Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di era kekinian merupakan elemen yang sangat penting bagi manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Holbrook 2005 pendidikan merupakan sarana untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai baik dalam lingkup personal maupun sosial. Keterampilan yang dihasilkan melalui proses pendidikan juga memegang peranan yang tidak kecil. Termaktub dalam laporan konferensi ILO ke-97 2008: 2 bahwa pengembangan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan produktifitas yang dapat mengubah standar dan pertumbuhan kehidupan. Dewey dalam Sudira, 2010 memiliki keyakinan bahwa tujuan dasar dari pendidikan umum adalah untuk memenuhi kebutuhan individu dan persiapan hidup. Salah satu yang erat kaitannya dengan paradigma ini adalah muatan kecakapan hidup dalam pendidikan. Menurut Susiwi 2007 kecakapan hidup memiliki arti yang luas, karena dalam menjalani hidup dan kehidupan, seseorang memerlukan keterampilan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Hal demikian secara sengaja maupun tidak, telah ada sejak manusia ada. Pendidikan kejuruanvokasi memiliki inti yang selaras dengan pendidikan secara umum yaitu menyiapkan peserta didik untuk memiliki keterampilan, kecakapan, pengertian, perilaku, sikap, kebiasaan kerja, dan apresiasi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia usahaindustri DUDI. Keterampilan-keterampilan ini menjadi landasan bagi perkembangan karir seseorang di masa yang akan datang. Menurut Sudira 2010 pengembangan proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan SMK harus memiliki porsi yang cukup bagi pengembangan keterampilan-keterampilan tersebut. Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Porsi pengembangan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa dapat diemban oleh seluruh mata pelajaran di SMK, misalnya mata pelajaran adaptif Ilmu Pengetahuan Alam IPA sains yang didalamnya termasuk mata pelajaran kimia. National Research Council 2011: 14 mengisyaratkan bahwa manfaat dari pembelajaran sains dapat membantu dalam menghadapi tantangan di masa kini dan masa yang akan datang. Manfaat sains tersebut dapat diperoleh dengan mengoptimalkan pembelajaran sains yang diperkaya dengan pengembangan keterampilan-keterampilan yang relevan. Manfaat pembelajaran sains, khususnya kimia dinyatakan dengan tegas pada Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Mata pelajaran kimia mempersiapkan kemampuan peserta didik sehingga dapat mengembangkan program keahliannya pada kehidupan sehari-hari dan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu tujuan dari mata pelajaran kimia di SMK adalah menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis Tuntutan mata pelajaran kimia yang tersurat dalam standar ini belum sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh guru. Devi 2008: 2 mengemukakan bahwa banyak guru yang melaksanakan pembelajaran dengan hanya mentransfer ilmu dengan tanpa mengembangkan keterampilan proses sains. Pembelajaran tipe ini memiliki karakter kurangnya interaksi antara siswa dengan guru serta tidak ada interaksi antara siswa dengan siswa. Seringkali pembelajaran seperti ini juga dikenal dengan teaching by telling dimana guru hanya memberikan pengetahuan dari otaknya ke otak siswa. Pola seperti ini ternyata tidak berhasil Barthlow, 2011 dan tidak lagi sesuai dengan kebutuhan pendidikan siswa Hanson, 2013. Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Realita lain mengenai pembelajaran sains dikemukan pula oleh Rustaman 2003 bahwa pembelajaran cenderung berorientasi kognitif yang didominasi hitungan dan hafalan. Selain itu, sistem pendidikan yang terlalu kognitif ini juga terlalu abstrak tidak konkrit, dengan proses pembelajaran yang pasif, kaku, sehingga proses belajar menjadi sangat tidak menyenangkan dan penuh beban. Semua ini telah “membunuh” karakter, siswa menjadi tidak kreatif, tidak percaya diri, tertekan dan stress, serta tidak mencintai belajar, sehingga sulit membangun manusia yang lifelong learner dan berkarakter. Dengan beberapa realita di atas, kiranya diperlukan suatu pergeseran dalam hakekat pembelajaran sains dari hanya bersifat transfer ilmu menjadi pembelajaran yang diperkaya dengan pengembangan keterampilan lain yang diperlukan siswa, misalnya keterampilan proses sains. Perlunya pergeseran hakekat pembelajaran IPA dari nuansa kognitif menjadi terintegrasi dengan aspek lain memiliki kesamaan gagasan dengan Holbrook. Menurut Holbrook 2005: 4 diperlukan pergeseran penekanan dalam pembelajaran kimia. Pergeseran yang dimaksud adalah dari pembelajaran kimia sebagai body of knowledge menjadi pengembangan keterampilan-keterampilan yang diperoleh melalui materi subyek kimia education through chemistry. Hal ini diperkuat pula dengan status kimia secara umum di SMK sebagai mata pelajaran adaptif non major yang perlu dirancang supaya memiliki dimensi yang menyentuh keterampilan proses yang mendukung keterampilan kejuruan. Salah satu wujud dari pergeseran hakekat pembelajaran IPA adalah dengan mengemas pembelajaran IPA yang diperkaya dengan aspek di luar kognitif. Rustaman 2003 mengungkapkan perlunya pengembangan aspek keterampilan keterampilan proses sains yang diperoleh sebagai hasil belajar termasuk praktikum dan kerja ilmiah yang tak terpisahkan dalam pembelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan karena kerja ilmiah diperoleh orang yang Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu belajar IPA untuk dapat memahami IPA sesuai dengan hakekatnya dan dapat digunakan dalam dunia kerja sebagai suatu kebiasaan. Keterampilan proses sains merupakan salah satu keterampilan dasar yang dapat dikembangkan dari pambelajaran sains khususnya kimia. Keterampilan dasar ini termasuk dalam Standar Kompetensi Lulusan SKL siswa SMK dalam kaitannya dengan penguasaan teknologi masing-masing bidang keahlian. SKL kimia SMK mengisyaratkan agar siswa difasilitasi untuk memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Selain itu siswa juga dituntut untuk menggunakan pengetahuan dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki kemampuan dasar kimia sebagai landasan dalam mengembangkan kompetensi di masing-masing bidang keahlian. Pembelajaran kimia, khususnya di SMK memiliki standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sering dikategorikan sulit dan biasanya hanya diampu dengan pembelajaran dengan metoda ceramah teching by telling. Realitanya materi-materi seperti stoikiometri, asam basa maupun laju reaksi belum banyak dikembangkan dengan orientasi konten dan proses atau bahkan dengan pendekatan seperti inkuiri terbimbing. Beberapa metode pembelajaran kimia, khususnya metode praktikum dipercaya dapat menghasilkan beberapa keterampilan pokok yang diperlukan oleh siswa agar berhasil dalam belajar dan hidup di masa depan. Kegiatan laboratorium dipandang sebagai kegiatan yang sangat esensial dalam pembelajaran kimia, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa kegiatan laboratorium merupakan cara yang terbaik dalam belajar kimia secara bermakna Ding Harskamp., 2011. Penelitian yang dilakukan oleh Iriany 2011:101 menghasilkan kesimpulan bahwa kegiatan laboratorium berbasis ICT Infomation Communication Technology pada topik laju reaksi dapat meningkatkan keterampilan generik sains, berfikir kreatif dan motivasi siswa. Pembelajaran kimia dengan menggunakan Problem Based Learning PBL dapat meningkatkan motivasi dan penguasaan konsep siswa pada topik laju reaksi Sriyani, 2011: 87. Kegiatan praktikum juga dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis, kemampuan Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu literasi sains, komunikasi serta Keterampilan Proses Sains siswa Rahman, 2011 : 91 ; Wulandari, 2011: 85. Menurut Domin 1999, sepanjang sejarah pendidikan kimia terdapat empat jenis pembelajaran di laboratorium, yaitu ekspositori, inkuiri, discovery dan problem-based. Lebih lanjut Domin menambahkan bahwa jenis kegiatan laboratorium yang paling populer adalah jenis ekspositori. Pada jenis praktikum ini, guru menyajikan langkah yang harus dikerjakan, mendemostrasikan prosedur hingga menjelaskan konsep dan fenomena. Siswa hanya mengikuti serangkaian petunjuk sehingga dikenal sebagai “cookbook” dalam memverifikasi teori. Herrington Ding Harskamp, 2011 mengemukakan bahwa beberapa penelitian mengenai praktikum secara tradisional memiki kelemahan pada aspek pembelajaran secara virtual. Selain