Distribusi dan Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Lama Rawatan Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keluhan Utama

5.6. Distribusi dan Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Lama Rawatan

Distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan lama rawatan rata-rata yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.11. Distribusi dan Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Lama Rawatan yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007- 2011 Lama Rawatan Mean 3,72 Standard Deviasi 2,931 95 CI 3,18-4,26 Coefisien of Variation 78,79 Minimum 1 Maksimum 16 Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat rata-rata lama rawatan penderita sirosis hati di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 adalah 3,72 hari atau 4 hari, standard deviasi 2,931 hari dan Coefisien of Variation sebesar 78,79 10 yang menunjukkan bahwa lama rawatan penderita sirosis hati bervariasi dimana lama rawatan minimum adalah 1 hari dan lama rawatan maksimum adalah 16 hari.

5.7. Distribusi dan Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 5.12. Distribusi dan Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2006-2010 Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat proporsi penderita tertinggi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah Pulang Berobat Jalan PBJ sebanyak 45 orang 39,1, kemudian Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS sebanyak 39 orang 34, Meninggal sebanyak 19 orang 16,5 dan terendah adalah dirujuk sebanyak 12 orang 10,4. 5.8. Analisa Statistik 5.8.1. Jenis Kelamin Berdasarkan Umur Proporsi jenis kelamin penderita sirosis hati berdasarkan umur yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.13. Proporsi Jenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Umur tahun Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan f f f 1. 40 18 75,0 6 25,0 24 100,0 2. ≥40 62 68,1 29 31,9 91 100,0 X 2 Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat proporsi jenis kelamin penderita tertinggi berdasarkan umur terdapat pada laki-laki dengan umur 40 tahun yaitu sebanyak 62 orang 68,1, kemudian pada perempuan dengan umur ≥40 tahun sebanyak 29 =0,423 df=1 p=0,622 No Keadaan Sewaktu Pulang f 1 Pulang Berobat Jalan PBJ 45 39,1 2 Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS 39 34,0 3 Dirujuk 12 10,4 4 Meninggal 19 16,5 Total 115 100,0 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA orang 31,9, pada perempuan dengan umur 40 tahun sebanyak 18 orang 75,0, dan terendah pada perempuan dengan umur 40 tahun sebanyak 6 orang 25. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai p=0,6220,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan umur.

5.8.2. Umur Berdasarkan Jenis Komplikasi

Proporsi umur penderita sirosis hati berdasarkan jenis komplikasi yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.14. Umur Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat dari 41 penderita dengan komplikasi varises esofagus, terdapat 14 orang 34,1 yang berumur 40 tahun, 27 orang 65,9 berumur ≥40 tahun. Dari 15 penderita dengan komplikasi asites, terdapat 2 orang 13,3 yang berumur 40 tahun, 13 orang 86,7 berumur ≥40 tahun. Dari 8 penderita dengan komplikasi karsinoma hepatoseluler, terdapat 1 orang 12,5 yang berumur 40 tahun, 7 orang 87,5 yang berumur ≥40 tahun. Dari 25 penderita dengan 1 komplikasi, terdapat 2 orang 8,0 yang berumur 40 tahun, 23 orang 92,0 yang berumur ≥40 tahun. Analisa statistik tidak dapat dilakukan dengan uji Chi square karena terdapat 2 cells yang expected count nya kurang dari 5. No Jenis Komplikasi Umur Total 40 tahun ≥40 tahun f f f 1 Varises esofagus 14 34,1 27 65,9 41 100,0 2 Asites 2 13,3 13 86,7 15 100,0 3 Karsinoma hepatoseluler 1 12,5 7 87,5 8 100,0 4 1 Komplikasi 2 8,0 23 92,0 25 100,0 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

