27
Ketentuan  tentang  bagaimana  alokasi  dana  PNPM  Mandiri  Perdesaan adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan penetapan lokasi kecamatan, Badan Perencanaan
Pembangunan  Nasional  Bappenas  dan  Departemen  Keuangan Depkeu menerbitkan Dokumen Anggaran yang berlaku sebagai surat
keputusan otorisasi. b.
Alokasi  dana  PNPM  Mandiri  Perdesaan  dicatat  pada  Daftar Pembukuan Administrasi APBD Kabupaten.
  Dasar Hukum PNPM Mandiri
Dasar  hukum  pelaksanaan  PNPM  Mandiri  mengacu  pada  landasan konstitusional  UUD  1945  beserta  amandemennya,  landasan  idiil  Pancasila,
dan  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku,  serta  landasan  khusus pelaksanaan  PNPM  Mandiri  yang  akan  disusun  kemudian.  Peraturan
perundang-undangan  khususnya  terkait  sistem  pemerintahan,  perencanaan, keuangan negara, dan kebijakan penanggulangan  kemiskinan adalah sebagai
berikut:
1. Sistem Pemerintahan
Dasar peraturan perundangan sistem pemerintahan yang digunakan adalah: a.
Undang-Undang  Nomor  22  Tahun  1999  jo.  Undang-Undang  Nomor  32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Desa.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.
d. Peraturan  Presiden  Nomor  54  Tahun  2005  tentang  Tim  Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan.
28
2.  Sistem Perencanaan
Dasar peraturan perundangan sistem perencanaan terkait adalah: a.
Undang-Undang  Nomor  25  Tahun  2004  tentang  Sistem  Perencanaan Pembangunan Nasional SPPN.
b. Undang-Undang  No.  17  Tahun  2007  tentang  Rencana  Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025. c.
Peraturan  Presiden  Nomor.  7  Tahun  2005  tentang  Rencana  Pembangunan Jangka Menengah RPJM Nasional 2004-2009.
d. Peraturan  Pemerintah  Nomor.  39  Tahun  2006  tentang  Tata  Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. e.
Peraturan  Pemerintah  Nomor.  40  Tahun  2007  tentang  Tata  Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.
f. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional.
3.  Sistem Keuangan Negara
Dasar peraturan perundangan sistem keuangan negara adalah: a.
Undang-Undang  Nomor  17  Tahun  2003  tentang  Keuangan  Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286; b.
Undang-Undang  Nomor  1  Tahun  2004  tentang  Perbendaharaan  Negara Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2004  Nomor  5,  Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4455; c.
Undang-Undang  Nomor  33  Tahun  2004  tentang  Perimbangan  Keuangan Antara  Pemerintah  Pusat  dan  Pemerintahan  Daerah  Lembaran  Negara
29
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438;
d. Peraturan  Pemerintah  Nomor  57  Tahun  2005  tentang  Hibah  Kepada
Daerah  Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2005  Nomor  139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan
Pinjaman  danatau  Penerimaan  Hibah  serta  Penerusan  Pinjaman  danatau Hibah  Luar  Negeri  Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2006
Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4597; f.
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang.
  Struktur Kelembagaan
Struktur  kelembagaan  PNPM  Mandiri  mencakup  seluruh  pihak  yang bertanggungjawab  dan  terkait  dalam  pelaksanaan  serta  upaya  pencapaian
tujuan  PNPM  Mandiri,  meliputi  unsur  pemerintah,  fasilitator  dan  konsultan pendamping,  serta  masyarakat  baik  di  pusat  maupun  daerah.  Secara  umum,
struktur organisasi PNPM Mandiri digambarkan berikut ini.
30
Gambar  2.2 : Struktur organisasi PNPM Pedeaan.
