Setelah perekonomian Jawa Barat tumbuh cukup tinggi pada triwulan I-2008, yaitu tumbuh

8 Tingginya harga energi dan komoditas pangan di pasar internasional serta kenaikan harga BBM bulan Mei 2008 berdampak pada peningkatan tekanan inflasi domestik pada triwulan II-2008. Inflasi nasional hingga bulan Juni 2008 1 telah mencapai 11,03 yoy, atau sebesar 7,37 ytd. Meningkatnya tekanan inflasi tersebut menyebabkan perlambatan laju permintaan domestik, khususnya permintaan konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi dunia berdampak pada perlambatan laju pertumbuhan ekspor. Memperhatikan perkembangan ini, laju pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II-2008 diperkirakan lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Provinsi Jawa Barat 5,72 6,19 6,42 7,21

7,13 5,07

2 4 6 8 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II 2007 2008 Proyeksi KBI Bandung Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat Grafik 1.2. Situasi Bisnis 10 20 30 Tw .I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I Tw .II 2006 2007 2008 Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU, KBI Bandung Sejalan dengan perkembangan tersebut, laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan II- 2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan I-2008 dan triwulan II-2007 Grafik

1.1.. Setelah perekonomian Jawa Barat tumbuh cukup tinggi pada triwulan I-2008, yaitu tumbuh

7,13 yoy 2 , perekonomian Jawa Barat pada triwulan II-2008 diperkirakan tumbuh melambat menjadi sebesar 5,07 yoy. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya 3 , terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebagai dampak dari tingginya tekanan inflasi di Jawa Barat. Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang semakin melambat tercermin antara lain dari menurunnya ekspektasi pelaku dunia usaha dan konsumen terhadap kondisi perekonomian Jawa Barat. Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU Bank Indonesia, situasi bisnis pada triwulan II-2008 relatif menurun dibandingkan dengan triwulan I-2008 dan triwulan II-2007 Grafik 1.2. Sementara itu, hasil Survei Konsumen SK Bank Indonesia menunjukkan bahwa tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian Jawa Barat pada triwulan II-2008 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya dan periode yang sama tahun lalu Grafik 1.3. Selain itu, hasil SK juga mencerminkan penurunan tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian selama periode enam bulan mendatang Grafik 1.5. 1 IHK tahun dasar 2007. 2 Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2008 semula diperkirakan tumbuh 6,62 yoy. 3 Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2008 semula diprediksikan berada pada kisaran 6,70 yoy - 7,10 yoy. 9 Di sisi permintaan, melambatnya pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh melemahnya permintaan konsumsi rumah tangga dan menurunnya kegiatan ekspor Tabel 1.1-1.2. Permintaan konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat sebagai dampak dari peningkatan laju inflasi di Jawa Barat. Penurunan daya beli masyarakat antara lain tercermin dari beberapa indikator hasil Survei Konsumen, Survei Penjualan Eceran, dan nilai tukar petani NTP di Jawa Barat. Sementara itu, kegiatan ekspor masih mengalami penurunan sejalan dengan berlanjutnya perlambatan laju pertumbuhan ekonomi negara-negara tujuan utama ekspor Jawa Barat, seperti Amerika Serikat dan Jepang. Komponen sisi permintaan lainnya yaitu investasi, pada triwulan II-2008 juga mengalami perlambatan pertumbuhan apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya tetapi masih tetap terjaga pada level pertumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini tercermin antara lain dari masih tingginya pertumbuhan indikator-indikator investasi seperti realisasi PMAPMDN, penjualan semen, dan impor barang modal. Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Jawa Barat Dari Sisi Permintaan Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Konsumsi Rumah Tangga 4.56 5.21 8.13 5.16 6.33 6.20 7.95 5.29 Konsumsi Pemerintah 15.90 12.46 5.85 3.15 25.92 5.47 2.94 4.63 Pembentukan Modal Tetap Bruto 4.47 5.96 4.86 9.98 8.06 8.13 10.43 8.56 Perubahan Inventori 6.19 3.72 20.61 6.50 13.56 7.01 2.52 8.10 Ekspor Barang dan Jasa 5.02 8.22 3.02 2.71 10.51 0.52 14.15 2.90 Dikurangi Impor 10.76 6.00 3.35 9.28 6.00 0.12 5.52 0.88 PDRB 6.01 5.72

6.19 6.41