Pengaruh implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di MAN Insan Cendikia Serpong

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh:

Rukmiati NIM. 206011000079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/ 2010 M


(2)

ABSTRAK Rukmiati:

Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MAN Insan Cendekia Serpong”

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pengaruh implementasi KTSP terhadap prestasi belajar.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka prosedur yang ditempuh meliputi: persiapan penelitian, dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan metode korelasi, sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu: observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi. Teknik penyebaran angket dan dokumentasi penulis lakukan kepada 30 orang siswa dengan mengambil sampel sebanyak 26% dari keseluruhan populasi yang ada yaitu sebanyak 115 orang siswa kelas XI MAN Insan Cendekia Serpong.

Hasil perhitungan antara implementasi KTSP dan prestasi belajar siswa telah menghasilkan korelasi yang positif. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan korelasi product moment sebesar 0,476 yang besarnya berkisar antara 0,40 – 0,70 yang berarti korelasi antara impelemtasi KTSP dan prestasi belajar siswa termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup.


(3)

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Rukmiati

Tempat/Tgl.Lahir : Pandeglang, 23 Mei 1988 NIM : 206011000079

Jurusan / Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi :Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di MAN Insan Cendikia Serpong

Dosen Pembimbing : 1. Dra. Manerah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 16 September 2010

Mahasiswa Ybs.

Materai 6000

Rukmiati


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MAN Insan Cendekia Serpong” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulluh Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggal 16 September 2010 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.i) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta,17 September 2010 Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI) Tanggal Tanda tangan Bahrissalim, M.Ag …………... …..……… NIP. 196803071998031002

Sekretaris Jurusan PAI

Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag ………... .. ....……… NIP. 196703282000031001

Penguji 1

Muhammad Zuhdi, Ph.D …………... …..……… NIP.197207041997031002

Penguji 2

Yudhi Munadi, MA ………... ..….……… NIP. 197012031998031003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


(5)

PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN INSAN CENDEKIA SERPONG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Rukmiati NIM. 206011000079

Di bawah bimbingan

Dra. Manerah NIP.196803231994032002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010M


(6)

Kupersembahkan skripsi ini untuk

bapak, Ema & kakakku tercinta

Arsani, Onah & Ondriyani semoga do’amu selalu menyertaiku


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan maha kuasa yang telah memberikan cucuran rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan menjadi lebih baik tanpa adanya motivasi dan bimbingan dari para dosen, keluarga tercinta, dan teman-teman seperjuangan. Semoga Allah membalas jasa orang-orang yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimaksih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulluh Jakarta

2. Bahrissalim, M.Ag, dan Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag, Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatulluh Jakarta

3. Dra. Manerah, Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan perasaan untuk memberikan bimbingan, arahan, ataupun petunjuk dalam penulisan skripsi ini

4. Ir. Zulhiswan, Wakil kepala sekolah bidang Kurikulum MAN Insan Cendekia Serpong

5. Semua staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatulluh Jakarta.

6. Away Baidhowy. Lc.MA, Guru bidang studi akidah akhlak MAN Insan Cendekia Serpong


(8)

7. Bapak dan Ema tercinta Arsani dan Onah, terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya, yang selalu memberikan motivasi, berdo’a dan memberikan bantuan berupa moril maupun materil kepada ananda sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak-kakakku, ka Ondriyani, ka Fakih, dan sepupu-sepuku tercinta, Armah, Enong, Subhan, Mulyadi, devi, kiki, Diana, Pendi, Rena, Nisa, Siti, Tiara, Firman dan Ilham, yang selalu memberikan motivasi dan memberikan bantuan berupa moril maupun materil. Terima kasih adinda ucapkan

9. Teman-temanku Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) spesial tuk Pradita Putri, Lia Masliah, Teh Leni, Wulan dan Lia yang telah membantu mengedit skripsi ini, dan semuanya teman-teman PAI Ekstensi angkatan 2006 khususnya kelas B yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi para pembaca yang berminat tentang pendidikan, kritik dan saran penulis harapkan agar skripsi menjadi lebih baik lagi.

Jazakumullahu Khairal jaza

Jakarta, 22 April 2010


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian KTSP ... 6

2. Karakteristik KTSP ... 8

3. Prinsip Pengembangan KTSP ... 10

4. Komponen- komponen KTSP ... 13

5. Implementasi KTSP ... 15

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian prestasi belajar ... 21

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Hasil Belajar ... 23

3. Cara mengetahui prestasi belajar siswa ... 25

4. Indikator prestasi belajar ... 26

5. Usaha-usaha peningkatan prestasi belajar... 27

C. Kerangka Berfikir ... 28


(10)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Variabel Penelitian ... 30

C. Metode Penelitian ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Pengolahan Data ... 33

G. Teknik Analisis dan Interpretasi Data ... 34

BAB IV: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MAN Insan Cendekia Serpong 1. Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong ... 37

2.Visi dan Misi MAN Insan Cendekia Serpong ... 38

3. Keadaan Siswa, Guru, Karyawan, dan Sarana/Prasarana Yang di miliki ... 38

4. Kurikulum dan Proses Belajar mengajar ... 40

B. Deskripsi Data ... 41

C. Analisis Data ... 53

D. Interpretasi Data ... 56

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

1. Populasi dan Sampel ... 31

2. Data siswa MAN Insan Cedekia Serpong ... 39

3. Data Guru MAN Insan Cedekia Serpong ... 39

4. Data karyawan MAN Insan Cendekia Serpong ... 39

5. Perhatian terhadap cara guru mengajar ... 42

6. Kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru ... 42

7. Respon siswa terhadap cara guru menyamapikan materi pelajaran .... 43

8. Dorongan untuk meningkatkan semangat belajar ... 43

9. Semangat siswa dalam belajar ... 44

10. Pengulangan materi yang lalu ... 44

11. Suasana belajar di sekolah ... 45

12. Variasi metode guru dalam mengajar ... 45

13. Penggunaan media / alat pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran ... 46

14. Ketaatan siswa dalam mengerjakan tugas ... 46

15. Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran ... 46

16. Mendampingi siswa pada saat mengerjakan tugas ... 47

17. Pemberian masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir ... 47


(12)

19. Penilaian setiap materi pelajaran sesuai dengan pencapaian

KD/ Indikator ... 48

20. Mengadakan ulangan susulan ... 49

21. Penilaian portofolia ... 49

22. Penilaian kepada siswa selama proses belajar mengajar di kelas .... 50

23.Pemberian tugas pada setiap materi pelajaran ... 50

24. Memberitahukan setiap kesalahan siswa ... 51

25. Nilai hasil angket dan nilai raport siswa ... 52

26. Klasifikasi skor hasil angket ... 53

27. Klasifikasi skor hasil raport ... 53 28. Perhitungan angka indeks korelasi ...


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta banyak sekali hal-hal atau faktor- faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu, datang dari berbagai macam aspek baik itu dari segi internal maupun eksternal.

Pada siswa sendiri faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor psikis yang terdiri atas: intelektual misalnya yang mencakup intelegensi, kemampuan belajar, cara belajar, minat, motivasi, kreatifitas, dan sikap non intelektual yaitu keadaan kultural atau ekonomi. Sedangkan faktor-faktor yang di luar siswa terdiri dari faktor-faktor pengaturan proses belajar di sekolah seperti: kurikulum, disiplin sekolah, fasilitas belajar, dan pengelompokan siswa, interaksi guru dan siswa. Sementara yang termasuk situasional adalah seperti keadaan politik ekonomi, keadaan waktu dan tempat serta musim atau cuaca.

Dari beberapa faktor tersebut di atas, maka penulis berasumsi bahwa kurukulum merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Karena kurikulum merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan kualitas murid dalam suatu lembaga pendidikan. Dan kurikulum berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.

Kurikulum sebagai program pendidikan keberhasilannya tidak terlepas dari pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Kurikulum senantiasa bersifat dinamis karena menyesuaikan dengan keadaan, sehingga kurikulum diadakan


(14)

perbaikan namun demikian kadang-kadang tidak menghasilkan sesuatu yang diharapkan meskipun upaya perbaikannya itu bersifat optimal.

Dalam undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (UU SPN), disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan demikian, maka keberadaan kurikulum sangat penting artinya bagi keberlangsungan proses pendidikan dan proses pencapaian berbagi kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik. 1

Dalam perjalanannya dunia pendidikan Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum2004 atau kurikulum berbasis kompetensi (KBK), dan terakhir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan pada tahun 2006.2

KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi pendidikan agar dapat dimodifikasi dengan keinginan masyarakat setempat, serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyrakat, industri, dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat.3

Dalam pelaksanaannya KTSP dibuat oleh guru disetiap satuan pendidikan untuk menggerakkan kegiatan utama pendidikan yaitu pembelajaran. Dengan demikian, kurikulum ini dapat lebih disesuaikan dengan kondisi disetiap daerah bersanagkutan, serta memungkinkan untuk memperbesar porsi muatan lokal.

      

1

 Zurinal Z & Wahdi Sayuti,Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. Ke-1, h.85-86 

2

 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 107 

3

Joko Susilo Muhammad, KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah


(15)

KTSP memberi peluang bagi kepala sekolah, guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, managerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktifitas, kreatifitas dan profesianalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat dalam pengembangan kurikulum mendorong sekolah untuk lebih terbuka, demokrasi dan bertanggung jawab. Dengan demikian, dibutuhkan guru-guru yang profesional untuk dapat menerapkan KTSP dengan baik dalam pembelajaran.

KTSP menuntut guru untuk berkreasi dalam menterjemahkan standar isi ( standar kompetensi dan kompetensi dasar) ke dalam silaus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), proses pembelajaran, ekstrakulikuler, pada masing-masing satuan pendidikan.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong adalah termasuk salah satu lembaga pendidikan Islam yang sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak KTSP itu diberlakukan pada awal semester I tahun ajaran 2006/2007 pada semua tingkatan.

MAN ini termasuk sekolah maju yang memiliki sarana prasarana lengkap, kualitas guru yang tinggi dan memiliki media-media canggih sehingga menunjang dan memudahkan dalam melaksanakan KTSP.

Dengan adanya KTSP yang dilaksanakan oleh guru dan siswa MAN Insan Cendekia secara optimal, maka akan memungkinkan keberhasilan dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik

Bermula dari latar belakang masalah di atas, maka dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dan menuangkannya dalam karya tulis berbentuk skripsi yang berjudul “PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN INSAN CENDEKIA SERPONG”


(16)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana implementasi KTSP di MAN Insan Cendekia Serpong b. Bagaimana prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong

c. Bagaimana pengaruh implementasi KTSP terhadap prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong

d. Bagaimana minat belajar siswa di MAN Insan Cenekia Serpong e. Bagaimana kreatifitas siswa di MAN Insan Cendekia Serpong f. Bagaimana motivasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong g. Bagaimana fasilitas belajar yang dimiliki MAN Insan Cendekia Serpong h. Bagaimana Interaksi guru dan siswa di MAN Insan Cendekia Serpong

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini maka penulis akan membatasi masalah pada

a. Penerapan KTSP di MAN Insan Cendekia Serpong, yang dimaksud adalah mengenai teori KTSP serta penerapannya dalam proses pembelajaran di dalam kelas oleh guru bidang studi akidah akhlak

b. Prestasi belajar siswa kelas XI MAN Insan Cendekia Serpong, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak semester I yang diambil dari nilai raport

Berdasarkan pembatasan di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

a. Bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong?


(17)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pelaksanaan KTSP di MAN Insan Cendekia Serpong 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di MAN Insan Cendekia Serpong 3. Untuk mengetahui pengaruh KTSP terhadap prestasi belajar siswa di

MAN Insan Cendekia Serpong

D. Manfaat Penelitian

1. Melalui penelitian ini diharapkan akan mendapatkan informasi mengenai implementasi KTSP sehingga dapat terlihat pengaruhnya pada prestasi belajar siswa

2. Bagi lembaga terkait, diharapkan akan dapat menjadi bahan acuan dalam penyusunan KTSP sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan peserta didik

3. Bagi penulis, diharapkan akan menambah wawasan dan mendapatkan informasi baru mengenai pengetahuan tentang implementasi KTSP di suatu sekolah. Dengan demikian, dapat memberikan masukan baru bagi dunia pendidikan dan dapat dijadikan bekal untuk proses kedepan.

4. Bagi para pembaca, agar dapat mengetahui hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang KTSP dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.


(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian KTSP

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 4

Jika dianalisis konsep di atas, terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan makna kurikulum operasional. Pertama, sebagai kurikulum yang bersifat operasional, maka dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapan-ketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasional. Artinya, walaupun daerah diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum akan tetapi kewenangan itu hanya sebatas pada pengembangan operasionalnya saja, sedangkan yang menjadi rujukan pengembangannya itu sendiri ditentukan oleh pemerintah, misalnya jenis mata pelajaran beserta jumlah jam pelajarannya, isi dari setiap mata pelajaran itu sendiri, serta kompetensi yang harus dicapai oleh setiap mata pelajaran. Kedua, sebagai kurikulum operasional, para pengembang

      

4

 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satauan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) , cet ke-3, h. 19-20 


(19)

KTSP, dituntut dan harus memperhatikan ciri khas kedaerahan, sesuai dengan bunyi Undang-Undang No 20 Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Walaupun standar isi ditentukan oleh pemerintah, akan tetapi dalam operasional pembelajarannya yang direncanakan dan dilakukan oleh guru dan pengembang kurikulum tidak terlepas dari keadaan dan kondisi daerah. Ketiga, sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di daerah memiliki keleluasan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-unit pelajaran, misalnya dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran, dalam menentukan media pembelajaran, dalam menenutukan evalusai yang dilakukan termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan dan kapan suatu materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasar yang telah ditentukan dapat tercapai.5

Dari uraian di atas, penulis berpendapat bahwa KTSP berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, misalnya kurikulum 1994, kurikulum ini dikembangkan secara terpusat atau sentralistik, satu kurikulum berlaku untuk seluruh tanah air tanpa memperhitungkan kebutuhan dan potensi daerah. Lain halnya dengan KTSP, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan, yaitu sekolah. Tiap sekolah menyusun kurikulum sendiri dengan memperhatikan kepentingan daerah. Pengelolaan pengembangan kurikulum ini bersifat desentralistik. Namun demikian, pengembangan KTSP tetap harus berpedoman pada ketetapan-ketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasional, seperti standar kompetensi lulusan, standar kompetensi, kompetensi dasar, kerangka dasar dan struktur kurikulum yang disusun secara terpusat oleh BSNP. Penjabarannya dalam bentuk silabus, program pembelajaran tahunan/semester, satuan pelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), rencana penilaian dan perangkat kurikulum lainnya dikembangkan oleh sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa KTSP tidak murni desentralisasi, tetapi masih ada unsur sentralisasinya, sehingga dapat disebut sebagai pengembangan kurikulum sentral-desentral.

