Observasi Aktifitas Guru Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II .1 Perencanaan Tindakan

175 penulis meminta siswa kembali ke ruang kelas X-6 akan tetapi terlebih dahulu membereskan atau merapikan bangku-bangku yang ada di ruang multimedia.

4.3.2 Observasi Aktifitas Guru

Aktifitas guru selama pelaksanaan siklus I diamati oleh tiga orang observer. Ketiga observer tersebut adalah Dra. Anih Ruhyani, Dra. Mimie Sendaruwati, dan Anggie Anggraeni. Ketiga observer memberikan penilaian terhadap aktifitas peneliti selama melakukan pembelajaran menggunakan model deep dialoguecritical thinking. Nilai ditulis pada lembar observasi yang merupakan instrumen penelitian. Seperti halnya pada siklus 1, observer hanya menilai pengampikasian model deep dialogue.critical thinking dalam kegiatan pembelajaran. Skala penilaian yang diberikan antara 1 sampai 5. Penilaian dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Setelah pelaksanaan siklus II selesai, peneliti menghitung nilai hasil observasi dan mendeskripsikan hasil observasi siklus II. Data hasil pengamatan aktivitas guru dianalisis berdasarkan pencapaian skala penilaian setiap aspek yang diberikan tiga pengamat. Pendeskripsian hasil observasi digunakan sebagai acuan untuk refleksi dan perencanaan tindakan selanjutnya. Nilai rata-rata yang diperoleh peneliti dari ketiga observer untuk seluruh aspek aplikasi model deep dialoguecritical thinking adalah 4,5. Nilai 4,5 dalam skala penilaian observasi aktivitas guru memiliki arti sangat baik. Secara keseluruhan penampilan guru dalam mengaplikasikan model deep dialoguecritical thinking sudah dianggap sangat baik oleh ketiga observer mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan 176 akhir. Ada peningkatan nilai yang sangat signifikan. Pada siklus satu berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan pembelajaran menggunakan model deep dialoguecritical thinking mendapatkan nilai 3,1 atau baik, sedangkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mendapatkan nilai 4,5 atau sangat baik. Hal tersebut menunjukkan ada peningkatan pesat dari pengaplikasian model deep dialoguecritical thinking. Berikut adalah deskripsi tiap aspek yang diamati oleh tiga observer. Kegiatan membentuk kelompok yang terdiri minimal empat orang dinilai baik karena memperoleh nilai 4. Hal ini dikarena pembentukan kelompok sudah efektif. Setiap kelompok terdiri dari enam orang siswa, dan itu dirasa cukup oleh observer sehingga proses dialog mendalam berjalan lebih efektif dari sebelumnya. Nilai 4,3 diperoleh untuk aspek memberikan pertanyaan terbuka pada setiap kelompok. Nilai 4,3 sangat baik diberikan oleh observer karena pertanyaan terbuka yang diajukan peneliti bersifat spesifik sesuai dengan permasalahan yang akan didialogkan. Kegiatan membangun dinamika membangun dinamika kelompok dengan memotivasi siswa untuk membahas permasalahan tertentu dengan dialog mendalam dan berpikir kritis memperoleh nilai 3,3. Nilai 3,3 berarti baik. Ada peningkatan yang dilakukan peneliti untuk membangun dinamika kelompok. Peneliti memberikan motivasi yang dapat mendorong siswa untuk mendialogkan permasalahan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Akan tetapi motivasi yang disampaikan guna membangun dinamika kelompok belum dirasakan oleh setiap siswa. Hal itu dikarenakan peneliti masih belum mampu memompa semangat siswa untuk seluruhnya aktif melakukan dialog mendalam. 177 Nilai 4 diperoleh dari observer untuk kegiatan meminta siswa mengkritisi permasalahan dengan melakukan dialog mendalam di dalam kelompoknya. Nilai 4 memiliki pengertian baik. Hal ini dikarenakan peneliti telah memberitahu cara melakukan dialog mendalam untuk berpikir kritis pada siswa, yaitu dengan cara menyampaikan pendapat terhadap permasalahan, mengkritisi fakta-fakta, menyampaikan data dan alasan, serta memberikan solusi permasalahan. Nilai sangat baik diperoleh untuk kegiatan mengamati kegiatan dialog mendalam dan berpikir kritis siswa di setiap kelompok. Ketiga observer memberikan nilai 4,7 untuk kegiatan ini. Ketiga observer menilai kegiatan mengamati dan mengawasi dialog mendalam yang dilakukan siswa sudah baik, karena peneliti berkeliling ke setiap kelompok dan mengawasi proses dialog yang mereka lakukan dan memberika jawaban atau arahan bila ada hal yang belum dipahami siswa. Kegiatan meminta perwakilan siswa dalam kelompok melaporkan hasil dialog mendalam dan berpikir kritis mengenai permasalahan tertentu yang diajukan oleh guru mendapatkan nilai rata-rata 4,7. Nilai 4,7 memiliki arti sangat baik. Nilai ini diperoleh karena peneliti telah tegas untuk meminta siswa melaporkan laporan hasil dialog mendalam dan berpikir kritisnya. Aspek ini merupakan aspek yang mengalami peningkatan nilai sangat pesat karena semua siswa melaporkan hasil dialog mendalam yang siswa lakukan. Kegiatan memberi umpan balik pada siswa mengenai laporan hasil dialog mendalam dan berpikir kritis yang mereka sampaikan dinilai sangat baik oleh ketiga observer. Nilai yang didapatkan adalah 4,7. Nilai ini diperoleh karena peneliti sudah 178 memberikan umpan balik berupa pujian, tanggapan, dan masukan atau saran. Penilai pada aspek ini mengalami peningkatan pesat karena semua kelompok yang telah melaporkan hasil dialog mendalam diberi umpan balik. Kegiatan terakhir yang diobservasi oleh observer adalah kegiatan meminta siswa menuangkan ide, gagasan, dan pendapat disertai bukti dan fakta dalam bentuk paragraf argumentasi berdasarkan proses dialog mendalam yang telah mereka lakukan mengenai topik permasalahan yang mereka kritisi. Ketiga observer memberikan nilai rata-rata 5 . Hal itu berarti kegiatan yang dilakukan peneliti sangat baik. Peneliti meminta siswa menuangkan ide, gagasan, dan pendapat disertai bukti dan fakta dalam bentuk paragraf argumentasi berdasarkan permasalahan yang sudah mereka dialogkan dalam kegiatan dialog mendalam dan berpikir kritis. Secara keseluruhan pelaksanaan tindakan siklus II berupa pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan model deep dialoguecritical thinking telah berlangsung sangat baik. Ada peningkatan signifikan dalam penilaian yang diberikan oleh observer. Akan tetapi tetap saja ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus II ini adalah pada saat membangun dinamika kelompok, peneliti melihat ada beberapa siswa antusias untk melalukan diaog mendalam. Kekurangan lainnya adalah tidak semua siswa dalam kelompok aktif untk melakukan dialog mendalam. Walaupun jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan dialog lebih banyak dari pada jumlah siswa yang aktif di siklus I tetapi masih ada siswa yang tidak aktif mengikuti dialog mendalam dalam kelompoknya. 179

4.3.4 Analisis Paragraf Argumentasi Siswa