Pandangan Masyarakat Terhadap Geng Motor

perkumpulan geng motor di malam hari di atas jam 1 malam setiap malam minggu selama bulan Februari - Mei 2012, penulis sering menemukan sekelompok orang remaja berkendaraan bermotor berkumpul dan beraktifitas secara beramai – ramai yaitu di daerah Jl.Ringroad Tanjung Rejo dan Sekitarnya, daerah Jl. Pattimura, Jl. Mongonsidi, Jl.Setia Budi, Jl. Sei Batanghari, Ayahanda dan sekitarnya Daerah Babura, Jl. Padang Bulan, Jl. Mandala By Pass dan sekitarnya, Jl.Bromo - Jl. Halat dan sekitarnya, dan wilayah lainnya di kota Medan. Akan tetapi penulis tidak menemukan mereka bertindak anarkis dan merusuh hanya sekedar berkumpul saja. Setidaknya ada korelasi antara pernyataan Dian tadi dengan fakta yang ditemukan penulis ketika memantau langsung di lapangan bahwa banyak geng motor yang akhir – akhir ini takut untuk merusuh lagi, tapi pada saat tertentu tidak jarang juga terjadi perkelahian antar geng motor yang menyebabkan masyarakat dan kepolisian akhirnya turun tangan, seperti yang pernah terjadi di daerah Setia Budi, Selayang, dan daerah Medan Baru.

5.4 Pandangan Masyarakat Terhadap Geng Motor

Berkembangnya aktifitas geng motor di Kota Medan tentu saja berefek langsung kepada masyarakat dan seringkali memunculkan gangguan dan keresahan di lingkungan masyarakat. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya baik poin aktifitas maupun dalam bab pendahuluan, banyak ditemukan kasus – kasus kerusuhan dan perusakan yang diakibatkan oleh tindakan nekat yang dilakukan oleh beberapa geng motor yang tentu saja menimbulkan keresahan sekaligus kemarahan masyarakat. Tak jarang akhirnya masyarakat kerap melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap keberadaan geng motor ini hingga berakhir pada tindakan penangkapan langsung masyarakat terhadap geng motor yang kadang – kadang diwarnai dengan aksi kekerasan terhadap remaja yang tertangkap tangan sedang beraktifitas dengan teman – temannya Universitas Sumatera Utara di geng motor. Selain itu juga pihak kepolisian yang juga semakin sering melakukan razia pada malam hari untuk memantau keberadaan geng motor, karena tidak hanya masyarakat yang menjadi terganggu akibat ulah geng motor tersebut, pihak kepolisian juga pernah menjadi korban dari tindakan nekat geng motor, yaitu ketika kejadian di persimpangan jalan Iskandar Muda dan Jl.Pattimura yangmana ketika itu pos polisi lalu lintas diserang geng motor sebagai aksi balasan karena geng motor seringkali terganggu dengan keberadaan polisi ketika mereka beraktifitas. Aksi masyarakat yang akhir – akhir ini semakin sering melakukan penangkapan langsung terhadap geng motor termuat dari salah satu berita berikut ini: WARGA MULAI TURUN TANGAN BUBARKAN AKSI GENG MOTOR Metrotvnews.com, Medan: Masyarakat di berbagai daerah mulai turun tangan untuk membubarkan paksa balapan liar anggota geng sepeda motor. Ulah geng motor semakin tidak dapat ditolelir oleh warga masyarakat. Banyak warga meminta polisi harus bertindak tegas untuk membubarkan aksi geng motor yang kerap merugikan. Masyarakat kini enggan berdiam diri lagi dengan tingkah laku para geng motor.Di Medan, Sumatra Utara, misalnya.Warga membubarkan secara paksa gerombolan geng motor. Warga juga tak segan-segan memukul anggota geng motor dan membakar sepeda motor yang selama ini mengganggu kenyamanan warga di malam hari. Selain kebisingan dari gerombolan geng motor, banyak hal lain yang menjadi kekhawatiran masyarakat. Sejumlah aktivitas geng motor kerap kali diikuti dengan aksi tawuran, yang akhirnya berbuntut pada perusakan fasilitas dan rumah warga. Lebih ironisnya lagi, aksi mereka acap menimbulkan korban jiwa, seperti yang terjadi di Banjar, Jawa Barat, awal bulan Maret ini. Saat itu seorang warga tewas akibat ditusuk salah satu anggota geng motor.DSY 17 Pemberitaan diatas memberikan suatu informasi