Keripik singkong TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 9 b. Penyortiran dan pengolongan Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat dilakukan padasaat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat.Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulitumbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi sertabercak hitamgaris-garis pada daging umbi. c. Pengemas dan pengangkutan Pengemasan ubi ketela pohon bertujuan untuk melindungi ubi dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota dalam negeri dikemas dan dimasukkan dalam karung-karung goni atau keranjang terbuat dari bambu agar tetap segar. Khusus untuk pemasaran antar pulau maupun diekspor, biasanya umbi ketelapohon ini dikemas dalam bentuk gaplek atau dijadikan tepung tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam karton ataupun plastik-plastik dalam berbagai ukuran, sesuai permintaan produsen. Sedangkan pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan distribusi nya. 1 Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat. 2 Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi. 3 Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai. Prihatman, 2000.

B. Keripik singkong

Deskripsi keripik singkong Keripik singkong adalah produk makanan ringan, dibuat dari umbi singkong Manihot sp diirisdirajang, digoreng dengan atau tanpa penambahan bahanmakanan yang lain dan tambahan makanan yang commit to user 10 diizinkan SNI 01-4305-1996 . Keripik singkong diolah dengan memberikan penambahan garam. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa gurih sekaligus dapat memperpanjang umur simpan. Dalam pembuatan keripik singkong tidak hanya garam yang diberikan tetapi juga bawang putih untuk mencegah tumbuh nya mikroorganisme SNI 01- 4305-1996. Dalam SNI Nomor SNI 01-4305-1996 , spesifikasi persyaratan mutu mengenai keripik singkong dapat dilihat pada Tabel 2.4 Tabel 2.4 Spesifikasi Persyaratan Mutu keripik singkong SNI 01-4305-1996 No Jenis uji Satuan persyaratan 1 Keadaan - Warna - normal - Bau - khas - Rasa - normal - Tekstur - renyah 2 Keutuhan bb min 90 3 Air bb mak 6,0 4 Abu bb mak 2,5 5 Asam lemak bebas FFA laurat bb mak 0,7 6 Bahan tambahan makanan - Pewarna - Pemanis buatan - Sesuai SNI.01.0222.1995 dan PEMEN Kesehatan No.722MenkesperIX88 Tidak boleh ada 7 Cemaran logam - timbal pb mgkg maks.1,0 - tembagacu mgkg mak.10,0 - seng zn mgkg maks.40,0 - raksa hg mgkg maks.0,05 8 Arsen mgkg maks.0,5 9 Cemaran mikroba - Angka lempeng besi kolonigr maks.10 4 - Cilliform apmgr 3 - Kapang kolonigr maks.10 4 Sumber : Badan Standarisasi Nasional BSN, 2012. Pembuatan keripik singkong melewati beberapa tahap antara lain penyiapan bahan baku, pengupasan kulit, pencucian, penirian, perajangan, pengorengan, penirisan, pengemasan, keripik singkong kemas, dan commit to user 11 pengudangan. Diagram alir pembuatan keripik singkong dapat dilihat pada Gambar 2.2 Gambar 2.2 Diagram pembuatan keripik singkong Pengupasan kulit Perajangan Penirisan Pencucian Pengorengan Penirisan Pengemasan Penggudangan Bahan baku singkong Keripik singkong Bumbu Bawang Putih, Garam, Air, msg Perendaman commit to user 12 Proses pembuatan singkong menurut Anonim a , 2012 adalah sebagai berikut : a. Pengupasan : Pengupasan kulit singkong dilakukan dengan menggunakan pisau tajam agar hasil potongan sesuai dengan tehnik memotong yang telah diterap-kan untuk menghasilkan potongan singkong yang baik. Maka pisau yangakan dipergunakan harus diasah terlebih dahulu agar tekstur singkongyang akan diproduksi tidak lecet, tentunya tidak banyak terbuang. b. Pencucian : Pencucian singkong dilakukan denganmenggunakan air yang mengalir. Sehingga singkong benar-benar bersih dari kotoran tanah dan tentunya Higienis. Sesuai dengan standar dariDinas Kesehatan dan POM. c. Perendaman : perendaman dilakukan untuk mengurangi sedikit pati yang ada dalam singkong, agar dapat membuat minyak tidak boros karena penyerapan terlalu banyak dan untuk membuat singkong renyah. d. Penirisan I: Hasil cucian singkong tersebut dimasukkan kedalam tempat atau wadahyang berlubang. Supaya air dari sisa pencucian singkong bisa mengalirkeluar dengan lancar dan akan menghasilkan singkong yang bersih dankering. e. Pemotongan : Singkong hasil cucian yang telah benar-benar tiris kering kemudiandirajang satu persatu dengan ukuran rata-rata 1 mm untuk dijadikan keripik singkong yang renyah. Tapi yang biasa di gunakan adalah potongan bulat atau menurutbulatnya singkong tersebut. f. Penggorengan : Penggorengan Singkong dilakukan dalam wajan besar selama kuranglebih3- 5 menit dengan suhu sekitar 70-80 o C dengan menggunakan minyak goreng. g. Pembubuan : Dalam keadaan minyak panas dan keripik siap angkat, diberikam bumbuyang terbuat dari bawang putih, garam, msg, dan semua bumbu tersebut dihaluskankemudian ditambahkan air. commit to user 13 h. Penirisan II: Keripik singkong yang sudah benar-benar matang kemudian diangkat dan ditiriskan dengan mengunakan serok untuk mengangkat keripik singkong yang sudah matang dari wajan pengorengan,ini dilakukan agar keripik tidak banyak mengandung minyakbasah. i. Pengemasan bahan pangan harus memperlihatkan 5 fungsi utama; yang pertama harus dapat mempertahankan produk agar bersih, kedua harus memberikan perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, air, oksigen dan sinar, ketiga harus berfungsi secara benar efisien dan ekonomis, keempat harus mempunyai tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan dan kelima harus memberi penerangan keterangan dan daya tarik penjualan Buckle, et al, 1985. j. Penggudangan : Tahap akhir sebelum produk dipasarkan disimpan dalam gudang, dandisusun rapi di atas papan kayu atau meja yang berjajar agar tidak terjadi kontak langsung dengan lantai yang dapat mengakibatkan kerusakan pada produkkarena suhu lantai lembab. Dalam pembuatan keripik singkong terdapat bahan tambahan seperti bawang putih, garam, air, MSG, dan pengemas, serta dalam pembuatan keripik singkongjuga mengunakan bahan pembantu seperti minyak goreng untuk mengoreng singkong menjadi keripik singkong Anonim b , 2012. Bawang putih memiliki manfaat dan kegunaan yang besar bagi kehidupan manusia, karena bisa dijadikan bumbu sehari-hari dan bisa dijadikan obat, dan bisa juga dapat digunakan sebagai penguat rasa pada makan termasuk pada proses pembuatan keripik singkong, sedangkan kandungan senyawa yang sudah ditemukan pada bawang putih diantara nya adalah Allisin dan sulfur amino acid alliin, sedangkan sulfur amonia acid alliin ini oleh enzim allisin liase diubah menjadi asam piruvat, ammonia, dan allisin anti mikroba. Selanjutnya allisin mengalami commit to user 14 perubahan menjadi diallin sulfida, dan inilah yang mempuyai banyak kegunaan dan berkhasiat sebagai obatRukmana, 1995. Garam tidak hanya berfungsi sebagai pembentuk flavor. Garam mempunyai peran yang cukup menentukan yaitu memberikan kelezatan produk, mempertahankan flavor dari bahan-bahan yang digunakan. Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan juga membentuk spora, adalah yang paling mudah terpengaruh walau dengan kadar garam yang rendah sekalipun yaitu sampai 6 . Sedangkan mikroorganisme patogenik termasuk Clostridium botulinum dapat dihambat oleh konsentrasi garam sampai 10- 12 dan garam jaga dapat mempengaruhi aktivitas air aw dari bahan Buckle, et al, 1985. MSG atau Monosodium glutamat adalah penyedap rasa yang berfungsi sebagai bahan tambahan makanan, yang dapat membuat rasa menjadi lebih gurih dan nikmat walau pun dalam kandungan MSG membahayakan tubuh Jenie, 2001. Fungsi air dalam pembuatan keripik sebagai pembersih singkong setelah perajangan dan perendaman singkong untuk mengurangi kadar pati dalam singkong sebelum digoreng dan air memiliki Standart mutu air antara lain : bebas dari coliform, bebas dari cemaran polusi, babas darirasa dan bau yang disebabkan mikroorganisme yang mengeluarkan bahan dan menghasilkan rasa dan bau. Hal ini dapat dicegah dengan penanggulangan polusi air. Adapun standar mutu air yang lain berdasarkan SNI-01-3553-1994 meliputi kriteria mutu, bau, rasa, pH dan kekeruhandapat dilihat pada Tabel 2.5 Buckle, et al, 1985. Tabel 2.5 Standar Mutu Air berdasarkan SNI-01-3553-1994 No Kriteria Mutu Persyaratan 1 2 3 4 Bau Rasa pH Kekeruhan Tidak berbau Normal 6,5-9 Max 5 NTU Sumber : Dewan Standarisasi Nasional 1994 Buckle, et al, 1985. commit to user 15 Air untuk industri pangan memegang peranan penting karena dapat mempengaruhi mutu makanan yang dihasilkan. Jenis air yang digunakan berbeda-beda tergantung dari jenis bahan yang diolah. Air yang digunakan untuk dikonsumsi harus mempunyai syarat-syarat tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa, tidak mengandung besi Fe dan mangan Mn, serta dapat diterima secara bakteriologis yaitu tidak mengganggu kesehatan dan tidak menyebabkan kebusukan bahan pangan yang diolah Anonim c , 2012. Dalam pengemasan terdiri dari 3 jenis kemasan, yaitu : a. Kemasan primer adalah materi yang pertama menyelubungi produk. Hal ini biasanya adalah unit terkecil dari distribusi atau penggunaan dan paket yang berhubungan langsung dengan isi. b. Kemasan sekunder di luar kemasan utama, digunakan untuk mengelompokkan paket-paket utama bersama-sama. c. Kemasan tersier digunakan untuk penanganan massal, gudang penyimpanan dan transportasi pengiriman. Kemasan yang paling umum adalah palletizedbebanunit kemasan berbentuk persegi dan datar agar barang yang dikemas dapat terangkat dengan stabil yang erat dengankontainer Soroka, 2002. Minyak goreng berfungsi dalam pembuatan keripik terutama dalam tahap pengorengan dan minyak goreng yang bisa menjadikan singkong mentah menjadi keripik singkong siap makan, merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar 25°C. Minyak goreng diproduksi dari minyak kelapa sawit apabila digunakan secara berulang – ulang akan mengalami proses destruksi atau kerusakan minyak yang disebabkan oleh proses oksidasi dan panas Rosita dan Widasari, 2009.

C. Pengendalian Mutu