5.8.3. Jenis Komplikasi Berdasarkan Keluhan Utama

Proporsi jenis komplikasi penderita sirosis hati berdaasarkan keluhan utama yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.15. Proporsi Jenis Komplikasi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keluhan Utama yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Keluhan Utama Jenis Komplikasi Total Varises esofagus Asites Kars. Hepatoselul er 1 kompl f f f f f Mataseluruh badankuning 6 60,0 2 20,0 0,0 2 20,0 10 100,0 Nyeri perut kanan atas 6 54,5 3 27,3 0,0 2 18,2 11 100,0 Mualmuntah 1 20,0 1 20,0 0,0 3 60,0 5 100,0 BAB hitam 2 100,0 0 0,0 0,0 0,0 2 100,0 1 keluhan 26 42,6 9 14,8 8 13,1 18 29,5 61 100,0 Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat dari 10 penderita dengan keluhan utama mataseluruh badan kuning, terdapat 6 orang 50,0 dengan komplikasi varises esofagus, 2 orang 20,0 dengan komplikasi asites, 2 orang 20,0 dengan 1 komplikasi. Dari 11 penderita dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas, terdapat 6 orang 54,5 dengan komplikasi varises esofagus, 3 orang 27,3 dengan komplikasi asites, 2 orang 18,2 dengan 1 komplikasi. Dari 5 penderita dengan keluhan utama mualmuntah terdapat 1 orang 20,0 dengan komplikasi varises esofagus, 1 orang 20,0 dengan komplikasi asites, 3 orang 60,0 dengan 1 komplikasi. Penderita dengan keluhan utama BAB hitam, 100 mengalami komplikasi varises esofagus. Dari 61 penderita dengan 1 keluhan, terdapat 26 orang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 42,6 penderita dengan jenis komplikasi varises esofagus, 9 orang 14,8 dengan komplikasi asites, 8 orang 13,1 dengan komplikasi karsinoma hepatoseluler, 18 orang 29,5 dengan 1 komplikasi. Analisa statistik tidak dapat dilakukan dengan uji Chi square karena terdapat 15 cells yang expected count nya kurang dari 5. 5.8.4. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keluhan Utama Lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati berdaasarkan keluhan utama yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.16. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keluhan Utama yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 X 2 Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat dari 17 penderita dengan keluhan utama mataseluruh badan kuning, rata-rata lama rawatannya adalah 3,82 hari atau 4 hari dengan standard deviasi 2,038. Dari 18 penderita dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas, rata-rata lama rawatannya adalah 2,72 hari atau 3 hari dengan standard deviasi 1,602. Dari 5 penderita dengan keluhan utama mualmuntah, rata-rata lama rawatannya adalah 2 hari dengan standard deviasi 0,707. Dari 2 penderita dengan keluhan utama BAB hitam, rata-rata lama rawatannya adalah 4,5 hari atau 4 hari =6,464 df=4 p=0,167 No Keluhan Utama Lama Rawatan N x SD 1 Mataseluruh badan kuning 17 3,82 2,038 2 Nyeri perut kanan atas 18 2,72 1,602 3 Mualmuntah 5 2,00 0,707 4 BAB hitam 2 4,50 0,707 5 1 keluhan 73 4,04 3,385 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan standard deviasi 0,707. Dari 73 penderita yang memiliki 1 keluhan, rata-rata lama rawatannya adalah 4,04 hari atau 4 hari dengan standard deviasi 3,385. Berdasarkan hasil test of homogeneity of variances diperoleh nilai p= 0,015, artinya varians berbeda sehingga tidak dapat dilakukan uji Anova. Dari hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p=0,1670,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keluhan utama.