penting bahwa masyarakat sudah sangat resah dengan keberadaan geng motor selama ini. Selain meminta kepada pihak kepolisian agar 17 http:www.metrotvnews.comreadnewsvideo20120402148320Warga-Mulai-Turun-Tangan-Bubarkan- Aksi-Geng-Motor6, Diakses pada tanggal 4 April 2012 Universitas Sumatera Utara bertindak tegas terhadap keberadaan mereka, warga juga kerap melakukan aksi penangkapan tanpa menunggu pihak kepolisian yang seringkali diwarnai dengan aksi pemukulan dan aksi kekerasan lainnya. Hal ini wajar saja terjadi karena selama ini warga selalu menjadi korban atas kebrutalan sekawanan geng motor ketika beraktifitas di jalanan, seperti aksi tawuran, perusakan fasilitas dan kebut – kebutan sehingga tidak jarang menimbulkan korban. Aksi main hakim sendiri yang dilakukan oleh warga juga menimbulkan korban luka yang cukup parah bagi anggota geng motor yang tertangkap, seperti yang disampaikan dalam berita berikut ini: WARGA LAWAN GENG MOTOR TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Muak melihat aksi gerombolan geng motor, masyarakat Medan mulai memberikan perlawanan. Dalam sepekan terakhir warga di Jl Adam Malik dan Jl Halat mulai mensweeping anak-anak tanggung pembuat onar itu.Hasilnya, pada Minggu 122 dini hari kemarin seorang anggota geng motor terkapar dihajar warga. Anak muda yang diduga anggota geng motor itu adalah Thamrin Marpaung 18, mengalami retak tengkorak kepala dan harus menjalani perawatan intensif di RS Elisabeth setelah dihajar warga. Thamrin menurut warga, adalah anggota geng motor Pemuda Medan Bersatu PMB. Perlawanan warga ini dibenarkan Kanit Reskrim Polsekta Medan Area AKP J Banjarnahor, Senin 132.Menurutnya, gerombolan PMB diadang warga yang sudah tanda dan jengkel pada aksi onar mereka setiap akhir pekan. Nah, saat geng PMB konvoi dari Jl Bromo menuju Jl Halat inilah warga langsung menyerbu dan membubarkan aksi ugal-ugalan mereka di jalanan. Empat anggota geng motor bernasib apes, tak bisa lolos dari sergapan ratusan warga. Mereka bahkan hampir dibakar warga yang sudah habis sabar, namun berhasil dicegah polisi. Warga yang sudah tanda aksi geng motor langsung membubarkan konvoi itu. Mereka dipukuli, tertangkap empat orang dan hampir dibakar massa, untung kita cepat mengamankan,kata Banjarnahor. Akibat penghakiman massa yang marah, Thamrin Marpaung seorang anggota PMB dilarikan ke Universitas Sumatera Utara rumah sakit. Sedangkan tiga lainnya diamankan polisi, namun dua anak muda akhirnya dibebaskan karena tak terbukti anggota geng motor. Hanya dua yang terbukti, sedangkan dua lagi sudah dipulangkan. Yang terbukti anggota geng motor adalah Thamrin Marpaung dan Hendrik Marpaung, tutur Banjarnahor. Rudi 29 Warga Jl AR Hakim mengaku sudah jengkel dengan aksi geng motor yang dianggap keterlaluan. Hampir tiap malam dan akhir pekan gerombolan ini konvoi dan kadang sudah bertindak kriminal dengan melakukan perampokan toko, menjambret atau merampas kendaraan warga. Sudah cukup-cukuplah mereka buat ulah, masih anak-anak tanggung orang itu. Ini Medan, kalau macam-macam kita ribak hajar.red sekarang. Sudah kesal kita, kata Rudi dan mengakui bersama warga akan terus mengintai dan menyetop konvoi remaja sok jagoan itu. Kejengkelan Rudi dibenarkan Ridwan 30 juga warga Jl AR Hakim.Menurut Ridwan selama ini mereka diam bukan karena takut tapi membuat perhitungan. Jangan macam-macam di kampung kami, kami hajar.Seperti kejadian Minggu kemarin, sudah tanda kami orang itu, begitu lihat orang itu lewat ya kami hajar.Rata-rata mereka anak cen-cen abg, red. Sudah capek kami hidup, jadi jangan macam-macam mereka sama masyarakat,tegas Rudi sambil meminta polisi bertindak lebih tegas dan jangan cuma persuasif melulu. Kalau polisi tidak bisa menindak mereka, jangan salahkan masyarakat melakukan sweeping dan menghajar mereka, tutur Rudi geram. Tak hanya warga Jl Halat dan Jl AR Hakim yang mulai mensweeping geng motor.Aksi serupa dalam sepekan terakhir juga diikuti masyarakat Jl Adam Malik.Pada akhir pekan lalu, ratusan warga juga bersiap-siap menanti geng motor melintas. Menurut Hendrik warga Jl Adam Malik, sejauh ini mereka belum berhasil menghajar geng motor. Namun mereka akan terus siap siaga sampai geng pembuat onar ini betul-betul lenyap. Mereka itu sudah gak takut polisi, jadi kita harus turun tangan.Kalau melintas mereka, pasti kita jadikan tape, kata Hendrik geram. ari 18 18 http:medan.tribunnews.com20120214warga-lawan-geng-motor, Diakses pada tanggal 4 April 2012 Universitas Sumatera Utara Memberantas geng motor dengan melakukan aksi main hakim sendiri oleh masyarakat semakin banyak terjadi akibat memuncaknya kemarahan masyarakat terhadap geng motor yang semakin brutal dalam melakukan aksinya. Alasan utama mereka melakukan hal itu karena selama ini merasa terganggu dengan ulah sekawanan geng motor yang seringkali bertindak anarkis dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar. Sehingga masyarakat menjadi marah dan berinisiatif sendiri untuk melakukan penangkapan langsung kepada anggota – anggota geng motor baik yang secara kebetulan melintas di wilayah mereka maupun dalam bentuk sweeping seperti yang diinfokan dalam berita diatas. Selain itu, kurang tegasnya penanganan pihak kepolisian terhadap geng motor juga menjadi alasan warga melakukan aksi main hakim sendiri tersebut. Menurut warga, polisi terlalu banyak bertindak persuasif sedangkan geng motor terus beraktifitas di jalan dan terus mengganggu kenyamanan warga, sehingga salah satu warga mengancam akan terus melakukan penangkapan secara keras jika polisi tidak bertindak cepat dalam menangani geng motor di kota Medan. Bahkan salah satu warga dalam pemberitaan diatas juga berpendapat bahwa geng motor kebanyakan tidak takut dengan polisi, sehingga warga perlu turun tangan langsung untuk melenyapkan keberadaan geng motor di Kota Medan. Jhony yang merupakan salah satu warga yang berhasil di wawancara oleh penulis menuturkan hal yang sama mengenai kekecewaannya terhadap kepolisian yang dinilainya kurang tegas dalam menangani geng motor sehingga akibatnya geng motor semakin merajalela mengganggu masyarakat, berikut pernyataannya: “Seharusnya kepolisian bertindak tegas untuk menangani geng motor, buat apa negara ini punya polisi kalau polisinya pun tidak bisa bertindak tegas. Sederhana aja, tidak usah lari kemana – mana, kepolisian intinya harusnya bertindak tegas” Disatu sisi, tindakan yang dilakukan warga adalah hal yang sangat wajar akibat kegeraman mereka terhadap ulah geng motor selama ini yang semakin merajalela, tapi disisi lain Universitas Sumatera Utara juga, tindakan main hakim sendiri yang dilakukan warga seharusnya menjadi perhatian serius oleh pihak yang berwenang khususnya kepolisian, dimana ketika kepolisian mampu bertindak tegas maka tindakan warga yang main hakim tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Selanjutnya Jhony sebagai warga banyak mendengar hal – hal negatif mengenai geng motor yang tentu sangat meresahkan, seperti pernyataannya berikut ini: “Saya tahu ada geng motor, saya sering dengar namanya, tapi nama geng motornya saya tidak tahu, hanya dengar – dengar dan lihat di koran ada geng motor. Ya maunya adik – adik itu kalau dia memang pelajar seperti yang diberitakan di koran, kalau dia memang pelajar janganlah bertindak secara kriminal seperti itu, kan gak baik, merugikan orang lain. Mereka sering ganggu orang di jalan – jalan, orang – orang di jalan di ganggu, dipukuli sama mereka, nah itu kan yang baru – baru ini di televisi itu kan ada juga di siarkannya, siarannya kan ada tu di Jakarta sana baru – baru ini, yang meninggal itu, makanya sampai ada yang meninggal, kan gak bagus seperti itu” Keberadaan geng motor yang sering mengganggu warga pasti akan memunculkan reaksi yang tentunya sangat tidak kita inginkan, karena warga sendiri yang pastinya merasakan dampak negatif dari kehadiran geng motor di tengah – tengah mereka. Seperti yang disampaikan Jhony yang merasakan dampak negatif dari kehadiran geng motor tersebut: “Ya dampak negatifnya ya kalau sudah terjadi hal – hal seperti itu di setiap jalan seperti pemukulan, gangguan yang disampaikan informan sebelumnya di malam hari, ya warga atau saya secara pribadi kan pasti was – was kalau mau kemana – mana, kalau dibilang takut, saya juga pun tak takut tapi was – was. Insya Allah sejauh ini saya tidak pernah diganggu sama geng motor, semoga jangan, karena itu kan anak – anak kita juga” Pelaku geng motor rata – rata adalah anak – anak yang masih di bawah umur, dan tidak sedikit pula mereka lah yang menjadi korban main hakim sendiri yang dilakukan oleh warga, selain itu terkadang ada juga korban penangkapan yang terbukti tidak mengikuti geng motor yang nasibnya juga sama akibat aksi main hakim sendiri yang dilakukan oleh warga. Secara Universitas Sumatera Utara hukum, anak dibawah umur seharusnya ditindak melalui prosedur khusus yang pada umumnya dipahami oleh aparatur pemerintahan khususnya kepolisian.Pihak kepolisian seharusnya lebih aktif bertindak secara sigap dan tanggap sehingga dapat mencegah warga untuk melakukan aksi main hakim sendiri yang akhir – akhir ini sering terjadi. Walaupun diakui memang, tindakan yang dilakukan warga terbukti membuat geng motor semakin takut beraktifitas lagi. Kebanyakan geng motor saat ini memilih untuk beraktifitas sembunyi – sembunyi karena mereka akhir – akhir ini seringkali menjadi sasaran warga sekitar yang marah dan geram dengan kehadiran mereka.Bisa dikatakan bahwa saat ini geng motor lebih takut menghadapi warga dibandingkan dengan polisi. Selain polisi yang dianggap warga kurang mampu menangani geng motor yang semakin merajalela dan mengganggu masyarakat, warga juga merasa perlu untuk turun tangan dalam mengatasi geng motor supaya tidak beraktifitas lagi. Sebenarnya sangat disayangkan sekali apabila warga bertindak demikian, sehingga dengan sendirinya peran kepolisian yang seharusnya bertanggung jawab dalam menangani geng motor menjadi kurang mendapat kepercayaan lagi oleh masyarakat. Sikap masyarakat yang mengindikasikan ketidakpercayaan kepada pihak kepolisian dalam menangani geng motor akan mengakibatkan klimaks dari emosi warga yang dikhawatirkan nantinya memunculkan masalah baru yang pastinya akan menimbulkan korban baik dari remaja yang mengikuti geng motor maupun dari pihak warga dan tentu saja menimbulkan efek – efek yang lainnya. Keresahan mengenai keberadaan geng motor juga dirasakan oleh beberapa komunitas motor resmi atau yang biasa disebut dengan klub motor. Mereka beranggapan bahwa dengan adanya kasus geng motor yang marak akhir – akhir ini, masyarakat kerap menyamakan mereka dengan geng motor. Padahal aktivitas mereka di klub motor justru sangat berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh geng motor. Boy Iskandar Warongan yang merupakan anggota Universitas Sumatera Utara Honda Tiger Club Medan HTCM berpendapat mengenai klub motor yang jelas sangat berbeda dengan geng motor, berikut penuturannya: ”Klub motor jelas sangat berbeda dengan geng motor. Klub motor didirikan secara resmi di bawah naungan organisasi Ikatan Motor Indonesia IMI, memiliki visi misi yang jelas, ada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya, kegiatan – kegiatannya terprogram dengan jelas dan memiliki arahan yang jelas tentunya.” Sangat disayangkan jika komunitas motor resmi seperti klub motor ini terganggu eksistensinya akibat keberadaan geng motor. Harus dipahami bahwa kegiatan – kegiatan yang ada di klub motor pada umumnya positif karena klub motor ini didirikan secara resmi di bawah naungan organisasi Ikatan Motor Indonesia