Nilai-nilai Pendidikan dalam SBO

commit to user 186 bernama keluarga Pandhu Dewanata dan golongan kedua yaitu yang mapan dan serba kecukupan keluarga dokter Boing Ngusadabangsa. Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa Jawa. Sedikit berbeda yaitu pada AM, seorang tokoh bernama Astirin yang sesekali menggunakan bahasa Perancis dalam percakapannya. Hal ini membuktikan bahwa pada waktu itu, bahasa asing juga sudah masuk ke dalam masyarakat tersebut. Tentang adat kebiasaan yang dilakukan oleh anggota masyarakatnya tidak jauh dengan masyarakat Jawa pada umumnya. Seperti jika orang meninggal, maka dia harus dikuburkan dan setelah itu diadakan selamatan. Berkaitan dengan hal itu, agama yang dianut oleh tokoh-tokohnya adalah agama Islam. Hal ini disebutkan secara tersirat melalui adat kebiasaan tersebut juga sikap dan perkataan para pelakunya.

3. Nilai-nilai Pendidikan dalam SBO

Telah diungkapkan di muka bahwa novel selain indah dan bernilai sastra tinggi, di sisi lain juga mengandung nilai-nilai pendidikan yang bisa dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai pendidikan tersebut bisa ditampilkan secara tersurat maupun tersirat. Hal ini tergantung gaya pengarang dalam membuat novelnya. Apabila disebutkan secara tersirat adalah menjadi tugas bagi pembaca untuk menafsirkan sendiri tentang nilai-nilai pendidikan tersebut. Nilai-nilai pendidikan itu bisa mencakup nilai pendidikan agama, pendidikan karakter, dan pendidikan sosial budaya. Di dalam novel AM, CC, dan BRR nilai pendidikan agama disampaikan secara tersirat oleh pengarang melalui pemerian sifat para commit to user 187 pelakunya, melalui percakapan antar pelaku, dan sikap para pelaku dalam menanggapi suatu peristiwa. Nilai pendidikan agama yang bisa diambil dalam SBO, diantaranya adalah selalu ingatlah Tuhan dalam segala keadaan. Slalu bersyukur. Tidak hanya di dalam kesusahaan ataupun kesenangan saja. Nilai pendidikan agama yang bisa dipetik lainnya adalah dalam menjalani hidup ini hendaknya selalu memperhatikan nilai-nilai agama, yang memuat kebenaran. Hal ini dimaksudkan apabila menginginkan sesuatu, baik itu kekuasaan, kekayaan maupun cita-cita jangan sampai menghalalkan segala cara apalagi merugikan orang lain. Telah diilustrasikan melalui tokoh Pandhu yang menggunakan jalan singkat dalam meraih mimpinya dan dokter Boing yang dengan kejujurannya meraih mimpinya. Semuanya harus dalam porsinya. Yaitu porsi yang sesuai dengan nilai kebenaran. Apabila orang melanggar itu pasti akan menerima konsekuensinya. Seperti falsafah Jawa yang mengatakan “sapa sing nandur bakale ngundhuh” yang artinya barangsiapa menanam baik maka akan menuai baik, begitu juga sebaliknya barangsiapa menanam buruk akan menuai keburukan. Nilai pendidikan agama berikutnya tentang hakikat hidup mati manusia. Pada hakikatnya manusia pasti akan mati. Cepat atau lambat hanya masalah waktu. Dalam novel ini digambarkan oleh tokoh bernama Worontinah yang mati dengan karma baik, kemudian Pandhu Dewanata yang harus mati dengan menggenaskan akibat hasil perbuatannya sendiri. Untuk itu manusia diingatkan agar tidak hanya mencari kesenangan dan kepuasan duniawi, karena semuanya harta kekayaan dan kekuasaan tidak akan di bawa commit to user 188 mati. Hal ini pula yang mengingatkan kepada manusia untuk hidup damai tanpa harus merugikan orang lain. Nilai pendidikan karakter berhubungan dengan etika, perilaku dan sopan santun seseorang di dalam suatu kelompok masyarakat. Nilai pendidikan karakter juga banyak ditemukan di dalam novel SBO tersebut. Diantaranya manusia harus menyadari bahwa hidup di dunia ini tidak sendiri. Manusia hidup bersama anggota keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, dan adik. Sepatutnya seseorang bersikap sebagai seorang anggota keluarga yang baik. Menghormati hak dan kewajiban anggota keluarga lain. Melalui tingkah laku dan bertutur kata. Seperti tokoh Abyor dalam CC yang menggunakan bahasa Krama apabila berbicara dengan Neneknya. Kemudian tokoh Jujur yang dengan kesetiaanya mengabdi kepada keluarga Sunar Pribadi. Sebagai seorang pembantu rumah tangga dia tahu bagaimana harus bersikap untuk menghormati majikannya. Sebagai anggota masyarakat, menyadari bahwa manusia tidak mungkin hidup sendiri sehingga sudah sepatutnya apabila mengikuti dan menghormati aturan yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Seperti norma-norma dan adat kebiasaan di dalam masyarakat tersebut. Seperti tokoh Yunisar dan Jumaniar dalam novel BRR. Secara keseluruhan di dalam novel SBO tersebut nilai pendidikan sosial budaya berbicara tentang posisi pendidikan di dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu alat yang manjur dan jitu dalam meningkatkan taraf hidup seseorang. Juga untuk meningkatkan status sosialnya di dalam masyarakat. Tidak hanya itu, nilai pendidikan sosial commit to user 189 budaya yang lainnya adalah tentang adat kebiasaan seperti peringatan meninggalnya seseorang, harus dihargai dan dijaga sebagai bentuk warisan kebudayaan. Di dalam novel SBO ini pula, pengarang juga menampilkan adanya pergeseran kebudayaan yaitu tentang hubungan suami istri. Menurut tradisi di dalam sebuah pernikahan itu tidak boleh terjadi perceraian. Merupakan hal yang tabu dan tercela, namun seiring perkembangan jaman dan kehidupan masyarakatnya saat ini, hal itu menjadi biasa dan membiasa. Bukan dianggap sebagai hal yang tabu lagi. Untuk hal seperti ini tentu saja harus disingkapi dengan cara yang bijaksana. commit to user 190

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN