Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen

45 Jika semua syarat sudah terpenuhi adapun cara penentuan sample yaitu dengan teknik random atau sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 136 , instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik. Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian ini diadakan tes dan pengukuran. Instrumen dalam pengumpulan data untuk mengetahui kesegaran jasmani menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia TKJI 1999 untuk remaja umur 16 – 19 tahun . Tes ini memiliki koefisien validitas untuk putra 0,960 dan koefisien reliabilitas untuk putra 0,720 Depdiknas, 1999; 3. Tes ini merupakan satu rangkaian sehingga butir tes dilaksanakan secara berkesinambungan. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui status gizi adalah perhitungan antara Tinggi Badan TB dan Berat Badan BB. Diukur dengan menggunakan timbangan dan staturmeter.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Kesegaran Jasmani Teknik pengumpulan data untuk mengetahui kesegaran jasmani menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia TKJI 1999 untuk remaja umur 16 – 19 tahun . Tes terdiri atas: 46 1. Lari 60 meter 2. Gantung tubuh: a Gantung angkat tubuh untuk putra b Gantung siku tekuk untuk putri 3. Baring duduk 60 detik 4. Loncat tegak

5. Lari

a 1200 meter untuk putra b 1000 meter untuk putri Formulir penelitian kesegaran jasmani terlampir: Tabel 2 . Nilai TKJI Untuk Remaja Putra Usia 16-19 Tahun Nilai Lari 60 meter Gantung angkat tubuh Baring duduk Loncat tegak Lari 1200 meter Nilai 5 S.d – 7,2” 19 - Keatas 41 - Keatas 73 Keatas s.d – 3’14” 5 4 7.3” – 8,3” 14 – 18 30 – 40 60 – 72 3’15” – 4’25” 4 3 8,4” – 9,6” 9 – 13 21 – 29 50 – 59 4’26” – 5’12” 3 2 9,7” – 11,0” 5 – 8 10 – 20 39 – 49 5’13” – 6’33” 2 1 11,1” dst 0 - 4 – 9 38 dst 6’34” dst 1 Sumber: Depdikbud 1999: 28 Tabel 3 . Norma TKJI Untuk Remaja Putra dan Putri Usia 16-19 Tahun No Jumlah nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani 1. 22 – 25 Baik sekali BS 2. 18 – 21 Baik B 3. 14 – 17 Sedang S 4. 10 – 13 Kurang K 5. 5 – 9 Kurang sekali KS Sumber: Depdikbud 1999: 28 47 Tes ini merupakan satu rangkaian sehingga butir tes dilaksanakan secara berkesinambungan. b. Status Gizi Teknik pengumpulan data digunakan perhitungan antara Tinggi Badan TB dan Berat Badan BB. Diukur dengan antropometri yang dicari adalah Berat Badan BB dan Tinggi Badan TB. Untuk mengetahui nilai IMT, dihitung dengan rumus berikut: Keterangan : IMT= Indeks Massa Tubuh Kgm BB = Berat Badan Kg TB = Tinggi Badan cm Adapun cara pengukuran TB dan BB adalah sebagai berikut: Cara pengukuran tinggi badan adalah subyek berdiri membelakangi alat ukur tanpa sepatu, sedangkan tumit, panggul, dan kepala dalam posisi satu garis, kemudian hasil pengukuran dicatat dalam satuan centimeter cm. Cara pengukuran berat badan adalah subyek ditimbang tanpa sepatu, kemudian hasil pengukuran dicatat dengan satuan kilogram kg dengan ketelitian 0,5 kg. IMT= BB kg TB ²m 48 Berdasarkan hasil perhitungan IMT tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel standar IMT menurut umur dari Kemenkes 2010: 18-22. Hasil dari perhitungan di atas, kemudian dilakukan pengelompokan status gizi yaitu: Tabel 4 . Indeks Masa Tubuh menurut umur IMTU Untuk Usia 5-18 Tahun Kategori Status Gizi Ambang Batas Z-Score Sangat Kurus -3 SD Kurus -3 SD sampai dengan -2 SD Normal -2 SD sampai dengan 1 SD Gemuk 1 SD sampai dengan 2 SD Obesitas 2 SD Sumber : Kemenkes 2010 : 4

E. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA YANG MENGIKUTI Hubungan Status Gizi Dan Kesegaran Jasmani Dengan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakulikuler Bola Basket Di SMA Muhammadiyah 1 Sur

0 0 18

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU.

1 4 36

PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PMR PADA SISWA SMA NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON BARAT.

0 1 40

PERBEDAAN KOHESIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SLEMAN.

0 7 91

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI INDOOR DENGAN BOLAVOLI PANTAI DI SMA N 1 TANJUNGSARI.

0 2 105

TINGKAT STATUS GIZI DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH BERBASIS ISTIMEWA OLAHRAGA KELAS XI SMA NEGERI 1 TANJUNGSARI.

0 2 101

TINGKAT KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA PUTRI YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 2 KLATEN.

0 3 90

PERBEDAAN STATUS KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DAN BOLABASKET DI SMS NEGERI 1 PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 9 98

TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DAN YANG TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMK PGRI SENTOLO.

0 0 115

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

0 1 10