Kriteria Sehat Jiwa: Faktor-Faktor Predisposisi Sehat-sakit Jiwa Latar belakang genetik

fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis serasi dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehtan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, dan sosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain Suliswati, 2005. Menurut fadhilah Supari 2005 kesehatn jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain dan senang menjadi bagian dari suatu kelompok.

3.2 Kriteria Sehat Jiwa:

Kriteria Sehat Jiwa Menurut WHO dalam Rusmun 2001 adalah: a. Dapat menyesuaikan diri secara kostruktif pada kenyataan. b. Memperoleh kepuasan dari usahanya. c. Merasa lebih puas memberi daripada menerima. d. Hubungan antar manusia, saling menolong dan memuaskan e. Menerima kekecewaan sebagai pelajaran, untuk memperbaiki yang akan datang. f. Mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan kostruktif. g. Mempunyai rasa kasih sayang. Kriteria Sehat Jiwa Menrut Abraham Maslow dalam Rasmun 2001 adalah: a. Memilik persepsi yang akurat terhadap realitas. b. Menerima diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. c. Spontan, sederhana dan wajar. Kriteria Sehat Jiwa Menurut Maria Jahoda dalam Iyus, Yosep 2008 adalah: a. Sikap positif terhadap diri sendiri. b. Tumbuh kembang dan aktualisasi diri. c. Integrasi keseimbangankeutuhan. d. Otonomi e. Persepsi realitas f. Environmental mastery kecakapan dalam adaptasi dengan lingkungan. Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkunagn terutama keluarga sangat penting dalam membuna jiwa yang sehat. Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan, dan cara bertindak dani A, 2008.

3.3 Faktor-Faktor Predisposisi Sehat-sakit Jiwa

3.3.1 Biologis a. Latar belakang genetika. Penulusuran gen-gen yang menyebabkan penyakit jiwa merupakan hal yang sulit dilakukan hingga saat ini, satu-satunya gen yang mempunyai hubungan dengan beberapa penyakit mental yang menyebabkan perkembangan penyakit alzeimer pada sekitar 10 orang dengan kelainan ini. Informasi terakhir tentang penyebaran penyakit mental terutama berdasarkan atas penyelidikan tentang sifat keturunan manusia. Ada tiga jenis kajian tentang hal ini: kajian adopsi, yang membandingkan sifat antar anggota keluarga biologis dengan anggota keluarga adopsi atau kelompok kontrol lain. b. Status gizi. Berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan awal dari jaringan otak yang tidak sempurna meskipun tidak secara jelas disebutkan sebagai penyebab langsung gangguan psikiatrik. c. Sensitifitas biologi. Psikomunologi merupakan bidang yang relatif baru yang menggali pengaruh psikologis terhadap pengendali sistem syaraf dari responsif imun. Bukti- bukti pendukung bahwa stressor psikososial dapat mengganggu respon imun yang bersifat sementara, tetapi peran otoimun terhadap gangguan psikiatri tidak jelas terbukti. Namun demikian stress diakui sebagai kunci penting untuk memahami perkembangan dan perjalanan berbagai penyakit Rasmun, 2001. 3.3.2 Psiologis a. Intelegensia kemampuan individu dalam menyelesaikan konflik diri dengan menggunakan berbagai upaya koping yang sesuai untuk mengurangi tegangan menuju keseimbangan kontinum. b. Kemampuan bahasa, individu dapat mengurangi ketegangan psikis dengan kemampuannya menguraikan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan. c. Pengalaman masa lalu, bagi individu kesehatan dapat dihubungkan dengan pengalaman masa lalu yang menyenangkan ataupun menyakitkan misalnya peristiwa kehilangan. d. Konsep diri, bagaimana kesesuaian pandangpersepsi terhadap diri, yang meliputi gambaran diri, peran diri, ideal diri, harga diri, dan identitas diri. e. Motivasi, bagaimana motivasi diri dalam menghadapi tantangan dan dinamika hidup apakah motivasi tinggi-motivasi rendah. f. Faktor lainnya yang memengaruhi sehat sakit mental adalah: sosio kultural, usia, pendidikan, penghasilan, pekerjaan, kedudukan sosial, dan latar belakang budaya Rasmun,2001.

3.4 Kesehatan Jiwa Lansia