pengetahuan remaja mengenai pencegahan penularan HIVAIDS adalah Baik dengan jumlah frekuensi 69 orang responden 56,1. Dan sikap remaja mengenai
pencegahan penularan HIVAIDS adalah Cukup dengan jumlah frekuensi 76 orang responden 61,79.
Tabel 3. Distribusi frekuensi persentase Pengetahuan remaja mengenai pencegahan
penularan HIVAIDS n=123 Pengetahuan
Frekuensi Persentase
Baik Cukup
Kurang 69
54 56,1
43,9
Tabel 4.
Distribusi frekuensi persentase Sikap remaja mengenai pencegahan penularan HIVAIDS n=123
Sikap Frekuensi
Persentase Baik
Cukup Kurang
37 76
10 30,08
61,79 8,13
2. Pembahasan
2.1. Pengetahuan Remaja mengenai Pencegahan Penularan HIVAIDS
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas tingkat pengetahuan remaja mengenai pencegahan penularan HIVAIDS adalah baik 56,1. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Oktavia 2008 yang berjudul pengetahuan remaja tentang penyakit HIVAIDS di SMA Yadika Bogor yang mendapatkan proporsi responden dengan
pengetahuan baik sebanyak 108 respoden 69,2 dan tidak baik sebanyak 48 responden 30,8 dan hasil penelitian ini juga tidak jauh berbeda dengan
Universitas Sumatera Utara
penelitian yang dilakukan Supriatna 2006 yang berjudul hubungan karakteristik responden sumber informasi dengan tingkat pengetahuan terhadap HIV-AIDS pada
anak jalanan usia remaja di rumah singgah Gesang Kota Bogor Timur, hasil penelitian dari 54 orang 54 berpengetahuan tinggi dan 46 orang 46 yang
berpengetahuan rendah. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Meyrani 2006 yang berjudul pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV-AIDS di lingkungan XI Kelurahan Harjosari II kecamatan Medan Amplas dengan hasil 13
orang 37,1 berpengetahuan baik dan 22 orang 62,9 yang berpengetahuan cukup dan dengan hasil penelitian Dianingtyas dan Dewi 2007 dengan proporsi
tingkat pengetahuan rendah sebesar 54 orang 58,1 dan tingkat pengetahuan tinggi sebesar 39 orang 41,9 sehingga kedua hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian di SMU Negeri 2 Kota Dumai. Pengetahuan mengenai HI-AIDS dan upaya pencegahannya merupakan
variabel yang dianalisis untuk mengetahui pengetahuan remaja SMU Negeri 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden mengenai
pencegahan penularan HIV-AIDS baik, hal ini dikarenakan semua responden pernah mendapatkan informasi dan saat ini informasi mengenai HIV-AIDS dan
pencegahannya lebih mudah didapatkan yaitu melalui seminar, internet, majalah, televisi , teman dan lain sebagainya.
Hal ini sesuai dengan teori pengetahuan dari Notoatmodjo 2003 yang menyebutkan bahwa pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
Universitas Sumatera Utara
manusia melalui pengamatan inderawi, pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya, dan pengetahuan didapat melalui beberapa sumber yaitu pengalaman, tradisi, metode otoritas, induksi, deduksi
dan pendekatan ilmiah. Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan merupakan hasil tahu dan suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Perkembangan seksualitas merupakan masa kritis bagi remaja, saat remaja mengalami masa pubertas yang ditunjukkan dengan terjadinya aktifitas hormonal
yang sangat aktif, ini dapat mengakibatkan keinginan remaja tentang seks dan kesehatan reproduksi meningkat sehingga untuk memenuhi keingintahuan tentang
seks dan kesehatan reproduksi, remaja berusaha segala sesuatu yang menurut mereka menarik dan melakukan eksplorasi sendiri tentang seks dan kesehatan reproduksi
BKKBN, 2009. Pengetahuan mengenai HIVAIDS dan upaya pencegahannya sangat penting
bagi remaja karena orang yang sudah terinfeksi virus HIV tidak dapat menahan serangan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun secara
drastis, dengan mengetahui cara penularan dan pencegahannya maka diharapkan tidak terjadinya penularan penyakit HIV-AIDS Depkes RI, 2008 .
Universitas Sumatera Utara
2.2. Sikap Remaja mengenai Pencegahan Penularan HIVAIDS