itu, Cutler dalam Schroeder Greenbowe, 2008 juga mengungkapkan bahwa praktikum dengan gaya tradisional mendorong kepasifan siswa creeping passivity atau rendahnya tingkat keterlibatan siswa. Meskipun praktikum konvensional memiliki beberapa keterbatasan seperti yang diuraikan, para guru di lapangan masih cenderung melaksanakannya ketika melakukan pembelajaran dengan praktikum. Pembelajaran praktikum berjenis inkuiri merupakan salah satu satu alternatif dari pembelajaran praktikum tradisionalkonvensional. Herron Nurrenbern dalam Burke Greenbowe, 2006 menyatakan bahwa kegiatan laboratorium yang berorientasi inkuiri lebih baik daripada kegiatan ceramahdemonstrasi atau verifikasi, dengan catatan guru yang mengampu terlatih dengan pengajaran inkuiri dan siswa diberikan waktu dan bimbingan untuk memahami metode baru tersebut. Meskipun praktikum inkuiri memiliki kelebihan dibanding praktikum konvensional, pada kenyataannya terdapat pula beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut terutama dari kegiatan praktikum jenis inkuiri terbuka yang justru menyebabkan siswa menjadi bingung, frustasi serta tidak memiliki dasar pengetahuan yang cukup sebagaimana ilmuwan Barthlow, 2011: 53. Permasalahan ini dapat diatasi dengan praktikum inkuiri terbimbing yang didalamnya melibatkan guru untuk memfasilitasi siswa dalam menemukan konsep. Proses inkuiri terbimbing menjadi salah satu dasar Process Oriented Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Guided Inquiry Learning POGIL. Dengan diinisiasi oleh Rick Moog dan koleganya pada tahun 90-an, muncullah POGIL untuk menyempurnakan pembelajaran inkuiri terbimbing. POGIL hadir sebagai model yang dapat mempermudah pelaksanaan pembelajaran secara inkuiri baik di kelas maupun di laboratorium. POGIL memiliki penekanan pada proses dan konten yang sangat erat kaitannya dengan keterampilan proses khususnya keterampilan proses sains. Pendekatan POGIL menurut Moog Spencer 2008: 6 memiliki dua tujuan yang luas, yaitu untuk mengembangkan penguasaan konten mealui konstruksi pemahaman siswa sendiri, dan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan utama belajar seperti pemrosesan informasi, komunikasi oral dan tertulis, berfikir kritis, pemecahan masalah, metakognisi dan asesmen. Survey terhadap manajer dan pimpinan menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang sangat diinginkan dari pekerja Hanson, 2013. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu benang merah mengenai perlunya perbaikan akan kesesuaian antara hakekat dasar pendidikan, tuntutan-tuntutan yang ada dalam pembelajaran sains khususnya pata pelajaran kimia SMK dan realita yang ada. Praktikum berbasis POGIL diharapkan dapat menjadi sebuah solusi dalam mengembangkan hasil yang lebih besar dari aktifitas pembelajaran. Oleh karena itu, kiranya relevan untuk melakukan penelitian mengenai implementasi process oriented guided inquiry learning POGIL dan bagaimana pengaruhnya terhadap hasil belajar khususnya keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Yogi Musthapa Kamil, 2014 Pengaruh Praktikum Laju Reaksi Berbasis Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry

6 19 183

Perapan model pembelajaran guide inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa: penelitian tindakan kelas di SMA Triguna Utama Ciputat

1 6 91

Pengaruh model process oriented guided inquiry learning (pogil) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa

11 94 302

PENGARUH MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUARY LEARNING (POGIL) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI.

0 5 19

STRATEGI PEMBELAJARAN INTERTEKSTUAL DENGAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) PADA KONSEP TINGKAT KEJENUHAN LARUTAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

0 0 39

Penerapan Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA.

1 2 46

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI LAJU REAKSI.

1 1 16

Penerapan Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA - repository UPI S FIS 1302256 Title

0 0 5

METODE PENELITIAN - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP NEGERI 3 PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR - Repository UNRAM

0 0 11