commit to user 31
5. Sosial Budaya dan Sastra
Berbicara mengenai sosial budaya, maka tidak terlepas dari
pengertian kebudayaan. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu
buddhayah
, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi
budi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris
, kebudayaan disebut
culture
, yang berasal dari kata
Latin
Colere
, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture
juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia. Ada pendirian lain mengenai asal
dari kata “kebudayaan” bahwa kata itu adalah suatu perkembangan dari majemuk budi-daya, artinya daya dari budi, kekuatan dari akal menurut P.J.
Zoetmulder dalam Koentjaraningrat, 1974: 19, sedangkan menurut Koentjaraningrat, kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan gagasan dan
karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu.
Dari penjelasan para ahli di atas, dapat kita lihat bahwa kesemuanya mempunyai definisi dan pengertian masing-masing sesuai dengan apa yang
para ahli pahami. Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kebudayan terdapat unsur manusia beserta cipta,
rasa dan karsanya. Seperti halnya P.J Zoetmulder dan Koentjaraningrat dengan definisi khas mereka mengenai pengertian kebudayaan.
Selanjutnya dari berbagai pendapat tersebut dapat dirumuskan pengertian sosial budaya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
tindakan manusia yang meliputi cipta, rasa dan karsa yang berhubungan erat
commit to user 32
dengan manusia lainnya dalam suatu hubungan sosial yaitu lingkungan yang membentuknya. Jadi sosial budaya berkaitan sekali dengan eksistensinya
sebagai manusia dalam bermasyarakat dan berbudaya, segala aspek-aspek kehidupan sosial dan bahkan juga gejala-gejala yang timbul dalam suatu
lingkungan masyarakat. Sastra merupakan bagian daripada kebudayaan. Bila kita mengkaji
kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai sesuatu yang statis, yang tidak berubah, tetapi merupakan sesuatu yang dinamis, yang senantiasa berubah.
Hubungan antara kebudayaan dan masyarakat itu amatlah erat, karena kebudayaan itu sendiri menurut antropolog, adalah cara suatu kumpulan
manusia atau masyarakat mengadakan sistem nilai, yaitu berupa aturan yang menentukan sesuatu benda atau perbuatan lebih tinggi nilainya, lebih
dikehendaki, dari yang lain. Kebanyakan ahli antropologi melihat kebudayaan itu sebagai satu keseluruhan, di mana sistem sosial itu sendiri adalah sebagian
dari kebudayaan Atar Semi, 1989: 54-55. Selanjutnya Atar semi mengklasifikasikan kebudayaan menjadi tiga unsur, yaitu:
a. Unsur Sistem Sosial
Sistem sosial ini terdiri daripada: sistem kekeluargaan, sistem politik, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pendidikan, dan
sistem undang-undang. Terdapat struktur dalam setiap sistem ini yang dikenal sebagai institusi sosial, yaitu cara manusia yang hidup
berkelompok mengatur hubungan antara satu dengan yang lain dalam jalinan hidup bermasyarakat.
b. Sistem Nilai dan Ide
commit to user 33
Sistem nilai dan ide merupakan sistem yang memberi makna kepada kehidupan bermasyarakat, bukan saja terhadap alam sekeliling,
bahkan juga terhadap falsafah hidup masyarakat itu. Sistem nilai juga menyangkut upaya bagaimana kita menentukan sesuatu lebih berharga dari
yang lain; sementara sistem ide merupakan pengetahuan dan kepercayaan yang terdapat dalam sebuah masyarakat.
c. Peralatan Budaya
Peralatan budaya yaitu penciptaan material yang berupa perkakas dan peralatan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan.
Kesusastraan sebagai ekspresi atau pernyataan kebudayaan akan mencerminkan pula ketiga unsur kebudayaan seperti yang dikemukakan di
atas. 1.
Kesusastraan mencerminkan sistem sosial yang ada dalam masyarakat, sistem kekerabatan, sistem ekonomi, sistem politik, sistem pendidikan,
sistem kepercayaan yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan. 2.
Kesusastraan mencerminkan sistem ide dan sistem nilai, menggambarkan tentang apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak; bahkan karya sastra itu
sendiri menjadi objek penilaian yang dilakukan anggota masyarakat. Orang dapat mengatakan novel ini lebih baik dari novel itu dan seterusnya.
3. Bagaimana mutu peralatan kebudayaan yang ada dalam masyarakat
tercermin pula pada bentuk peralatan tulis menulis yang digunakan dalam mengembangkan sastra.
Pada hakikatnya fungsi sosial sastra adalah keterlibatan sastra dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, etik, kepercayaan dan lain-lain. Sastra
commit to user 34
sebagai eskpresi kebudayaan akan mencerminkan pula adanya perubahan- perubahan dalam masyarakat, akan mengenal adanya kesinambungan antara
yang satu dengan yang lain, akan mengenal adanya pewarisan antara yang lama kepada yang baru, baik disadari maupun tidak.
Dari beberapa pendapat dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosial masyarakat, budaya dan sastra merupakan suatu jalinan yang kuat
antara satu dengan yang lainnya yang saling memberi pengaruh, saling membutuhkan,
dan saling
menentukan dalam
pertumbuhan dan
perkembangannya.
6. Hakikat Nilai