2. Interpretasi Data
Setelah diperoleh angka Indeks korelasi ‘r’ product moment maka dilakukan interpretasi secara sederhana dengan mencocokan hasil penelitian
dengan angka Indeks korelasi ‘r’ product moment seperti di bawah ini: 00,0
– 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah 0,40 – 0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi 0,90 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi ‘r’ product moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur
selanjutnya secara berurut- urut adalah sebagai berikut: 1
Merumuskan membuat Hipotesa alternatif Ha dan Hipotesa nihil atau Hipotesa nol Ho
2 Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan
dengan jalan membandingkan besarnya ‘r’ yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau ‘r’ observasi ro dengan besarnya ‘r’ yang
tercantum dalam tabel nilai ‘r’ product moment rt atau degrees of feedomnya df yang rumusannya adalah sebagai berikut:
Df = N – nr df
: degrees of feedom N
: Number of cases nr
: banyaknya variabel yang kita korelasikan.
57
57
Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000 h. 194
Setelah hasilnya dicocokan dengan nilai koefisien korelasi ‘r’ product moment baik pada taraf signifikansi 5 ataupun pada taraf signifikasnsi 1
kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak.
Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi ‘r’ product moment, maka prosedurnya adalah sebagai berikut:
KD = r
²
x 100 KD
: kontribusi pengaruh variabel X terhadap variabel Y r
²
: koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y
BAB VI LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong
Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang didasari nilai keimanan dan ketakwaan, pada
tahun 1996 BPPT mendirikan SMU Insan Cendekia di Serpong dan di Gorontalo melalui program penyetaraan IPTEK STEP Science and Technology Equity
Program bagi sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pondok pesantren.
Pada tahun pelajaran pertama 19961997, penerimaan siswa SMU Insan Cendekia diprioritaskan bagi siswa-siswi SMUMA kelas satu dan siswa-siswi
lulusan SMPMTs berprestasi yang berasal dari pondok pesantren dan sekolah islam lainnya. Akan tetapi, mulai tahun pelajaran kedua 19971998 SMU Insan
Cendekia memberi kesempatan pula kepada siswa-siswi SLTP umum dan MTs baik negeri maupun swasta.
Sejak tahun pelajaran 20002001 SMU Insan Cendekia baik yang berada di Serpong maupun di Gorontalo dilimpahkan pengelolaannya oleh BPPT kepada
Departemen Agama RI. Untuk tetap mempertahankan ciri khas penguasaan IPTEK dan IMTAK, maka dalam pengelolaan dan pembinaannya Departemen
Agama dan BPPT terus melakukan kerjasama. Selanjutnya nama SMU Insan Cendekia ditransformasikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia
dengan tanpa mengurangi dan mengubah sistem pengajaran secara keseluruhan yang telah berjalan selama ini
Madrasah Aliyah Negeri MAN Insan Cendekia Serpong adalah lembaga pendidikan Islam yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP dalam proses belajar mengajar pada semua tingkatan
37