Panduan Observasi Penilaian Hasil Belajar
58 Kelas XII SMAMA
dan merekam peristiwaperilaku muncul atau tidak muncul. Suatu peristiwakejadian yang tidak muncul atau tidak dilakukan siswa
tetap dihitung sebagai suatu kejadian.
b. Bentuk Bentuk isik suatu pedoman observasi terdiri atas perilaku
teramati yang diobservasi, rekaman terhadap perilaku tersebut, dan informasi mengenai siswa yang melakukan perilaku yang terekam.
Berbeda dari panduan observasi kelas yang merekam perilaku kelas sehingga nama tidak penting tetapi frekuensi munculnya perilaku,
dalam observasi pendidikan karakter nama siswa yang melakukan perilaku terekam. Hal tersebut penting untuk pembinaan selanjutnya
kepada yang bersangkutan.
c. GunaManfaat Instrumen pedoman observasi membantu guru untuk merekam
perilaku yang ditunjukkan siswa dalam bentuk rekaman yang dapat dipelajari walau pun perilaku itu sudah berlalu. Dengan demikian,
guru memiliki waktu yang cukup untuk mengkaji hasil rekaman observasi dan mengulang kajian tersebut setiap saat diperlukan.
Dengan cara demikian maka pemaknaan terhadap perilaku tersebut menjadi lebih baik.
d. Proses Pengembangan Perilaku yang ditunjukkan siswa yang terekam tidak dirancang
sebagai sesuatu yang preskriptif tetapi terekam sebagai sesuatu yang deskriptif. Hal ini disebabkan guru tidak mungkin memiliki
pengetahuan mengenai apa yang akan dilakukan siswa atau perilaku untuk nilai apa yang dilakukan siswa.
Keterbukaan dalam item ini menyebabkan guru memiliki kebebasan dalam pengembangan format instrumen. Selain aspek
identitas siswa, tanggalbulan yang menyatakan waktu perekaman, guru hanya perlu menyediakan kolom kosong untuk setiap siswa.
Dalam format yang demikian maka proses pengembangan pedoman observasi untuk hasil belajar pendidikan karakter lebih
sederhana. Dalam satu halaman guru dapat merekam perilaku lebih dari satu siswa dan lebih dari satu perilaku yang berbeda ingat
seperti yang dikatakan di bagian pengertian tidak ada perilaku tetap dianggap sebagai suatu perilaku. Berikut adalah contoh panduan
observasi berdasarkan apa yang sudah dikemukakan di atas.
Sejarah Indonesia 59
Guru dapat mengembangkan bentuk lain berdasarkan apa yang telah dikemukakan.
Contoh: Tanggal:
Hari: Nama Siswa
Perilaku yang Ditampilkan
Catatan: berisikan situasi atau kondisi khusus bukan yang terjadi sehari- hariketika suatu perilaku muncul.
Guru membuat lembar panduan observasi sebanyak yang diperlukan yaitu jumlah siswa di suatu kelas dibagi 4. Jadi suatu
kelas terdiri atas 40 orang maka setiap hari untuk kelas tersebut guru membawa 10 halaman kertas panduan observasi.
e. Pengolahan Jawaban Siswa Pada dasarnya pengolahan hasil observasi yang terekam dalam
pedoman observasi bersifat inferensial atau induktif. Artinya, guru melakukan pemberian pertimbangan dari apa yang telah terekam
ke dalam kelompok nilai yang paling sesuai. Secara teknis guru menggunakan indikator suatu nilai untuk mengelompokkan
perilaku yang terekam. Suatu perilaku yang terekam dapatboleh dikelompokkan dalam lebih dari satu nilai apabila memang suatu
perilaku mewakili perbuatan lebih dari satu nilai. Misalnya, ketika seorang siswa meminjamkan pensilballpoint miliknya kepada
teman sebangku atau sekelas yang lupa membawa pensilballpoint maka perilaku itu dapat dikelompokkan sebagai peduli sosial dan
saling bantu. Ketika seorang siswa memberikan penjelasan kepada temannya tentang bahan pelajaran yang tadi dibicarakan di kelas,
guru dapat mengelompokkan perilaku itu sebagai saling bantu, bersahabat, dan kerjasama.
Sebagaimana halnya dengan hasil pengolahan jawaban dalam instrumen performance, berdasarkan rekaman perilaku peserta didik
yang teramati guru dapat mengolah jawaban tersebut menjadi proil perilaku siswa. Proil tersebut menggambarkan perilaku nilai yang
60 Kelas XII SMAMA
ditunjukkan siswa. Banyaknya kata, tindakan, mimik terekam guru membuat proil awal yang terdiri atas BT dan MT untuk setiap hasil
observasi. Berdasarkan hasil observasi untuk jangka waktu tertentu, satu
minggu untuk guru kelas atau satu bulan untuk guru mata pelajaran yang mengajar seminggu sekali suatu kelas, guru dapat mengembangkan
keseluruhan proil perilaku hasil belajar karakter seperti: Belum Tampak BT, Mulai Tampak MT, Mulai Berkembang MB, Mulai
Konsisten MK, Sudah Konsisten SK.