5.8.5. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi

Lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati berdasarkan jenis komplikasi yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.17. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Jenis Komplikasi Lama Rawatan N X SD 1. Varises esofagus 41 4,15 2,851 2. Asites 15 4,33 3,498 4. Karsinoma Hepatoseluler 8 2,88 2,696 5. 1 komplikasi 25 3,80 3,686 F=0,440 df= 3 p=0,725 Berdasarkan Tabel 5.17 dapat dilihat dari 41 penderita dengan jenis komplikasi varises esofagus, rata-rata lama rawatannya adalah 4,15 hari atau 4 hari dengan standard deviasi 2,851. Dari 15 penderita dengan jenis komplikasi asites, rata- rata lama rawatannya 4,33 hari atau 4 hari dengan standard deviasi 3,498. Dari 8 penderita dengan komplikasi karsinoma hepatoseluler, rata-rata lama rawatannya adalah 2,88 hari atau 3 hari dengan standard deviasi 2,696. Dari 25 penderita yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memiliki 1 komplikasi, rata-rata lama rawatannya adalah 3,80 hari atau 4 hari dengan standard deviasi 3,686. Berdasarkan hasil test of homogeneity of variances diperoleh nilai p=0,450, artinya varians tidak berbeda sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya. Dari hasil uji Anova diperoleh nilai p=0,7250,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis komplikasi.

5.8.6. Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi jenis komplikasi penderita sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.18. Proporsi Jenis Komplikasi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Keadaan Sewaktu Pulang Jenis Komplikasi Total Varises esofagus Asites Karsinom a Hepatose luler 1 Kompli kasi f f f f f PBJ 20 55,6 10 27,8 6 16,7 36 100,0 PAPS 15 55,6 2 7,4 2 7,4 8 29,6 27 100,0 Dirujuk 4 40,0 3 30,0 1 10,0 2 20,0 10 100,0 Meninggal 2 12,5 0,0 5 31,3 9 56,2 16 100,0 Berdasarkan tabel 5.18 dapat dilihat dari 36 penderita yang pulang berobat jalan terdapat 20 orang 55,6 dengan komplikasi varises esofagus, 10 orang 27,8 dengan komplikasi asites dan 6 orang 16,7 dengan komplikasi. Dari 27 penderita yang pulang atas permintaan sendiri, terdapat 15 orang 55,6 dengan komplikasi varises esofagus, 2 orang 7,4 dengan komplikasi asites, 2 orang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7,4 dengan komplikasi karsinoma hepatoseluler, 8 orang 29,6 dengan 1 komplikasi. Dari 10 penderita yang dirujuk, terdapat 4 orang 40,0 dengan komplikasi varises esofagus, 3 orang 30,0 dengan komplikasi asites, 1 orang 10,0 dengna komplikasi karsinoma hepatoseluler, 2 orang 20,0 dengan 1 komplikasi. Dari 16 penderita yang meninggal, terdapat 2 orang 12,5 dengan komplikasi varises esofagus, 5 orang 31,3 dengan komplikasi karsinoma hepatoseluler, 9 orang 56,2 dengan 1 komplikasi. Analisa statistik tidak dapat dilakukan dengan uji Chi square karena terdapat 10 cells yang expected count nya kurang dari 5.

