I Nilai kredit sektor ini mencapai Rp1.152 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama

1. I

NFLASI T RIWULANAN Secara triwulanan, laju inflasi di Jawa Barat selama triwulan II-2008 mencapai 4,41 qtq, merupakan inflasi triwulanan tertinggi sejak tahun 2006. Faktor utama inflasi selama triwulan II- 2008 adalah kenaikan harga BBM bersubsidi pada akhir Mei 2008. Hal ini diindikasikan oleh tingginya inflasi pada bulan Juni 2008 yang mencapai 2,26 mtm. Di samping itu, kenaikan harga berbagai bahan makanan, minyak tanah dan elpiji untuk rumah tangga sejak beberapa bulan sebelumnya, juga turut mendorong inflasi Jawa Barat. Grafik 2.3. Inflasi Bulanan Jawa Barat dan Nasional -0,8 -0,4 0,0 0,4 0,8 1,2 1,6 2,0 2,4 2,8 3,2 3,6 mtm Jabar 0,5 0,3 0,5 -0,3-0,6 0,8 0,5 0,9 0,8 0,7 0,1 0,5 1,3 1,0 0,6 0,5 1,5 2,2 Nasional 1,0 0,6 0,2 -0,1 0,1 0,2 0,7 0,7 0,8 0,7 0,1 1,1 1,7 0,6 0,9 0,5 1,4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2007 2008 Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat. Keterangan: data inflasi nasional bulan Juni 2008 tidak ditampilkan karena perbedaan tahun dasar. Pada grafik di atas, inflasi Jawa Barat berdasarkan Tahun Dasar 2002, sedangkan inflasi nasional sejak Juni 2008 berdasarkan Tahun Dasar 2007. . Grafik 2.4. Perkembangan Harga Barang dan Jasa Menurut Pengusaha -1 1 2 3 4 5 Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II 2007 2008 inflasi 10 20 30 40 SBT SKDU SBT hasil SKDU inflasi gab 7 kota qtq Sumber: Bank Indonesia Berdasarkan komoditas, sepuluh komoditas dengan inflasi tertinggi dan penyumbang inflasi terbesar selama triwulan II-2008 didominasi BBM, elpiji, bahan makanan dan makanan jadi Tabel 2.1 dan 2.2. Sepuluh komoditas penyumbang terbesar inflasi memberikan andil sebesar 3,07 terhadap inflasi Jawa Barat, sehingga membentuk 70 inflasi Jawa Barat pada triwulan II- 2008, yang sebesar 4,41 qtq. Tabel 2.1. Komoditas dengan Inflasi Triwulanan Tertinggi di Jawa Barat Triwulan II-2008 No. Komoditas Inflasi , qtq 1 Gas Elpiji 46,11 2 Bensin 33,43 3 Jengkol 33,20 4 Kelompok Bermain 32,95 5 Petai 28,84 6 Solar 27,91 7 Tomat Sayur 27,49 8 Bahan PelumasOli 24,08 9 Roti Manis 23,82 10 Fitnes Center 23,56 Sumber: BPS Provinsi Jabar. Tabel 2.2. Komoditas dengan Andil Inflasi Triwulanan Terbesar di Jawa Barat Triwulan II-2008 No. Komoditas Andil Inflasi , qtq 1 Bensin 0,90 2 Angkutan Dalam Kota 0,80 3 Gas Elpiji 0,36 4 Beras 0,27 5 Nasi 0,26 6 Roti Manis 0,11 7 Rokok Kretek Filter 0,11 8 Mie Kering Instan 0,10 9 Daging Ayam Ras 0,10 10 Air Kemasan 0,07 Total 3,07 Sumber: BPS Provinsi Jabar. 29 30 Perkembangan nilai tukar Rupiah yang yang agak melemah serta tekanan inflasi dari sisi ekspektasi tampaknya cukup mempengaruhi inflasi triwulan ini. Nilai tukar Rupiah secara rata-rata bulanan pada triwulan II-2008 sedikit melemah dibandingkan dengan triwulan I-2008 Grafik 2.5. Di sisi ekspektasi, para pelaku ekonomi khususnya pengusaha, pedagang eceran, dan konsumen pada triwulan I-2008 atau sebelum adanya berita tentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, tampaknya masih belum memperkirakan akan adanya kenaikan harga barang dan jasa. Namun demikian, setelah pada awal Mei 2008 pemerintah menginformasikan rencana kenaikan harga BBM dalam waktu dekat, ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga barang dan jasa semakin meningkat. Perkembangan ekspektasi tersebut diindikasikan oleh hasil beberapa survei yang dilakukan oleh KBI Bandung, yaitu Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU, Survei Penjualan Eceran SPE, dan Survei Konsumen SK. Grafik 2.5. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar 8.800 9.000 9.200 9.400 9.600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2007 2008 RpUSD kurs tengah bulanan rata-rata triwulanan Sumber: Bank Indonesia. . Grafik 2.6. Perkembangan Ekspektasi Pengusaha terhadap Harga Barang dan Jasa -1 1 2 3 4 5 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II 2007 2008 inflasi 10 20 30 40 50 SBT SBT hasil SKDU Inflasi gab. 7 kota qtq Sumber: Bank Indonesial; BPS Prov. Jabar Hasil SKDU menunjukkan bahwa ekspektasi para pengusaha responden SKDU terhadap kenaikan harga jualtarif barangjasa semakin meningkat pada triwulan II-2008. Hal ini tercermin dari peningkatan SBT saldo bersih tertimbang 2 hasil survei pada triwulan II-2008 dibandingkan dengan hasil survei pada triwulan I-2008. Grafik 2.6. Kenaikan harga jualtarif menurut para pengusaha terutama terjadi pada sektor industri pengolahan tekstil, logam, alat angkutan dan mesin; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sumber utama pendorong kenaikan harga tersebut adalah kenaikan biaya bahan bakumaterial dan biaya operasional. 2 Saldo bersih tertimbang SBT adalah hasil perkalian saldo bersih SB sektor yang bersangkutan dengan bobot sektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya. Saldo bersih net balance adalah selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “meningkat” dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “menurun” dan mengabaikan jawaban “sama”. SBT positif menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan bahwa harga jual meningkat dibandingkan yang menyatakan turun. Bobot masing - masing sektorsubsektor berdasarkan pada distribusi PDB tahun 2000. Grafik 2.7. Ekspektasi Pedagang Eceran Terhadap Harga Barang dan Jasa -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2007 2008 inflasi 70 80 90 100 110 120 130 140 150 SB SPE SPE SPE Inflasi Gab.7 Kota mtm Sumber: SPE-KBI Bandung; BPS Provinsi Jawa Barat. Keterangan: SPE=Ekspektasi pedagang terhadap harga pada bulan tsb hasil SPE pada 3 bulan sebelumnya; SPE= Ekspektasi pedagang terhadap harga pada bulan tsb hasil SPE 6 bulan sebelumnya; SPE= Ekspektasi pedagang terhadap harga pada tahun berjalan pada SPE bulan ybs. Grafik 2.8. Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang dan Jasa -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2007 2008 inflasi 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 SB SK SK Inflasi Gab.7 Kota mtm Sumber: Survei Konsumen-KBI Bandung. Keterangan: SK= Ekspektasi konsumen terhadap harga pada bulan tsb, hasil SK 3 bulan sebelumnya; SK= Ekspektasi konsumen terhadap harga pada bulan tsb, hasil SK 6 bulan sebelumnya. Ekspektasi pedagang eceran responden SPE terhadap harga barang dan jasa menunjukkan arah yang sama dengan perkembangan inflasi bulanan pada triwulan II-

2008. Mereka telah memperkirakan sebelumnya bahwa akan terjadi kenaikan harga eceran pada