IMI sehingga memiliki program kerja yang lebih terarah pada kegiatan – kegiatan yang positif yang semuanya justru memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai tata cara berkendara yang aman safety riding. Seperti yang dituturkan Boy berikut ini: ”Keberadaan geng motor jelas mengganggu kami. Klub motor yang seharusnya dikenal masyarakat sebagai contoh dalam keamanan berkendara atau safety riding, dirusak citranya oleh keberadaan geng motor. Orang awam jadinya beranggapan bahwa klub motor hampir sama dengan geng motor, padahal klub motor sangat jelas berbeda dengan geng motor.” Tentunya sangat beralasan jika banyak klub motor yang merasa khawatir apabila mereka dianggap sama dengan geng motor oleh masyarakat. Padahal masyarakat harus memahami bahwa justru seharusnya klub motor menjadi mitra bagi masyarakat tentang bagaimana berkendara dengan aman dan tertib. Atas alasan inilah, klub motor menyatakan siap untuk membantu kepolisian dan masyarakat untuk mengurangi anarkisme geng motor dengan mengarahkan mereka kepada kegiatan – kegiatan yang positif dan membantu untuk memberikan pembinaan kepada mereka tentang bagaimana berkendara yang aman dan tertib yang tentu saja Universitas Sumatera Utara tidak mengurangi aktifitas untuk menyalurkan minat dan hobi dalam sepeda motor yang positif, seperti yang dituturkan Boy berikut ini: ”Kita siap memberikan pendidikan mengenai safety riding dan mengarahkan anak – anak geng motor ini kepada kegiatan – kegiatan yang positif. Dan kami siap membantu pihak berwajib untuk mengurangi anarkisme geng motor tersebut.” Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang mereka tuturkan mengenai alasan mengapa geng motor begitu sangat berkembang di kalangan remaja. Kegiatan – kegiatan positif yang bertujuan untuk mewadahi kreatifitas dan minat remaja sangat jarang sekali dilakukan. Dengan adanya kegiatan ekstra yang lebih mengedepankan pada pengembangan minat dan bakat, maka para remaja tersebut akan mendapatkan wadah yang lebih untuk mengaktualisasikan dirinya di lingkungan masyarakat. Harus disadari bahwa kurangnya wadah bagi remaja untuk mengaktualisasikan diri menjadi salah satu sebab mengapa geng motor sangat mudah sekali merekrut anggota dari kalangan remaja. Seperti yang disampaikan Boy mengenai apa yang seharusnya dilakukan pihak – pihak terkait untuk mengurangi pengaruh buruk geng motor berikut ini: ”Anak – anak seharusnya diajarkan mengenai nilai – nilai di dalam keluarganya, sehingga perilakunya lebih terjaga dari pengaruh – pengaruh buruk ketika di luar rumah. Sekolah seharusnya lebih banyak mengaktifkan kegiatan – kegiatan tambahan ekstra yang bersifat positif dan pihak kepolisian harusnya lebih aktif bertindak dalam melakukan pengontrolan terhadap geng motor seperti melakukan razia secara rutin.” Dengan adanya kegiatan – kegiatan tambahan yang bersifat positif terhadap remaja – remaja maka dengan sendirinya remaja akan menemukan kenyamanannya dalam aktifitas tersebut yang tentu saja menjauhkannya pada kegiatan – kegiatan positif, seperti yang pernah dialami oleh Boy yang beberapa kali pernah diajak untuk mengikuti geng motor, akan tetapi menolak karena Universitas Sumatera Utara merasa bahwa kegiatan – kegiatan di dalam geng motor negatif dan ia sudah menemukan kenyamanan di dalam aktifitas klub motor. ”Saya sudah beraktifitas di klub motor selama 7 tahun, dan saya sendiri pernah diajak untuk mengikuti geng motor, tapi saya menolak karena saya tahu bahwa kegiatan di dalam geng motor semuanya negatif.” Jadi secara umum, masyarakat merasakan kekhawatiran dengan adanya geng motor ini. Banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan dan menjadi suatu perhatian serius bagi pihak – pihak yang terkait agar geng motor ini tidak membawa keresahan di masyarakat.

5.5 Peran Aparat Pemerintah Terhadap Pemberantasan Geng Motor