2.8 Penelitian Terdahulu
Topik yang berkaitan dengan tema dari kebijakan pemerintah terhadap
pendapatan perempuan diteliti oleh peneliti terdahulu. Suman 2007 meneliti
mengenai  pelaksanaan  program  pemberdayaan  masyarakat  di  Propinsi  Jawa Timur.  Program  itu  bernama  PPK  Program  Pengembangan  Kecamatan.
Ditemukan  bahwa  PPK  sudah  mengenai  sasarannya  yaitu  kecamatan  miskin. Ketepatan sasaran itu diukur dari kondisi fisik rumah responden yang ternyata
berhubungan  positif  dengan  pendapatan  responden.  Pada  tingkat  mikro  PPK dengan  kredit  mikronya  mampu  menciptakan  tambahan  pendapatan  10  per
tahun  bagi  peminjamnya.  Studi  ini  melihat  keberhasilan  perempuan  dalam memanfaatkan kredit mikro dan menemukan adanya korelasi yang kuat antara
31
frekuensi  pertemuan  kelompok  perempuan  dan  besarnya  tunggakan  cicilan kelompok  itu.  Peran  ini  pula  membuat  perempuan  lebih  memilih  untuk
memikirkan  secara  serius  bagaimana  membayar  utang  kepada  kelompoknya daripada menanggung rasa malu karena menunggak utang itu.
Gergis  1999,  dalam  penelitiannya  mencoba  untuk  menjelaskan  konsep-
konsep  dan  prinsip-prinsip  pemberdayaan  ekonomi  warga  negara. Pemberdayaan  telah  berada  di  pusat  pergeseran  pemikiran  tentang
pembangunan  ekonomi  sebagai  tanggapan  dengan  kegagalan    modernisasi dan  ekonomi  menetes  ke  bawah.  Untuk  dapat  diberdayakan,  penting  untuk
mengetahui  kemampuan  sendiri  dan  energi  kreatif.  Pemberdayaan  adalah tentang  mengambil  alih  proses  pembuatan  keputusan,  karena  ini  tentang
pencapaian pemberdayaan  tujuan.  Hasil penelitiannya,  bahwa  pemberdayaan dari  mereka  yang  tidak  berdaya,  termasuk  penyandang  cacat,  anak-anak,
orang  tua,  perempuan,  miskin,  dan  pengangguran.  Karena  pendidikan  dan pelatihan sangat penting untuk  pemberdayaan ekonomi warga, mereka harus
direformasi untuk meningkatkan kreativitas dan daya saing. Akhirnya, kertas memberikan definisi dan strategi operasional untuk mencapai  pemberdayaan
ekonomi warga
Wulandari  2000,  dalam  penelitiannya  mengenai  Analisis  Berbagai
Faktor  yang  mempengaruhi  peningkatan  pendapatan  nasabah  penerima bantuan modal produktif PDM-DKE, menggunakan regresi linier sebagai alat
analisanya.  Dalam  persamaan  regresinya,  variabel  dependentnya  adalah kenaikan  pendapatan  dan  variabel  independentnya  merupakan  variabel-
variabel yang mempengaruhi kenaikan pendapatan yaitu :  modal PDM-DKE
32
yang  diterima,  usia  nasabah,  tingkat  pendidikan  nasabah,  dan  jumlah  anak yang  masih  menjadi  tanggungan  nasabah.  Hasil  analisa  yang  diperoleh
menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara semua variabel bebas dan variabel terikat.
Suprayoga  2000,  yang  menganalisa  tentang  pemberian  Kukesra  dan
Takesra  dan  meningkatkan  tahapan  keluarga  menggunakan  alat  analisa regresi  linier  semi-log.  Dimana  variabel  dependentnya  adalah  kenaikan
tahapan  keluarga  dan  variabel  independent  yang  digunakan  adalah  jumlah keluarga  penerima  kredit,  nominal  kredit  yang  diberikan,  dan  tabungan  dari
masing-masing  keluarga  penerima  kredit.  Hasil  analisa  menunjukkan  bahwa setiap perubahan pada variabel bebas akan mampengaruhi perubahan variabel
dependent. Makin besar kredit yang diberikan akan memperbesar kesempatan bagi keluarga penerima untuk berpindah ke tingkatan keluarga sejahtera yang
lebih tinggi.
Setiono  1997,  menganalisa  program  P2KP  Proyek  Pengentasan
Kemisikinan  Perkotaan  dengan  melihat  efektifitas  bantuan  program  yaitu bantuan langsung kepada masyarakat yang diberikan untuk mendorong peran
dan partisipatif masyarakat perkotaan. Peneletian tersebut dengan mengambil judul
Efektifitas  Pemberian  Bantuan  Modal  Poroduktif  P2KP  Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
masyarakat  Kelurahan Bandulan Kecamatan  Sukun  Kota  Malang.  Dengan  menggunakan  uji  beda  yaitu  uji  Z
data  normal,  maka  di  dapat  hasil  bahwa  P2KP  tidak  bisa  berperan  sesuai dengan  apa  yang  diharapkan  oleh  pemerintah.  Data-data  hasil  penelitian
33
menjelaskan    P2KP  belum  bisa  berperan  banyak  terhadap  peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.
2.9 Kerangka Pemikiran
Kebijakan  pemerintah  tentang  PNPM  Mandiri  diharapkan  mampu memberikan  kontribusi  yang  besar  terhadap  pemberdayaan  masyarakat
khususnya  perempuan  yang  mempunyai  usaha.  Kontribusi  ini  dapat  dilihat dari pendapatan perempuan penerima bantuan PNPM Mandiri pedesaan dalam
bentuk  Simpan  Pinjam  Perempuan  SPP,  sebelum  dan  sesudah  menerima bantuan. Kerangka pikir dari penelitian ini adalah :
Gambar 2.1 : Kerangka berfikir.
2.10 Hipotesis
Hipotesa  adalah  sarana  penelitian  ilmiah  yang  penting  dan  tidak  bisa ditinggalkan, karena merupakan instrument kerja dari teori. Sebagai hasil kerja
PNPM Mandiri Pedesaan
Perempuan Yang Memiliki Usaha
Pendapatan Usaha Sesudah  Kredit
Pendapatan Usaha Sebelum Kredit
Komparasiperbedaan Uji Beda
34
teori preposisi, hipotesa lebih spesifik sifatnya, sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris Singarimbun, 1987 : 43.
Berdasarkan  permasalahan  dan  landasan  teori  yang  telah  diuraikan  pada bagian  sebelumbya,  maka  dapat  disusun  suatu  hipotesa  yang  merupakan
jawaban  sementara  terhadap  masalah  penelitian  dan  masih  harus  dibuktikan secara empiris, yaitu :
1. Ada  perbedaan  yang  signifikan  antara  pendapatan  perempuan  yang
memiliki  usaha  sebelum  dan  sesudah  menerima  bantuan  kredit  PNPM Mandiri Pedesaan.
2. Diaantara  5  jenis  usaha,  jenis  usaha  home  industry  lebih  cepat
berkembang setelah diberi bantuan kredit PNPM Mandiri Pedesaan.
35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  bagaimana  peran  perempuan pada  program  PNPM  mandiri  pedesaan  dengan  studi  kasus  di  Kecamatan
Geger  Kabupaten  Madiun.  Waktu  penelitian  dilaksanakan  pada  tahun  2009 setelah  pelaksanaan  PNPM  Pedesaan  bantuan  kredit  usaha  di  kecamatan
Geger  dilaksanakan  telah  berjalan  dalam  kurun  waktu  2  tahun,  semenjak program  ini  di  laksanakan  pada  tahun  2007.  Obyek  peneitian  ini  adalah
perempuan pnerima bantuan kredit SPP Simpan Pinjam Perempuan.
3.2 Jenis Penelitian
Bentuk  desain  penelitian  yang  diambil  dalam  penulisan  ini  adalah satatistik  deskriptif.  Satistik  Deskriptif  ini  bertujuan  untuk  mencoba
menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari  dan  ditafsirkan  dengan  lebih  jelas  dan  bermakana  Kuncoro,  2003:
172. Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian survey. Penelitian  survey  adalah  penelitian  yang  dilakukan  pada  popolasi  besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi
dan hubungan-hubungan antar variabel Sugiono, 2005.
3.3 Populasi dan Metode Pengambilan Sampel
Populasi  adalah  keseluruhan  elemen  dan  fenomena  di  wilayah  penelitian. Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  perempuan  penerima  bantuan  pinjaman
36
program  PNPM  mandiri  di  kabupaten  Madiun  tepatnya  di  Kecamatan  Geger yang memiliki beberapa Desa sebagai berikut : desa Sareng, Geger, Banaran,
Klorogan,  Slambur,  Purworejo,  Sumberejo,  Jatisari,  Samberejo,  Pagotan, Sangen, Kertosari, Kertobanyon, Kaibon, Kranggan.
Sebagai  sampel  dalam  penelitian  ini  adalah  individu  yang  diselidiki  dari keseluruhan  individu  penelitian.  Sesuai  dengan  judul  penelitian,  maka  yang
menjadi  unit  sampel  adalah  rumahtangga  dimana  perempuan  penerima bantuan  pinjaman  program  PNPM  Mandiri  Kabupaten  Madiun  merupakan
anggota rumah tangga tersebut. Dalam  pengambilan  sampel  peneliti  harus  berhati-hati  dan  memenuhi
aturan dalam pemilihan sampel. Semakin homogen populasi itu maka semakin kecil  sampel  yang  diambil.  Apabila  populasi  itu  homogen  sempurna  maka
satuan  elementer  saja  dari  seluruh  populasi  itu  sudah  representatif  untuk diteliti.  Untuk  data  yang  representatif  bahwa  besarnya  sampel  20  dari
populasi sudah mewakili Singarimbun, 1981. Dari besarnya populasi yang diperoleh dari data Dinas terkait maka jumlah
sampel  yang direncanakan akan diteliti 30 dari jumlah populasi.  Penetapan responden  dalam  penelitian  ini  menggunakan  metode
Cluster  Random Sampling
atas  dasar  jenis  usaha  yang  dilakukan  perempuan  Program  PNPM Mandiri  pedesaan  di  Kecamatan  Geger  Kabupaten  Madiun.  Penelitian  ini
memilih  5  jenis  usaha  yang  dijadikan  obyek  penelitian  yaitu
home  industry
, jasa  salon,  jahit,  dsb,  toko  kelontong,  warung  makan,  dan  kerajinan.  Data
yang diperoleh jumlah penerima manfaat  273 maka  diambil  sampel per jenis usaha 30 adalah sebagai berikut:
37
Tabel 3.1 Data Penerima SPP Kecamatan Geger
No Jenis Usaha
Jumlah Populasi orang Sample
orang 1
Home Industri 63
19 2
Jasa Salon, jahit, dsb 48
14 3
Toko Kelontong 87
26 4
Warung Makan 56
17 5
Kerajinan 19
6
Jumlah 273
82
Sumber : Data PNPM Kabupaten Madiun 2009
.
3.4 Sumber Data
Data  yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis sumber data adalah sebagai berikut :
1. Data primer
Data  primer  adalah  data  yang  secara  langsung  diperoleh  dari  obyek penelitian,  dengan  menyebarkan  daftar  pertanyaan  yang  diisi  responden.
Responden  adalah  para  perempuan  penerima  bantuan  program  PNPM mandiri pedesaan di kecamatan Geger Kabupaten Madiun.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari data-data yang telah diolah oleh pihak-pihak atau  institusi-institusi  terkait.  Badan  perencanaan  daerah  Kabupaten
Madiun,  instansi  dan  dinas  terkait,  Fasilitator  PNPM  baik  tingkat Kabupaten  maupun  tingkat  Kecamatan,  serta    referensi  dari  media  cetak
dan media elektronik.
