Peran Aparat Pemerintah Terhadap Pemberantasan Geng Motor

merasa bahwa kegiatan – kegiatan di dalam geng motor negatif dan ia sudah menemukan kenyamanan di dalam aktifitas klub motor. ”Saya sudah beraktifitas di klub motor selama 7 tahun, dan saya sendiri pernah diajak untuk mengikuti geng motor, tapi saya menolak karena saya tahu bahwa kegiatan di dalam geng motor semuanya negatif.” Jadi secara umum, masyarakat merasakan kekhawatiran dengan adanya geng motor ini. Banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan dan menjadi suatu perhatian serius bagi pihak – pihak yang terkait agar geng motor ini tidak membawa keresahan di masyarakat.

5.5 Peran Aparat Pemerintah Terhadap Pemberantasan Geng Motor

Berbicara mengenai penanganan geng motor di kota Medan, tentu saja kita harus menyoroti bagaimana tindakan pihak aparatur pemerintah khususnya kepolisian dalam menangani dan memberantas geng motor. Harus diketahui bahwa aparatur pemerintahan wajib memberikan kenyamanan kepada masyarakat dengan memberantas geng motor yang selama ini mengganggu kenyamanan masyarakat. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, masyarakat pada saat ini sudah mencapai tingkatan keresahan yang sangat tinggi terhadap keberadaan geng motor. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kasus – kasus penangkapan terhadap anggota – anggota geng motor yang dilakukan langsung oleh masyarakat, yangmana proses penangkapan tersebut diwarnai dengan aksi main hakim sendiri. Sesuatu hal yang sangat disayangkan jika masyarakat sudah bertindak demikian. Seharusnya kepolisian berperan lebih aktif dan serius dalam menangani keberadaan geng motor agar masyarakat tindak bertindak anarkis juga ketika memberantas langsung geng motor, karena hal tersebut dikhawatirkan nantinya akan menimbulkan masalah baru yang tentunya semakin menyulitkan pihak kepolisian dalam menangani geng motor di kota Medan. Universitas Sumatera Utara Beberapa kali memang kepolisian sudah melakukan tindakan penangkapan terhadap geng motor dan melakukan razia. Salah satunya seperti dalam pemberitaan berikut ini: Metrotvnews.com, Medan: Polisi menangkap sepuluh anggota geng motor di Jalan Cemara Sari, Kecamatan Percut Sei Tuan, Medan, Sumatra Utara, Senin 234 malam. Kumpulan remaja ini diduga kuat hendak berbuat onar. Sebuah bendera dan senjata double stick disita dari salah seorang anggota geng. Tak hanya itu, seluruh sepeda motor yang tidak dilengkapi dokumen kepemilikan juga turut diamankan petugas. Meski sempat berkilah, kesepuluh remaja digiring ke Kepolisian Resor Kota Medan untuk diproses lebih lanjut.Puji Santosowtr6 19 Sementara itu, aksi yang dilakukan geng motor di Jalan Padang di kawasan Perumnas Mandala tersebut sangat meresahkan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah setempat.Warga yang berdomisili di lokasi itu terganggu tidurnya akibat suara bising dari kendaraan milik kelompok atau geng motot tersebut.Bahkan, sempat terjadi ketengangan dan lempar batu antara masyarakat Kepolisian sendiri mengatakan serius untuk menangani geng motor dengan melakukan penangkapan dan razia serta tidak akan memberikan penangguhan penahanan terhadap pelaku geng motor. Seperti yang disampaikan dalam berita berikut ini: MEDAN EKSPOSnews: Petugas Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan Polresta Medan Sumatera Utara, Minggu dinihari, mengamankan belasan kendaraan milik geng motor yang membuat keonaran di sekitar Jalan Padang dan Perumnas Mandala. Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang ketika dihubungi wartawan, Minggu, 22 April 2012 terkait aksi keributan geng motor tersebut, mengatakan, pihaknya akan menindak tegas pelaku yang membuat keributan di tengah masyarakat.Perbuatan geng motor itu, menurut dia, sudah mengganggu ketentraman masyarakat dan tidak mungkin dibiarkan. Kepolisian juga tidak akan memberikan penangguhan penahanan terhadap pelaku geng motor yang diamankan tersebut, kata Monang. 