5.8.7. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi Proporsi jenis komplikasi penderita sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.19. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 F=1,738 df=3 p=0,163 Berdasarkan tabel 5.19 dapat dilihat dari 45 penderita yang Pulang Berobat Jalan PBJ, rata-rata lama rawatannya adalah 4,40 hari atau 4 hari dengan standard deviasi 2,950. Dari 39 penderita yang Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS, rata- rata lama rawatannya adalah 3,56 hari atau 4 hari dengan standard deviasi 3,243. Dari Keadaan Sewaktu Pulang Lama Rawatan n X SD Pulang Berobat Jalan PBJ 45 4,40 2,950 Pulang Atas Permintaan Sendiri 39 3,56 3,243 Dirujuk 12 3,33 1,826 Meninggal 19 2,68 2,540 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12 penderita yang dirujuk, rata-rata lama rawatannya adalah 3,33 hari atau 3 hari dengan standard deviasi 1,826. Dari 19 penderita yang meninggal rata-rata lama rawatannya adalah 2,68 hari atau 3 hari dengan standard deviasi 2,540. Berdasarkan hasil test of homogeneity of variances diperoleh nilai p=0,654, artinya varians tidak berbeda sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya. Dari hasil uji Anova diperoleh nilai p=0,163 0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarka keadaan sewaktu pulang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Sosiodemografi 6.1.1. Jenis Kelamin Berdasarkan Umur Proporsi jenis kelamin penderita sirosis hati berdasarkan umur di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 6.1. Proporsi Jenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Umur di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.1 di atas dapat dilihat proporsi penderita sirosis hati pada laki-laki kelompok umur 20-26 tahun 2,6, kemudian menurun pada kelompok umur 27-33 tahun 1,7, meningkat menjadi 10 pada kelompok umur 34-40 tahun, menurun menjadi 8,7 pada kelompok umur 41-47 tahun, kemudian meningkat menjadi 16 pada kelompok umur 48-54, meningkat lagi menjadi 18 pada kelompok umur 55-61, kemudian menurun menjadi 8,7 pada kelompok umur 62-68 tahun dan menurun lagi menjadi 3,5 pada kelompok umur 69-76 tahun. 2,6 1,7 10 8,7 16 18 8,7 3,5 0,9 5,2 5,2 8,7 5,2 2,6 2,6 -20 -15 -10 -5 5 10 15 20-26 27-33 34-40 41-47 48-54 55-61 62-68 69-75 Proporsi U mu r T a h u n perempuan laki-laki UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Proporsi penderita sirosis hati pada perempuan kelompok umur 20-26 tahun 0,9. Pada kelompok umur 27-33 tahun tidak ada penderita, pada kelompok umur 34-40 tahun 5,2, proporsi yang sama pada kelompok umur 41-47 tahun 5,2, kemudian meningkat menjadi 8,7 pada kelompok umur 48-54, menurun menjadi 5,2 pada kelompok umur 55-61 tahun, menurun lagi menjadi 2,6 pada kelompok umur 62-68 tahun dan proporsi yang sama yaitu 2,6 pada kelompok umur 69-76 tahun. Proporsi penderita sirosis hati tertinggi pada laki-laki 69,6 dan terendah pada perempuan 30,4. Hal ini kemungkinan karena penderita sirosis hati semakin banyak dijumpai seiring dengan bertambahnya umur, jadi gejala dan kerusakannya mulai terlihat setelah bertahun-tahun dan penderita biasanya belum memeriksakan diri sebelum gejala terlihat. Proporsi laki-laki lebih tinggi dari perempuan kemungkinan karena di daerah penelitian pada umumnya laki-laki lebih sering mengonsumsi alkohol daripada perempuan dimana alkohol merupakan salah satu faktor risiko sirosis hati. Berdasarkan gambar dapat dilihat pada kelompok umur 20-26 tahun sudah terdapat penderita sirosis hati. Kemungkinan penderita mengalami penyakit hati lain ataupun sudah terkena faktor risiko sirosis hati yang terjadi sejak usia muda, misalnya riwayat hepatitis virus yang kemudian berkembang menjadi sirosis hati. Sirosis hati merupakan penyakit kronis dimana terjadi kerusakan sel hati yang terus menerus 4 dan merupakan stadium lanjut dari penyakit hati apa saja pun penyebabnya. 16 Laki-laki lebih berisiko terkena sirosis daripada perempuan, 4 dan alkoholisme merupakan satu-satunya penyebab terpenting sirosis hati. 18 Sherlock dalam Kusumobroto menyatakan bahwa pada umumnya sebagian besar penderita UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sirosis berusia antara 40 dan 70 tahun, rata-rata sekitar 70 tahun. Pria pada umumnya lebih banyak terkena, terutama pada bentuk sirosis alkoholik, kriptogenik dan hemokromatis. Hal ini sesuai dengan penelitian Dermawati 2006 di RSUP H. Adam Malik tahun 2002-2004 yang menemukan proporsi penderita sirosis hati tertinggi adalah laki-laki yaitu 68. Hasil penelitian Siregar 2008 di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 menemukan proporsi penderita tertinggi terdapat pada kelompok umur 48-56 yaitu 25,5 . Hal yang sama juga ditemukan oleh Karina 2007 pada penelitannya di RSUP Kariadi Semarang tahun 2002-2006 dimana proporsi penderita sirosis hati tertinggi adalah laki-laki yaitu 66,93. 35

6.1.2. Suku

Proporsi penderita sirosis hati berdasarkan suku di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 6.2. Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Suku di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 74,8 12,2 4,3 3,5 2,6 2,6 10 20 30 40 50 60 70 80 P rop or si Suku Bangsa UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan gambar 6.2 di atas dapat dilihat proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan suku adalah suku Toba yaitu 74,8 dan terendah pada suku Mandailing dan Jawa masing-masing 2,6. Hal ini kemungkinan disebabkan penderita yang berkunjung ke RSUD Sidikalang adalah mayoritas suku Toba, dan pada umumnya masyarakat suku Toba di daerah penelitian memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman mengandung alkohol, kemungkinan juga dikaitkan dengan suhu, dimana kebanyakan daerah di kabupaten Dairi bersuhu dingin sehingga masyarakat mengonsumsi minuman mengandung alkohol untuk menghangatkan badan.

6.1.3. Agama

Proporsi penderita sirosis hati berdasarkan agama di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 6.3. Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Agama di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 80,9 19,1 Kristen Islam UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan gambar 6.3 di atas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan agama adalah Kristen yaitu 80,9. Hal ini bukan berarti agama berpengaruh terhadap kejadian sirosis hati, tetapi karena mayoritas penderita yang datang berkunjung ke RSUD Sidikalang adalah beragama Kristen dimana sekitar 72,9 penduduk Dairi adalah beragama Kristen. Berdasarkan hasil penelitian Siregar 2008 di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006, proporsi penderita tertinggi adalah agama Islam yaitu 68,1.

6.1.4. Pendidikan

Proporsi penderita sirosis hati berdasarkan pendidikan di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 6.4. Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Pendidikan di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.4. di atas dapat dilihat proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan pendidikan adalah SMUsederajat yaitu 35,6 dan terendah 3,5 28,7 12,2 20 35,6 SMUsederajat SDSederajat SMPsederajat Akademiperguruan tinggi Tidak tamat SD UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tidak tamat SD yaitu 3,5. Hal ini bukan berarti masyarakat dengan pendidikan SMUsederajat berpengaruh terhadap kejadian sirosis, kemungkinan karena penderita yang berkunjung kebanyakan berpendidikan SMUsederajat. Hal ini sesuai dengan penelitian Dermawati 2006 di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2002-2004 yang menemukan bahwa proporsi penderita sirosis hati tertinggi terdapat pada penderita yang berpendidikan SMUsederajat yaitu 47,3 . Demikian juga dengan penelitian Siregar 2008 di RSU Dr. Pirngadi Medan yang menemukan proporsi penderita tertinggi adalah penderita dengan pendidikan SMU yaitu 46,6.

6.1.5. Pekerjaan

Proporsi penderita sirosis hati berdasarkan pekerjaan di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 6.5. Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 51,3 22,6 19,2 5,2 1,7 Petani Wiraswasta PNSPensiunan PNS Pegawai swasta Ibu rumah tangga UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan gambar 6.5 di atas dapat dilihat proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan pekerjaan adalah petani yaitu 51,3 dan terendah ibu rumah tangga yaitu 1,7. Hal ini bukan berarti petani lebih berisiko terkena sirosis hati, kemungkinan disebabkan oleh karena mayoritas pekerjaan penderita yang berkunjung dari kecamatan maupun dari luar kecamatan Sidikalang adalah petani.

