Bumi Hangus Di Tanah Karo

55 urung diganti dengan nama Luhak dengan dikepalai oleh seorang Luhak. Semua Raja Urung diberhentikan dan diganti kepala-kepala Luhak yang baru terdiri dari pada kader-kader yang dibina pada zaman Jepang. Demikianlah keterangan Selamat Ginting sebagai pelaku utama revolusi sosial di Tanah Karo 36 Kabanjahe pusat pemerintahan Tanah karo terus diancam pesawat terbang Belanda sambil menembak. Para pemimpin pasukan Napindo Halilintar berkumpul dirumah Koran Karo-Karo mereka yang berkumpul antara lain; Selamat Ginting, tampe Malem Sinulingga, Koran Karo-karo, Nganah Tarigan, Meluhi Sitepu, Turah Perangin-angin dan Kumu karo-Karo, dan sudah terkumpul 60 botol minyak lampu . Adapun mengenai pelaksanaan Revolusi sosial di Tanah karo, teristimewa mengenai perubahan sistem pemerintahan di Tanah Karo, menurut Selamat Ginting setelah keluarnya ketetapan-ketetapan sidang Komite Nasional Daerah Karo berjalan dengan baik tidak ada gejolak. Khusus mengenai para tawanan Revolusi Sosial Tanah Karo yang pada permulaan ditempatkan di Kutacane, kemudian dipindahkan ke Seberaya dibebaskan menjelang agresi militer Belanda 1.

4.2. Bumi Hangus Di Tanah Karo

Kerja sama antara laskar Napindo Halilintar dengan pemerintah daerah Tanah Karo berjalan dengan baik, ini terlihat dari rapat-rapat yang dibuat pemerintah daeah melibatkan laskar Napindo Halilintar dalam mengelorakan semangat juang rakyat dan ini terlihat dari semangat rakyar yang rela berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada tanggal 21 July 2014 Belanda melancarkan agresi pertama, markas Napindo Halilintar di Pancurbatu barhasil diduduki pasukan Napindo Halilintar tidak dapat membendung serangan serangan Belanda. 37 Setelah pembumi hangusan terjadi di kabanjahe maka di lanjutkan ke daerah Berastagi, jika di daerah Kabanjahe semua rata dibuat api berebada dengan daearah . Atas perintah Selamat Ginting yang disetujui oleh semua yang hadir maka dilakukan Bumi Hangus di kabanjahe dan Berastagi, maka pertama kali Koran Karo-karo mengambil botol yang berisi minyak tanah, menyulunya dan membakar rumah pribadinya. maka pasukan penghancur yang dipimpin oleh Turah Perangin-angin diperintahkan untuk memulai membakar Kabanjahe. 36 Bangun, Tridah, Op.Cit, hlm 95. 37 Wawancara dengan Piah Malem, Tanggal 22 juni 2014, Simpang Selayang Medan. Universitas Sumatera Utara 56 Berastagi pembumi hangusan tidak melalap seluruh rumah yang ada di daerah Berastagi karena kekuatan Gaib desa Gurusinga yang sekarang berada di kecamatan Berastagi ini terlepas dari Bumi hangus karena adanya Guru Mbelin 38 yang tinggal di desa jadi dia membuat garis yang mengelilingi desa Gurusinga sehingga terhindar dari peristiwa Bumi Hangus, jika di lihat dari desa sebelah desa Gurusinga seperti terbakar dan seluruh penduduknya juga di ungsikan, ketika kembali dari pengungsian keadaan desa tetap utuh sama seperti saat mereka tinggalkan untuk mengungsi, dan garis itu masih berfungsi sampai sekarang 39 38 Guru mbelin = Dukun Besar 39 Wawancara dengan Senang Br Ginting, 15 Mei 2014, Desa Gurusinga. . Jumlah pengungsi semakin banyak setelah terjadi bumi hangus di kabanjahe- Berastagi , warga Kabanjahe- Berastagi diungsikan ke Tiga Binanga dan kapten Bangsi kembali ke Kabanjahe untuk melihat situasi sejauh mana perkembangan musuh saat kembali ke Tiga Binanga Kapten Bangsi gugur di daerah Kandibata. Mengenai pelaksanaan bumi hangus di Tanah Karo ditempat-tempat yang diperkirakan yang dipergunakan musuh membuktikan akan kesetian rakyat dan Laskar Rakyat mematuhi seruan pemerintah. Untuk melancarkan roda perekonomian rakyat di daerah yang belum diduduki Belanda, Rakutta Sembiring mengeluarkan uang pemerintah Kabupaten Karo yang dicetak secara sederhana dan digunakan sebagai pembayaran yang sah di daerah Kabupaten Karo. Akibat serangan pasukan Belanda yang semakin gencar, akhirnya pada tanggal 25 Nopember 1947, Tiga Binanga jatuh ke tangan Belanda dan Rakutta Sembiring memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Karo ke Lau Baleng. Di Lau Baleng, kesibukan utama yang dihadapi pemerintah Karo beserta perangkatnya adalah menangani pengungsi yang berdatangan dari segala pelosok desa dengan mengadakan dapur umum dan pelayanan kesehatan juga pencetakan uang pemerintahan Kabupaten Karo untuk membiayai perjuangan. Universitas Sumatera Utara 57 Gambar 8: Mata uang pemerintah Kabupaten Karo.

4.3. Opersasional Bukit Bertah