PERUSAHAAN PERSEROAN PERSERO PT INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014
Dalam Rupiah
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING lanjutan
i. Tagihan bruto pemberi kerja
Tagihan bruto pemberi kerja merupakan tagihan Perusahaan yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan, namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang
terjadi, ditambah laba yang diakui, dikurangi dengan jumlah kerugian yang diakui dan termin. Tagihan bruto diakui sebagai Saldo piutang dihapuskan dari laporan posisi keuangan setelah semua cara penagihan dilakukan namun kemungkinan
tertagihnya sangat kecil. Piutang lain-lain disajikan di Laporan Posisi Keuangan sebagai jumlah piutang lain-lain yang diharapkan dapat diterima. Untuk
menutup kemungkinan timbulnya kerugian akibat adanya piutang lain-lain yang tak tertagih, terhadap piutang lain-lain yang diragukan pembayarannya dilakukan penyisihan penurunan nilai piutang lain-lain pada pos Laporan Posisi Keuangan dan
sebagai beban lain-lain tahun berjalan dalam pos Laba Rugi Komprehensif.
Dalam hal terdapat saldo piutang lain-lain yang sudah pasti tidak dapat ditagihkan, maka Perusahaan dan entitas anak melakukan penyisihan sebesar 100 seratus persen dari saldo piutang yang bersangkutan.
Kewajiban bruto pemberi kerja
j. Jaminan yang diberikan
k. Persediaan
pendapatan sesuai dengan metode prosentase penyelesaian yang dinyatakan dalam Berita Acara Progres Fisik BAPF yang belum diterbitkan fakturnya karena perbedaan antara tanggal berita acara progress fisik dengan pengajuan penagihan pada
tanggal posisi keuangan.
Jaminan yang diberikan diakui dan dicatat pada saat terjadinya, sebesar nilai yang tercantum pada Bukti Pengeluaran Keuangan.
Kewajiban bruto pemberi kerja merupakan kewajiban Perusahaan yang berasal dari selisih pendapatan yang dihitung berdasakan progres fisik pekerjaan kontrak dengan pembayaran, dimana nilai pembayaran lebih besar dari pendapatannya.
Persediaan terdiri dari bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, barang setengah jadi, bahan tambahan, jasa proyek dalam penyelesaian, barang dalam kirim dan trade in trade off TITO.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
14
PERUSAHAAN PERSEROAN PERSERO PT INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014
Dalam Rupiah
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING lanjutan
l. Pembayaran dimuka dan beban dibayar dimuka
Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode tejadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali
penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
Pembayaran di muka diakui dan dicatat pada saat pengeluaran kasbank. Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya persediaan meliputi semua
biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.
Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak maju moving average method .
Setiap penilaian baru dilakukan atas nilai realisasi bersih pada setiap periode berikutnya.
m. Pendapatan yang masih harus diterima
n. Penyertaan jangka panjang a. Penyertaan pada entitas asosiasi
Beban dibayar di muka dibebankan dengan metode garis lurus sesuai dengan masa manfaatnya.
Pendapatan Yang Masih Harus Diterima adalah pendapatan yang sampai tanggal pelaporan belum diterima Perusahaan, dan dapat dipastikan Perusahaan akan menerima manfaat ekonomi dan transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih.
Penyertaan pada entitas asosiasi dengan kepemilikan 20 sampai dengan 50 dicatat dengan metode ekuitas apabila mempunyai pengaruh yang signifikan. Investasi pada entitas asosiasi pada awalnya diakui sebesar nilai biaya perolehan
dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian Perusahaan atas laba atau rugi entitas asosiasi , diakui setelah tanggal perolehan hingga tanggal berakhirnya pengaruh signifikan tersebut. Bagian Perusahaan
atas laba atau rugi entitas asosiasi diakui dalam laporan laba rugi Perusahaan. Penerimaan distribusi dari entitas asosiasi mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian terhadap jumlah tercatat tersebut juga diperlukan jika terdapat perubahan
dalam proporsi bagian Perusahaan atas entitas asosiasi yang timbul dari pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi.
Jika bagian Perusahaan atas rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka Perusahaan menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. Paling tidak disetiap akhir tahun
Perusahaan mengevaluasi nilai yang tercatat penyertaannya pada entitas asosiasi apakah terdapat kemungkinan penurunan nilai.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
15