31 Undang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa pekerjaburuh dari
perusahaan penyedia jasa pekerja tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang
berhubungan dengan proses produksi kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses
produksi. Pekerja dari perusahaan penyedia jasa pekerja hanya dipekerjakan pada kegiatan penunjang seperti usaha-usaha pelayanan
kebersihan, usaha penyediaan makanan bagi pekerjaburuh, usaha tenaga pengamanan, usaha jasa penunjang dipertambangan dan perminyakan
serta uaha penyediaan angkutan pekerjaburuh.
34
1.2.3. Pengertian pekerja kontrak
Pekerja kontrak adalah pekerja dengan status bukan pekerja tetap atau dengan kalimat lain pekerja yang bekerja hanya untuk waktu tertentu berdasarkan
kesepakatan antara pekerja dengan perusahaan pemberi kerja. Dalam istilah hukum pekerja kontrak sering disebut “Pekerja PKWT”, maksudnya pekerja dengan
perjanjian kerja waktu tertentu. Salah satu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh pekerja kontrak adalah harus memilikimendapatkan surat
perjanjian kerja yang ditandatangani oleh pengusaha dan pekerja yang bersangkutan.
1.2.4. Hak-hak pekerja kontrak
a. Berhak mendapat upah minimum
34
Ibid, h. 183.
32 Pekerja PKWT pekerja kontrak berhak mendapat upah minimum sesuai
dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur. Upah yang diperoleh pekerja kontrak tidak boleh lebih rendah dari upah minimum yang terdiri
dari UMP, UMK, UMS Provinsi, maupun UMS Kabupaten Kota. Upah pekerja kontrak serendah-rendahnya adalah sama dengan upah minimum
diperusahaan tempat ia bekerja. Upah yang diperhitungkn yaitu upah pokok dan tunjangan tetap. Namun tunjangan tetap tiak menjadi dasar
perhitungan upah minimum. b.
Berhak atas ganti rugi jika PHK diluar perjanjian kerja Berdasarkan Pasal 62 Undang-Undang Ketenagakerjaan apabila salah
satu pihak didalam perjanjian kerja mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu
tertentu, maka berlaku ketentuan pihak yang menghentikan perjanjian kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah
pekerja sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja. c.
Berhak atas THR Berdasarkan Pasal 6 ayat 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4
Tahun 1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan menyatakan bahwa pekerja waktu tertentu juga berhak untuk mendapatkan THR. Pemberian
THR diberikan bagi pekerja yang telah bekerja selama 3 tahun.
33 d.
Berhak atas tunjangan-tunjangan Segala macam tunjangan baik tunjangan tetap maupun tunjangan tidak
tetap, wajib dibayarkan kepada pekerja kontrak. Besarnya tunjangan mengikuti perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama. Macam-macam tunjangan ini berlaku sama cengan peraturan yang dikenakan pada pekerja kontrak.
e. Berhak atas jaminan sosial tenaga kerja
Pekerja kontrak juga berhak atas jaminan kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan. PT JAMSOSTEK sebagai badan penyelenggara jaminan
sosial tenaga kerja memberi nomor induk bagi pekerja yang terdaftar didalamnya. Sehingga menyebabkan hak-hak pekerja kontrak atas jaminan
kesejahteraan tidak hilang walaupun ia berpindah tempat kerja karena berakhirnya kontrak kerja.
f. Berhak atas masa istirahat dan cuti
Pekerja kontrak juga behak atas masa istirahat dan cuti seperti halnya pekerja tetap. Akan tetapi terbatas pada masa kerja terus menerus yang
kerap diisyaratkan. Masa istirahat ini juga berlaku bagi pekerja kontrak perempuan.
g. Berhak atas perlindungan hukum
LPPHI merupakan lembaga yang dapat memfasilitasi penyelesaian perselisihan antara pekerja dengan pengusaha yang tidak terbatas hanya
untuk pekerja tetap. Pekerja kontrak didorong untuk senantiasa menyadari
34 hak-haknya serta memperjuangkan melalui lembaga-lembaga atau instansi
yang berwenang. h.
Hak-hak lain yang sama dengan pekerja tetap 1.
Hak mendapat kesempatan dan perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dalam memperoleh pekerjaan;
2. Mendapat hak yang sama dalam berpindah kerja, memperoleh
pekerjaan, damn mendapat penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. 3.
Memperoleh pengakuan dan penghargaan atas kompetensi kerja, prestasi, dan kemampuanya.
4. Memperoleh upah yang layak, upah lembur, tunjangan-tunjangan,
waktu istirahat, cuti dan sebagainya; 5.
Pekerja kontrak perempuan berhak atas cuti haid, cuti hamil, cuti keguguran, dan waktu menyusui anak di jam kerja.
6. Hak atas jaminan sosial tenaga kerja;
7. Hak atas keselamatan kerja;
8. Hak-hak lain seperti mengajukan gugatan ke LPPHI, melaporkan
pengusaha ke instansi terkait atau pihak berwajib hak berserikat dan berkumpul serta hak untuk menyuarakan pendapat, termasuk hak
melakukan mogok kerja.
35
35
Emmanuel Kurniawan, 2013, Hak-Hak Karyawan Tetap Dan Kontrak, Dunia Cerdas, Jakarta, h. 163-166.
35
1.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja