karena meningkatnya tekanan hidrostatik di dalam sistem vena porta yang mengakibatkan transudasi plasma darah ke dalam rongga peritoneum.
27
Kemungkinan timbulnya karsinoma pada sirosis hati terutama pada bentuk postnekrotik karena
adanya hiperplasi noduler yang akan berubah menjadi adenomata multiple kemudian berubah menjadi karsinoma yang multipel.
4
Hal ini sesuai dengan penelitian Dermawati 2006 di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2002-2004, yang menemukan bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis
hati adalah Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas PSMBA yaitu 40,7. Demikian juga dengan penelitian Siregar 2008 di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006
yang menemukan proporsi tertinggi penderita sirosis hati terdapat pada penderita dengan komplikasi Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas PSMBA yaitu 20,7.
6.4. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Lama Rawatan Rata- Rata
Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat rata-rata lama rawatan penderita sirosis hati di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 adalah 3,72 hari atau 4 hari, standard
deviasi 2,931 dan Coefisien of Variation sebesar 78,79 10 yang menunjukkan bahwa lama rawatan penderita sirosis hati bervariasi dimana lama rawatan minimum
adalah 1 hari dan lama rawatan maksimum adalah 16 hari. Penderita dengan lama rawatan tertinggi yaitu 16 hari sebanyak 1 orang
dengan jenis kelamin laki-laki, umur 65 tahun, suku Toba dan memiliki 1 keluhan yaitu mualmuntah, mataseluruh badan kuning dan BAB hitam, serta mengalami 1
komplikasi yaitu varises esofagus dan asites dengan keadaan sewaktu pulang adalah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS. Lama rawatan yang bervariasi kemungkinan karena sebagian penderita masih dalam tahap ringan tidak membutuhkan perawatan
yang lama sehingga penderita memilih pulang atas permintaan sendiri ataupun pulang berobat jalan dan sebagian lagi penderita sudah mengalami komplikasi yang sudah
parah sehingga memerlukan penanganan dan perawatan yang lebih intensif.
6.5. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 6.10. Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011
Berdasarkan gambar 6.10 di atas dapat dilihat proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan yaitu
39,1 dan yang terendah adalah yang dirujuk dengan proporsi 10,4. Sirosis hati tidak dapat disembuhkan, penderita pulang masih dalam keadaan menderita sirosis
39.1
34,0 16,5
10,4
Pulang Berobat Jalan PBJ Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS
Meninggal Dirujuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hati. Kemungkinan sebagian penderita datang dalam tahap yang belum parah dan masih dapat beraktifitas, dan juga karena kondisi penderita sudah lebih baik, sehingga
penderita dianjurkan untuk pulang berobat jalan dengan aturan pengobatan dan diet yang telah ditentukan untuk mencegah komplikasi dan pemeriksaan yang berkala.
Adanya penderita yang meninggal kemungkinan karena sudah mengalami komplikasi yang parah sehingga tindakan pengobatan dan diet tidak bisa mencegah kematian.
Menurut Sherlock, sirosis hati bukan tergolong suatu penyakit progresif, dan dengan terapi yang adekwat akan terjadi perbaikan. Kematian penderita sirosis hati
mungkin disebabkan karena proses penyakitnya sendiri atau dapat juga karena timbulnya komplikasi.
4
Hal ini sesuai dengan penelitian Siregar 2008 di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 yang menemukan bahwa proporsi tertinggi
penderita sirosis hati adalah yang pulang berobat jalan sebesar 36,6.
6.6. Analisa Statistik 6.6.1. Jenis Kelamin Berdasarkan Umur