Ketertarikan Pelajar Mengikuti Geng Motor

BAB V ANALISIS DATA

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan melalui teknik wawancara mendalam dengan informan, peneliti berhasil mengumpulkan data informasi mengenai geng motor melalui informan sebanyak 10 informan dengan komposisi 4 orang informan kunci dan 6 orang informan tambahan. Melalui wawancara dengan informan kunci, diperoleh data mengenai aktivitas geng motor, karakteristik geng motor, tahapan dan proses perekrutan anggota, serta keberadaan geng motor tersebut sehingga menyebabkan keresahan di tengah – tengah masyarakat. Selain itu diperoleh juga data – data mengenai sebab – sebab merebaknya geng motor di kalangan remaja, seperti apa tindakan yang dilakukan oleh aparat pemerintah dalam memberantas geng motor, dan tindakan – tindakan yang dilakukan pihak sekolah dalam menangani pelajar yang terlibat geng motor dan dampak negatif keberadaan geng motor di tengah – tengah masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara mendalam dan observasi langsung ke lapangan itu juga diperoleh berbagai data-data untuk dapat di analisis melalui pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dari data yang telah terkumpul, penulis coba membagi dalam beberapa bagian poin-poin terkait permasalahan yang ingin diuraikan dengan memasukkan petikan wawancara dari informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut.

5.1 Ketertarikan Pelajar Mengikuti Geng Motor

Berkembangnya geng motor di kalangan pelajar khususnya di kota Medan bukanlah sesuatu yang baru – baru ini saja terjadi. Munculnya geng motor di kota Medan awal mulanya Universitas Sumatera Utara dipengaruhi oleh munculnya geng motor di kota Bandung yang kemudian pengaruhnya merambah hingga ke kota – kota lainnya. Keberadaan geng motor di kota Medan sebenarnya sudah lama yaitu sejak tahun 2000-an. Ketika itu diawali dengan berdirinya satu geng motor yang kemudian diikuti oleh berdirinya geng motor – geng motor yang lain. Bisa dikatakan bahwa berdirinya suatu geng motor karena dilandasi oleh adanya geng motor sebelumnya sebagai pengaruh, T.E yang merupakan salah satu pendiri geng motor NKB Nekat Kami Bang menceritakan kronologis berdirinya geng motor mereka yang dipengaruhi oleh berdirinya geng motor sebelumnya. Kemudian setelah berdirinya NKB, mulai bermunculan lagi geng motor lain yang menurutnya memiliki karakter yang tidak jauh berbeda dengan karakter geng motor mereka , berikut penuturannya: ”Kami tetap pada komitmen kami sejak berdirinya geng motor kami tetap bersikap tidak terlalu keras tapi ketika ada yang mengganggu kami maka kami akan beli. Tapi tetap dalam geng motor kami ada nilai – nilai kekerasan. Anggota geng motor kami sampai sekarang berjumlah 135 orang. Kalau misalnya dibandingkan dengan geng motor lain yang ada di Medan misalnya Simple Life SL itu mungkin orang itu, karena kami lebih duluan berdiri ketimbang SL ini, itu mungkin hanya penyempurna dari geng motor kami NKB, dimana kami itu tidak terlalu keras namun orang itu SL bermain lebih keras, Selain itu ada juga RNR yang mulai booming tahun 2007, yang bisa dibilang dari RNR itulah akhirnya menjadi tonggak utama kami mendirikan NKB, karena dilihat memang RNR sangat ditakuti dan disegani pada saat itu, mulai muncullah pemikiran kami untuk mendirikan komunitas seperti geng motor yang seperti mereka juga paling tidak untuk bersaing dengan mereka ataupun menciptakan budaya sendiri sama kami.” Dari penuturan T.E dapat digambarkan bahwa berdirinya geng motor dikota Medan itu diawali oleh munculnya satu geng motor yang kemudian menjadi motivasi bagi yang lain untuk mendirikan geng motor yang serupa. Motifnya pada umumnya sama, yaitu untuk menyaingi kehebatan geng motor lain, untuk menunjukkan diri siapa yang lebih hebat, lebih eksis, dan siapa Universitas Sumatera Utara yang paling kuat di jalanan. Maka dari itulah, semakin banyak geng motor berkembang di kota Medan maka akan menimbulkan persaingan yang semakin keras dan tidak menutup kemungkinan jumlah tindakan keonaran yang akan mereka lakukan akan semakin banyak, karena berdasarkan penuturan T.E tersebut, nilai – nilai kekerasan lah yang akan selalu mengiringi eksistensi suatu geng motor ketika beraktifitas di jalanan, dan sebagai wujud daripada unjuk kehebatannya maka dengan kekerasan lah semuanya akan diselesaikan. Dengan semakin berkembangnya geng motor di Kota Medan maka dengan sendirinya akan memunculkan banyak keonaran yang akhirnya menjadi permasalahan serius di Kota Medan. Mencuatnya isu geng motor melalui aksi – aksi nekatnya mulai memanas sejak tahun 2010 dan semakin meresahkan masyarakat sampai menjadi pemberitaan hangat di media – media lokal maupun nasional. Dengan semakin banyaknya geng motor bermunculan di tengah – tengah masyarakat dan ditambah lagi dengan semakin banyaknya aksi – aksi meresahkan yang mereka lakukan, pihak kepolisian dan masyarakat semakin gencar melakukan penyisiran dan pemberantasan terhadap geng motor khususnya di kota Medan. Berkembangnya geng motor di kalangan pelajar di Kota Medan tentu saja memiliki sebab terutama bagi pelajar itu sendiri sehingga tertarik mengikuti geng motor dan nekat melakukan aksi – aksi yang meresahkan masyarakat. Selain itu, banyaknyajumlah remaja yang sebagian berstatus pelajar merupakan salah satu penyebabmaraknya tindakan kekerasan. Karena bagi remaja yang memiliki sifat danemosi yang masih labil, mereka melakukan aksinya hanya untukmencari kebanggaan dihadapan orang lain berupa sensasi, denganpembelaan diri dalam mencari jati diri dalam setiap sikap keputusan yang diambilmelalui tidakan anti-sosial seperti tawuran, pemalakan, perampokan dan penganiayaan atas nama kelompok atau atas nama geng motor yang mereka anut. Universitas Sumatera Utara Suatu hal yang harus dipahami adalah kaum remaja yang menjadi anggota geng motor tersebut sebenarnya sedang melampiaskan hasrat tersembunyinya yang tidak bisa disalurkan melalui wadah yang positif karena ini menyangkut permasalahan psikologis remaja yang sangat berhasrat untuk mengekspresikan dorongan – dorongan agresif dalam dirinya. Dalam teori psikoanalisis Sigmund Freud, kaum remaja itu lebih mengikuti kekuatan id dorongan-dorongan agresif ketimbang superego hati nurani.Keberadaan ego keakuan mereka gagal untuk memediasi agresivitas menjadi aktivitas sosial yang dapat diterima dengan baik dalam kehidupan sosial sublimasi.Walaupun secara teoritis, pendekatan teori psikoanalisa ini bersifat individu, bisa jadi dengan adanya nilai – nilai bersama di dalam geng motor lebih mendorong seorang remaja untuk mengekspresikan dorongan – dorongan agresifnya. Karena pada umumnya, kejahatan – kejahatan yang dilakukan sekelompok remaja di dalam geng motor biasanya dilakukan secara bersama – sama kolektif. Sejalan dengan pemahaman inilah, berdasarkan informasi yang telah didapatkan melalui informan mengenai beberapa alasan mengapa para pelajar tersebut tertarik mengikuti geng motor pada umumnya didasarkan pada dorongan – dorongan psikologis dan faktor sosiologis. Contohnya saja ada yang ingin mencari eksistensi di lingkungan pergaulannya, karena diajak kawan sebayanya baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya, terutama ketertarikan mereka mengikuti geng motor karena kuatnya solidaritas di dalam geng motor tersebut, seperti penuturan Geer yang telah mengikuti geng motor NKB sejak pertengahan tahun 2010, berikut penuturannya: ”Awalnya akugaktau ada geng motor, terus kawan aku ada yang ikut geng motor, lalu aku diajak gabung sama kawan aku itu. Jadi sebenarnya aku gak tau adageng motor dan namanya pun aku gak tau, lalu aku diajak jalan – jalan, keliling – keliling, ya ikut – ikut aja lah bang dan jadi terikat. Tertariknya aku di geng motor itu karena kebersamaannya itu lah dan kompak. Selain itu di geng Universitas Sumatera Utara motor ini kami merasa bebas, yah walaupun masyarakat menganggap kami negatif tapi kami jadi bebas mengekspresikan diri kami.” Di dalam geng motor ini, nilai perkawanan menjadi suatu hal yang paling menarik minat pelajar untuk mengikuti geng motor. Mereka seakan menemukan lingkungan pergaulan yang benar – benar solid dan terdapat kebersamaan di dalamnya, atau dengan kata lain, di dalam lingkungan geng motor inilah mereka seakan telah benar – benar menemukan suatu bentuk penerimaan atas diri mereka apa adanya dan merasa mendapatkan perlindungan dan perhatian karena kebersamaan tersebut. Hal ini yang diperkuat juga melalui penuturan Dian yang merupakan salah satu anggota geng motor NKB, berikut penuturannya: ”Aku tertarik ikut geng motor karena kedekatan yang terjalin di geng motor itu kuat dan kalau diantara kami ada masalah, kawan – kawan yang lain mau ikut membantu.” Selain itu ada Devi yang juga menuturkan hal serupa mengenai alasan keterlibatannya mengikuti geng motor, berikut penuturannya: ”Awalnya aku punya kawan, kawan aku itu ngajak – ngajak aku gabung – gabung gitu, yah kebetulan aku gak punya kawan di rumah jadinya aku ngikut – ngikut. Karena solidaritas orang itu aku tertarik ikut geng motor. Pertamanya kan aku cuma ikut – ikut, tapi karena orang itu baik dan care sama aku makanya aku ikut” Tidak hanya menjadi wadah untuk berkumpul saja, geng motor juga menyediakan ruang bagi mereka untuk mendapatkan penerimaan, perhatian dengan suasana perkawanan yang erat serta kebebasan bagi mereka untuk menumpahkan ekspresi mereka terutama keinginan mereka untuk mendapatkan kebebasan. Mereka beranggapan bahwa dengan mengikuti geng motor mereka lebih bebas untuk berbuat apa saja sesuai dengan keinginannya, secara psikologis hal tersebut diakui mereka sebagai bentuk pelampiasan atas kejenuhan mereka terhadap pengekangan yang selalu mereka alami di lingkungan keluarga dan sekolah. Selain alasan – alasan tersebut, keinginan untuk menjadi yang lebih hebat dan disegani oleh orang lain juga menjadi alasan Universitas Sumatera Utara kenapa seseorang remaja mengikuti geng motor. Alasan tersebut sesuai dengan alasan utama T.E ketika awalnya mendirikan geng motor dan menjadi bagian dari geng motor, berikut penuturannya: ”Tertariknya saya mengikuti geng motor karena pengen merasa hebat, biar disegani orang, ditakuti dan sampai sekarang alasan saya ikut geng motor seperti itu.” Menjadi orang yang disegani dan ditakuti merupakan salah satu motivasi yang paling banyak menarik remaja untuk mengikuti geng motor. Wajar jika seorang remaja menginginkan posisi untuk disegani dan ditakuti oleh orang lain karena sebagai bentuk eksistensinya di dalam masyarakat dan lingkungan pergaulannya.Selain itu juga, dengan posisinya sebagai orang yang ditakuti dan dan disegani, maka seorang remaja merasa mendapatkan suatu bentuk perlindungan ketika ia melakukan sesuatu yang ia sukai dan senangi karena dengan menjadi orang yang ditakuti dan disegani maka tidak ada yang menghalangi dia untuk melakukan sesuatu menurut kemauannya yang pada umumnya dilandasi oleh rasa keingintahuan. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja, seseorang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan juga keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru. Dengan rasa keingintahuannya itulah seorang remaja akan mencari tempat atau wadah untuk menyalurkan rasa keingintahuannya tersebut melalui media – media aktifitas. Maka tidaklah heran, apabila seorang remaja tidak diberikan wadah yang benar untuk berekspresi, maka mereka akan mencari wadah yang lain yang seringkali menjerumuskan mereka kepada perilaku kenakalan remaja, salah satunya adalah geng motor. Selain itu, seorang remaja juga membutuhkan suatu bentuk penerimaan atas dirinya dan penghargaan atas apa yang telah dilakukannya karena remaja pada umumnya membutuhkan eksistensi, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat Universitas Sumatera Utara kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain seperti lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan yang kurang terkontol dengan baik seringkali menjerumuskan seorang remaja untuk berperilaku menyimpang, contohnya saja seperti geng motor yang selama ini memberikan kebutuhan – kebutuhan remaja yang jauh dari pengakuan, penerimaan dan kasih sayang di dalam keluarganya. Hal inilah yang akhirnya menjadikan mereka terikut arus yang negatif, sehingga dengan aktifitasnya di dalam geng motor mereka sering melakukan aksi – aksi nekat yang meresahkan masyarakat, karena dengan melakukan hal – hal tersebut maka eksistensinya akan diakui dan mereka akan mendapatkan penerimaan yang tinggi di lingkungan pergaulannya khususnya di geng motor. Seperti yang dikatakan psikolog UGM, Prof Dr Sofia Retnowati MSdan beberapa pakar psikologi yang lain dalam pemberitaan berikut ini: Geng Motor Muncul Akibat Remaja Tak Nyaman di Rumah Medan-andalas Fenomena aksi kekerasan geng motor merupakan penyimpangan remaja yang disebabkan gagalnya lingkungan keluarga memberikan pendidikan karakter bagi mereka. Kondisi ini diperparah ketika para remaja merasa nyaman berada dalam kelompok geng motor itu. “Faktor yang mendorong remaja bergabung dengan geng motor karena dipengaruhi kondisi- kondisi sosiologis,” kata Psikolog Universitas Gajah Mada UGM, Prof Dr Sofia Retnowati MS, saat menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa Magister Pasikologi Pascasarjana Universitas Medan Area UMA, Selasa 244 malam. Kuliah umum dibuka Ketua Program Studi Magister Psikologi UMA Prof Dr Abdul Munir MPd. Menurut Prof Sofia, geng motor muncul akibat lingkungan keluarga dan lingkungan sosial gagal memberikan perlindungan psikologis dan kontrol sosial kepada remaja itu. “Ketika remaja tidak mendapatkan rasa nyaman dan sejuk di rumah, maka mereka mencari lokasi yang membuat merasa enak dan kemungkinan nilai-nilai yang mereka cari tersebut mereka temukan pada kelompok geng motor itu,” tegasnya didampingi Sekretaris Program Studi Magister Psikologi UMA, Azhar Aziz. Universitas Sumatera Utara Dia mengatakan kalau remaja yang bermasalah secara psikologis dan sosiologis bergabung pada sebuah kelompok yang bernuansa anti-kultur akan mudah melakukan kekerasan baik fisik maupun non fisik. “Apalagi kuatnya tarikan nilai-nilai kelompok terhadap nilai-nilai individual menyebabkan para anggota geng motor juga dengan mudahnya melakukan kekerasan baik terhadap anggota kelompok lain atau pada orang lain,” terangnya. Dia mengatakan, perilaku menyimpang dari geng-geng motor yang sudah mengarah pada aksi kejahatan terjadi karena kurangnya kontrol semua pihak. Berkurangnya kepekaan masyarakat terhadap aksi-aksi kejahatan menjadi salah satu penyebab semakin berkembangnya perilaku yang menyimpang dari kelompok itu di tengah masyarakat. Meningkatnya intensitas dan kualitas tindak kekerasan oleh geng motor belakangan ini, menurut dosen Magister Psikologi UMA ini, perlu segera dicarikan solusi agar keresahan sosial yang dialami masyarakat oleh ulah para anggota geng motor dapat teratasi. “Semua pihak, pemerintah, penegakan hukum, keluarga, dan sekolah harus menyatu bersama- sama memberikan pendidikan karakter yang baik bagi remaja,” tegasnya. Salah satu solusinya, tambahnya, adalah tindakan preventif