38
3.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk  memperoleh  data  primer  dilakukan  pengumpulan  data  yang diperoleh  dari  responden  melalui  kuisioner.  Sedangkan  untuk  memperoleh
data  sekunder  yang  diperlukan,  maka  dilakukan  kegiatan-kegiatan  sebagai berikut :
1. Studi  Kepustakaan,  yaitu  dengan  cara  membaca  literatur-literatur  bidang
ekonomi pembangunan dan sumberdaya manusia  yang digunakan sebagai landasan  kerangka  berpikir  dan  teori-teori  yang  sesuai  dengan  topik
penelitian. 2.
Dokumentasi,  yaitu  dengan  menelaah  dan  menganalisis  laporan-laporan mengenai  ekonomi  dan  pembangunan  serta  ketenagakerjaan  yang
diterbitkan  oleh  kantor  statistik  maupun  instansi-instansi  pemerintah  lain yang terkait dengan pokok penelitian.
3. Memberikan  daftar  pertanyaan  atau  kuisioner  kepada  responden  dengan
teknik  wawancara  tersruktur  dan  wawancara  mendalam
in-depth interview
dengan  informan  untuk  menggali  masalah  atau  hal  yang  tidak dapat di kuantifikasi.
3.6. Teknik Analisa Data
Secara umum tehnik analisa pada penelitian ini dibagi menjadi dua  yaitu, tehnik  analisa  deskriptif  dan  tehnik  analisa  statistik  infern  induktif.
Penggunaan  dua  tehnik  analisa  ini  bertujuan  untuk  mempermudah  dalam menjelaskan hasil dan pembahasan penelitian.
39
Statistik deskriptif
merupakan bagian
ilmu statistik
mengenai pengumpulan  data,  penyajian,  penentuan  nilai-nilai  statistik,  pembuatan
diagram  atau  gambar  mengenai  sesuatu  hal.  Dalam  hal  ini  data  hanya disajikan dalam bentuk data yang lebih mudah difahami atau dibaca Subagyo,
1996:1. Statistik  deskriptif  digunakan  dalam  penelitian  ini  untuk  mendeskripsikan
jenis  usaha  yang  mampu  berkembang  dengan  cepat  setelah  diberi  bantuan kredit  usaha  program  PNPM  mandiri  pedesaan.  Sedangkan  statistik  infern
digunakan  dalam  penelitian  ini  untuk  mengetahui  pendapatan  perempuan penerima  bantuan  sebelum  dan  sesudah  menerima  kredit  usaha  program
PNPM mandiri pedesaan.
1. Uji Normalitas Data
Sebelum metode statistik infern ditetapkan terlebih dahulu akan dilakukan uji  normalitas.  Uji  ini  bertujuan  untuk  melihat  apakah  data  berdistribusi
normal  ataukah  tidak.  Dalam  literatur  Statistika  maupun  ekonometrika,  ada beberapa  uji  untuk  dapat  mengetahui  normal  atau  tidaknya  faktor  gangguan,
   antara  lain
Jarque-Beta  test
atau
J-B  test
.  Uji  ini  menggunakan  hasil estimasi  residual  dan
chi-square  probability  distribution
.  Adapun  pedoman untuk  mengetahui  normal  atau  tidaknya  faktor  gangguan
   adalah  dengan membandingkan JB atau X
2 hitung
dengan X
2 tabel
a Bila nilai JB
hitung
nilai X
2 tabel
, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual
 , adalah berdistribusi normal ditolak. b
Bila  nilai  JB
hitung
nilai  X
2 tabel
,  maka  yang  menyatakan  bahwa  residual  , adalah berdistribusi normal tidak dapat ditolak.
40
2. Paired Sample T-Test