52
BAB IV GERAKAN NAPINDO HALILINTAR
4.1. Revolusi Sosial di Tanah Karo
Meletusnya revolusi sosial di Sumatera Utara tidak terlepas dari sikap sultan- sultan, raja-raja dan kaum feodal pada umumnya, yang tidak begitu antusias terhadap
kemerdekaan Indonesia karena setelah Jepang masuk, pemerintah Jepang mencabut semua hak istimewa kaum bangsawan dan lahan perkebunan diambil alih oleh para
buruh. Kaum bangsawan tidak merasa senang dan berharap untuk mendapatkan hak- haknya kembali dengan bekerja sama dengan BelandaNICA, sehingga semakin
menjauhkan diri dari pihak pro-republik. Sementara itu pihak pro-republik mendesak kepada komite nasional wilayah Sumatera Timur supaya daerah istimewa seperti
Pemerintahan swapraja atau kerajaan dihapuskan dan menggantikannya dengan pemerintahan demokrasi rakyat sesuai dengan semangat perjuangan kemerdekaan
33
33
Anthony Reid, Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan Di sumatera timur , Jakarta, Pustaka sinar Harapan, 1987, Hal 272.
. Organisasi-organisasi pemuda yang bergabung dengan persatuan perjuangan
menetapkan untuk mengadakan Revolusi Sosial yaitu dengan, menangkapi semua Raja-Raja dan Sultan-Sultan. Di Tanah Karo Persatuan perjuangan di Pimpin oleh
Tama Ginting anggota Napindo Halilintar. Ketika perwakilan persataun perjuangan Sumatera Timur datang ke Tanah Karo untuk menyampaikan kabar bahwa di
Sumatera Timur sudah disepakati adanya Revolusi Sosial persatuan perjuangan Tanah karo juga harus melakukan Revolusi Sosial terhadap para Sibayak dan Raja
Urung. Permintaan dari persataun perjuangan disanggupi Selamat Ginting selaku ketua dari Laskar Napindo Halilintar dan sekaligus Wakil ketua dari Persatuan
Perjuangan Tanah Karo.
Selamat Ginting membuat pertemuan antara Laskar Napindo Halilintar dengan Persatuan Perjuangan tentang Revolusi Sosial yang akan di adakan di seluruh
Sumatera Timur. Dalam pertemuan tersebut seluruh anggota persatuan perjuangan dan Laskar Napindo Halilintar menyetujui di adakan revolusi sosial di Tanah Karo
tidak perlu dengan gejolak besar, dan tidak memerlukan memalukan tindakan kekerasan yang dapat membawa pada kematian karena para Sibayak-Sibayak dan
Raja Urung Tanah Karo tidaklah sekejam para Sultan untuk memeras rakyatnya, bahkan paraSibayakdan Raja Urung pada hakikatnya hanyalah semacam
administrator-administrator Belanda saja.
Universitas Sumatera Utara
53
Selamat Ginting membuat undangan kepada seluruh Sibayak dan Raja Urung yang direncanakan akan ditangkap juga termasuk golongan-golongan yang dianggap
reaksioner terhadap revolusi Indonesia yang diadakan di bungalow Sultan Deli Berastagi
34
. para pasukan Napindo Halilintar dan Persatuan perjuangan sudah bersiap dan membawa lima mobil truck. Dalam pertemuan ini Selamat Ginting
menyampaikan apa hasil dari pertemuan persatuan perjungan Sumatera Timur maka seluruh Sibayak dan Raja Urung harus ditahan. Selamat Ginting meminta pada
seluruh sibayak dan Raja Urung untuk menaati seluruh perintahnya dan meminta kepada Sibayak dan Raja Urung untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat
membahayakan jiwa mereka. Selamat Ginting memerintahkn Laskar Napindo Halilintar untuk membawa para Sibayak dan Raja Urung ke dalam mobil truck
berangkat menuju Kutacane dengan membawa surat kepada Mayor Bahren dari TKR Kutacane untuk menahan mereka
35
Kemudian pada waktu kedatangan Mr. Luat siregar dan junus Nasution diadakan rapat KNI Tanah Karo bertempat dirumah Pendeta di
Kabanjahe . memang sebelumnya KNI Tanah Karo sudah terbentuk. Saya sebagai salah seorang anggotanyadan kalau tidak salah saudara Mbaba
Bangun sebagai Seketaris, sedangkan ketuanya saya sudah lupa. Anggota- .
Setelah revolusi selesai para Sibayak dan Raja Urung diungsikan ke Kutacane maka terjadi kekosongan pemimpin di Tanah Karo. Laskar Napindo Halilintar
membuat pertemuan di Kuta Gadung untuk merundingkan siapa yang akan dicalonkan sebagai kepala pemerintatah. Pada pertemuan tersebut yang dipimpin
Tama Ginting maka dimufakatilah Rakutta Sembiring dicalonkan sebagai kepala pemerintah.
Dalam Ceramahnya didepana Civitas Academica, Universitas Karo 8 Mei 1991, menyangkut sekitar Revolusi sosial Maret 1946 di Tanah Karo Selamat Ginting
Mengatakan :
Beberapa hari sesudah kejadian itu, saya mendapat pemeberitahuan dari Medan bahwa Mr. Luat Siregar mewakili Gubernur dan Residen Junus
Nasution akan datang ke Tanah Karo untuk menyelesaikan persoalan Revolusi Sosial di Tanah Karo. Sebelumnya saudara Tama Ginting, Rakutta
Sembiring dan saya mengadakan pertemuan di Kuta Gadung untuk merundingkan siapa yang akan kita calonkan sebagai kepala pemerintah. Pada
pertemuan tersebut yang dipimpin oleh saudara Tama Ginting maka dimufakatilah saudara Rakutta Sembiring dicalonkan sebagai kepala
pemerintah.