dan persuasif di ranah pranata sosial terkait meliputi keluarga, kepolisian atau para praktisi sosial untuk menghentikan praktek kekerasan itu. Dia juga mengatakan, salah satu caranya, bisa saja dengan melakukan pembubaran kelompok tersebut secara paksa, atau kontrol sosial melalui kegiatan razia terhadap kepemilikan benda-benda keras yang mereka miliki. “Faktor lain memberikan penanaman nilai normatif agama atau informasi hukum untuk mengisi kemiskinan moral mereka. Ini kembali, peran keluarga kemudian lingkungan dan sekolah,” tegas pakar psikologi kesehatan masyarakat ini. Dia menegaskan, perilaku menyimpang geng motor bukan hanya menjadi tanggung jawab polisi atau pihak sekolah semata, tapi semua pihak harus terlibat dalam upaya mengatasi aksi kriminal tersebut. ”Peran sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat sangat penting,” tandasnya. 16 16 http:harianandalas.comindex.php?option=com_contentview=articleid=5851:geng-motor-muncul-akibat- remaja-tak-nyaman-di-rumah-catid=2:medan-kitaItemid=27, Diakses pada tanggal 8 juni 2012 Universitas Sumatera Utara Salah satu karakteristik remaja yang harus kita ketahui adalah remaja pada umumnya memiliki sifat yang labil dan sangat membutuhkan sekali pengarahan yang positif dari pihak – pihak yang seharusnya memberikan perhatian kepada mereka seperti keluarga dan pihak sekolah guru.Seperti yang dipaparkan oleh informan – informan sebelumnya mengenai ketertarikannya mengikuti geng motor pada awalnya dimulai dari ajakan seorang teman dan hanya sekedar ikut – ikutan. Fakta tersebut sesuai dengan karakter alamiah seorang remaja yang memang sangat mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain terutama oleh orang yang memiliki kedekatan dengannya. Apalagi jika dia merasa bahwa temannya tersebut lebih menerima dia dan memberikan kenyamanan baginya dibandingkan dengan keluarganya. Kemudian yang paling penting adalah seorang remaja selalu bertindak sesuai dengan keinginannya dan harus benar – benar bisa memenuhi kebutuhannya terutama eksistensi dan perhatian dari orang lain, dan secara subjektif terkadang tidak memperhatikan kondisi lingkungan dan mengesampingkan kepentingan orang lain. Hal itulah yang akhirnya memicu seorang remaja untuk melakukan tindakan yang negatif. Pada intinya, munculnya geng motor ini dipicu oleh beberapa sebab yang secara luas dihasilkan oleh lingkungan sosial yang menyebabkan seorang remaja tidak dapat mengendalikan kontrol dirinya sehingga sering berperilaku sesuai dengan keinginannya. Remaja sering bertindak hanya mengedepankan egonya dan sering menyalahgunakan serta melebih-lebihkan harga dirinya. Terlebih lagi jika penghargaan dan penerimaan akan eksistensinya tersebut tidak didapatkannya di lingkungan keluarganya maupun di sekolahnya maka dia akan mencari wadah lain yang lebih menerima eksistensinya dan memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu untuk mencegah remaja khususnya pelajar agar tidak terlibat pada aktifitas – aktifitas negatif di dalam geng motor, pencegahan haruslah dimulai dari lingkungan keluarganya yaitu dengan Universitas Sumatera Utara menciptakan suasana keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, perhatian, dan memberikan penanaman nilai – nilai moral kepada anak di lingkungan rumah. Selanjutnya pengembangan minat remaja melalui kegiatan – kegiatan tambahan juga harus menjadi perhatian serius bagi instansi pendidikan agar pelajar tidak mencari wadah lain yang tentunya akan menjerumuskan pelajar pada aktifitas yang negatif. Kemudian pendidikan pengembangan karakter juga perlu dilakukan oleh pihak sekolah sebagai upaya untuk membentuk karakter pelajar menuju kepribadian yang positif dan tentu saja akan mencegahnya pada perilaku – perilaku yang menyimpang.

5.2 Perekrutan