2 Kelas XII SMAMA
Keberhasilan implementasi suatu kurikulum tidak tergantung pada salah satu komponen pendidikan, namun memerlukan keterlibatan berbagai
komponen pendidikan, baik guru, siswa dan stake holder. Kalau sebelumnya guru memiliki peran utama sebagai sumber belajar, dalam Kurikulum 2013,
guru memiliki peran sebagai dinamisator, motivator dan fasilitator. Dengan demikian, guru dituntut memiliki kompetensi dalam mengelola pembelajaran,
mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.
Oleh karena itu, guru pengampu mata pelajaran Sejarah Indonesia dituntut memiliki kompetensi di bidang Sejarah Indonesia, mampu memberikan
pemahaman kepada siswa tentang pentingnya Sejarah Indonesia sebagai instrumen pendidikan karakter bangsa yang mampu membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat. Untuk mencapai itu Guru Sejarah dituntut memiliki perspektif kebangsaan, dan mengembangkan historical
thinking cara berpikir sejarah untuk ditransformasikan kepada siswa dalam kehidupan keseharian. Di sisi lain, aspek moral dan keteladanan seorang guru
juga menjadi hal yang amat penting dalam pembelajaran Sejarah Indonesia. Oleh karena itu, agar Indikator Pembelajaran Sejarah Indonesia bisa tercapai,
guru harus memahami karakteristik mata pelajaran Sejarah Indonesia seperti yang diuraikan pada petunjuk umum ini.
B. Maksud dan Tujuan Mata Pelajaran Sejarah Indonesia
1. Rasional
Mata Pelajaran Sejarah Indonesia merupakan salah satu bagian dalam pendidikan sejarah. Sejarah Indonesia merupakan salah satu mata
pelajaran wajib di jenjang pendidikan menengah SMAMA dan SMK MAK. Dalam penanaman karakter, pendidikan sejarah memiliki makna
dan posisi yang strategis, mengingat bahwa: Tidak ada manusia yang bisa melepaskan dirinya dari sejarah, karena kehidupan manusia itu sendiri
diisi oleh pengalaman masa lalu yang terus bertambah seiring dengan perjalanan waktu. Setiap kita melangkah ke depan maka langkah yang
kita tinggalkan sudah menjadi sejarah. Namun tidak seluruh waktu di masa lalu kita dapat menjadi sejarah, hanya masa lalu kita yang memiliki
makna sajalah yang disebut sebagai sejarah. Hal itulah yang menjadi pembelajaran bagi kita untuk memahami kehidupan masa kini, dan
membangun kehidupan masa depan yang lebih baik.
Sejarah Indonesia 3
Pendidikan sejarah memiliki tujuan untuk membangun memori kolektif kita sebagai bangsa sehingga kita mampu mengenal bangsanya dan mampu
membangun rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui sejarah kita mampu membentuk watak dan karakter
bangsa Indonesia yang bermartabat sehingga mampu membentuk manusia Indonesia yang memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa, negara
dan tanah airnya.
Pengembangan mata pelajaran Sejarah Indonesia karena sejarah mempunyai guna, yaitu:
1 Edukatif, pelajaran sejarah memberikan sikap bijak dan arif. Jika kita
kaji lebih mendalam, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa, kita dapat belajar dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada masa
lalu untuk melihat kejadian yang ada pada masa kini. Hal-hal yang baik kita jadikan sebagai suatu pelajaran agar bisa menjadi pedoman
dalam kehidupan masa kini dan masa datang.
2 Inspiratif, Sejarah mampu memberikan ilham atau inspirasi kepada
kita, hal ini bisa kita lihat dari apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan dalam mencapai harapan dan tujuannya dan peristiwa-
peristiwa pada masa lalu dapat mengilhami kita semua untuk perjuangan saat ini dan masa datang. Peristiwa-peristiwa besar
mengilhami kita agar mencetuskan peristiwa yang besar pula.
3 Instruktif, Misalnya, kegunaan dalam rangka pengajaran dalam
salah satu kejuruan atau keterampilan seperti navigasi, teknologi, persenjataan, jurnalistik, taktik militer dan sebagainya. Fungsi dan
kegunaan sejarah ini disebut sebagai kegunaan yang bersifat instruktif karena mempunyai peran membantu kegiatan menyampaikan
pengetahuan atau keterampilan instruksi.
4 Rekreatif, Seperti halnya dalam karya sastra yakni cerita atau roman,
sejarah juga memberikan kesenangan estetis, karena bentuk dan susunannya yang serasi dan indah. Kita dapat terpesona oleh kisah
sejarah yang baik sebagaimana kita dapat terpesona oleh sebuah roman yang bagus. Dengan sendirinya kegunaan yang bersifat
rekreatif ini baru dapat dirasakan jika sejarawan berhasil mengangkat aspek seni dari cerita sejarah yang disajikan. Sejarah dapat juga
memberikan kesenangan lain kepada kita. Kesenangan ini berupa “wisata intelektual” yang dipancarkannya kepada kita. Tanpa beranjak
dari tempat duduk kita dapat dibawa oleh sejarah menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita, baik jauh tempat maupun