Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
N = Jumlah responden
2. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-
Brown , yaitu:
r
11
= Arikunto, 2006:180
Interpretasi nilai r
11
mengacu pada pedapat Guilford dalam Jihad dan Haris 2009: 181:
r
11
≤ 0,20 reliabilitas : sangat rendah
0,20 r
11
0,40 reliabilitas : rendah
0,40 r
11
0,70 reliabilitas : sedang 0,70 r
11
0,90 reliabilitas : tiggi
0,90 r
11
1,00 reliabilitas : sangat tinggi
3.8.3 Tingkat Kesukaran
Sebagaimana dikemukakan oleh Daryanto 2008:179 bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah
tidak merangsang
siswa untuk
mempertinggi usaha
memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya. Rumus yang digunakan peneliti untuk menganalisis tingkat kesulitan soal
adalah Daryanto, 2008: 180-181:
Dimana :
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut.
Adapun kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Indeks Kesulitan Soal
Nilai Antara Interpretasi
– 0,30 Soal kategori sukar
0,30 – 0,70
Soal kategori sedang 0,70
– 1,00 Soal kategori mudah
Sumber: Daryanto, 2008:182
3.8.4 Daya Pembeda
Sebagaimana dikemukakan oleh Daryanto 2008:183 bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk mebedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berekampuan rendah. Angka yang menujukan besarnya daya pembeda disebut indeks kesukara, indeks diskriminasi
daya pembeda ini berkisar antara 0,00 sama 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif -, tetapi pada indeks diskriminasi ada
tanda negatif. Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda yaitu:
-1,00 0,00 + 1,00 daya pembeda
daya pembeda daya pembeda
negatif rendah
tinggi positif
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Cara menentukan daya pembeda D: Untuk itu perlu dibedakan bagi kelompok kecil kurang dari 100 dan
kelompok besar 100 orang ke atas. 1.
Untuk kelompok kecil Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50 kelompok atas
JA dan 50 kelompok bawah JB. Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.
2. Untuk kelompok besar
Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27 skor teratas dibagi kelompok atas JA dan 27 skor
terbawah sebagai kelompok bawah JB. Rumusan yang digunakan untuk menganalisis daya pembeda adalah
sebagai berikut:
Keterangan: J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
P
A
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ingat, P sebagai indeks kesukaran
P
B
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab Daryanto, 2008:184-186.
Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Antara Interpretasi
0,00 – 0,20
Jelek poor 0,21
– 0,40 Cukup satisfactory
0,41 – 0,70
Baik good 0,71
– 1,00 Baik sekali excellent
Sumber: Daryanto, 2008:190 Jika seluruh instrumen yang sudah dibuat valid dan reliable dan sudah
diketahui bagaimana tingkat daya pembeda dan tingkat kesukarannya, maka instrumen tersebut diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas
kontrol. Kemudian setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penskoran
Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor, terlebih dahulu
ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap sehingga dalam pelaksanaanya unsur subjektifitas dapat dikurangi. Skor setiap siswa
ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:
S= ∑R
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan: S= Skor siswa
R= Jawaban siswa yang benar Setiap set soal terdiri dari 10 soal. Bobot dari masing-masing soal adalah
10 sehingga Sor Maksimal Ideal SMI adalah 100. b.
Mengubah skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan PAP.
Nilai = x 100
Purwanto, 2009:207. c.
Menghitung rata-rata hasil pre test dan post test dengan meggunakan rumus sebagai berikut:
̅
∑
Purwanto, 2009:211 Keterangan:
̅ = Rata-rata
Data pre tespost test Banyaknya siswa
d. Setelah memperoleh skor pre test dan post test pada kedua kelas, dihitung
selisih antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan
gain ternormalisasi adalah sebagai berikut: Gain
= Skor post test – skor pre test
Gain ternormalisasi g= Suharsimi, 2006:126
Gita Sevtiani Roseti, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning CL Melalui Metode Diskusi dengan
Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction TAI terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan: g
= Gain yang dinormalisir Post test
= Tes di akhir pembelajaran Pre test
= Tes di awal pembelajaran e.
Skor gain normal ini diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria peningkatan pemahaman
konsep siswa pada pokok bahasan ‗Pendaatan Nasional‘. selajutnya, indeks gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan
menggunakan indeks gain ternormalisasi seperti pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain
Skor Kategori
g ≥ 0,7
Tinggi 0,30
≤ g 0,70 Sedang
g 0,303 Rendah
3.9 Metode Analisis Data