Gambar 2.17 Tampilan Window Properties
g.   Objek Browser
Objek Browser ini merupakan daftar objek yang ada dalam project yang aktif.
Kita dapat menggunakan Object Browser untuk menampilkan objek yang ada dalam
Visual Basic dan aplikasi lain. Berikut tampilan gambarnya.
Gambar 1.18 Tampilan Object Browser h.   Form Designer
Form Designer adalah sebuah window yang dapat digunakan untuk mengatur tampilan  aplikasi  yang  disusun,  atau  dengan  kata  lain  sebagai  tempat  untuk
mendesain  sebuah  form.  Form  Designer  merupakan  daerah  kerja  utama  dari pembuatan program atau tempat merancang aplikasi dimana setiap objek diletakkan.
Dalam form ini dapat menambahkan control, grafic, dan gambar ke dalam form pada
Universitas Sumatera Utara
posisi  yang  diinginkan.  Setiap  form  memiliki  window  designer  form  sendiri-sendiri. Berikut tampilan gambarnya.
Gambar 2.19 Tampilan Form Designer i.
Window Code Editor
Window  Code  Editor  merupakan  sebuah  tampilan  window  yang  digunakan untuk  memasukkan  kode  aplikasi.  Window  Code  Editor  ini  digunakan  untuk
mendefinisikan  kode-kode  form  atau  kode  modul  dalam  sebuah  aplikasi.  Berikut tampilan gambarnya.
Gambar 2.20 Tampilan Window Code Editor
Universitas Sumatera Utara
j. Window Form Layout
Window  Form  Layout  dapat  digunakan  untuk  mengontrol  posisi  form  pada aplikasi  yang  menggunakan  sistem  grafik  dalam  sebuah  layar.  Dengan  fasilitas  ini,
kita dapat melihat dan mengetahui posisi  form yang baru didesain.  Berikut tampilan gambarnya.
Gambar 2.21 Tampilan Window Form Layout k.   Window Immmediate, Local, dan Watch
Window-window  ini  merupakan  window  tambahan  yang  digunakan  untuk proses  debug  aplikasi.  Window-window  ini  hanya  dapat  digunakan  jika  kita
menjalankan aplikasi dengan interface Visual Basic.
Gambar 2.22 Tampilan Window Immediate
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.23 Tampilan Window Locals
Gambar 2.24 Tampilan Window Watches
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM
Aspek dalam pengelolaan obat publik di instalasi farmasi kabupaten meliputi perencanaan  kebutuhan  obat,  pengadaan  obat,  penerimaan  obat,  penyimpanan  dan
pendistribusian  obat  sampai  ke  puskesmas.  Untuk  terlaksananya  pengelolaan  obat yang  efektif    dan  efesien  perlu  ditunjang  dengan  sistem  informasi  manajemen
pengelolaan obat, sehingga dengan adanya sistem ini dapat menggalang keterpaduan kegiatan  pengelolaan  obat  dan  mengatasi  berbagai  kendala  yang  menimbulkan
kegagalan dan keterlambatan salah satu kegiatan. Perancangan  sistem  informasi  ketersediaan  obat  di  Gudang  Farmasi  Pekan
Labuhan  Dinas  Kesehatan  Kota  Medan  ini  menggunakan  metode  daur  hidup  atau metode  System  Development  Life  Cycle  SDLC.  Metode  daur  hidup  ini  memiliki
beberapa tahapan proses yaitu: perencanaan, tahap analisis, tahap perancangan, tahap uji coba,  tahap penerapan, dan tahap penggunaan Sutedjo, 2002.
3.1 Tahap Perencanaan
Pada  tahap  perencanaan  dilakukan  identifikasi  terhadap  kondisi  sistem informasi ketersediaan obat  yang terdapat di Gudang Farmasi Pekan Labuhan Dinas
Kesehatan  Kota  Medan  dengan  memperhatikan  sarana  dan  prasarana  yang  tersedia dalam mendukung penyediaan informasi ketersediaan obat di toko obat tersebut.
Dalam  tahap  perencanaan  juga  perlu  diperhatikan  hal  apa  saja  yang  menjadi pendukung  maupun  penghambat  dalam  menghasilkan  informasi  ketersediaan  obat.
50
Universitas Sumatera Utara