36 Kelas XII SMAMA
a. Pengembangan ranah kognitif, atau pengembangan pengetahuan dapat dilakukan dalam bentuk penguasaan materi dan pemberian
tugas dengan unjuk kerja; mengetahui, memahami, menganalisis, dan mengevaluasi.
b. Pengembangan ranah afektif atau pengembangan sikap sosial dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar dengan beberapa sikap dan
unjuk kerja: menerima, menghargai, menghayati, menjalankan dan mengamalkan.
c. Pengembangan ranah psikomotorik atau pengembangan keterampilan skill melalui tugas belajar dengan beberapa aktivitas mengamati,
menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyaji dan mencipta. Terkait dengan beberapa aspek pengalaman belajar itu maka dalam
setiap pembelajaran Sejarah Indonesia di SMASMKMAMK harus diusahakan agar siswa mampu mengembangkan proses kognitif yang
lebih tinggi dari pemahaman sampai dengan metakognitif pendalaman pengetahuan dari sumber belajar yang ada. Pembelajaran diharapkan
mampu mengembangkan pengetahuan mulai dari menerapkan konsep, prinsip atau prosedur, menganalisis masalah, dan mengevaluasi sesuatu
produk atau mengembangkan keterampilan, seperti: mencoba membuat atau mengolah suatu informasi sejarah, menerapkan prosedur penulisan
sejarah sampai mengamalkan nilai-nilai yang diperoleh dari pembelajaran sejarah.
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan istilah yang melingkupi seluruh proses pembelajaran. Strategi pembelajaran bermakna bagaimana proses
seorang guru mengajar dan siswa belajar dalam mencapai Indikator Pembelajaran. Secara deinisi strategi pembelajaran merupakan sebuah
metode untuk menyampaikan pelajaran yang dapat membantu siswa mencapai tujuan belajar. Strategi pembelajaran secara umum dibedakan
menjadi dua yaitu yang berpusat pada guru dan berpusat pada peserta didik. Untuk Kurikulum 2013 mendorong kita untuk menggunakan strategi
yang berpusat pada siswa, untuk itu dikembangkan strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif.
Sejarah Indonesia 37
a. Siswa aktif
Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk aktif mencari pengetahuan bukan lagi siswa pasif, yang hanya menerima dari guru. Untuk itu
perlu mengembangkan suatu proses pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif. Kita telah mengenal berbagai model pelajaran aktif pada
kurikulum sebelumnya, misalnya CBSA Cara Belajar Siswa Aktif. Namun inovasi pembelajaran terus dikembangkan hingga muncul
model-model pembelajran lainnya, seperti Problem Based Learning, Colaboratif Learning. Model-model pembelajaran itu mengarah
pada pembelajaran yang tidak lagi menjadikan guru sebagai sumber pengetahuan atau sumber belajar. Hal ini karena ada asumsi bahwa
pembelajaran yang didominasi guru dapat menyebabkan peserta didik kurang aktif dan kurang kreatif dalam proses pembelajaran. UWaktu
sebelumnya kita mengenal satu model pembelajaran yang cukup komprehensif, yaitu PAIKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan. Model pembelajaran ini menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar yang berlangsung menyenangkan
dengan melibatkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif selama dalam proses pembelajaran. Untuk mampu mewujudkan pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan tentunya diperlukan ide-ide kreatif dan inovatif dari guru dalam memilih metode dan merancang strategi
pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan lebih efektif dalam mencapai Indikator
Pembelajaran. Namun perlu diperhatikan pula bahwa pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tidak akan efektif apabila tujuan belajar
tidak tercapai dengan baik.
Pada dasarnya inti konsep PAIKEM terletak pada kemampuan guru untuk melakukan pemilihan strategi dan metode pembelajaran yang
inovatif. Strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa Student Center
LearningSCL. Penerapan strategi pembelajaran PAIKEM mendudukkan guru sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi siswa dalam belajar, sehingga
siswa memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman sendiri, bukan dari guru.
Model PAIKEM banyak menggunakan strategi pembelajaran CTL Contextual Teaching and Learning. Karakteristik model pembelajaran
CTL meliputi