29 penyakit degeratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi,
penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan kantung empedu.
5. Pengertian Status Gizi
Menurut I Dewa Nyoman Supariasa, dkk 2002: 18 status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel.
Menurut Djoko Pekik Irianto 200: 65 status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat
dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Menurut Sunita Almatsier 2001; 3
status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi kurang baik, baik,
dan lebih. Status gizi yang baik adalah merupakan cerminn dari pola konsumsi yang baik pula dalam kurun waktu yang lama.
Menururt Robinson Weighley yang dikutip Prawirohartono 1996: 1 status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan
penggunaan makanan oleh tubuh. Menururt Habicht yang dikutip Prawirohartono 1996: 1 status gizi adalah tanda-tanda atau penampilan
yang diakibatkan oleh keadaan keseimbangan antara gizi di satu pihak dan pengeluaran oleh organisme di pihak lain, yang terlihat melalui variabel
tertentu. Menurut Endy Paryanto Prawirohartono 1996: 1 faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi. Faktor-faktor tidak langsung yang
mempengaruhi status gizi faktor ekonomi penghasilan keluarga, faktor pertanian yaitu faktor tenaga kerja yaitu orang yang berpendididkan tinggi
30 lebih menyukai pekerjaan di kantor dari pada di sawah, faktor budaya
masih ada kepercayaan untuk memantang makanan tertentu yang dipandang dari segi gizi sebenarnya mengandung zat gizi yang baik dan di
masyarakat praktek semacam ini biasanya justru ditunjukan kepada golongan rawan gizi, seperti balita, wanita hamil dan menyusui. Faktor
pendidikan dan pekerjaan mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan gizi yang diperoleh. Faktor kebersihan lingkungan kebersihan
lingkungan kurang baik akan memudahkan anak menderita penyakit tertentu. Faktor fasilitas dan pelayanan kesehatan sangat penting untuk
menyokong status kesehatan dan gizi anak yang baik. Menurut Djoko Pekik Irianto 2007: 65-67 penilaian status gizi
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : 1. Pemeriksaan Langsung
a. Pengukuran antropometri dilakukan dengan mengukur : tinggi badan, berat badan, tebal lemak tubuh tricep, bicep,
scapila dan suprailliaca. Tujuan : menghitung lemak
pada jaringan adipose. b. Pemeriksaan Biokimia.
Pemeriksaan laboratorium biokimia dilakukan melalui pemeriksaan specimen jaringan tubuh darah, urine, tinja,
haji, dan otot yang diuji secara laboratoris, terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan
kolesterol.
c. Pemeriksaan Klinis. Pemeriksaan klinis dilakukan pada jaringan epitel
superfisiel ephitel tissue seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral. Tujuan : untuk mengetahui status
kekurangan gizi dengan melihat tanda-tanda khusus.
d. Pemeriksaan Biofisik Pemeriksaan
biofisik dilakukan
dengan melihat
kemampuan fungsi serta perubahan struktur jaringan. Tujuan : untuk mengetahui situasi tertentu, misalnya pada
orang yang buta senja.
2. Pemeriksaan Tidak Langsung
31 a. Survei Konsumsi
Penilaian konsumsi
makanan dilakukan
dengan wawancara kebiasaan makaanan dan perhitungan makanan
sehari-hari. Tujuan : untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan gizi.
b. Statistik Vital. Pemeriksaan
dilakukan dengan
menganalisa data
kesehatan, seperti angka kematian, kesakitan dan kematian akibat hai-hal yang berhubungan dengan gizi. Tujuan :
indikator tidak langsung status gizi masyarakat.
c. Faktor Ekologi Pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaannya
makanan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologi iklm, tanah, irigasi, Tujuan untuk mengetahui penyebab
malnutrisi masyarakat.
Menurut I Dewa Nyoman Supariasa 2002: 22 faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi adalah
sebagai berikut : 1. Tujuan pengukuran
2. Unit sampel yang akan diukur 3. Jenis informasi yang dibutuhkan
4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan 5. Tersedianya fasilitas dan peralatan
6. Ketersediaannya tenaga 7. Ketersediaannya waktu
8. Dana yang dibutuhkan
Menurut Djoko Pekik Irianto 2007: 67 dari tujuh pengukuran status gizi tersebut, pengukuran secara antropometri sering digunakan
karena memiliki beberapa kelebihan yaitu : 1. Indeks Masa Tubuh IMT atau Body Mass Index BMI
Digunakan untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih 2. Indeks Berat Badan Menurut Umur BBU dan Indeks Tinggi
Badan Menurut Umur TBU Pada Anak Usia 0-5 Tahun. 3. Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan BBTB Pada
Anak Usia 0-5 Tahun. 4. Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan BBTB Pads
Anak Usia 6-17 Tahun. 5. Indeks Lingkar Lengan Atas Menurut Umur LLAU Pada
Anak Usia ½-5 Tahun dan 6-7 Tahun.
32 6. Indeks Lingkar Lengan Atas Menurut Tinggi Badan LLATB
Pada Anak Usia dan 1-10 Tahun. Hal-hal tersebut diatas tidak berdiri sendiri, melainkan selalu
terkait faktor yang satu dengan yang lainnnya. Dalam penelitian metode status gizi harus memperhatikan secara keseluruhan dan mencermati
keunggulan dan kelemahan metode tersebut. Status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat yang digunakan secara efisien,
sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan tingkatan paling baik atau yang setinggi mungkin.
Menurur Sunita Almatsier 2002: 9 menyatakan status gizi seseorang dikatakan baik bila terdapat keseimbangan dan keserasian antara
perkembangan fisik dan mental, terdapat keterkaitan yang erat antara tingkat transportasi penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk memperthankan gizi dengan konsumsi makanan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa status
gizi adalah gambaran keseimbangan antara kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh dengan konsumsi zat gizi.
Menyadari betapa pentingnya status gizi dapat mempengaruhi kebugaran jasmani, maka karakteristik siswa SMA N 2 Playen yang
mengikuti ekstrakurikuler olahraga seharusnya siswa bisa mengontrol berat badan, supaya dapat terhindar dari penyakit. Bagi siswa asupan gizi
yang terkait dengan olahraga mempunyai arti penting selain mempertahankan kebugaran juga terhindar dari penyakit. Saat sekarang
33 siswa SMA tidak memperhatikan status gizi pada diri merekan karena
mereka menilai tidak penting bagi dirinya, maka dengan status gizi yang baik siswa tidak mudah terkena penyakit.
b. Indeks Masa Tubuh Menurut Umur IMTU