2. Karakteristik KTSP
Sebelum membahas karakteristik KTSP akan diuraikan terlebih dahulu mengenai teori-teori belajar yang mendasari KTSP. Dalam literatur yang
diperoleh, sedikitnya ada dua teori belajar yang mendasari lahirnya KTSP yaitu teori belajar humanistik dan konstruktivis.
Teori belajar humanistik menitik beratkan pada nilai-nilai manusia dan nilai-nilai kultural pada pendidikan, kepribadian manusia yang sesuai dengan
nilai-nilai masyarakat dan kultural adalah di atas segalanya. Pendidikan harus normatif.
6
Selain teori belajar humanistik, KTSP juga dikemas dalam teori konstruktivasi. Belajar menurut teori ini bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi
proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.
7
Teori konstruktivis menuntut siswa berperan akitf dalam pembelajaran. Karena penekanannya pada
siswa yang akif, maka strategi konstrukitivis sering disebut pengajaran yang berpusat pada siswa student centered instruction. Di dalam kelas yang
pengajarannya terpusat pada siswa, peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan
memberikan ceramah atau mengandalikan seluruh kegiatan kelas.
8
Tujuan pembelajaran konstuktivis menekankan pada penciptaan pemahaman, yang menuntut aktivitas yang kreatif dan produkitif dalam konteks
nyata. Berdasarkan hal ini, maka teori konstruktivis menjadi filosofis adanya strategi belajar CTL Contextual Teaching and leraning. Dengan CTL diharapkan
siswa belajar melalui pengalaman bukan menghafal. Dengan demikian siswa mampu mempraktikan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh dalam
konteks kehidupan. Dari penjelasan tentang teori humanistik dan konstrukitivis di atas, dapat
disimpulkan ciri-ciri dari kedua teori tersebut memiliki kesamaan yaitu: pertama,
6
Oemar, Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Ramaja Rosdakarya, 2008 cet. Ke-3, h.57
7
Wina Sanjaya, Kurikulum …., h. 246
8
Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual CTL dan Penerapannya dalam Kbk, Malang: Universitas Negeri Malang, 2004, h. 10
kedua cara belajar tersebut terpusat pada siswa student centered. Kedua, guru bukan hanya pemberi informasi saja, namun juga sebagai fasilitator, motivator
dan mediator. Ketiga, pendidikan dalam teori ini bertujuan untuk membentuk kepribadian anak didik secara utuh dan seimbang antara kognitif, afektif dan
psikomotorik. Berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada teori humanistik dan konstuktivis
inilah KTSP dikemas dalam kedua teori belajar ini. Dengan demikian dapat dilihat dari karakterisik KTSP:
a. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri
b. KTSP berorientasi pada hasil belajar learning outcomes
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi. d.
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sember belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
e. Penilaian menekankan pada potensi dan hasil belajar dalam upanya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi
9
Dari karakteristik KTSP yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa KTSP bertujuan untuk membentuk pribadi peserta didik secara seimbang baik
segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam KTSP, sumber belajar bukan hanya guru. Fungsi guru bukan sekedar memberikan informasi, namun juga
sebagai fasilitator, mediator, motivator dan lain sebagainya. Metode pembelajaran yang digunakan harus bervariasi yang dapat mengaktifkan siswa. Dalam hal ini,
siswa menjadi pusat utama dalam pembelajaran student centered.
Selain itu, E. Mulyasa juga mengungkapkan karakteristik KTSP, yakni: 1
Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.
9
Kunandar, Guru…, h. 138
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum
sesuai dengan kondisi setempat. 2
Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah
melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran 3
Kepemimpinan yang demokratis dan propesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang direkrut
komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah
pendidikan profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka berkerja berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama
untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik.
4 Tim-Kerja yang kompak dan transparan.
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai
pihak yang terlibat dalam pendidikan.
10
3. Prinsip Pengembangan KTSP