      

5

 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 128-129 


(20)

2. Karakteristik KTSP

Sebelum membahas karakteristik KTSP akan diuraikan terlebih dahulu mengenai teori-teori belajar yang mendasari KTSP. Dalam literatur yang diperoleh, sedikitnya ada dua teori belajar yang mendasari lahirnya KTSP yaitu teori belajar humanistik dan konstruktivis.

Teori belajar humanistik menitik beratkan pada nilai-nilai manusia dan nilai-nilai kultural pada pendidikan, kepribadian manusia yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kultural adalah di atas segalanya. Pendidikan harus normatif.6

Selain teori belajar humanistik, KTSP juga dikemas dalam teori konstruktivasi. Belajar menurut teori ini bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.7 Teori konstruktivis menuntut siswa berperan akitf dalam pembelajaran. Karena penekanannya pada siswa yang akif, maka strategi konstrukitivis sering disebut pengajaran yang berpusat pada siswa (student centered instruction). Di dalam kelas yang pengajarannya terpusat pada siswa, peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan memberikan ceramah atau mengandalikan seluruh kegiatan kelas.8

Tujuan pembelajaran konstuktivis menekankan pada penciptaan pemahaman, yang menuntut aktivitas yang kreatif dan produkitif dalam konteks nyata. Berdasarkan hal ini, maka teori konstruktivis menjadi filosofis adanya strategi belajar CTL (Contextual Teaching and leraning). Dengan CTL diharapkan siswa belajar melalui pengalaman bukan menghafal. Dengan demikian siswa mampu mempraktikan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh dalam konteks kehidupan.

Dari penjelasan tentang teori humanistik dan konstrukitivis di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri dari kedua teori tersebut memiliki kesamaan yaitu: pertama,       

6

Oemar, Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Ramaja Rosdakarya, 2008) cet. Ke-3, h.57 

7

 Wina Sanjaya, Kurikulum …., h. 246  8

 Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam Kbk,


(21)

kedua cara belajar tersebut terpusat pada siswa (student centered). Kedua, guru bukan hanya pemberi informasi saja, namun juga sebagai fasilitator, motivator dan mediator. Ketiga, pendidikan dalam teori ini bertujuan untuk membentuk kepribadian anak didik secara utuh dan seimbang antara kognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada teori humanistik dan konstuktivis inilah KTSP dikemas dalam kedua teori belajar ini. Dengan demikian dapat dilihat dari karakterisik KTSP:

a. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri

b. KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes)

c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sember belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

e. Penilaian menekankan pada potensi dan hasil belajar dalam upanya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi9

Dari karakteristik KTSP yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa KTSP bertujuan untuk membentuk pribadi peserta didik secara seimbang baik segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam KTSP, sumber belajar bukan hanya guru. Fungsi guru bukan sekedar memberikan informasi, namun juga sebagai fasilitator, mediator, motivator dan lain sebagainya. Metode pembelajaran yang digunakan harus bervariasi yang dapat mengaktifkan siswa. Dalam hal ini, siswa menjadi pusat utama dalam pembelajaran (student centered).

Selain itu, E. Mulyasa juga mengungkapkan karakteristik KTSP, yakni: 1) Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.

      

9


(22)

KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat.

2) Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi.

Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

3) Kepemimpinan yang demokratis dan propesional.

Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah pendidikan profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka berkerja berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik.

4) Tim-Kerja yang kompak dan transparan.

Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan.10

3. Prinsip Pengembangan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.

      

10


(23)

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.11

b. Beragam dan terpadu.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat istiadat, serta status sosial ekomoni dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam katerkaitan dan keseimbangan yang bermakna dan tepat antar substansi.12

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (Stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual, kemampuan berpikir, (thinking

      

11

 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat ….h. 152  12


(24)

skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan keterampilan vokasional.13

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antara semua jenjang pendidikan.14

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan pebudayaan dan pemperdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal, dan nonformal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.15

g. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal, untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional dan lokal, harus saling mengisi dan memperdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya dalam pelaksanaan pengembangan KTSP juga harus memperhatikan prinsip pelaksanna KTSP, diantaranya sebagai berikut:

1. Peningkatkan iman dan takwa serta akhlak mulia

2. Pengembangan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan 4. Tuntutan pengembangan daerah dan nasional

5. Tuntutan dunia kerja

      

13

 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat …, h. 152  14

 Kunandar, Guru …., h. 141  15


(25)

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 7. Agama

8. Dinamika perkembangan global 9. Persatuan dan nilai-nila kebangsaan

10.Kondisi sosial budaya masyarakat setempat 11.Karakteristik satuan pendidikan16

4. Komponen-komponen KTSP

KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi dan ciri khas satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya penyusunan KTSP mencakup komponen sebagai berikut:

1. Visi dan misi satuan pendidikan

Kepala sekolah harus terlebih dahulu memahami visi itu sendiri. Dalam mengembangkan visinya, kepala skolah harus mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang relevan bagi kegiatan internal sekolah. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok, pertama, kekuatan yang berhubungan dengan apa yang sedang berlangsung di luar sekolah,

kedua, kekuatan yang berhubungan dengan klien pendidikan, yaitu latar

belakang sosial, aspirasi keuangan, sumber-sumber masyarakat dan karakteristik lingkungan17

2. Tujuan pendidikan satuan pendidikan

Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus menyusun program peningkatan mutu yang mencakup tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai, untuk program jangka pendek maupun program jangka panjang (strategis).18

      

16

 Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,

(Jakarta:Bumi Aksara, 2007), cet. Ke-2, h. 18-20  17

 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat …, h. 176-177  18


(26)

3. Menyusun kalender pendidikan

Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagai tercantum dalam satandar isi.19 Dalam penyusunan kalender pendidikan, pengembangan kurikulum harus mampu menghitung jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik dan menyesuaikannya dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikan pada satauan pendidikan tertentu. Penyususnan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada efesien dan hak-hak peserta didik.

4. Struktur muatan KTSP

Struktur KTSP memuat: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan, pedidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.20

5. Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada satuan dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.21

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan standar isi dan dijabarkan dalam silabus22

      

19 

Mansur Muslich, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta:PT BUmi Aksara, 2007), h. 15 

20

 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…, h. 180  21 


(27)

Dalam pengembangkan KTSP harus memperhatikan komponen-komponen yang telah dijelaskan di atas. Sebelumnya telah dibahas mengenai komponen kurikulum yang terdiri dari visi misi, tujuan, kalender pendidikan, struktur muatan KTSP, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pendidikan. Komponen kurikulum ini menjadi acuan pembelajaran secara umum. Adapun komponen KTSP merupakan pengembangan komponen yang termasuk dalam standar isi.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus mata pelajaran.23 Standar isi mencakup kerangka dasar dan struktur kurikulum, bahan belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan akademik. Melihat dari cakupan ini dapat dikatakan bahwa komponen-komponen KTSP merupakan pengembangan dari standar isi yang telah ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak mulia serta peradaban bangsa yang bermartabat.

5. Implementasi KTSP

Implementasi kurikulum adalah “oprasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Secara garis besar, implementasi KTSP mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu: pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi.24 1) Pengembangan Program

Pengembangan kurikulum mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan

      

23

 E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006), cet. Ke-2, h. 24 

24


(28)

harian, program pengayaan dan remedial, serta program bimbingan dan konseling.25

a) Program tahunan, merupakan program umum setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran. Adapun sumber yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan ini antara lain daftar kompetensi standar, skope, dan sekuensi setiap kompetensi.

b) Program semester, berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan keterangan-keterangan.

c) Program modul (pokok bahasan), merupakan penjabaran dari program semester. Umumnya dikembangkan dari setiap kompetensi dan pokok bahasan yang akan disampaikan. Modul ini berisikan lembar kegiatan siswa, lembar kerja, kunci lembar kerja, lembar soal, lembar jawaban dan kunci jawaban.

d) Program mingguan dan harian, merupakan penjabaran dari program semester dan modul. Melalui program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang bagi peserta didik.

e) Program pengayaan dan remedial. Berdasarkan teori belajar tuntas, seseorng peserta didik dipandang tuntas jika ia mampu menyelesaikan dan menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Jika terdapat peserta didik yang mencapai tujuan kurang dari 65% ataupun mengalami kesulitan belajar, maka sekolah perlu memberikan kegiatan remedial. Adapun bagi siswa yang mencapai tujuan lebih dari 65% diberikanlah program pengayaan.

      

25


(29)

f) Program bimbingan dan konseling, sekolah berkewajiban memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar dan karir.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran dalam KTSP adalah pembelajaran dimana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa. Sistem penyampaian dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai. Prinsip utama dalam proses pembelajaran adalah adanya keterlibatan seluruh pihak atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan non fisik) dan kebermaknaan bagi diri dan kehidupannya saat ini dan dimasa yang akan datang (life skill)

Pada umumnya, pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu:26

a). Tahap pra instruksional

beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau siswa pada tahap ini, yakni:

1) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran dapat dijadikan salah satu tolak ukur kemampuan guru mengajar.

2) Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pembelajaran sebelumnya. Dengan hal ini guru dapat mengkaji atau mengecek kembali ingatan siswa terhadap bahan yang telah diberikan.

3) Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana pemahaman materi yang telah diberikan.

      

26

  Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Ciputat: PT Ciputat Press,2007), h. 3-9 


(30)

4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.

5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari itu, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa.

Tujuan tahap ini pada akhirnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pembelajaran hari itu.

b) Tahap Insruksional

Terdapat beberapa kegiatan dalam tahap ini, antara lain:

1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai 2) Menulis pokok materi yang akan dibahas hari itu

3) Membahas pokok materi yang akan dibahas hari itu

4) Memberi contoh-contoh, pertanyaan dan tugas kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas

5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi

6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan dapat juga dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.

c) Tahap Evaluasi dan Tidak Lanjut

Tahap akhir dari pembelajaran yaitu tahap evaluasi atau penilaian dan tidak lanjut. Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui keberhasilan dari tahap inti. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:


(31)

70 persen dari jumlah siswa di kelas tersebut dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, maka proses pengajaran dikatakan berhasil apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70 persen, maka guru harus mengulang kembali materi yang belum dikuasai siswa

2) Untuk memperkaya pengetahuan siswa, materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada hubungan dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas

3) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan materi atau pemberitahuan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya

Ketiga tahapan yang telah dibahas di atas merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu tidak terpisahkan satu sama lain. Kegiatan pembelajaran ini hendaknya dititikberatkan kepada siswa. Untuk itu maka haruslah dipilih pendekatan mengajar yang berorientasi kepada cara belajar siswa aktif, misalnya

CTL, life skill, portofolio, dan lain sebagainya

3) Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu.27

Evaluasi belajar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi , benchmarking, penilaian program dan tindak lanjut, yaitu:28

a) Penilaian Kelas

Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberi nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahap kemajuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian kelas dapat dilakukan dalam situasi formal

      

27

 Kunandar, Guru …., h. 337  28


(32)

maupun informal, di dalam kelas maupun di luar kelas, terintegrasi dengan kegiatan belajar atau bisa pula dilakukan pada waktu tertentu.29

b) Tes Kemampuan Dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran. Tes kemampuan dasar ini dilakukan pada setiap tahun.30

c) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Dan untuk keperluan sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar.31

d) Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai ideal untuk masing-masing indikator lebih dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60%, atau 70%. Penetapan ini disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti kemampuan peserta didik dan guru serta ketersediaan sarana dan prasarana

Agar kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif, hendaklah guru meningkatkan kualitas pengetahuan serta memahami mengenai KTSP sehingga dapat mengimplementasikan KTSP dengan melakukan kegiatan yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan demikian guru dapat menerapkan KTSP dalam pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran

      

29

 Mimin Haryati, Model Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), cet. Ke-1, h. 16 

30


(33)

B. Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian prestasi belajar

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.32 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).33

Menurut Akyas Azhari, belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.34 Senada dengan itu, Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu.35

Belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Sedangkan menurut Hilgrat dan Edward dalam buku Theoritis of Learning yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan/keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya.36

Belajar sebagai suatu kegiatan dapat didefinisikan ciri-ciri kegiatannya. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut:

      

32

Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, (Bandung: CV Bandung, 1988), h. 2-3  33

 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3,

cet, ke-2, h. 895  34

 Akyas Azhari,Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: PT Terajau, 2004), cet, ke-1, h. 122 

35

Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Balajar dan Kompetensi Guru,( Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 20 

36

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2007), cet ke-21, h. 84 


(34)

a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial.

b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja)37

Sedangkan menurut E. P. Hutabarat mengaitkan belajar dengan dikuasainya suatu kemampuan oleh seseorang. Menurutnya belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai kemampuan, kebiasaan, keterampilan, dan sikap lewat proses hubungan timbal balik yang berlangsung dengan lingkungan.38

Manusia lahir ke bumi dalam keadaan tidak mengerti apapun, kemudian lewat suatu proses ia mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahuinya. Proses mengetahui apa yang tidak ia ketahui sebelumnya itulah yang disebut dengan belajar sehingga belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dimana seseorang mengalami perubahan tingkah laku dan pengalaman edukatif sehingga terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.39

Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan atau pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar, karena individu yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaannya.

      

37

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996) cet ke-2, h. 56 

38

 Hutabarat, Cara Belajar, ( Jakarta: Gunung Mulia 1986), h.11  39

 Rustiyah N.K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara,1986), cet.


(35)

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas belajar. 40

Dari pengertian tentang prestasi belajar yang telah diuraikan diatas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar

Berhasil tidaknya kegiatan belajar atau tinggi rendahnya prestasi belajar siswa sangat tergantung kepada faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses kegiatan belajar tersebut. Faktor dan kondisi itu banyak sekali baik yang datang dari dalam maupun dari luar diri siswa.

faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar itu dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri dan faktor yang ada di luar individu yang di sebut faktor sosial.41

Selanjutnya, M. Alisuf Sabri lebih rinci mengemukakan bahwa faktor-fakor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal), berupa:

a. Faktor fisiologis siswa, terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. b. Faktor psikologis, yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa

adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan-kemampuan persepsi ingatan, berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa.

      

40

 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Balajar…, h. 23  41


(36)

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa(faktor eksternal) terdiri dari: a. Faktor lingkungan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Faktor lingkungan non sosial alami, seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah dan sebagainya.

2) Faktor lingkungan sosial, baik berwujud manusia dan repesentasinya termasuk budayanya

b. Faktor-faktor instrumental, terdiri dari gedung / sarana fisik kelas, sarana/ alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan.42

Menurt Rostiyah, dalam bukunya masalah-masalah ilmu keguruan, ia membagi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang anak dengan melihat keadaan keluarga siswa. Faktor tersebut antara lain:

1. Cara orang tua mendidiknya 2. Suasana keluarga

3. Pengertian orang tua

4. Latarbelakang kebudayaan43

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya. Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa Sendiri (Faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Kedua faktor tersebut akan selalu berinteraksi, sehingga secara tidak langsung maupun langsung faktor tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dan karena faktor-faktor ini terjadilah perbedaan individu atau siswa dalam prestasi belajarnya. Prestasi belajar ini dalam dunia pendidikan formal biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai raport.

      

42


(37)

3. Cara mengetahui prestasi belajar siswa

Aktifitas belajar siswa perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Sebagaimana dijelaskan dalam Muhibbin Syah bahwa “evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.44

Jadi evaluasi sangatlah penting dan diperlukan untuk menentukan prestasi belajar siswa, karena dengan cara itulah dapat dikatakan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, atau baik-buruk prestasi belajarnya.

Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Pre-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan”.45

b. Pos-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya yaitu untuk mengetahui taraf siswa terhadap materi yang telah disajikan”. 46

c. Evaluasi Formatif yaitu “Evaluasi hasil belajar jangka pendek, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran, tujuannya untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.47

d. Evaluasi Sumatif yaitu “evaluasi belajar yang dilakukan pada waktu berakhirnya suatu program pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar, tujuannya adalah untuk mengetahui hasil akhir yang dapat dicapai oleh

      

44

Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002), Cet ke-7, h. 141 

45

Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan…, h. 143 

46

 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan…, h.145  47


(38)

siswa, yakni penguasaan pengetahuan sekaligus menggambarkan keberhasilan proses belajar mengajar.48

e. Evaluasi Diagnostik yaitu “Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat”.49 Tujuannya adalah untuk membantu pemecahan kesulitan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran”.50

4. Indikator prestasi belajar

Indikasi prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologi yang berubah akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif) dan ranah karsa (psikomotor).

Indikator prestasi belajar siswa menurut muhibbin Syah adalah sebagai berikut: 51

a. Ranah cipta (kognitif) diantaranya siswa dapat menunjukan, membandingkan, menghubungkan, menyebutkan, menjelaskan, mendefinisikan dan memberikan contoh.

b. Ranah Rasa (afektif) diantaranya dapat menunjukan sikap menerima, menolak, mengakui dan menyakiti, dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.

c. Ranah Karsa (psikomotor) diantaranya siswa dapat mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya, mengucapkan, membuat mimik dan gerakan jasmani.

      

48

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), Cet ke-2, h. 170 

49

Suharsini Arikunto, prosedur penelitiansuatu pendekatan praktek, (jakarta: Reneka cipta,1998),cet.ke-11.h.145  

50

Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), cet ke-1, h. 192 

  51


(39)

5. Usaha-usaha peningkatan prestasi belajar

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa antara lain:

a. Membangkitkan motivasi belajar siswa

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan pembelajaran. Menurut M. Alisyuf Sabri motivasi adalah “segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah”.52 Motivasi sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar dan dengan motivasi belajar ini pula kualitas hasil siswa dapat diwujudkan. Menurut Moh. Uzer Usman ada beberapa cara membangkitkan motivasi yaitu:

1) Mengadakan kompetisi (persaingan) terhadap para siswa guna meningkatkan prestasi belajarnya.

2) Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat) 3) Mengadakan penilaian atau tes”.53

b. Meningkatkan disiplin belajar siswa

Pada hakikatnya disiplin adalah pengendalian perilaku dan pengendalian diri. Apabila seorang siswa dapat mengendalikan dirinya dan perilakunya sehari-hari baik dirumah, sekolah maupun lingkungan sekitarnya maka ia telah mendisiplinkan diri ketika siswa sudah memiliki kedisiplinan baik hal itu yang berasal dari dirinya maupun atas dorongan orang lain, maka segala sesuatu yang dikerjakan akan menjadi maksimal. Siswa yang berdisiplin di sekolah dengan selalu masuk tepat pada waktunya, tidak pernah membolos, selalu memperhatikan keterangan guru di kelas, rajin mengerjakan tugas yang selalu diberikan guru, maka pada akhirnya ia akan mendapatkan prestasi yang baik dalam belajarnya.

       52

M. Alisyuf Sabri, Psikologi…, h.85.  53

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-17,h. 29-30 


(40)

C. Kerangka Berfikir

Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Oleh sebab itu kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat, kurikulum bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam menghadapi persoalan kehidupan yang dihadapi.

Sebagaimana telah dikemukakan dalam pengertian sebelumnya bahwa KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Maka dalam hal ini KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum.

KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Khususnya kurikulum.

Dari penjelasan di atas maka dapat diasumsikan bahwa jika KTSP secara optimal bisa diterapkan maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini didasari karena adanya faktor-faktor pendukung itu antara lain: adanya sarana pengajaran, kemampuan guru dalam mengajar, adanya kesiapan dari siswa untuk mengikuti dan menerima pelajaran, tersedianya waktu belajar. Tetapi apabila faktor pendukung tersebut kurang terpenuhi maka kemungkinan besar akan menghambat pelaksanaan KTSP yang secara langsung akan berakibat terhadap keberhasilan proses mengajar itu sendiri


(41)

D. Hipotesis

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel X (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) dan variable Y (Prestasi belajar siswa) maka dalam hal ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho :Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara implementasi KTSP dengan prestasi belajar siswa.

Ha :Terdapat hubungan positif yang signifikan antara implementasi KTSP dengan prestasi belajar siswa.


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, penulis mengambil tempat di MAN Insan Cendekia Serpong, Tangerang Banten, karena MAN Insan Cindikia merupakan salah satu madrasah yang sudah menggunakan KTSP dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian tersebut.

Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terhitung dari bulan januari sampai dengan bulan februari tahun 2010

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian. Adapun dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel bebas (independent variabel) yakni: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2. Variabel terikat (dependent Variabel) yakni: prestasi belajar siswa C. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data, fakta, dan informasi yang akan mengungkap dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode korelasioanal melalui penelitian lapangan.


