Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini telah membawa perubahan pada manusia dalam berbagai bentuk aspek kehidupan. Hal tersebut dapat
memberikan manfaat positif bagi manusia dalam era persaingan global yang semakin ketat seperti sekarang ini. Agar dapat bersaing dengan bangsa lain, setiap
negara harus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pengembangan dan peningkatan tersebut harus dilakukan secara
terencana, berkesinambungan, efektif dan efisien melalui proses pembangunan. Salah satu peningkatan pembangunan tersebut adalah dengan cara meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar menjadi lebih baik dan
terencana, merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Masalah
yang dihadapi dalam dunia pendidikan sekarang ini salah satunya adalah lemahnya proses pembelajaran, dan pada kenyataannya pelaksanaan pendidikan
kita di sekolah belum sesuai dengan harapan. Hal ini terjadi pada pembelajaran ekonomi, khususnya pada proses pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon. Salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses
belajar yang dilaksanakan Sudjana dalam Irmansyah, 2011:33. Dalam proses
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran guru hendaknya memberikan arahan kepada siswa tentang bagaimana siswa harus belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Weinstein dan
Mayer dalam Irmansyah 2011:34 bahwa: “good teaching includes teaching
students how to learn, how to remember, how to think, and how to motivate themselves
”. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia yang terjadi
secara menyeluruh dan meyangkut berbagai ranah kognitif, afektif dan psikomotor, akibat adanya perubahan tingkah laku karena pengalaman dan
latihan. Sebagaimana dinyatakan oleh Robert M. Gagne dalam Sagala 2010:17 mengemukakan bahwa:
„belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas disebabkan, i stimulasi yang
berasal dari lingkungan dan ii proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar‟. Pendapat ini diperkuat oleh Siberman dalam Broto 2009:391 menyatakan
bahwa: „Belajar adalah sebuah aktivitas yang kompleks. Guru sebagi fasilitator,
harus menyediakan “fasilitas” sebesar-besarnya bagi terselenggarnya aktivitas tersebut. Belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi tanpa ada
kesempatan berdiskusi. Membuat pertanyaan, mempraktikan bahkan mengajarkan kepada orang lain. Menurutnya otak kita perlu
mempertanyakan informasi, merumuskan atau menjelaskannhya kepada orang lain agar dapat menyimpannya ke dalam
memori‟. Dengan demikian belajar merupakan peristiwa yang dilakukan sehari-hari
oleh seseorang sebagai bentuk dari perubahan pengetahuan seseorang tersebut sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran terjadi dalam semua segi kehidupan, termasuk pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian pembelajaran merupakan proses yang dilakukan
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
oleh guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru
karena adanya usaha, sehingga upaya guru meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran dapat tercapai. Dalam hal pembelajaran guru hendaknya
selalu memikirkan bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran
dengan baik, menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat dan memahami berbagai bentuk model pembelajaran sehingga dapat merangsang
kemampuan siswa untuk belajar. Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon didapatkan data nilai mata pelajaran ekonomi yang diukur melalui tes pemahaman konsep sebagai berikut:
Tabel 1.1 Daftar Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X
di SMA Negeri 1 Gegesik
Sumber: Data diambil dari nilai pra penelitian diolah
No. Interval Nila
Frekuensi
15 – 24
1 25
– 34 1
35 – 44
45 – 55
4 55
– 65 7
65 – 75
4 75
– 85 3
85 – 94
3 95
– 100 5
Jumlah 28
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2 Persentase Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X
di SMA Negeri 1 Gegesik
No. Nilai Siswa
Frekuensi
1 Di atas KKM
≥ 75 11
39.2
2 Di bawah KKM
≤ 75 17
60,8 Jumlah
28 100
Sumber: Data diambil dari nilai pra penelitian diolah.
Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa lebih dari setengah jumlah siswa mendapatkan hasil belajar yang belum mencapai KKM mata pelajaran ekonomi
yaitu 75. Tepatnya 17 orang siswa atau 60,8 dari keseluruhan jumlah siswa sebanyak 28 orang tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, hanya 11
orang siswa saja atau 39,2 yang berhasil mencapai nilai standar KKM. Hal ini berarti bahwa pemahaman siswa pada konsep mata pelajaran ekonomi di SMA
Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon masih rendah. Setelah peneliti mengadakan pra penelitian di SMA Negeri 1 Gegesik
Kabupaten Cirebon diketahui bahwa mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajarana yang sulit dan tidak menyenangkan karena di dalam mata pelajaran
ekonomi terdapat rumus, hitungan dan grafik. Hal ini diungkapkan oleh siswa dan diperkuat oleh guru mata pelajaran ekonomi. Guru mata pelajaran mengatakan
bahwa ketika menyajikan materi hitungan dan berkaitan dengan grafik, kemampuan siswa untuk memahami materi sangat kecil.
Ketidaksukaan siswa terhadap mata pelajaran ekonomi diperkuat juga oleh keadaan proses pembelajaran di dalam kelas yang pasif. Siswa hanya duduk diam
dengan panduan Lembar Kerja Siswa LKS ketika guru sedang memberikan
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
materi di depan kelas dan terkadang guru hanya menerangkan saja tanpa memperdulikan siswa apakah siswa paham terhadap materi yang ia berikan. Tak
jarang juga guru hanya duduk di meja guru ketika memberikan materi kepada siswa di depan kelas. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan, mengantuk dan
banyak yang ngobrol sendiri karena guru kurang bisa mengontrol kelas agar kondusif.
Hal ini sangat disayangkan karena seharusnya guru memberikan respon positif dalam proses pembelajaran berupa upaya membangkitkan partisipasi siswa
agar lebih aktif. Pembelajaran dapat berjalan secara efektif jika proses belajar dapat berjalan secara maksimal, suasana yang kondusif dan adanya faktor-faktor
pendukung seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.
Dengan hal tersebut dapat menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu tercapainya
perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian Pollio dalam Broto 2009:390 menunjukan bahwa „dalam ruang kuliah akademik siswa tidak memperhatikan selama 40
dari waktu yang tersedia. Konsentrasi berfikir siswa terbatas. Dengan metode yang tidak menarik, konsentrasi siswa lebih cepat menurun yang menyebabkan
daya simpan informasi rendah‟. Hal ini menujukan bahwa metode pembelajaran dapat mempengaruhi konsentrasi siswa sehingga dapat berimbas pada hasil dan
pemahaman siswa dalam menerima pelajaran. Sedangkan menurut Djamarah,
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2010:109-119 salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan pemahaman siswa adalah kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat
strategi penggunaan metode. Pendapat Pollio diatas diperkuat oleh Siberman dalam Broto 2009:390
menyatakan bahwa „dalam keadaan konsentrasi siswa hanya dapat mendengar
setengah dari apa yang dikatakan guru. Hal ini disebabkan karena siswa mendengarkan sambil berfikir sehingga kecepatan kita berbicara kepada siswa
tidak secara otomatis menambah efektif kegiatan pembelajaran yang kita sele
nggarakan‟. Akibat dari hasil pra penelitian yang sudah dijelaskan menyebabkan
pemahaman siswa pada konsep mata pelajaran ekonomi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai pemahaman siswa pada konsep mata pelajaran
ekonomi yang diberikan guru. Ini menjadi salah satu permasalahan dalam pembelajaran yang tidak bisa dibiarkan karena pemahaman konsep sangat penting
dalam pembelajaran, sebab pemahaman konsep menyangkut salah satu tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat mengerti dan menjelaskan materi yang telah
diajarkan dengan kata-kata mereka sendiri. Proses pembelajaran yang baik meliputi kegiatan yang dilakukan guru
mulai dari perencanaan, pelaksaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu pengajaran Suryosubroto, 2002:19. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sebagaimana dikemukakan oleh Bloom dalam Purwanto 2006:44 bahwa yang dimaksud dengan pemahaman atau komprehensi adalah:
„…tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee
tidak hanya hafalan secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditayangkan. Pemahaman kosep adalah
kemampuan seseorang untuk mengerti suatu konsep dan dapat
menterjemahkan dan menginterpretasikannya kembali.‟ Melalui pemahaman konsep siswa dapat paham dan mampu menjelaskan
kembali kata-kata atau materi yang telah diberikan guru dengan bahasa sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan
belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan menurut Djamarah 2010:109-119 adalah tujuan, guru, anak didik, kegiata pembelajaran, bahan dan
alat evaluasi, dan suasana evaluasi. Penelitian empiris yang dilakukan oleh Nurhaeni 2011 menyimpulkan
bahwa: “Dengan menggunkan tindakan pembelajaran kooperatif ternyata dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Meningkatnya pemahaman siswa dapat dibuktikan dari hasil tindakan siklus I sampai siklus IV. Meningkatnya
pemahaman siswa pada setiap siklus membuktikan adanya perubahan pada siswa dalam hal mengikuti belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif
ini terutama pada tingkat pemahaman”. Hasil penelitian lain juga disimpulkan oleh Broto 2009 yang menyatakan
bahwa “metode Team Accelerated Instruction mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa menjadi sangat tinggi yakni 88, baik keaktifan belajar secara
individu maupun pembelajara n kelompok siswa”.
Sehubungan dengan uraian yang sudah dijelaskan, maka penulis ingin meneliti mengenai faktor yang mempengaruhi pemahaman yang dibatasi pada
pengaruh kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat metode pembelajaran.
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Cooperative Learning CL
melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik Team Accelerated Instruction TAI
dan dibandingkan dengan model Direct Instruction
DI melalui metode ceramah. Untuk selanjutnya akan digunakan istilah CL untuk Cooperative Learning, TAI untuk Team Accelerated Instruction,
dan DI untuk Direct Instruction. Dalam penelitian ini penulis memberi judul
“PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING CL MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK
TEAM ACCELERATED INSTRUCTION TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA POKOK BAHASAN PENDAPATAN NASIONAL
” Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten
Cirebon. 1.2
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep, salah satunya menurut Djamarah 2010:109-
119 keberhasilan dan pemahaman dipengaruhi oleh tujuan, guru, anak didik, kegiatan pembelajaran, bahan dan alat evaluasi, dan suasana evaluasi.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep yang sudah disebutkan, penulis hanya membatasi faktor yang mempengaruhi pemahaman
konsep yaitu kegiatan pembelajaran yang meliputi strategi penggunaan metode. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, antara kelas yang menggunakan model
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
CL melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI kelas
eksperimen, dengan kelas yang menggunakan model DI melalui metode ceramah kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan.
2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, hasil pre test dan hasil post test pada kelas yang menggunakan model CL melalui metode diskusi dengan
menggunakan teknik TAI kelas eksperimen. 3.
Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan „Pendapatan Nasional‟, hasil pre test dan hasil post test pada
kelas yang menggunakan model DI melalui metode ceramah kelas kontrol.
4. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, antara kelas yang menggunakan model CL
melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI kelas eksperimen, dengan kelas yang menggunakan model DI melalui
metode ceramah kelas kontrol setelah diberikan post test.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian