Nilai Pendidikan Agama Pendidikan Karakter

commit to user 36 Herman J. Waluyo 2009:27 menyatakan bahwa nilai sastra berarti kebaikan yang ada dalam makna karya sastra bagi kehidupan. Nilai sastra dapat berupa nilai medial menjadi sarana. Nilai final yang dikejar seseorang, nilai cultural, nilai kesusilaan, dan nilai agama. Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan ada tiga macam nilai yang terdapat dalam Suparto Brata‟s Omnibus. Nilai-nilai pendidikan yang dimaksud yaitu nilai pendidikan agama, pendidikan karakter, dan pendidikan sosial budaya.

a. Nilai Pendidikan Agama

Nilai pendidikan agama adalah merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi tingkah laku manusia. Sikap. Perkatan dan perbuatan. Agama menurut Jappy Pellokila 2011 dalam artikelnya yang berjudul Pengertian Agama, agama diartikan sebagai upaya manusia untuk mengenal dan menyembah Ilahi yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan manusia; upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus secara pribadi dan bersama yang ditujukan kepada Ilahi. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa manusia merasakan adanya kekuasaan tertinggi. Adanya kekuatan di luar kemampuan mereka. Sesuatu yang memberikan ketenangan apabila mereka bisa mendekat pada-Nya. Di dalam pengertiannya agama juga merupakan pedoman hidup yang kekal. Sehingga manusia yang bisa berpegang pada agama, sudah pasti hidupnya akan damai dan bahagia. Dewasa ini nilai pendidikan agama mulai luntur mengingat banyaknya kasus penurunan sifat kebaikan manusia. Terjadinya tindak asusila, kejahatan, pelecehan dan perkosaan merupakan salah satu contoh tentang kurangnya commit to user 37 pengertian terhadap agama. Padahal agama merupakan salah satu elemen penting dalam mengatur tingkah laku manusia. Mengingat betapa pentingnya nilai pendidikan agama, maka peneliti menyertakan nilai-nilai pendidikan agama sebagai salah satu analisis dalam sebuah karya sastra. Mengingat di dalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan agama yang bisa dijadikan pedoman dan pembelajaran bagi manusia pada umumnya.

b. Pendidikan Karakter

Menurut K. Bertens dalam Amril Mansur dengan jurnalnya yang berjudul “Menumbuh kembangkan Nilai - nilai Moral” dalam Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2006. Mengungkapkan bahwa moral karakter itu adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Makna yang hampir sama untuk kata moral juga ditampilkan oleh Lorens Bagus juga dalam Amril Mansur, mengungkapkan antara lain, menyangkut kegiatan- kegiatan manusia yang dipandang sebagai baikburuk, benarsalah, tepattidak tepat, atau menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam hubungan dengan orang lain. Dari definisi di atas tercermin, bahwa kata moral itu, paling tidak memuat dua hal yang amat pokok yakni, 1 sebagai cara seseorang atau kelompok bertingkah laku dengan orang atau kelompok lain, 2 adanya norma-norma atau nilai-nilai yang menjadi dasar bagi cara bertingkah laku tersebut. Adanya norma-norma atau nilai-nilai di dalam makna moral seperti diungkap di atas merupakan sesuatu yang mutlak. Hal ini dikarenakan norma- norma atau nilai-nilai ini di dalam moral selain sebagai standar ukur normatif commit to user 38 bagi perilaku, sekaligus sebagai perintah bagi seseorang atau kelompok untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma atau nilai-nilai tersebut. Pendidikan menurut Kamus Besa r Bahasa Indonesia 2007: 263 diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan moral diartikan sebagai ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya seperti ahklak; budi pekerti; susila 2007:754. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan moral adalah suatu proses pengubahan sikap dari yang buruk ke yang baik atau suatu pengajaran tentang bersikap yang baik dan benar ahklak, budi pekerti, susila sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Menurut Sylvie 200 6 dalam artikelnya yang berjudul “ Pendidika n Moral Manusia” mengatakan pendidikan moral sangatlah perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan, perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri. Di Indonesia pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang pendidikan. Di Sekolah Dasar perkembangan pendidikan moral tak pernah beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada dalam tatanan moral bangsa Indonesia yang termaktub jelas dalam Pancasila sebagai dasar Negara. Pendidikan Moral Pancasila, yang sejak dari pendidikan dasar telah diajarkan tentu memiliki tujuan yang sangat mulia, tiada lain untuk membentuk anak negeri commit to user 39 sebagai individu yang beragama, memiliki rasa kemanusiaan, tenggang rasa demi persatuan, menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah untuk kerakyatan serta berkeadilan hakiki. Berangkat dari tujuan tersebut diatas maka dalam pelaksanaannya terdapat tiga faktor penting dalam pendidikan moral di Indonesia yang perlu diperhatikan yaitu : 1 Peserta didik yang sejatinya memiliki tingkat kesadaran dan perbedaan perkembangan kesadaran moral yang tidak merata maka perlu dilakukan identifikasi yang berujung pada sebuah pengertian mengenai kondisi perkembangan moral dari peserta didik itu sendiri. 2 Nilai-nilai moral Pancasila, berdasarkan tahapan kesadaran dan perkembangan moral manusia maka perlu di ketahui pula tingkat tahapan kemampuan peserta didik. Hal ini penting mengingat dengan tahapan dan tingkatan yang berbeda itu pula maka semua nilai-nilai moral yang terkandung dalam penididkan moral tersebut memiliki batasan-batasan tertentu untuk dapat terpatri pada kesadaran moral peserta didik 3 Guru Sebagai fasilitator, maka guru seyogyanya adalah fasilitator yang memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memahami dan menghayati nilai-nilai pendidikan moral itu. Dengan memperhatikan tiga hal di atas maka proses perkembangan moral manusia yang berjalan dalam jalur pendidikan tentu akan berjalan sesuai dengan tahapan perkembangan moral pada tiap diri manusia. commit to user 40

c. Nilai Pendidikan Sosial Budaya