19 http:www.metrotvnews.comreadnewsvideo20120424149685Polisi-Tangkap-Kawanan-Geng-Motor-di- Medan, Diakses pada tanggal 16 Mei 2012. Universitas Sumatera Utara dengan geng motor itu.Namun keributan tersebut berhasil diredakan setelah aparat kepolisian turun tangan di lokasi kejadian sehingga geng motor mundur dan meninggalkan tempat itu. Polresta Medan dan jajaran Polsekta di kota itu tetap melancarkan razia untuk untuk mengantisipasi maraknya geng motor.Sebelumnya, petugas Polsek Medan Kota menangkap Aan Syahputra alias Aan 17, warga Jalan Tangguk Bongkar IX Perumnas Mandala, salah seorang anggota geng motor Sekumpulan Anak Bromo Community SABC.antara 20 Geng motor kerap melakukan aksi balap – balapan liar dan kebut – kebutan di jalanan sehingga memunculkan keresahan di masyarakat khususnya bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda motor lainnya yang melintas di jalan. Biasanya mereka beraksi secara berkelompok, membawa bendera dan atribut lainnya, serta berbagai macam senjata yang mereka bawa jika nantinya Walaupun beberapa kali melakukan berbagai macam tindakan penangkapan, banyak warga yang mengaku tidak puas dengan kinerja aparat kepolisian dalam menangani geng motor sehingga memunculkan banyak aksi main hakim sendiri yang dilakukan oleh warga. Hal tersebut menjadi permasalahan yang cukup dilematis bagi pihak kepolisian sendiri. AIPDA S.Manurung, selaku salah satu penyidik dalam setiap kasus kejahatan kendaraan bermotor di kota Medan berhasil dijumpai penulis di kantor Polresta Medan dan dalam kesempatan tersebut turut menanggapi permasalahan geng motor yang akhir – akhir ini menjadi permasalahan serius di masyarakat. Berikut tanggapannya: ”Geng motor itu merupakan sekumpulan anak – anak muda yang menamakan dirinya geng motor, yang suka melakukan balap – balapan liar di jalanan, tanpa memiliki sebutan organisasi yang jelas tidak jelas struktur organisasinya, selanjutnya, mereka selalu membuat gangguan – gangguan yang meresahkan masyarakat terlebih kepada para pejalan kaki dan pengendara sepeda motor yang lainnya” 20 http:eksposnews.comview634714Polisi-Amanan-Geng-Motor-di-Medan.html, Diakses pada tanggal 16 Mei 2012. Universitas Sumatera Utara terjadi perselisihan. Selanjutnya, AIPDA S.Manurung memaparkan berbagai macam tindakan kejahatan yang seringkali dilakukan oleh geng motor ketika melakukan aksinya di jalanan. ”Mereka biasanya terdiri dari puluhan orang, dan tidak pernah dijumpai sampai ratusan orang. Mereka sering melakukan aktifitas yang mengganggu orang ketika melintas di jalan khususnya pejalan kaki dan pengendara sepeda motor lainnya, mereka juga sering melakukan aksi pemukulan terhadap orang – orang di jalanan pakai senjata seperti tongkat, kayu bendera, pelemparan, khususnya kepada orang – orang yang dianggap mengganggu atau mengusik mereka ketika melakukan aktifitas di jalanan, lalu menyetop menyuruh berhenti pengendara yang lain untuk menyuruh mereka pinggir agar tak menghalangi mereka ketika melintas di jalanan, kalau ada yang tidak mau pinggir, maka disitu lah akan terjadi tindakan pemukulan dan penganiayaan lainnya” Seperti yang dipaparkan diatas, geng motor dalam melakukan aktifitasnya tidak ingin terhalang oleh pengendara lain atau orang lain yang dianggap mengganggu aktifitas mereka di jalanan. Sehingga dengan kejadian – kejadian seperti itulah mereka sering melakukan tindakan kejahatan berupa pemukulan, penganiayaan, dan kejahatan lainnya yang membuat masyarakat resah, was – was dan takut ketika geng motor melintas di jalan. Atas dasar itulah, pihak kepolisian merasa perlu untuk turun tangan dalam menangani permasalahan geng motor tersebut dengan melakukan berbagai macam program dan kegiatan sebagai wujud tanggung jawab dan tindakan konkret untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Tindakan geng motor yang seperti itu lebih dari kenakalan remaja biasa dan sudah mengarah kepada tindakan kejahatan, sehingga kepolisian sering melimpahkan kasus – kasus geng motor tersebut ke bagian reserse kriminal dalam kategori kejahatan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Seperti yang disampaikan oleh AIPDA S.Manurung mengenai beberapa tindakan yang selama ini dilakukan pihak kepolisian dalam memberantas geng motor. ”Kepolisian sudah pernah melakukan penindakan dalam bentuk penahanan kepada pelaku kejahatan geng motor, seperti yang pernah terjadi juga di USU ketika ada tawuran antar Universitas Sumatera Utara mahasiswa, ada anggota geng motor dari luar USU yang ditahan karena ikut terlibat dalam tawuran tersebut dan akhirnya kasusnya dilimpahkan ke pengadilan, tapi karena pelaku kejahatannya pada saat itu adalah anak – anak dibawah umur maka ada pembinaan khusus yang dilakukan oleh pihak pengadilan. Untuk anak di bawah umur kita lakukan pembinaan kepada anak tersebut dan meminta guru sekolahnya dan orang tuanya untuk membina anak tersebut, dan anak tersebut harus dikenakan wajib lapor kepada pihak kepolisian sebagai bentuk pembinaan kita kepada anak tersebut, karena untuk anak dibawah umur kita melakukan penindakan khusus dan tidak boleh dilakukan penahanan biasa kepadanya, dan untuk pelaku kejahatan geng motor yang sudah dewasa kita lakukan penahanan seperti biasa” Pihak kepolisian dalam melakukan tindakan pemberantasan kejahatan geng motor sering melakukan penahanan kepada pelaku kejahatan geng motor, khususnya kepada mereka yang berumur dewasa dan diduga menjadi orang yang mengarahkan anak – anak dibawah umur untuk mengikuti tindakan kejahatan geng motor dengan merekrut mereka dan melibatkan mereka dalam setiap aksi kejahatan geng motor. Untuk pelaku geng motor yang masih di bawah umur, pihak kepolisian hanya melakukan penangkapan ketika mereka melakukan tindakan kejahatan di jalan, dan kemudian mereka lakukan pembinaan di kantor kepolisian dengan memanggil orang tua anak tersebut untuk diberikan pengarahan oleh pihak kepolisian. Selain melibatkan orang tua, pihak kepolisian juga melibatkan pihak sekolah untuk melakukan pembinaan kepada anak tersebut, dan dari pantauan penulis ketika di lapangan, kepolisian pernah melakukan sosialisasi mengenai geng motor di beberapa sekolah di kota Medan, yang saat itu sekaligus dilakukan oleh Pemko Medan dalam salah satu program kegiatan Pemko Medan. Selain melakukan penahanan dan penangkapan terhadap pelaku kejahatan geng motor, pihak kepolisian juga sudah melakukan berbagai macam tindakan preventif untuk mencegah terjadinya tindakan – tindakan kejahatan akibat geng motor. Tindakan – tindakan pencegahan Universitas Sumatera Utara yang dilakukan antara lain dalam bentuk patroli rutin yang biasanya dilakukan setiap 3 hari dalam seminggu, seperti yang dipaparkan AIPDA S.Manurung berikut ini: ”Dalam melakukan tindakan pencegahan, kita rutin melakukan patroli dan penanganan setiap hari libur. Biasanya kita patroli setiap hari minggu malam senin, malam minggu, dan melakukan pencegahan dengan melakukan patroli di tiap – tiap daerah tempat mereka biasa melakukan balap – balapan liar, sebelum mereka waktunya beraksi, kami dari pihak kepolisian sudah terlebih dahulu berpatroli di lokasi untuk mencegah, biasanya tiap malam sabtu, malam minggu, malam senin agar mereka tidak melakukan balap – balapan liar lagi. Biasanya mereka beraktifitas di daerah Jl.Ringroad, daerah simpang pos, dan daerah titi kuning” Dengan adanya tindakan patroli dan penahanan tersebut, pihak kepolisian merasa sudah melakukan hal – hal yang sesuai untuk menindak para pelaku geng motor dan pihak kepolisian mengungkapkan bahwa dalam melakukan tindakan penahanan, penangkapan dan pencegahan, mereka memiliki prosedur khusus agar tindakan yang mereka lakukan sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang berlaku, apalagi jika pelaku tindakan kejahatan geng motor tersebut paling banyak melibatkan anak – anak dibawah umur yang tentu saja membutuhkan penanganan secara khusus baik bagi kepolisian maupun pihak pengadilan dan kejaksaan. Akan tetapi tetap saja banyak warga yang merasa kurang puas dengan kinerja kepolisian yang dianggap warga kurang tegas dalam menindak para pelaku geng motor tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, AIPDA S.Manurung memberikan tanggapannya perihal keluhan masyarakat tersebut: ”Kita beranggapan mengapa masyarakat tidak puas karena mereka mintanya kita melakukan tindakan kepada pelaku geng motor tersebut dengan cara menghukum dia langsung di tempat dan langsung menahannya. Sementara kita menindaknya dengan cara menahannya terlebih dahulu, kemudian menilang sepeda motornya, dan untuk pencegahan kita tidak perlu melakukan penghukuman di tempat karena belum tentu dia terbukti melakukan tindak kejahatan tersebut, sementara permintaan masyarakat menginginkan agar pelaku tersebut langsung dihukum di tempat, seperti pada saat kita melakukan razia atau patroli, kebanyakan yang tertangkap adalah Universitas Sumatera Utara anak – anak remaja yang sebenarnya korban walaupun dia yang terlibat di geng motor, sementara yang kita inginkan otak – otak kejahatan yang mengarahkan anak – anak tersebut melakukan aksi kejahatan geng motor tersebut yang seharusnya kita tindak, dan kita tidak tahu siapa mereka, kebanyakan mereka yang anak – anak sekolah yang tertangkap dan masyarakat malah menginginkan mereka agar dihukum dan dipenjara, sementara mereka masih dibawah umur dan harus diproses berdasarkan prosedur khusus” Atas alasan itulah mengapa kepolisian merasa perlu berhati – hati dalam menindak setiap pelaku kejahatan geng motor,khususnya ketika mereka menindak pelaku kejahatan yang melibatkan anak dibawah umur karena tentu saja mereka harus ditangani dengan prosedur khusus, sementara warga yang sudah merasa emosi dan geram dengan pelaku geng motor tersebut sangat menginginkan agar mereka dihukum berat dan dipenjara, hal itulah yang membuat warga merasa tidak puas dengan kinerja kepolisian. Menurutnya, yang menjadi target kepolisian sebenarnya adalah pelaku geng motor yang menjadi pimpinan di dalam geng motor tersebut yang telah mengarahkan anak – anak remaja untuk ikut terlibat dalam kegiatan – kegiatan geng motor itulah yang harus ditindak berat dan menjadi fokus kepolisian saat ini ketika melakukan patroli dan penangkapan. Ada berbagai alasan yang diungkapkan oleh pihak kepolisian mengapa anak – anak remaja sekarang tertarik mengikuti geng motor, seperti yang disampaikan oleh AIPDA S.Manurung berikut ini: ”Hal itu terjadi karena adanya permasalahan kesenjangan ekonomi dan sering ada perselisihan antar anak – anak muda yang sering terjadi persaingan di antara mereka sehingga hal itu lah yang sering memicu berbagai macam kerusuhan di jalanan, sehingga memunculkan keresahan di masyarakat” Selain permasalahan ekonomi dan keluarga, adanya persaingan yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya yang menyangkut masalah eksistensi dan pribadi itulah yang akhirnya Universitas Sumatera Utara menyebabkan munculnya konflik yang melibatkan antar kelompok, hal itu terjadi karena ada ikatan perkawanan di dalam kelompok tersebut, sehingga ketika salah satu orang dalam kelompok tersebut terlibat perselisihan dengan salah satu orang dalam kelompok lain maka tidak jarang memunculkan konflik seperti perkelahian dan tawuran antar kelompok.

5.6 Peran Sekolah Dalam Mencegah Berkembangnya Geng Motor