34
Bangun, Tridah, Op.Cit, hlm 93.
35
Wawancara dengan Manjangi Gurusinga, di desa Gurusinga, 18 July 2014.
Universitas Sumatera Utara
54
anggota lainya adalah orang intlek di Kabanjahe dan sebagian peminpin- pemimpin Kabupaten. Namun anggota itu pada umunya kawan-kawan
seperjuangan pada zaman jepang.
Pada rapat tersebut saudara Mr.Luat Siregar menyankan kepada sidang apa maksud rakyat Karo mengadakan Revolusi Sosial. Waktu itu saya
menjawab bahwa Revolusi Sosia di Tanah Karo bermaksud menggantinya dengan pemerintahn yang demokratis dan sekaligus menetapkan Tanah Karo
sebagai salah satu daerah Tersendiri terlepas dari Simalungun, karena memang sejak zaman Belanda dan terus berlanjut ke zaman Jepang, Tanah
Karo itu hanya merupakan satu onderafdeling dari afdeling Simalungun en Karolanden yang beribukota di Pemantang Siantar. Saudara Laut Siregar
mengatakan bahwa kalau mengangkat kepala pemerintah dapat disetujui, tetapi tidak mendapat kuasa untuk tanah karo untuk melepaskan diri Afdeling
Simalungun en Karolenden. Sesudah itu saya meminta rapat diskors. Waktu rapat diskors, saya mengajak Mr.Luat Siregar dan Junus Nasution ke ruang
ketua, tetapi keduanyapun tidak izinkan masuk. Di situ kami bertengkar karena dia tetap tidak mau menyetujui memisahkan Tanah Karo dari
administrasi Simalungun en Karolenden. Akhirnya saya terpaksa memaksa mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan pulang hidup kalu tidak
menyetujui usul yang saya kemukakan tersebut. Junus mengatakan kepada saya, ini saudara Ginting mengancam. Saya katakana, sedangkan feodal yang
begitu hebat pun bias kita sapu bersih, apalagi kalian berdua, dalam jaman revolusi untuk menyingkirkan orang jika perlu untuk kepentingan rakyat,
maka hal itu dapat dibenarkan oleh revolusi. Saya menegaskan keada mereka bahwa rakyat Karo sudah dipecah tujuh oleh politik devide et impera Belanda,
apa kalian mau melanjutkan lagi politik Belanda demikian itu?
Akhirnya mereka mengatakan , sebetulnya Bung Ginting gila, namun kami bisa menyetujui usul saudara dengan syarat bahwa saudara harus
mendukung kami dalam soal ini dengan segala konsekuensinya, karena kami pada hakikatnya tidak mendapat mandate seperti yang saudara minta. Saya
berjanji akan mendukung sepenuhnya didalam keputusan ini, bahkan bersedia mengerahkan pasukan yang saya pimpin untuk melindungidan mendukung
mereka.
Kemudian sidang dibuka kembali, mereka mengesahkan usul yang saya kemukakan itu setelah disetujui oleh KNI Tanah Karo. Kemudian saya
mengusulkan lagi supaya Rakutta Sembiring ditetapkan sebagai kepala pemerintah daerah Tanah Karo. Usul itu disetujui sepenuhnya oleh sidang
KNI Tanah Karo dan disahkan oleh Residen Junus Nasution dan disetujui oleh Mr. Luat Siregar mewakili Gubernur Sumatera Utara. Dengan demikian
sudah terbentuklah tanah Karo sebagai satu daerah dan Rakutta Sembiring adalah kepala pemerintahan daerah yang pertama. Selanjutnya KNI juga
menghapuskan seluruh Swaparaja dan kerajaan-kerajaan Urung, dan kerajaan
Universitas Sumatera Utara
55
urung diganti dengan nama Luhak dengan dikepalai oleh seorang Luhak. Semua Raja Urung diberhentikan dan diganti kepala-kepala Luhak yang baru
terdiri dari pada kader-kader yang dibina pada zaman Jepang.
Demikianlah keterangan Selamat Ginting sebagai pelaku utama revolusi sosial di Tanah Karo
36
Kabanjahe pusat pemerintahan Tanah karo terus diancam pesawat terbang Belanda sambil menembak. Para pemimpin pasukan Napindo Halilintar berkumpul
dirumah Koran Karo-Karo mereka yang berkumpul antara lain; Selamat Ginting, tampe Malem Sinulingga, Koran Karo-karo, Nganah Tarigan, Meluhi Sitepu, Turah
Perangin-angin dan Kumu karo-Karo, dan sudah terkumpul 60 botol minyak lampu .
Adapun mengenai pelaksanaan Revolusi sosial di Tanah karo, teristimewa mengenai perubahan sistem pemerintahan di Tanah Karo, menurut Selamat Ginting
setelah keluarnya ketetapan-ketetapan sidang Komite Nasional Daerah Karo berjalan dengan baik tidak ada gejolak. Khusus mengenai para tawanan Revolusi Sosial Tanah
Karo yang pada permulaan ditempatkan di Kutacane, kemudian dipindahkan ke Seberaya dibebaskan menjelang agresi militer Belanda 1.
4.2. Bumi Hangus Di Tanah Karo