BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta banyak sekali hal-hal atau faktor- faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu, datang dari berbagai macam aspek baik itu dari segi internal maupun eksternal.
Pada siswa sendiri faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor psikis yang terdiri atas: intelektual misalnya yang mencakup intelegensi,
kemampuan belajar, cara belajar, minat, motivasi, kreatifitas, dan sikap non intelektual yaitu keadaan kultural atau ekonomi. Sedangkan faktor-faktor yang di
luar siswa terdiri dari faktor-faktor pengaturan proses belajar di sekolah seperti: kurikulum, disiplin sekolah, fasilitas belajar, dan pengelompokan siswa, interaksi
guru dan siswa. Sementara yang termasuk situasional adalah seperti keadaan politik ekonomi, keadaan waktu dan tempat serta musim atau cuaca.
Dari beberapa faktor tersebut di atas, maka penulis berasumsi bahwa kurukulum merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Karena kurikulum
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan kualitas murid dalam suatu lembaga pendidikan. Dan kurikulum berkaitan dengan penentuan
arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.
Kurikulum sebagai program pendidikan keberhasilannya tidak terlepas dari pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Kurikulum senantiasa bersifat
dinamis karena menyesuaikan dengan keadaan, sehingga kurikulum diadakan
perbaikan namun demikian kadang-kadang tidak menghasilkan sesuatu yang diharapkan meskipun upaya perbaikannya itu bersifat optimal.
Dalam undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional UU SPN, disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dengan demikian, maka keberadaan kurikulum sangat penting artinya bagi keberlangsungan proses pendidikan dan proses pencapaian
berbagi kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik.
1
Dalam perjalanannya dunia pendidikan Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum
1994, kurikulum2004 atau kurikulum berbasis kompetensi KBK, dan terakhir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang diterapkan pada tahun
2006.
2
KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan
efisiensi pendidikan agar dapat dimodifikasi dengan keinginan masyarakat setempat, serta menjalin kerjasama yang erat antara sekolah, masyrakat, industri,
dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat.
3
Dalam pelaksanaannya KTSP dibuat oleh guru disetiap satuan pendidikan untuk menggerakkan kegiatan utama pendidikan yaitu pembelajaran. Dengan
demikian, kurikulum ini dapat lebih disesuaikan dengan kondisi disetiap daerah bersanagkutan, serta memungkinkan untuk memperbesar porsi muatan lokal.
1
Zurinal Z Wahdi Sayuti,Ilmu Pendidikan Pengantar Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan,
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, cet. Ke-1, h.85-86
2
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h. 107
3
Joko Susilo Muhammad, KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah menyongsongnya,
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007, h. 12-13
KTSP memberi peluang bagi kepala sekolah, guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum,
pembelajaran, managerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktifitas, kreatifitas dan profesianalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum mendorong sekolah untuk lebih terbuka, demokrasi dan bertanggung jawab. Dengan demikian, dibutuhkan guru-guru yang profesional
untuk dapat menerapkan KTSP dengan baik dalam pembelajaran. KTSP menuntut guru untuk berkreasi dalam menterjemahkan standar isi
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam silaus, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, proses pembelajaran, ekstrakulikuler, pada masing-masing
satuan pendidikan. Madrasah Aliyah Negeri MAN Insan Cendekia Serpong adalah termasuk
salah satu lembaga pendidikan Islam yang sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP sejak KTSP itu diberlakukan pada awal
semester I tahun ajaran 20062007 pada semua tingkatan. MAN ini termasuk sekolah maju yang memiliki sarana prasarana lengkap,
kualitas guru yang tinggi dan memiliki media-media canggih sehingga menunjang dan memudahkan dalam melaksanakan KTSP.
Dengan adanya KTSP yang dilaksanakan oleh guru dan siswa MAN Insan Cendekia secara optimal, maka akan memungkinkan keberhasilan dalam
mencapai prestasi belajar yang lebih baik Bermula dari latar belakang masalah di atas, maka dalam hal ini penulis
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dan menuangkannya dalam karya tulis
berbentuk skripsi yang berjudul “PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN INSAN CENDEKIA SERPONG”
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah