287
Peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan siklus III untuk menyelesaikan permasalahan yang masih terjadi di siklus II. Selain itu, target
penelitian belum tercapai, yaitu seluruh siswa kelas X-6 memperoleh nilai diatas 60 paragraf argumentasi yang siswa tulis.
4.5.2 Pembahasan Siklus III
Siklus I dan siklus II telah dilaksanakan. Akan tetapi target penelitian belum tercapai, yaitu 100 siswa kelas X-6 memperoleh nilai di atas 60 untuk paragraf
argumentasi yang ditulis siswa. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan penelitian siklus III untuk memenuhi targetan tersebut dan memaksimalkan penerapan model
deep dialoguecritical thinking. Sebelum melaksanakan tindakan siklus III, peneliti menyusun perencanaannya terlebih dahulu.
Penulis mengidentifikasi permasalahan siklus II. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf argumentasi
menggunakan model deep dialogue critical thinking sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi ada beberapa aspek yang harus diperbaiki yaitu aspek membentuk
kelompok dan aspek pelaksanaan dialog mendalam. Pembentukan kelompok di siklus II memerlukan waktu yang lama, oleh karena itu pada siklus III peneliti menetapkan
waktu yang dibutuhkan untk memebentuk kelomok. Selain itu untuk mengatasi permasalahan siswa yang kurang aktif selama pembelajaran, peneliti akan langsung
menunjuk siswa yang kurang aktif tersebut menjadi ketua kelompok. Sehingga siswa tersebut terpaksa aktif karena memiliki tanggungjawab lebih.
288
Permasalahan lainnya adalah paragraf argumentasi yang ditulis siswa banyak yang tidak disertai data dan fakta. Oleh kerena itu, peneliti memecahkan masalah
tersebut dengan menempilkan video mengenai pemanasan global. Dalam video tersebut ada data dan fakta yang berhubungan dengan pemanasan global. diharapkan
dengan media pembelajaran berbentuk video tersebut siswa dapat terbantu untuk menuliskan data dan fakta dalam paragraf argumentasi.
Pelaksanaan siklus III akan dilakukan di ruang multimedia pada tanggal 20 Mei 2010. Observer yang akan menilai peneliti mengaplikasikan model deep
dialoguecritical thinking masih sama, yaitu Dra. Anih Ruhyani, Dra. Hj. Mimie Sendaruwati, dan Anggie Anggraeni. Pokok bahasan yang akan diterangkan dalam
pembelajaran di siklus III adalah mengenai pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan dalam paragraf argumentasi serta alasan, data, dan fakta yang
mendukung pendapat tersebut. Selain itu pokok bahasan yang akan diterangkan adalah mengenai penulisan kalimat efektif dan penggunaan ejaan.
Skenario pembelajaran RPP yang digunakan masih sama seperti RPP yang digunakan di siklus sebelumnya. Media pembelajaran yang digunakan selain media
power point adalah video mengenai pemanasan global. Instrumen penelitian yang digunakan masih sama yaitu lembar tes menulis paragraf argumentasi dan lember
observasi aktivitas guru. Peneliti menyusun perencanaan siklus III sematang mungkin.
Pelaksanaan tindakan siklus III dimulai dengan peneliti menarangkan materi yang dipersiapkan mengenai paragraf argumentasi dan teknik penulisan kalimat dan
289
penggunaan ejaan. Setelah itu peneliti meminta siswa untuk membembentuk kelompok. Peneliti memberi waktu dua menit untuk memebentuk kelompok agar
waktu tidak terbuang percuma. Setelah kelompok terbentuk peneliti mulai membangun dinamika kelompok
dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan dialog mendalam dan berpikir kritis. Ketika melihat siswa yang kurang antusias ketika membangun aktifitas
kelompok, peneliti langsung menunjuknya menjadi ketua kelompok agar siswa tersebut memiliki tanggungjawab dan akan aktif melakukan dialog mendalam.
Setelah memberikan motivasi, peneliti meminta seluruh siswa menyaksikan tayangan video mengenai pemanasan global yang ditayangkan melalui media infokus
dan layar. Seluruh siswa menyaksikan video tersebut dengan seksama. Rupanya media yang peneliti gunakan mampu menarik perhatian siswa. Berdasarkan hasil
refleksi, masih banyak siswa yang tidak menuliskan data dan fakta pendukung dalam paragraf argumentasinya. Oleh karena itu, peneliti memilih video mengenai
pemanasan global yang di dalamnya berisi data dan fakta seputar pemanasan global. Selesai menyaksikan video mengenai pemanasan global, peneliti memberi
pertanyaan terbuka seputar permasalahan pemanasan global kepada seluruh kelompok. Pertanyaan terbuka tersebut dijawab melalui kegiatan dialog mendalam.
Peneliti mengajukan pertanyaan seputar pendapat siswa mengenai permasalahan pemanasan global, mengkritisi penyebab pemanasan global, mengkritisi data dan
fakta yang berhubungan dengan pemanasan global, mencari solusi untuk mengatasi pemanasan global.
290
Peneliti memberi waktu kepada siswa untuk melakukan dialog mendalam dan berpikir kritis. Peneliti berkeliling untuk mengawasi siswa ketika melakukan dialog
mendalam. Beberapa siswa dalam kelompok aktif mengemukakan pendapatnya. Siswa mulai melakukan dialog tahap demi tahap. Ada yang mengemukakan pendapat,
mengkritisi fakta, mencari solusi, dan menyanggah pendapat temannya. Bila ada siswa yang kurang aktif, peneliti segera menegurnya dan memintanya untuk
berpartisipasi dalam kegiatan dialog mendalam. Peneliti membantu siswa bila ada siswa yang bertanya seputar permasalahan yang siswa dialogkan. Peneliti mengawasi
dengan baik jalannya kegiatan dialog mendalam agar tidak ada siswa yang tidak aktif berpartisipasi.
Setelah melakukan dialog mendalam dan berpikir kritis, setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil dialog mendalam yang telah dilakukan. Perwakilan siswa
menyampaikan hasil dialog berupa pendapat atau pernyataan, data dan fakta yang mendukung pendapat tersebut, saran dan masukan mengenai permasalahan
pemanasan global. Seluruh kelompok melaporkan hasil dialog mendalam yang dilakukan kelompoknya. Setelah siswa melaporkan hasil dialognya, peneliti
memberikan umpan balik. Umpan balik itu berupa pujian, saran, dan tanggapan terhadap laporan hasil dialog mendalam yang dilakukan siswa dalam kelompok.
Peneliti kemudian meminta siswa menuangkan pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan siswa mengenai permasalahan pemanasan global ke dalam sebuah
paragraf argumentasi. Hal-hal yang ditulisakan dalam paragraf argumentasi sesuai dengan hasil dialog mendalam yang dilakukan oleh siswa. Peneliti mengingatkan
291
siswa untuk menuliskan data dan fakta yang mendukung pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan. Selain itu peneliti mengingatkan kepada siswa untuk
menulis kalimat dengan baik dan menggunakan ejaan yang benar. Siswa menuliskan paragraf argumentasi dengan tenang dan serius. Setelah siswa selesai menulis
paragraf argumentasinya, maka siswa mengumpukannya pada peneliti. Setelah semua siswa selesai menulis paragraf argumentasi siswa kembali ke ruang kelasnya.
Pengolahan data dan pendeskripsian data dilakukan setelah pelaksanaan siklus III selesai dilakukan. Peneliti mendeskripsikan data untuk mengetahui hasil
penelitian. Pelaksanaan model deep dialoguecritical thinking sudah dinilai sangat baik oleh tiga observer. Penerapan model pembelajaran ini telah dilakukan secara
maksimal oleh peneliti sehingga tidak ada masalah berate yang terjadi di siklus III. Paragraf argumentasi yang ditulis siswa sudah menunjukkan hasil yang
memuaskan. Seluruh siswa kelas X-6 memperoleh nilai di atas 60 untuk paragraf argumentasi yang siswa tulis. Itu, berarti tidak ada siswa yang dikategorikan kurang.
Rata-rata nilai paragraf argumentasi siswa adalah 77,4. Ada peningkatan signifikan untuk nilai paragraf argumentasi yang ditulis siswa pada setiap siklusnya. Karena
pelaksanaan model deep dialoguecritical thinking telah terlaksana dengan sangat baik dan hasil evaluasi siswa berupa paragraf argumentasi telah mencapai target
maka kegiatan penelitian dihentikan. Hasil penelitian mnunjukkan model deep dialoguecritical thinking dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
paragraf argumentasi.
292
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan