Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

7,4 dengan komplikasi karsinoma hepatoseluler, 8 orang 29,6 dengan 1 komplikasi. Dari 10 penderita yang dirujuk, terdapat 4 orang 40,0 dengan komplikasi varises esofagus, 3 orang 30,0 dengan komplikasi asites, 1 orang 10,0 dengna komplikasi karsinoma hepatoseluler, 2 orang 20,0 dengan 1 komplikasi. Dari 16 penderita yang meninggal, terdapat 2 orang 12,5 dengan komplikasi varises esofagus, 5 orang 31,3 dengan komplikasi karsinoma hepatoseluler, 9 orang 56,2 dengan 1 komplikasi. Analisa statistik tidak dapat dilakukan dengan uji Chi square karena terdapat 10 cells yang expected count nya kurang dari 5.

5.8.7. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi Proporsi jenis komplikasi penderita sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.19. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 F=1,738 df=3 p=0,163 Berdasarkan tabel 5.19 dapat dilihat dari 45 penderita yang Pulang Berobat Jalan PBJ, rata-rata lama rawatannya adalah 4,40 hari atau 4 hari dengan standard deviasi 2,950. Dari 39 penderita yang Pulang Atas Permintaan Sendiri PAPS, rata- rata lama rawatannya adalah 3,56 hari atau 4 hari dengan standard deviasi 3,243. Dari Keadaan Sewaktu Pulang Lama Rawatan n X SD Pulang Berobat Jalan PBJ 45 4,40 2,950 Pulang Atas Permintaan Sendiri 39 3,56 3,243 Dirujuk 12 3,33 1,826 Meninggal 19 2,68 2,540 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12 penderita yang dirujuk, rata-rata lama rawatannya adalah 3,33 hari atau 3 hari dengan standard deviasi 1,826. Dari 19 penderita yang meninggal rata-rata lama rawatannya adalah 2,68 hari atau 3 hari dengan standard deviasi 2,540. Berdasarkan hasil test of homogeneity of variances diperoleh nilai p=0,654, artinya varians tidak berbeda sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya. Dari hasil uji Anova diperoleh nilai p=0,163 0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarka keadaan sewaktu pulang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Sosiodemografi 6.1.1. Jenis Kelamin Berdasarkan Umur Proporsi jenis kelamin penderita sirosis hati berdasarkan umur di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 6.1. Proporsi Jenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Umur di RSUD Sidikalang Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.1 di atas dapat dilihat proporsi penderita sirosis hati pada laki-laki kelompok umur 20-26 tahun 2,6, kemudian menurun pada kelompok umur 27-33 tahun 1,7, meningkat menjadi 10 pada kelompok umur 34-40 tahun, menurun menjadi 8,7 pada kelompok umur 41-47 tahun, kemudian meningkat menjadi 16 pada kelompok umur 48-54, meningkat lagi menjadi 18 pada kelompok umur 55-61, kemudian menurun menjadi 8,7 pada kelompok umur 62-68 tahun dan menurun lagi menjadi 3,5 pada kelompok umur 69-76 tahun. 2,6 1,7 10 8,7 16 18 8,7 3,5 0,9 5,2 5,2 8,7 5,2 2,6 2,6 -20 -15 -10 -5 5 10 15 20-26 27-33 34-40 41-47 48-54 55-61 62-68 69-75 Proporsi U mu r T a h u n perempuan laki-laki UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Proporsi penderita sirosis hati pada perempuan kelompok umur 20-26 tahun 0,9. Pada kelompok umur 27-33 tahun tidak ada penderita, pada kelompok umur 34-40 tahun 5,2, proporsi yang sama pada kelompok umur 41-47 tahun 5,2, kemudian meningkat menjadi 8,7 pada kelompok umur 48-54, menurun menjadi 5,2 pada kelompok umur 55-61 tahun, menurun lagi menjadi 2,6 pada kelompok umur 62-68 tahun dan proporsi yang sama yaitu 2,6 pada kelompok umur 69-76 tahun. Proporsi penderita sirosis hati tertinggi pada laki-laki 69,6 dan terendah pada perempuan 30,4. Hal ini kemungkinan karena penderita sirosis hati semakin banyak dijumpai seiring dengan bertambahnya umur, jadi gejala dan kerusakannya mulai terlihat setelah bertahun-tahun dan penderita biasanya belum memeriksakan diri sebelum gejala terlihat. Proporsi laki-laki lebih tinggi dari perempuan kemungkinan karena di daerah penelitian pada umumnya laki-laki lebih sering mengonsumsi alkohol daripada perempuan dimana alkohol merupakan salah satu faktor risiko sirosis hati. Berdasarkan gambar dapat dilihat pada kelompok umur 20-26 tahun sudah terdapat penderita sirosis hati. Kemungkinan penderita mengalami penyakit hati lain ataupun sudah terkena faktor risiko sirosis hati yang terjadi sejak usia muda, misalnya riwayat hepatitis virus yang kemudian berkembang menjadi sirosis hati. Sirosis hati merupakan penyakit kronis dimana terjadi kerusakan sel hati yang terus menerus 4 dan merupakan stadium lanjut dari penyakit hati apa saja pun penyebabnya. 16 Laki-laki lebih berisiko terkena sirosis daripada perempuan, 4 dan alkoholisme merupakan satu-satunya penyebab terpenting sirosis hati. 18 Sherlock dalam Kusumobroto menyatakan bahwa pada umumnya sebagian besar penderita UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sirosis berusia antara 40 dan 70 tahun, rata-rata sekitar 70 tahun. Pria pada umumnya lebih banyak terkena, terutama pada bentuk sirosis alkoholik, kriptogenik dan hemokromatis. Hal ini sesuai dengan penelitian Dermawati 2006 di RSUP H. Adam Malik tahun 2002-2004 yang menemukan proporsi penderita sirosis hati tertinggi adalah laki-laki yaitu 68. Hasil penelitian Siregar 2008 di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 menemukan proporsi penderita tertinggi terdapat pada kelompok umur 48-56 yaitu 25,5 . Hal yang sama juga ditemukan oleh Karina 2007 pada penelitannya di RSUP Kariadi Semarang tahun 2002-2006 dimana proporsi penderita sirosis hati tertinggi adalah laki-laki yaitu 66,93. 35

6.1.2. Suku