Sejarah dan Gambaran Umum Kota Medan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah dan Gambaran Umum Kota Medan

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang SalingSei Kera.Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli Medan–Deli.Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur- angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular Deli Serdang sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut. Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu sekarang Medan Tenggara atau Menteng orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei. Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober sd bulan Desember Universitas Sumatera Utara sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari sd September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mmjam. Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya.Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli.Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara. 13 Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan.Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan.Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan.Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan.Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan.Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1950. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa. 13 http:www.pemkomedan.go.idselayang_sejarah.php, Diakses pada tanggal 7 Februari 2012. Universitas Sumatera Utara Mandailing dan Aceh.Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru dan ulama. Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat. Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota.Saat ini, jabatan walikota Medan dijabat oleh Rahudman Harahap dengan jabatan wakil walikota dijabat oleh Dzulmi Eldin. Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21 kecamatan dan 151 kelurahan, yaitu: • Medan Tuntungan • Medan Johor • Medan Amplas • Medan Denai • Medan Area • Medan Kota • Medan Maimun • Medan Polonia • Medan Baru • Medan Selayang • Medan Sunggal • Medan Helvetia • Medan Petisah • Medan Barat • Medan Timur Universitas Sumatera Utara • Medan Perjuangan • Medan Tembung • Medan Deli • Medan Labuhan • Medan Marelan • Medan Belawan Adapun nama – nama Walikota yang menjabat kota Medan dari masa berdirinya sampai sekarang adalah sebagai berikut: No. Nama Masa Jabatan 1. Daniël Mackay 1918 – 1931 2. J.M. Wesselink 1931 – 1935 3. G. Pitlo 1935 – 1938 4. C.E.E. Kuntze 1938 – 1942 5. Shinichi Hayasaki 1942 – 1945 6. Luat Siregar 3 Oktober - 10 November 1945 7. M. Yusuf 10 November 1945 - Agustus 1947 8. Djaidin Purba 1 November 1947 - 12 Juli 1952 9. A.M. Jalaluddin 12 Juli 1952 - 1 Desember 1954 10. Hadji Muda Siregar 6 Desember 1954 - 14 Juni 1958 11. Madja Purba 3 Juli 1958 - 28 Februari 1961 12. Basyrah Lubis 28 Februari 1961 - 30 Oktober 1964 13. P.R. Telaumbanua 10 Oktober 1964 - 28 Februari 1965 14. Aminurrasyid 28 Agustus 1965 - 26 September 1966 Universitas Sumatera Utara 15. Sjoerkani 26 September 1966 - 3 Juli 1974 16. M. Saleh Arifin 3 Juli 1974 - 31 Maret 1980 17. Agus Salim Rangkuti 1 April 1980 - 31 Maret 1990 18. Bachtiar Djafar 1 April 1990 - 31 Maret 2000 19. Abdillah 1 April 2000 - 20 Agustus 2008 20. Afifuddin Lubis penjabat 20 Agustus 2008 - 22 Juli 2009 21. Rahudman Harahap penjabat 23 Juli 2009- 16 Februari 2010 22. Syamsul Arifin penjabat 16 Februari 2010 - 25 Juli 2010 23. Rahudman Harahap 26 Juli 2010 – sekarang Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah.Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain.Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang asa yang relatif besar.Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa.Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional asional. Universitas Sumatera Utara

4.2. Kota Medan Secara Geografis