(43)

Penelitian lapangan (fleid research) adalah penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem, dan prosedur, fenomena, dan lain-lain.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Insan Cendikia Serepong yang berjumlah 115

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang representatif. Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik penarikan sampel secara acak atau bisa dikenal dengan istilah random sampling yaitu dengan mengambil 26% dari jumlah populasi yang ada. Jadi sampelnya sebanyak 30 siswa. Ciri dari penarikan sampel secara acak ini bahwa anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan tidak terikat untuk masuk ke dalam sampel. Adapun lebih jelasnya lihat tabel terlampir:

Tabel I

Populasi dan Sampel

No Kelas Populasi Sampel

1 XI IPA-1 21 5

2 XI IPA-2 21 5

3 XI IPA-3 23 5

4 XI IPA-4 21 5

5 XI IPS-1 14 5

6 XI IPS-2 15 5

Jumlah 115 30 Sumber: Jumlah sampel diperoleh melelui Teknik random sampling


(44)

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini diperlukan beberapa teknik. Adapun teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.54 Observasi merupakan teknik yang pertama-tama digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian dan merupakan alat pengumpulan data dengan cara mendatangi langsung, mengamati, dan mencatat. Observasi ini dilakukan dengan cara datang langsung keobjek penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pelaksanaan KTSP yang digunakan oleh guru di dalam kelas..

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sesuai berdasarkan dari pada laporan verbal dimana pada wawancara ini terdapat dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.55 Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah MAN Insan Cendekia Serpong untuk mendapatkan data tentang peranan kepala sekolah sebagai supervaisor terhadap kinerja guru dalam mengimplementasikan KTSP

3. Angket

Angket yaitu suatu alat penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari jumlah responden.56 Daftar pertanyaan ini disusun secara tertulis mengenai suatu hal yang berkaitan dengan indikator. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berupa bentuk pertanyaan dimana responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai respon siswa terhadap pelaksanaan KTSP yang

      

54

 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, ( Yogyakarta: Andi Offest,1992), Jilid 2, h. 151  55


(45)

digunakan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak dalam proses belajar mengajar.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pencatatan data yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti kemudian data tersebut didokumentasikan. Adapun teknik pengumpulan data ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa kelas XI MAN Insan Cendikia Serpong Secara langsung dari buku raport.

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data seslesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Editing

yaitu tahap penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan yang terkandung di dalam angket kemudian diolah dan terlebih dahulu di edit agar dapat meningkatkan mutu data yang akan diolah dan dianalisis.

2) Skoring

yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, ditetapkan bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut:

- Untuk jawaban dengan simbol A = 4 - Untuk jawaban dengan simbol B = 3 - Untuk jawaban dengan simbol C = 2 - Untuk jawaban dengan simbol D = 1 3) Tabulating

yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel yang telah disediakan.


(46)

G. Teknik Analisis dan Interpretasi Data 1. Analisis Data

a. Analisis deskripsi

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan analisis kuntitatif secara deskriptif yang sebelumnya telah dilakukan persentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:

P = x 100%

P : Presentasi untuk setiap kategori jawaban F : Frekuensi jawaban responden

N : Number of cases b. Analisis Korelasional

Analisis korelasional digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi atau pengaruh antara variabel X (Implementasi KTSP) dengan variabel Y (prestasi belajar siswa), dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

r x y =

rxy : Angka indeks korelasi ‘r’ product moment N : Number of cases

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara sekor X dan sekor Y

∑X : Jumlah seluruh sekor X


(47)

2. Interpretasi Data

Setelah diperoleh angka Indeks korelasi ‘r’ product moment maka dilakukan interpretasi secara sederhana dengan mencocokan hasil penelitian dengan angka Indeks korelasi ‘r’ product moment seperti di bawah ini:

00,0 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi ‘r’ product moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur selanjutnya secara berurut- urut adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan (membuat) Hipotesa alternatif (Ha) dan Hipotesa nihil atau Hipotesa nol (Ho)

2) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan dengan jalan membandingkan besarnya ‘r’ yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau ‘r’ observasi (ro) dengan besarnya ‘r’ yang tercantum dalam tabel nilai ‘r’ product moment (rt) atau degrees of feedomnya (df) yang rumusannya adalah sebagai berikut:

Df = N – nr df : degrees of feedom

N : Number of cases

nr : banyaknya variabel yang kita korelasikan.57

      

57

Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000) h. 194 


(48)

Setelah hasilnya dicocokan dengan nilai koefisien korelasi ‘r’ product moment baik pada taraf signifikansi 5% ataupun pada taraf signifikasnsi 1% kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.

Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi ‘r’ product moment, maka prosedurnya adalah sebagai berikut:

KD = r² x 100%

KD : kontribusi/ pengaruh variabel X terhadap variabel Y r² : koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y


(49)

BAB VI

LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong

Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang didasari nilai keimanan dan ketakwaan, pada tahun 1996 BPPT mendirikan SMU Insan Cendekia di Serpong dan di Gorontalo melalui program penyetaraan IPTEK STEP (Science and Technology Equity

Program) bagi sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pondok pesantren.

Pada tahun pelajaran pertama (1996/1997), penerimaan siswa SMU Insan Cendekia diprioritaskan bagi siswa-siswi SMU/MA kelas satu dan siswa-siswi lulusan SMP/MTs berprestasi yang berasal dari pondok pesantren dan sekolah islam lainnya. Akan tetapi, mulai tahun pelajaran kedua (1997/1998) SMU Insan Cendekia memberi kesempatan pula kepada siswa-siswi SLTP umum dan MTs baik negeri maupun swasta.

Sejak tahun pelajaran 2000/2001 SMU Insan Cendekia baik yang berada di Serpong maupun di Gorontalo dilimpahkan pengelolaannya oleh BPPT kepada Departemen Agama RI. Untuk tetap mempertahankan ciri khas penguasaan IPTEK dan IMTAK, maka dalam pengelolaan dan pembinaannya Departemen Agama dan BPPT terus melakukan kerjasama. Selanjutnya nama SMU Insan Cendekia ditransformasikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia dengan tanpa mengurangi dan mengubah sistem pengajaran secara keseluruhan yang telah berjalan selama ini

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong adalah lembaga pendidikan Islam yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam proses belajar mengajar pada semua tingkatan


(50)

2. Visi dan Misi Lembaga Pendidikan

MAN Insan Cendekia Serpong memiliki visi adalah mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketakwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu mengatualisasikannya dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan misi MAN Insan Cendekia Serpong adalah:

a. Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetauan dan teknologi, mempunyai daya juang tinggi, kreatif, inovatif, proaktif, dan mempunyai landasan iman dan takwa yang kuat

b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan professional tenaga kependidikan sesuai perkembangan dunia pendidikan

c. Menjadikan MAN Insan Cendekia Serpong sebagai madrasah model dalam pengembangan pengajaran IPTEK dan IMTAK bagi lembaga pendidikan lainnya.

3. Keadaan Siswa, Guru, Karyawan dan fasilitas yang di miliki

Proses penerimaan siswa baru MAN Insan Cendikia Serpong dilakukan dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut: calon siswa adalah lulusan SLTP/MTs Negeri/Swasta, nilai raport siswa kelas VIII dan IX minimal 7 untuk bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA, mengikuti Tes Potensi akademik (Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Agama) serta Tes Potensi Intelektual, dan mengikuti tes kesehatan dan wawancara.

Adapun jumlah siswa dan siswi MAN Insan Cendekia Serpong tahun ajaran 2009/2010 adalah tertera pada tabel berikut:


(51)

Tabel 2

Jumlah Siswa MAN Insan Cendekia Serpong Tahun Pelajaran 2009/2010

NO KELAS PUTRA PUTRI JUMLAH 1

X 58 61 119 2

XI IPA 45 41 86

3

XI IPS 13 16 29

4

XII IPA 38 23 61

5 XII IPS 15 20 38

JUMLAH 172 161 333

Di lembaga pendidikan ini, untuk mencapai kualitas proses pembelajaran disediakan guru yang dengan latar belakang pendidikan minimal S 1. Jumlah guru di MAN Insan Cendekia Serpong sebanyak 43 guru bidang studi dan seorang guru bimbingan konseling. Adapun lebih jelasnya lihat tabel terlampir:

Di samping tenaga pengajar, sekolah ini juga memiliki 19 orang tenaga administrasi, 6 orang pembina asrama, 11 orang pelatih ekstrakurikuler, 4 orang teknisi, 4 orang laboran, 4 orang pustakawan, 4 orang dokter, 3 orang perawat, 1 orang psikologi, 11 orang petugas kersihan, 4 orang tenaga pertamanan dan 12 orang tenaga keamanan.

Kemudian untuk menunjang dan mendukung proses belajar mengajar MAN Insan Cendekia memiliki fasilitas yang terdiri dari 16 gedung permanen diatas tanah seluas 5,5 hektar yang terdiri dari:

a. Ruang kelas terdiri dari 16 kelas ber AC (kapasitas masing-masing 24) b. Laboratorium Fisika, Kimia, Biolagi, Komputer, dan Bahasa

c. Hotspot d. Perpustakaan


(52)

e. Lapangan Olah raga untuk: sepak bola, basket, bola voli, badminton, tenis meja dan fitness center

f. Gedung administrasi dua lantai

g. Gedung serba guna dengan kapasitas 600 orang h. Masjid dua lantai dengan kapasitas 700 jamaah i. Asrama siswa

j. Asrama guru

k. Gedung pendidikan dan pelatihan guru l. Poliklinik

m. Kantin n. The plaza o. Saung iman

4. Kurikulum dan Proses Mengajar

Mulai tahun pelajaran 2006/2007 MAN Insan Cendekia Serpong sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua kelas, kurikulum depag dan kurikulum khusus MAN Insan cendekia Serpong yang secara inovatif direkayasa sesuai dengan visi, misi dan target institusi. Adapun kurikulum tersebut dikemas dalam bentuk:

a. Sturuktur program yang menitikberatkan pada penguasaan basic

Knowledge of science and technologi, pendidikan agama serta penguasaan

bahasa Inggris dan bahasa Arab

b. Kurikulum yang di perkaya dengan pendidikan yang mengarah pada keterampilan hidup (life skill)

c. Menggunakan pendekatan intelektual, kegiatan, keteladanan, dan laboratorium.

Adapun waktu belajar efektif disekolah selama delapan jam terhitung dari pukul 07.00 sampai dengan 15.30 WIB sudah termasuk jam istirahat, dan makan siang. Sedangkan jam belajar mandiri dari pukul 20.00 sampai dengan 22.00 WIB.


(53)

Kemudian dalam proses pembelajaran ada beberapa kegiatan penunjang proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

a. Responsi, merupakan kegiatan tersetruktur guna meningkatkan penguasaan konsep dan melatih keterampilan siswa.

b. Klinik Mata Pelajaran, adalah program pengajaran remedial guna mencapai ketununtasan belajar

c. Club Mata pelajaran, adalah program penganyaan guna menyiapkan siswa dalam lomba maupun olimiade mata pelajaran.

d. Program Sukses Ujian Nasional dan studi Lanjut, membantu siswa dalam persiapan ujian nasional maupun ujian masuk perguruan tinggi.

e. Matrikulasi Bahasa Arab, program penyamaan kemampuan dasar bahasa Arab siswa kelas 1.

f. Belajar mandiri malam hari, dibimbing guru Mata pelajaran/ tutor g. Sistem Evaluasi, menggunakan standar sekolah unggulan

h. TOEFL Preparation, untuk menyiapkan siswa dalam seleksi masuk perguruan tinggi di luar negeri.

B. Deskripsi Data

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, untuk memperoleh data tentang implementasi KTSP dalam kegiatan balajar mengajar di MAN Insan Cendekia Serpong.

Angket disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel yang diteliti, yaitu dari mulainya penyusunan RPP dan mengaplikasikannya KTSP dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Angket yang disebarkan kepada siswa kelas XI terdiri dari 20 pernyataan, yaitu mengenai respon siswa terhadap implementasi KTSP yang digunakan oleh guru bidang studi akidah akhlak, kemudian angket tersebut diberi penilaian berupa skor-skor, yaitu sebagai berikut:


(54)

- Untuk jawaban dengan simbol A = 4 - Untuk jawaban dengan simbol B = 3 - Untuk jawaban dengan simbol C = 2 - Untuk jawaban dengan simbol D = 1

Setelah data terkumpul, penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus presentase untuk mengetahui hasil nilai dari penyebaran angket dengan menggunakan sistem tabulasi yaitu penyajiann angket dalam bentuk tabel

Tabel Frekuensi Implementasi KTSP dalam proses belajar mengajar di dalam kelas sebagai berikut

1. Pra Instruksional

Tabel 5

Perhatian siswa terhadap cara guru mengajar mata pelajaran akhidah akhlak

Alternatif F %

Selalu 18 60

Sering 12 40

Kadang-kadang - -

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukan bahwa 60% siswa menyatakan selalu memperhatikan terhadap pelajaran akidah akhlak ketika proses belajar mengajar berlangsung, 40% menyatakan siswa sering memperhatiakan terhadap pelajaran akidah akhlak ketika proses belajar mengajar berlangsung, dan tidak ada seorang siswa pun yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah memperhatikan.

Tabel 6

Kemampuan siswa dalam memahami

mata pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru

Alternatif F %

Selalu 6 20

Sering 18 60

Kadang-kadang 6 20


(55)

Dalam tabel 5 di atas menunjukan bahwa 20% siswa menyatakan selalu memahami materi pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru, 60% siswa menyatakan sering memahami materi pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru, 20% siswa menyatakan kadang-kadang memahami materi pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru, sedangkan yang tidak pernah memahami tidak ada.

Tabel 7

Respon siswa terhadap cara guru menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak

Alternatif F %

Selalu 10 33,33

Sering 10 33,33

Kadang-kadang 10 33,33

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100

Selanjutnya tabel 6 tentang respon siswa terhadap cara guru menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak sebanyak 33,33% siswa menyatakan selalu mengerti, 33,33% siswa menyatakan sering mengerti 33,33% siswa menyatakan kadang-kadang mengerti, sedangkan yang tidak pernah mengerti tidak ada.

Tabel 8

Dorongan untuk meningkatkan semangat belajar pada mata pelajaran akidah akhlak

Alternatif F %

Selalu 7 23,33

Sering 18 60

Kadang-kadang 5 16,47

Tidak Pernah _ _

Jumlah 300 100

Sesuai dengan tabel 7 di atas menunjukan bahwa 23,33% siswa menyatakan guru selalu memberikan dorongan pada siswa untuk meningkatkan belajar pada mata pelajaran akidah akhlak, 60% siswa menyatakan guru sering memberikan dorongan pada siswa untuk meningkatkan belajar pada mata


(56)

pelajaran akidah akhlak, 16,47% siswa menyatakan guru kadang-kadang memberikan dorongan pada siswa untuk meningkatkan belajar pada mata pelajaran akidah akhlak, sedangkan yang menyatakan tidak pernah tidak ada.

Tabel 9

Semangat siswa dalam belajar akidah akhlak

Alternatif F %

Selalu 15 50

Sering 13 43,33

Kadang-kadang 2 6,66

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukan bahwa 50% siswa menyatakan selalu memiliki semangat dalam belajar akidah akhlak, 43,33% siswa menyatakan sering memiliki semangat dalam belajar akidah akhlak, 6,66% siswa menyatakan kadang-kadang memiliki semangat dalam belajar akidah akhlak, sedangkan yang tidak pernah tidak ada.

Tabel 10

Guru Pengulangan materi yang lalu sebelum menyampaikan materi yang akan dibahas

Alternatif F %

Selalu 4 13,33

Sering 17 56,67

Kadang-kadang 9 30

Tidak Pernah - -

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 13,33 % siswa menyatakan guru selalu mengulang materi pelajaran yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran, 56,67% siswa menyatakan guru sering mengulang materi pelajaran yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran, 30% siswa menyatakan guru kadang-kadang mengulang materi pelajaran yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran, sedangkan yang menyatakan tidak pernah mengulang tidak ada.


(1)

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK

1. Menurut bapak apa yang dimaksud dengan KTSP?

Jawaban: Pemahaman saya tentang KTSP bagaimana definisinya ialah kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan ketentuan kurikulum yang di adakan melalui pemerintah, mereka hanya membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar. Lalu kitalah yang mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar itu dalam indikator-indikator

2. Apakah bapak memahami prinsip-prinsip belajar mengajar menurut

KTSP?

Jawaban: Secara pribadi saya berusaha untuk memahami. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar yang maksud dengan KTSP,

3. Pernahkah bapak mengalami kesulitan dalam membuat satpel/RPP

menurut KTSP?

Jawaban: Diawal-awal mengalami, karena dalam menerapkan sesuatu yang baru itu ada hambatan-hambatan, seiring dengan adanya poelatihan-pelatihan mengenai KTSP hambatan-hambatan itu bisa diatasi

4. Menurut bapak, apakah KTSP di MAN Insan sudah cukup baik?

Jawaban: Saya rasa KTSP di MAN Insan sudah cukup baik. Itu menurut saya, tapi yang menilai baik atau tidaknya itu kan atasan dan masyarakat

5. Bagaimana suasana belajar mengajar dengan menggunakan KTSP?

Jawaban: Saya selalu menggunakan CBSA dalam proses belajar mengajar supaya suasana belajar menjadi menyenangkan

6. Apakah bapak mengalami kesulitan dalam menggunakan media/alat dalam

pengajaran?

Jawaban: Tidak, karena media/ alat-alat pendidikan di MAN Insan sudah cukup memadai.


(2)

7. Menurut bapak, apakah dalam KTSP kompetensi materi pelajaran relevan dengan kebutuhan siswa?

Jawaban: ada sebagian yang tidak relevan dengan kebutuahn siswa, misalnya ada materi yang seharusnya di sampaikan pada kelas XII tapi disampaikan pada kelas XI, tapi dalam pencapainya tidak ada masalah.

8. Bagaimana dengan prestasi siswa, apakah prestasinya meningkat ketika

berubah dengan menggunakan KTSP?

Jawaban: sejauh ini ada peningatan, prestasi anak-anak bukan hanya saja pada mata pelajaran akidah akhlak pada mata pelajarin lain pun saya rasa ada peningatan

9. Menurut bapak, apakah sarana prasarana di MAN Insan sudah memadai

untuk menggunakan KTSP

Jawaban: Tantu, sarana dan prasarana di MAN Insan sudah cukup memadai

10.Hambatan-hambatan apa saja yang bapak alami dalam pelaksanaan KTSP?

Jawaban: Alhamduliah tidak ada, selain sarana dan prasaran disini lengkap, jam untuk mata pelajaran cukup, untuk KKM tidak ada masalah, anak-anak yang nilainya dibawah 75 diramedial, dan untuk pembuatan RPP diawal tahun pelajaran.

Guru Bidang Studi Akidah akhlak Pewawancara

MAN Insan Cendekia Serpong


(3)

LEMBAR ANGKET Nama :

Kelas :

PETUNJUK PENGISIAN

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda X pada

jawaban yang sesuai dengan pendapat anda

2. Jawaban yang anda berikan tidak berpengaruh terhadap keberadaan anda

di madrasah ini

3. Data yang diperoleh semata-mata diperguunakan untuk keperluan

penulisan skripsi

4. Terimakasih atas bantuannya

PERNYATAAN

1. Saya memperhatikan terhadap pelajaran akidah akhlak ketika proses

belajar mengajar berlangsung a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

2. Saya mampu memahami materi pelajaraan akidah akhlak yang

disampaikan oleh guru a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

3. Cara guru menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak membuat saya

mudah mengerti a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4. Guru memberikan dorongan pada saya dalam meningkatkan belajar pada

mata pelajaran akidah akhlak a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

5. Saya memiliki semangat belajar yang baik pada pelajaran akidah akhlak a. Selalu


(4)

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

6. Guru saya mengulang materi pelajaraan yang lalu sebelum melanjutkan

pelajaran a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

7. Suasana belajar di sekolah saya menyenangkan

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

8. Guru saya menggunakan metode bervariasi dalam mengajar mata

pelajaran akidah akhlak a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

9. Guru saya menggunakan media (alat bantu) dalam menyampaikan materi

pelajaran akidah akhlak a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

10.Saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru akidah akhlak a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

11. Guru akidah akhlak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

12.Guru akidah akhlak mendampingi saya pada saat mengerjakan tugas atau

diskusi a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

13.Guru akidah akhlak memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa

untuk berfikir a. Selalu b. Sering


(5)

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

14.Guru akidah akhlak saya memberikan contoh-contoh pada setiap materi

yang disampaikan a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

15.Guru akidah akhlak saya menilai setiap materi pelajaran sesuai dengan

pencapaian materi a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16.Guru akidah akhlak saya mengadakan ulangan susulan untuk memperbaiki

nilai siswa a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

17.Guru akidah akhlak saya menilai setiap hasil karya yang dikumpulkan

siswa a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

18.guru akidah akhlak saya memberikan penilaian kepada siswa selama

proses belajar mengajar di kelas a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

19.guru akidah akhlak saya memberikan tugas pada setiap materi pelajaran a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

20.Guru akidah akhlak saya memberitauhkan setiap kesalahan siswa a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang


(6)

90

2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 70

3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 67

4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 68

5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 71

6 3 2 2 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 66

7 4 3 3 2 4 2 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 65

8 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 64

9 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 2 66

10 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 2 2 68

11 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 71

12 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 74

13 4 3 4 3 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 67

14 3 2 2 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 65

15 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 68

16 4 3 4 3 2 2 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 67

17 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 70

18 3 3 2 2 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 62

19 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 63

20 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 73

21 4 4 3 2 3 2 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 2 2 60

22 3 3 2 2 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 64

23 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 63

24 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 67

25 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 65

26 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 67

27 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 70

28 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 68

29 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 2 66