6.1.6. Sumber Biaya

Proporsi penderita sirosis hati berdasarkan sumber biaya di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 6.6. Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Sumber Biaya di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.6 di atas dapat dilihat proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan sumber biaya adalah Jamkesmas yaitu 52,2 dan terendah Askes yaitu 22,6. Hal ini kemungkinan dikarenakan RSUD Sidikalang menyediakan pelayanan Jamkesmas dan kebanyakan penderita yang berkunjung 22,6 52,2 25,2 Jamkesmas Biaya Sendiri Askes UNIVERSITAS SUMATERA UTARA adalah petani, maka sumber biaya pengobatan juga kebanyakan menggunakan Jamkesmas.

6.1.7. Asal Daerah

Proporsi penderita sirosis hati berdasarkan asal daerah di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 6.7. Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Asal Daerah di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.7 di atas dapat dilihat proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan asal daerah adalah yang berasal dari luar Sidikalang yaitu 74,8. Hal ini kemungkinan dikarenakan RSUD Sidikalang adalah satu-satunya rumah sakit umum yang ada di Kabupaten Dairi dan juga dikarenakan jumlah penduduk yang di luar Sidikalang lebih banyak dari yang ada di Sidikalang. 74,8 25,2 Luar Sidikalang Sidikalang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

6.2. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keluhan Utama

Proporsi penderita sirosis hati berdasarkan keluhan utama yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 6.8. Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keluhan Utama di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Pada gambar 6.8 di atas dapat dilihat proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan keluhan utama adalah penderita dengan 1 keluhan yaitu 63,5 dan yang terendah dengan keluhan BAB hitam dengan proporsi 1,7. Adapun keluhan terbanyak penderita dengan 1 keluhan ialah mualmuntah, mataseluruh badan kuning dan BAB hitam 20,5 , kemudian keluhan mualmuntah, nyeri perut kanan atas 16,4, keluhan nyeri perut kanan atas, mataseluruh badan kuning, BAB hitam 13,7, keluhan nyeri perut kanan atas, BAB hitam 12,3, keluhan mualmuntah, BAB hitam 11, keluhan mualmuntah, nyeri perut kanan atas, BAB hitam 8,2, keluhan nyeri perut kanan atas, mataseluruh badan kuning, kaki membengkak 6,9, 4,3 15,7 14,8 1,7 63,5 1 keluhan Nyeri perut kanan atas Mataseluruh badan kuning Mualmuntah BAB hitam UNIVERSITAS SUMATERA UTARA keluhan mataseluruh badan kuning, BAB hitam, kaki membengkak 6,9 dan keluhan mualmuntah, nyeri perut kanan atas, BAB hitam, kaki membengkak 4,1. Hal ini kemungkinan karena penderita biasanya belum memeriksakan diri sebelum gejala terlihat dan penderita akan datang berobat setelah mengalami gejala yang lebih parah dan lebih dari satu keluhan. Sirosis bersifat laten selama bertahun-tahun, dan perubahan patologis yang terjadi berkembang lambat hingga akhirnya gejala yang timbul menyadarkan akan adanya kondisi ini. Nyeri tumpul atau perasaan berat pada epigastrium atau kuadran kanan terdapat pada sekitar separuh penderita. Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada sirosis adalah perdarahan dari varises esofagus yang merupakan penyebab sepertiga dari kematian. Penderita datang dengan melena atau hematemesis. Ikterus terjadi sedikitnya pada 60 penderita selama perjalanan penyakitnya dan biasanya hanya minimal. 18 Timbulnya iketrus pada seseorang merupakan tanda bahwa ia menderita penyakit hati,dan secara klinik akan terlihat kulit dan mukosa penderita kekuning-kuningan, yang disebabkan karena penimbunan kadar bilirubin yang berlebihan dalam serum yaitu 1,5mg100cc. 4

6.3. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi