Refleksi Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I .1 Perencanaan Tindakan

155 Tawuran Pelajar merupakan salah satu permasalahan sosial yang terjadi di tengah lingkungan pelajar. Tawuran biasa nya disebabkan oleh tingginya sifat egois di suatu kelompok pelajar SMA, misalkan SMA A tidak ingin kalah eksis dengan SMA B atau karena mereka saling mengejek sesama pelajar, dan terjadilah keributan antar pelajar. agar tawuran ini tidak menjadi berbudaya, dikalangan pelajar seharusnya, pihak sekolah, polisi, serta yang lainnya dapat meminimalisir terjadi nya tawuran antar pelajar di Indonesia. Kesalahan ejaan pertama adalah penulisan huruf P pada kata pelajar yang ditulis dengan huruf kapital. Kesalahan ejaan kedua adalah penulisan kata biasa nya seharusnya dirangkai menjadi biasanya tidak dipisah. Kesalahan ketiga adalah kata penghubung atau dan karena yang disatukan, seharusnya dalam kalimat majemuk pemilihan cukup digunakan satu kata penghubung saja yaitu atau. Kesalahan keempat adalah kesalahan penulisan kata berimbuhan, sesuai dengan konteks kalimat, kata yang tepat adalah budaya bukan berbudaya. Kesalahan kelima adalah kata terjadi nya yang seharusnya disatukan menjadi terjadinya. Kesalahan keenam adalah harus adanya tanda , setelah kata SMA. Kesalahan ketujuh adalah setelah kata pelajar harus ada tanda baca ,. Kesalahan kedelapan adalah seharusnya tidak ada tanda , setelah kata berbudaya. Kesalahan kesembilan adalah setelah akata seharusnya harus ada tanda ,. Berdasarkan jumlah kesalahan ejaan dalam paragraf maka peneliti memberi nilai dua.

4.2.5 Refleksi

Setelah dilaksanakan tindakan yang disertai dengan observasi dan evaluasi hasil belajar siswa, selanjutnya diadakan refleksi terhadap hal-hal yang telah terjadi. 156 Catatan-catatan observasi dan nilai evaluasi itu dimanfaatkan untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan tindakan berikutnya. Tindakan berikutnya dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan. Refleksi yang dilakukan tentu bertolak dari pelaksanaan tindakan terdahulu. Data-data pelaksanaan tindakan terdahulu ini terkumpul dalam catatan observasi. Berikut adalah refleksi berdasarkan hasil observasi aktifitas guru. 1 Pembentukan kelompok siswa untuk melakukan deep dialoguecritical thinking belum efektif. 2 Kegiatan membangun dinamika kelompok belum maksimal dan peneliti kurang memberikan motivasi pada siswa untuk melakukan kegiatan deep dialogcritical thinking. 3 Siswa belum maksimal mengkritisi permasalahan dengan melakukan dialog mendalam di dalam kelompoknya dikarenakan peneliti tidak memberitahu teknik melakukan dialog mendalam untuk berpikir kritis sebelumnya pada siswa. 4 Kegiatan meminta perwakilan siswa dalam kelompok melaporkan hasil dialog mendalam dan berpikir kritis mengenai belum maksimal karena peneliti kurang tegas untuk meminta siswa melaporkan laporan hasil dialog mendalam dan berpikir kritisnya. 5 Umpan balik tidak diberikan kepada seluruh kelompok karena tidak seluruh kelompok melaporkan hasil dialog mendalamnya. 6 Penggunaan media pembelajaran masih belum memberikan kontribusi maksimal dalam pembelajaran. 157 Refleksi berdasarkan hasil evaluasi siswa berupa paragraf argumentasi adalah sebagai berikut. 1 Siswa masih belum mampu mengungkapkan pernyataan, ide, dan pendapatnya dengan tegas, lugas, dan jelas dalam paragraf argumentasi. 2 Siswa masih belum menuliskan data dan fakta yang mendukung pernyataan, ide, dan pendapat. 3 Siswa belum mampu menulis paragraf dengan kalimat efektif, karena masih dapat kesalahan penulisan kalimat. 4 Siswa belum mampu menulis paragraf dengan menggunakan ejaan yang baik dan benar karena masih terdapat kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca. Berdasarkan refleksi siklus I yang telah dilakukan, peneliti menyusun beberapa hal yang akan dilakukan di siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I, yaitu sebagai berikut. 1 Mengefektifkan pembentukan kelompok melakukan deep dialoguecritical thinking. 2 Memaksimalkan kegiatan membangun dinamika kelompok dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan deep dialoguecritical thinking. 3 Memberitahukan cara melakukan dialog mendalam pada siswa agar siswa mampu berpikir kritis. 4 Tegas dalam meminta siswa melaporkan hasil kegiatan deep dialoguecritical thinking. 158 5 Memberikan umpan balik kepada seluruh kelompok yang melaporkan hasil deep dialoguecritical thinking. 6 Menggunakan media pembelajaran yang efektif dan mampu menarik perhatian siswa. 7 Mengingatkan siswa untuk mengungkapkan pernyataan, ide, dan pendapatnya dengan tegas, lugas, dan jelas dalam paragraf argumentasi. 8 Mengingatkan siswa untuk menuliskan data dan fakta yang mendukung pernyataan, ide, dan pendapat. 9 Mengingatkan siswa untuk menulis paragraf dengan kalimat efektif, karena masih dapat kesalahan penulisan kalimat. 10 Mengingatkan siswa untuk menulis paragraf dengan menggunakan ejaan yang baik dan benar karena masih terdapat kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca. 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II 4.3.1 Perencanaan Tindakan