Pembentukan ROS pada saat pelatihan fisik

menyebutkan bahwa 29 dari para atlet mengalami overtraining sepanjang karir mereka Matos et al., 2011. Diperkirakan bahwa 60 dari semua atlet lari elite pria dan wanita yang terlibat dengan program pelatihan olahraga intensif mengalami overtraining syndrome Kreher and Schwartz, 2012. Peneliti membuktikan bahwa resiko mengalami overtraining lebih besar pada olahraga individual dibandingkan olahraga kelompok Matos et al., 2011.

2.6.1 Pembentukan ROS pada saat pelatihan fisik

Mitokondria sering disebut sebagai sumber utama penghasil ROS di jaringan. Berdasarkan penelitian sebelumnya sekitar 2 dari total oksigen yang dikonsumsi oleh mitokondria diubah menjadi H2O2 dan lainnya ROS. Konsumsi oksigen sangat meningkat selama latihan. Banyak peneliti berasumsi bahwa mitokondria sebagai sumber utama pembentukan ROS, dan sejauh mana peningkatan ROS mungkin berhubungan dengan konsumsi oksigen oleh mitokondria Winarsi, 2007. Ketika Davies dan Hochstein 1982 menemukan bukti langsung untuk pertama kali bahwa pelatihan fisik menginduksi pembentukan ROS, mereka juga menyatakan bahwa mitokondria sebagai sumber utama pembentukan ROS. Hipotesis ini dibuktikan oleh data berikutnya, Davies dan Hochstein 1982 mengidentifikasi adanya dua radikal bebas yaitu dua bentuk semistabilized ubisemiquinone mitokondria. Mereka menemukan bahwa konsentrasi radikal bebas jelas lebih tinggi pada hewan yang dilakukan pelatihan fisik dari pada hewan kontrol. Studi sinyal EPR lain juga mendukung pentingnya mitokondria sebagai penghasil ROS Sauza et al., 2005. Pelatihan fisik berlebih dapat meningkatkan konsumsi oksigen sampai 100 - 200 kali lipat. Peningkatan oksigen yang luar biasa ini dapat memicu pelepasan radikal bebas, yang akan terlibat dalam proses oksidasi lemak membran sel otot. Proses tersebut disebut peroksidasi lipid, dan menyebabkan sel menjadi lebih mudah mengalami proses penuaan Cooper, 2001 Sumber lain pembentuk ROS selama pelatihan , terutama pelatihan fisik berlebih adalah xantin oksidase XO. Pelatihan berlebih dapat mengakibatkan iskemia atau hipoksia di daerah tertentu dari tubuh. ATP akan dikonversi ke adenosin difosfat, monofosfat adenosin, inosin, dan akhirnya hipoksantin Chevion et al., 2003. Gambar 2.2 Jalur Xanthine Oksidase Pembentukan Radikal Bebas pada Pelatihan Fisik Chevion et al., 2003 Dalam kondisi fisiologis normal, xanthine dehidrogenase adalah bentuk dominan dari XO, yang dapat mengkatalisis oksidasi hipoksantin menjadi xantin atau lebih lanjut oksidasi xanthine menjadi asam urat dengan menggunakan NAD + sebagai akseptor elektron. Pada kondisi iskhemia, xanthine dehidrogenase dikonversi ke XO oleh oksidasi sulfhidril. Sebaliknya pada kondisi reperfusi, terjadi pembentukan anion superoksida dan H2O2 . Gambar 2.3. Vascular ischaemia and reperfusion injury Holger dan Charles, 2004 XO telah dianggap bertanggung jawab atas produksi ROS dan kerusakan jaringan selama atau setelah latihan intensif, dan penghambatan XO oleh allopurinol atau oxypurinol dapat mengurangi produksi ROS. Ryan dkk. 2011 melakukan pengukuran XO, tingkat H2O2, peroksidasi lipid, aktivitas enzim antioksidan, dan fungsi otot rangka pada tikus tua dengan dan tanpa pemberian allopurinol. Selain menemukan penghambatan XO pada pemberian allopurinol, mereka menemukan bahwa pemberian allupurinol dapat mencegah peningkatan aktivitas katalase dan CuZnSOD, mengurangi stres oksidatif dan meningkatkan fungsi otot rangka yang dirangsang secara elektrik supaya terjadi kontraksi isometrik. Pada kebanyakan kasus pada hewan lain, juga telah terbukti efek positif dari allopurinol atau oxypurinol dalam menghambat XO sehingga terjadi hambatan terhadap pembentukan ROS. Latihan dapat menyebabkan peningkatan aktivitas XO darah pada tikus, dan pemberian allopurinol dapat mencegah oksidasi pada pelatihan yang berlebih. Selanjutnya, allopurinol juga telah terbukti menurunkan stres oksidatif dan memperbaiki morbiditas dan mortalitas pasien gagal jantung kongestif. Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa XO mungkin memainkan peran yang lebih penting dalam menghasilkan ROS daripada mitokondria . Namun, hasil dari Capecchi dkk. 1988 telah menunjukkan bahwa allopurinol tidak berpengaruh pada pembentukan anion superoksida atau pelepasan enzim dari neutrofil. Pada penelitian yang lebih baru juga mendukung peran penting dari XO dalam menghasilkan ROS selama latihan intensif. Gomez-Cabrera dkk. 2005 meneliti efek dari allopurinol pada penghambatan produksi ROS dan aktivasi faktor nuklir kappaB NFkB pada tikus yang diberi pelatihan berlebih. Mereka menemukan bahwa olahraga tidak menghasilkan glutathione oksidasi lebih banyak pada tikus kontrol dibandingkan dengan tikus yang diberikan dengan allopurinol sebelum latihan. Namun, pemberian allopurinol juga bisa meniadakan aktivasi NFkB akibat pelatihan, yang merupakan jalur sinyal penting dalam regulasi ekspresi enzim untuk pertahanan sel superoxide dismutase dan adaptasi untuk berolahraga. Artinya, pada saat yang sama allopurinol mengurangi stres oksidatif XO-, juga berguna mencegah adaptasi seluler pada pelatihan berlebih pada tikus. Gambar 2.4 Jalur Aktivasi Adaptasi Seluler terhadap ROS yang dihasilkan selama Overtraining Gomez-Cabrera et al., 2005 Selain pada mitokondria dan XO, dicurigai adanya mekanisme lain yang menerangkan produksi ROS selama dan setelah latihan. Ketika kerusakan jaringan telah terjadi, beberapa sel dalam sistem kekebalan tubuh termasuk makrofag monosit, eosinohpils dan neutrofil juga dapat menghasilkan jumlah besar ROS. Misalnya, beredarnya neutrofil telah dilaporkan untuk menghasilkan ROS karena difasilitasi degranulasi myeloperoxidase setelah pelatihan fisik berlebih. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan mekanisme pembentukan ROS saat pelatihan, walaupun pada saat ini kita masih fokus bahwa sumber ROS terdapat di mitokondria dan XO. Pada aktifitas fisik berlebih terjadi peningkatan metabolisme tubuh, peningkatan inflamasi dan penggunaan oksigen terutama oleh otot-otot yang berkontraksi, sehingga terjadi peningkatan kebocoran elektron bebas oleh mitokondria, yang akan menjadi SOR Sauza et al., 2005. Pada organ yang tidak mendapat O2 dan nutrisi yang cukup akan menimbulkan keadaan iskemik dan kerusakan mikrovaskular. Keadaan ini disebut dengan Reperfusion Injury, yang memicu terjadinya kerusakan jaringan dan peningkatan Radikal Bebas.

2.6.2 Diagnosa dan biomarker pelatihan fisik berlebih

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI ANGGUR (VITIS VINIFERA L.) TERHADAP MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR) JANTAN YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK

0 5 16

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI ANGGUR MERAH (Vitis Vinifera) TERHADAP KERUSAKAN SEL OTAK ATEROSKLEROSIS PADA TIKUS PUTIH JANTAN ( Rattus Norvegicus Strain Wistar)

0 5 24

PENGARUH EKSTRAK BIJI ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) TERHADAP PENURUNAN RASIO LDL/HDL PLASMA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR YANG DIINDUKSI DIET TINGGI KOLESTERO

0 4 26

PENGARUH EKSTRAK BIJI ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) TERHADAP PERBAIKAN HISTOLOGIS SEL BETA PANKREAS TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) STRAIN WISTAR MODEL DIABETIKUM

0 6 26

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI ANGGUR MERAH (Vitis vinifera L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR METHEMOGLOBIN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIINDUKSI ALKOHOL

0 8 27

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK BIJI ANGGUR MERAH (Vitis vinifera L.) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIINDUKSI ALKOHOL SUBAKUT

1 7 28

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI ANGGUR MERAH (vitis vinifera) TERHADAP PENURUNAN JUMLAH SEL MESANGEAL PADA TIKUS PUTIH (rattus novergicus strain wistar) MODEL DIABETIK

0 4 5

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI ANGGUR MERAH (Vitis vinifera L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI SEL HEPAR TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIINDUKSI ALKOHOL

0 3 26

PEMBERIAN EKSTRAK ETHANOL ANGGUR (Vitis vinifera) MENCEGAH PENURUNAN OSTEOBLAS DAN DENSITAS TULANG SERTA MENCEGAH PENINGKATAN OSTEOKLAS PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN DENGAN AKTIVITAS FISIK BERLEBIH.

0 1 85

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ANGGUR HITAM (Vitis vinifera) TERHADAP KADAR High Density Lipoprotein (HDL) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus ) JANTAN YANG DIINDUKSI HIPERKOLESTEROL - Repository UNRAM

0 0 8