Grafik 2.19. Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan
di Jawa Barat
1,81 6,18
1,20 0,64
1,13 1,65
0,0 1,0
2,0 3,0
4,0 5,0
6,0 7,0
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I Tw.II
2007 2008
qtq
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
Grafik 2.20. Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan di Jawa
Barat Menurut Subkelompok Triwulan II-2008
0,07 0,003
0,009 0,001
0,054
1,81 0,21
1,72 0,21
3,40
0,0 1,0
2,0 3,0
4,0 KEL.KESEHATAN
Jasa kesehatan Obat-obatan
Jasa prwtn jasmani
Prwtn jasmani kosmetik
sub k
e lom
pok
qtq
Inflasi
Andil
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah
f. Kelompok P
endidikan
, Rekreasi dan Olahraga Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan II-2008 tidak jauh
berbeda dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I-2008 inflasinya sebesar 0,82kemudian menjadi 0,89 pada triwulan II-2008 Grafik 2.21. Kelompok ini hanya
menyumbang 0,06 terhadap inflasi Jawa Barat Grafik 2.22. Dari lima subkelompok, inflasi
tertinggi terjadi pada subkelompok perlengkapan pendidikan Grafik 2.22. Berbagai peralatan
sekolah mulai mengalami kenaikan pada pergantian tahun ajaran baru.
Grafik 2.21. Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga di Jawa Barat
0,89 0,82
0,67 6,20
0,13 0,24
1 2
3 4
5 6
7
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I Tw.II
2007 2008
qtq
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
Grafik 2.22. Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga di Jawa
Barat Menurut Subkelompok Triwulan II-2008
0,06 0,02
0,00 0,02
0,01 0,00
0,89 0,89
2,94 1,58
1,87
0,42
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 KEL.PENDIDIKAN,DSB
Jasa pendidikan KursusPelatihan
Perlengkapan Pendidikan
Rekreasi Olahraga
S ubk
e lom
p ok
qtq
Inflasi
Andil
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
g. Kelompok Sandang Kelompok sandang terus mengalami perlambatan sejak triwulan I-2008. Dari 8,14 pada
triwulan IV-2007, menjadi 3,35 pada triwulan I-2008, dan 0,22 pada triwulan II-2008 Grafik 2.23. Kelompok ini memberikan andil inflasi hanya 0,012 terhadap inflasi Jawa Barat
Grafik 2.24. Perlambatan inflasi pada triwulan II-2008 disebabkan oleh penurunan harga emas 36
perhiasan, yang pada beberapa triwulan sebelumnya justru terus meningkat. Emas perhiasan termasuk ke dalam subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya Grafik 2.24.
Grafik 2.23. Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang di Jawa Barat
0,22 3,35
8,14
1,07 0,72
1,42 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Tw.I Tw.II
Tw.III Tw.IV
Tw.I Tw.II
2007 2008
qtq
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
Grafik 2.24. Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang di Jawa
Barat Menurut Subkelompok Triwulan II-2008
0,012 0,006
0,012 0,005
-0,012
0,22 0,50
0,82 0,66
-0,63
-1,0 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0,0
0,2 0,4
0,6 0,8
1,0 KEL.SANDANG
Sandang laki-laki Sandang wanita
Sandang anak-anak Barang pribadi sandang
lainnya
S u
bk e
lom pok
qtq
Inflasi
Andil
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
1.2. I
NFLASI MENURUT
K
OTA
Inflasi di enam dari tujuh kota mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan rata-rata di atas 3. Hanya di Kota Bogor terjadi perlambatan inflasi, dari 3,89 menjadi
2,87. Kota dengan inflasi tertinggi adalah Kota Bandung 5,81, sedangkan terendah di Kota Bogor Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Inflasi Triwulanan di Jawa Barat Menurut Kota
2007 2008
No. Kota
Bobot 2006
Tw.II Tw.III
Tw.IV Tw.I
Tw.II
1 Bandung 39,82
1,87 -0,26 2,48 1,82 2,81 5,81
2 Bekasi 29,23
2,57 -0,27
2,65 0,81
3,31 3,98
3 Bogor 15,33
2,54 0,03 1,64 0,90 3,89 2,87
4 Sukabumi 5,40
3,04 -0,88
1,88 3,21
2,75 3,69
5 Cirebon 4,60
4,23 0,15 2,22 2,06 3,52 4,80
6 Tasikmalaya 3,71
3,53 -0,04
1,65 2,20
2,57 4,67
7 Banjar 1,92
3,31 0,17 2,66 1,95 4,69 5,02
Gabungan 100
2,40 -0,21
2,34 1,44
3,17 4,41
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
37
38
Berdasarkan sumbangannya andil
3
terhadap inflasi Jawa Barat, sepert triwulan- triwulan sebelumnya, tiga kota penyumbang
terbesar inflasi di Jawa Barat pada triwulan II-2008 adalah Bandung dengan andil inflasi
2,31, Bekasi 1,16, dan Bogor 0,44 Grafik 2.25. Ketiga kota tersebut menyumbang
inflasi sebesar 1,14 terhadap inflasi di Jawa Barat atau membentuk 89 total inflasi
triwulanan Jawa Barat pada triwulan II-2008.
Grafik 2.25. Inflasi dan Andil Inflasi Triwulanan di Jawa Barat
Menurut Kota Triwulan II-2008
0,44 0,22
2,87 4,80
5,02 0,17
0,10
0,20
1,16 2,31
4,41 4,67
3,69 3,98
5,81 4,41
1 2
3 4
5 6
Gab Bd
Bks Bgr
Skb Cn
Tsm Bjr
Ko ta
qtq
Inflasi
Andil
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
2. I
NFLASI
T
AHUNAN
Secara tahunan, inflasi Jawa Barat pada Juni 2008 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan Juni 2007, yaitu dari 4,82 yoy menjadi 11,83 Grafik 2.2. Inflasi Jawa Barat
selama setahun terakhir didominasi oleh kenaikan harga bahan bakar, bahan makanan, emas perhiasan, dan makanan jadi. Barang-barang tersebut termasuk ke dalam sepuluh komoditas dengan
inflasi tertinggi sekaligus penyumbang terbesar inflasi secara tahunan yoy pada Juni 2008 Tabel 2.5 dan Tabel 2.6. Kesepuluh komoditas penyumbang terbesar inflasi tersebut menyumbang 5,38 yoy
terhadap inflasi Jawa Barat, atau membentuk 45 inflasi Jawa Barat.
Tabel 2.5. Komoditas dengan Inflasi Tahunan Tertinggi
di Jawa Barat Juni 2008
No. Komoditas
Inflasi ,yoy
1 Cabe Rawit 110,25
2 Bawang Merah 85,54
3 Tepung Terigu 76,57
4 Besi Beton 62,05
5 Petai 61,89
6 Tahu Mentah 61,17
7 Margarine 59,15
8 Ketumbar 56,37
9 Gas Elpiji 49,26
10 Mentega Butter 47,89
Sumber: BPS Provinsi Jabar.
Tabel 2.6. Komoditas dengan Andil Inflasi Tahunan Terbesar
di Jawa Barat Juni 2008
No. Komoditas
Andil Inflasi
, yoy
1 Bensin 1,01
2 Angkutan Dalam Kota 0,86
3 Minyak Goreng 0,55
4 Emas Perhiasan 0,53
5 Beras 0,48
6 Minyak Tanah 0,43
7 Tahu Mentah 0,41
8 Gas Elpiji 0,40
9 Daging Ayam Ras 0,40
10 Nasi lauk pauk 0,32
Total 5,38
Sumber: BPS Provinsi Jabar.
10
Andil inflasi=bobot x laju inflasi
Faktor eksternal cukup besar pengaruhnya terhadap inflasi domestik selama setahun terakhir, tidak terkecuali di Jawa Barat. Kenaikan harga komoditas di pasar internasional, terutama
minyak bumi, CPO, emas, kedelai, jagung, gandum, memberikan pengaruh signifikan terhadap kenaikan harga BBM, berbagai bahan makanan dan emas perhiasan. Ketergantungan Indonesia
terhadap bahan baku impor merupakan salah satu faktor utama tingginya pengaruh kenaikan harga komoditas di pasar internasional terhadap harga produk nasional.
2.1. I
NFLASI
M
ENURUT
K
ELOMPOK
B
ARANG DAN
J
ASA
Inflasi setiap kelompok barang dan jasa selama periode Juli 2007 hingga Juni 2008, cukup tinggi, yakni masing-masing di atas 8 yoy. Dari tujuh kelompok, empat di antaranya
mengalami inflasi di atas dua digit, yaitu kelompok bahan makanan 17,96, kelompok sandang 13,21, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 12,57, serta kelompok kesehatan
10,10 Tabel 2.7. Dibandingkan laju inflasi tahunan pada periode Maret 2008, peningkatan signifikan terjadi pada inflasi kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.
Tabel 2.7. Inflasi Tahunan Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa
2007 2008
No. Kelompok
Mar Jun
Sep Des
Mar Jun
1 Bahan makanan
13,72 10,42 13,34 8,07 11,53 17,96 2 Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
4,96 4,98
4,73 4,46
5,05 9,21
3 Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,29
1,32 3,22 3,35 5,27 8,28
4 Sandang 7,85
3,57 5,13 11,63 13,76 13,21
5 Kesehatan 6,00 6,60 6,35 4,70 9,37
10,10 6 Pendidikan, rekreasi dan olahraga
8,32 8,36
8,88 7,31
7,94 8,75
7 Transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,51 0,75
0,86 1,10 1,10 12,57
Umum 5,72
4,82 6,08
5,10 6,88 11,83
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan sumbangannya terhadap inflasi Jawa Barat, kelompok bahan makanan masih
menjadi penyumbang terbesar inflasi di Jawa Barat. Kelompok ini menyumbang 4,34 yoy
atau membentuk 37 inflasi Jawa Barat pada Juni 2008 Grafik 2.26. Selain kelompok bahan
makanan, terdapat tiga kelompok barang dan jasa dengan inflasi di atas 1, bahkan mendekati 2,
yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 2,01, kelompok transpor,
komunikasi, dan jasa keuangan 1,95, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau 1,92. Keempat kelompok penyumbang terbesar inflasi membentuk 86
inflasi tahunan di Jawa Barat.
Grafik 2.26. Inflasi Tahunan di Jawa Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa
Juni 2008
11,83 4,34
1,92 2,01
0,68 0,36
0,57 1,95
11,83 17,96
9,21 8,28
13,21 10,10
8,75 12,57
2 4
6 8
10 12 14 16 18 20
TOTAL Bahan
makanan Makanan
jadi,dsb Perumahan,dsb
Sandang Kesehatan
Pendidikan,dsb Transpor,dsb
K e
lom p
ok
yoy
Inflasi
Andil
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, diolah Keterangan: nama kelompok disingkat.
39
Pembahasan lebih lanjut tentang inflasi per kelompok barang dan jasa diuraikan di bawah ini, secara berurutan dari kelompok penyumbang terbesar inflasi.
a. Kelompok Bahan Makanan Inflasi kelompok bahan makanan meningkat dari 11,53 yoy menjadi 17,96 pada
Juni 2008 Grafik 2.27. Kelompok ini merupakan penyumbang terbesar inflasi di Jawa Barat,
yaitu menyumbang sebesar 4,34, yang berarti membentuk 37 dari angka inflasi Jawa Barat yang sebesar 11,83 yoy.
Di antara sebelas subkelompok pada kelompok bahan makanan, penyumbang inflasi terbesar adalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya, dengan
sumbangan inflasi sebesar 0,80 yoy Grafik 2.28. Komoditas pada subkelompok ini yang
menyumbang terbesar inflasi adalah beras dan mie instan. Kenaikan harga beras sebesar 6, 01 yoy disebabkan oleh beberapa masalah sehubungan distribusi. Meskipun produksi Jawa Barat
setiap tahun di atas volume kebutuhan beras penduduknya, sebagian kebutuhan penduduk dipenuhi dari beras asal provinsi lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena sebagian
produksi lokal Jawa Barat dikirim ke DKI Jakarta dan daerah lain untuk memenuhi permintaan di kota-kota lain hasil penelitian KBI Bandung pada tahun 2007. Di samping itu, kenaikan harga
beras pada tahun 2008 juga didorong oleh adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan HPP beras dan gabah. Sementara itu, kenaikan harga mie instan disebabkan oleh kenaikan harga
berbagai bahan bakunya, terutama gandum dan minyak sayur. Grafik 2.27. Inflasi Tahunan Kelompok
Bahan Makanan di Jawa Barat
11,53 8,07
13,34 17,96
10,42 13,72
15,62 16,33
15,36
6 8
10 12
14 16
18 20
6 9
12 3
6 9
12 3
6 2006
2007 2008
yoy
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
Grafik 2.28. Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Jawa Barat
Menurut Subkelompok Juni 2008
4,34 0,80
0,18 0,14
0,45 0,17
0,67 0,31
0,38 0,66
0,02
17,96 15,50
8,41 45,36
13,08 21,18
0,57 11,91
14,70 18,13
24,22 5,30
36,08
10 20
30 40
50 KEL.BAHAN MAKANAN
Padi-padian Daging hasilnya
Ikan segar Ikan diawetkan
Telur,susu hasilnya Sayuran
Kacang-kacangan Buah-buahan
Bumbu-bumbuan Lemak minyak
Lainnya
S u
bk e
lo m
pok
yoy
Inflasi
Andil
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
b. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 8,28
yoy pada Juni 2008, atau lebih tinggi daripada inflasinya pada Maret 2008 yang sebesar
40
5,27 Grafik 2.29. Kelompok ini adalah penyumbang inflasi kedua terbesar setelah kelompok
bahan makanan. Dengan sumbangan inflasi sebesar 2,01 yoy, kelompok ini membentuk 17 dari total inflasi tahunan Jawa Barat Grafik 2.30.
Subkelompok penyumbang terbesar inflasi pada kelompok perumahan adalah subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air Grafik 2.30. Dengan laju inflasi 13,95,
subkelompok ini menyumbang inflasi 0,99. Penyebab utama inflasi pada subkelompok ini adalah kenaikan harga minyak tanah, gas elpiji, serta tarif air PAM. Kenaikan harga minyak tanah
dan elpiji, masing-masing sebesar 16,90 dan 49,26, memberikan sumbangan inflasi terbesar dibandingkan sumbangan inflasi dari komoditas lainnya adalam kelompok perumahan, yakni
sebesar 0,43 dan 0,40.
Grafik 2.29. Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas,
dan Bahan Bakar di Jawa Barat
8,28 5,27
3,35 3,22
11,76
1,32 1,29
1,96 11,45
3 6
9 12
15
6 9
12 3
6 9
12 3
6 2006
2007 2008
yoy
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
Grafik 2.30. Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan
Bakar di Jawa Barat Bakar Menurut Subkelompok
Juni 2008
2,01 0,85
0,99 0,03
0,14
8,28 6,15
13,95 2,01
6,80
3 6
9 12
15 KEL.PERUMAHAN,DSB
Biaya tempat tinggal Bhn bkr, penerangan
air Perlengkapan RT
Penyelenggaraan RT
S ubk
e lom
pok
yoy
Inflasi
Andi
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
Seperti telah diuraikan pada buku KER edisi triwulan I-2008, kenaikan harga kedua jenis bahan bakar tersebut antara lain adalah masalah kelangkaan. Pada minyak tanah,
kelangkaan disebabkan oleh pembatasan pasokan oleh Pertamina di daerah konversi, yang nyatanya tidak diikuti oleh penurunan permintaan. Khusus pada akhir triwulan II-2008, kenaikan
harga minyak tanah juga didorong oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut. Adapun kelangkaan gas elpiji kemasan 12 kg untuk rumah tangga disebabkan oleh
disparitas harga antara elpiji kemasan 12 kg dengan elpiji kemasan 50 kg untuk pengguna komersialnon rumah tangga.
c. Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Inflasi tahunan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan meningkat signifika,n
dari 1,10 yoy pada Maret 2008 menjadi 12,57 pada Juni 2008 Grafik 2.31. Dengan
laju inflasi tersebut, kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,95 yoy terhadap inflasi Jawa Barat , atau membentuk 17 inflasi tahunan Jawa Barat paa Juni 2008 Grafik 2.32.
41
Grafik 2.31. Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa
Keuangan di Jawa Barat
12,57 1,10
1,10 0,86
0,75 0,51
0,59 27,75
29,26
5 10
15 20
25 30
6 9
12 3
6 9
12 3
6 2006
2007 2008
yoy
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
Grafik 2.32. Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
di Jawa Barat Menurut Subkelompok Juni 2008
1,95 2,04
0,03 0,01
12,57 3,94
2,75
-0,13 -5,52
16,95
-6 -3
3 6
9 12
15 18
KEL.TRANSPOR,DSB Transpor
Komunikasi Pengiriman
Sarana Penunjang
Transpor Jasa Keuangan
S ubk
e lom
pok
yoy
Inflasi
Andil
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat.
Subkelompok transpor adalah subkelompok dengan laju inflasi tertinggi, yakni sebesar 16,95 sekaligus memberikan sumbangan inflasi terbesar, yaitu 2,04 yoy Grafik
2.32. Beberapa harga komoditas dengan persentase kenaikan terbesar pada subkelompok