Pengertian dan Unsur Kritik

376 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 5. mengidentiikasi simbol dalam kritik teater; 6. mengidentiikasi nilai estetik dalam kritik teater; Kritik dapat diartikan sebagai ulasan, tanggapan, penilaian, penghargaan, terhadap suatu objek kritik, yakni; karya teater. Karya teater dalam penjenisan dan bentuk penyajiannya meliputi; Teater tradisional dan non tradisional. Kedua jenis teater tersebut memiliki ciri-ciri, tanda-tanda yang khas dengan simbol-simbol yang terkandung di dalam pembentuk seninya. Karya Teater sebagai Objek, sumber, unsur kritik, dapat diperoleh melalui kegiatan apresiasi, baik melalui media langsung maupun tidak langsung. Apresiasi melalui media langsung, artinya menonton, menyaksikan pergelaran Teater di gedung pertunjukan, di tengah lapang dst. Adapun, apresiasi karya teater bersifat tidak langsung, dapat dilakukan dengan cara menonton, menyaksikan melalui pemutaran, siaran ulang karya Teater dalam bentuk rekaman video, jejaring sosial media internet dst. Kritik terhadap karya Teater merupakan proses dan produk kreatif dari seseorang melalui kepekaan seni, intelektual dan ketrampilan dalam menulis merupakan prasyarat untuk menjadi seorang penulis kritik “Kritikus”. Kritikus Teater adalah orang yang melakukan ulasan, tanggapan terhadap karya teater yang ditindaklanjuti dengan membuat tulisan kritik. Seorang kritikus menurut pendapat H.B. Jassin, Erneste Panusuk memiliki persyaratan tertentu, antara lain, diungkapkan sebagai berikut: “untuk menjadi kritikus harus ada bakat seniman sedikit banyaknya, sebab jiwa seniman hanya bisa dimengerti oleh orang yang juga mempunyai bakat seni. Syarat kedua ialah jiwa besar. Kritikus yang besar ialah kritikus berjiwa besar dan sudah bisa melepaskan diri dari nafsu dengki, iri hati, benci, dan ria dalam hubungan terhadap seseorang. Syarat ketiga ialah pengalaman. Seorang kritikus harus bicara atas pengalaman, supaya pendapatnya tidak dogmatis, tetap, tidak boleh diubah lagi, tapi seperti kehidupan penuh dengan serba kemungkinan dan tidak pula segera menyalahkan, membenarkan tanpa lebih dahulu melihat soal dari segala sudut.” Seorang kritikus teater dalam melakukan kritiknya, tugasnya, ia bekerja dengan menggunakan wawasannya, kepekaannya untuk mengetahui, menemukan, memaparkan, menjelaskan dan memahami karya Teater melalui makna dan simbol yang ditawarkan Sang Kreator terhadap penonton. Dalam hal ini, kritikus pun adalah bagian dari penonton, yakni penonton kritis. Kegiatan dalam kritik terhadap karya teater diperlukan beberapa persyaratan sebagai unsur penting dalam membangun komunikasi kritik. Persyaratan yang di maksud dalam kritik seni, khususnya karya Teater meliputi: Kreator Teater– Karya Teater–Masyarakat, pembaca Kritik Teater. 1 Kreator Teater, seniman, pembuat, pencipta teater disebut dengan 377 Seni Budaya Sutradara art director. 2 Karya seni, adalah wujud,benda, bentuk karya seni yang mengandung nilai–nilai keindahan dan nilai pesan, makna diciptakan kreator seni melalui medium diungkapkan dalam bentuk simbol. 3 Masyarakat pembaca, masyarakat apresiator, penikmat seni merupakan peryaratan yang tidak boleh dilupakan dalam peristiwa kritik. Komunikasi di dalam kritik teater adalah komunikasi yang dibangun antara kritikus dengan karya seni. Unsur penting lainnya, seniman, kreator seni – karya seni – penontonmasyarakat pembaca memiliki hubungan bersifat timbal balik. Artinya, karya teater yang disajikan oleh kreator seni memiliki hubungan erat tak dapat dipisahkan. Karena pergelaran karya seni, teater tak akan terwujud tanpa kehadiran penonton. Komunikasi kritik teater dapat berjalan dengan baik, manakala hadirnya beberapa unsur penting di dalamnya, yakni adanya; Kreator teater sutradara, Karya Teater dan Pembaca kritik. Hal ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini. Bagan 16.1 Komunikasi Seni di dalam Kegiatan Kritik KRITIKUS Kritikus Teater Kreator Teater Sutradara dan para seniman Karya Teater Pembaca Kritik Penonton Karya Teater

B. Jenis dan Fungsi Kritik Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran terkait jenis dan fungsi kritik di dalam materi pembelajaran kritik teater, peserta didik diharapkan mampu: 1. membandingkan jenis kritik dalam teater; 2. mengidentiikasi fungsi kritik dalam teater; “Kritik ialah penerangan dan penghakiman“. Itulah pendapat Jassin Erneste Panusuk. Terkait pendapat Jassin, dalam melakukan kritik terhadap karya seni, karya teater, setidak seorang kritikus harus memberikan suatu gambaran menyeluruh, keterangan-keterangan, penjelasan-penjelasan yang mengarah pada penilaian objektif, berimbang agar tidak terjadi salah paham. Kenyataanya tidaklah demikian karena di dalam kritik seni hadirnya keputusan-keputusan berupa tanggapan, ulasan untuk pembaca dan kreatornya melibatkan unsur subjektif kritikus. 378 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Kritik dalam karya seni dapat dibedakan: Kritik yang membangun konstruktif, dan kritik yang menjatuhkan destruktif. a Kritik konstruktif, artinya kritik dilakukan oleh kritikus teater berisi ulasan dan tanggapan tentang karya Teater dengan kecenderung bersifat optimis dan positif tidak menjatuhkan seniman dan membingungkan pembacanya.b Kritik destruktif, artinya kritik dilakukan oleh kritikus teater berisi ulasan dan tanggapan tajam tentang karya Teater dengan kecenderung bersifat pesimis dan negative, kadangkala melemahkan semangat kreator seni. Kritik dibutuhkan untuk membangun iklim kondusif seni teater. Seni tanpa kritik adalah kemandulan kreativitas. Kritik dilakukan oleh penonton, tetapi tidak semua penonton dapat menulis kritik, hanya seorang kritikus yang konsisten pada bidang seni tertentu yang mampu melakukannya. Kritik berdasarkan sumber kemunculannya, Saini KM. dapat dibedakan dalam dua jenis ”kritik akademis dan kritik jurnalistik”,. Kritik akademis biasanya dilakukan oleh orang-orang akademisi perguruan tinggi bersifat ilmiah akademik berupa hasil-hasil penelitian; skripsi, tesis, disertasi, dst. Adapun kritik jurnalistik yakni kritik mass media dilakukan oleh kritikus seni dan para jurnalis, sebagaimana kita dapat temukan pada beberapa media terbitan surat kabar, majalah, buletin, dst. Fungsi kritik dalam karya Teater dapat dikemukanan sebagai berikut: 1. Fungsi sosial, artinya kritik yang ada dan dilakukan kritikus berdampak pencitraan terhadap kritikus sendiri, terbina, terpeliharanya budaya menulis kritik dan sekaligus mendorong munculnya kritikus-kritikus Teater. 2. Fungsi apresiatif, artinya kritik dalam bentuk ulasan yang berbobot dan komunikatif menjadi media pembelajaran masyarakat dalam mendorong terjadinya peningkatan apresiatif terhadap karya teater sebagai objek apresiasi sekaligus subjek bagi masyarakat seni sebagai pelakunya. 3. Fungsi edukasi, artinya mengandung unsur pendidikan dan pembelajaran dari tidak tahu menjadi tahu bagi masyarakat pembaca, penonton maupun bagi para pelakunya teater dalam memaknai dan mewarnai kehidupan ini agar hidup lebih bermakna, optimis dan bergairah serta menempatkan manusia sebagai subjek di dalam mengejar suatu martabat. 4. Fungsi prestasi, artinya sebagai ajang aktualisasi diri, eksistensi diri, penghargaaan diri melalui aktiitas dan kreativitas seni yang dikomunikasikan kepada penontonnya. Dengan kata lain bahwa media prestasi dalam kritik seni, yakni suatu penghargaan yang pantas diberikan kepada seniman, kreator seni, pelaku seni, peserta didik atas kemampuannya berkreasi seni sebagai aktualisasi diri, pribadi peserta didik termasuk di dalamnya prestasi lembaga dan sekolah. Hal ini, terkait erat dengan kegiatan lomba, festival, pasanggiri dibidang seni, termasuk seni teater.