulkan bagi Tubuh Li, 2013
ROS dikeluarkan sebagai hasil dari metabolism aerobic dalam mitochondria dan aktivasi dari xanthin oxidase, jenis sel dalam sistim kekebalan tubuh dapat menyebabkan produksi ROS. Levels
ROS yang cukup diperlukan untuk mempertahankan kapasitas buffering allostatic redox ABC, yang akan
meningkatkan kebugaran fisik.
akan terjadi reaksi berantai chain reaction. Diantara senyawa oksigen reaktif, radikal hidroksil merupakan senyawa yang paling berbahaya karena
reaktivitasnya sangat tinggi.
Radikal hidroksil dapat merusak tiga jenis senyawa yang penting untuk memepertahankan integritas sel yaitu :
1. Asam lemak, khususnya asam lemak tak jenuh yang merupakan komponen
penting fosfolipid penyusun membran sel. 2. DNA, yang merupakan pembawa genetik sel.
3. Protein, yang memegang berbagai peran penting seperti enzim, reseptor,
antibodi, sitoskeleton. Dari ketiga molekul target tersebut yang paling rentan terhadap serangan
radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh. Senyawa radikal bebas di dalam tubuh dapat merusak asam lemak tak jenuh ganda pada membran sel sehingga membran
sel menjadi rapuh, akhirnya terjadi kerusakan membran sel. Senyawa oksigen reaktif ini juga mampu merusak membran sel pembuluh darah, sehingga terjadi
kerusakan dinding pembuluh darah dan dapat berakibat meningkatkan pengendapan kolesterol dan menimbulkan aterosklerosis.
Jaringan lipid yang dirusak oleh senyawa radikal bebas akan membentuk peroksida dan senyawa lain yang bersifat toksik, dimana peroksida ini dapat
merusak basa DNA dan mengacaukan sistim info genetika, yang dapat berlanjut pada pembentukan sel kanker
selain juga memicu munculnya penyakit degeneratif.
2.2.3 Tahapan terbentuknya radikal bebas