Berbagai Kebijaksanaan Modal Kerja

13 c. kalau modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga. Tetapi bilamana modal cukup, akan dapat memberikan keuntungan- keuntungan bagi perusahaan sebagai berikut : a. melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperluka n, b. merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan di dalam jangka pendek, c. menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang menyeluruh, d. membayar atau memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo, e. memperoleh kredit sebagai sumber dana guna memperbesar pemenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar, f. memberikan pedoma yang baik sehingga tidak dapat keraguan manajemen guna memperoleh efisiensi yang baik.

2.1.4 Berbagai Kebijaksanaan Modal Kerja

Pada dasarnya kerja bersifat sangat fleksibel yang berarti bahwa modal kerja dapat dengan mudah diperbesarataupun diperkecil, sesuai dengan kebutuhan perusahaan.Sebagai sebuah subsistem, perusahaan tidak dapat terlepas dari sistem perekonomian pada umumnya. Oleh karena itu 14 konjungtur perekonomian sangat mempengaruhi jumlah kebutuhan akan modal kerja yang dioperasikan. Disamping itu masing-masing perusahaan memiliki tipe modal kerja sendiri-sendiri sesuai dengan bidang usaha maupun levelnya masing- masing.Tipe modal kerja perusahaan dapat dipengaruhi, misalnya memiliki sifat musiman atau konstan setiap saat. Bagi perusahaan yang memiliki musiman penjualan, dengan sendirinya akan membutuhkan modal kerja relatif lebih besar dari masa tidak musim. Sehingga karena tipe-tipe tersebut juga mengakibatkan penentuan sumber-sumber dana yang akan dipergunakan atau yang akan dioperasikan. Menurut Riyanto 2001: 61, pada umumnya tipe modal kerja digolongkan sebagai berikut : 1. Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini terdiri dari: a. Modal Kerja Primer Primary Working Capitalyaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya. b. Modal Kerja Normal Normal Working Capitalyaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal. 15 2. Modal Kerja Variabel Variable Working Capital Modal Kerja Variabel adalah yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini terdiri dari : a. Modal Kerja Musiman Seasonal Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-uubah disebabkan oleh fluktuasi musim. b. Modal Kerja Siklis Cyclical Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya beruba-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur. c. Modal Kerja Darurat Emergency Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya. Modal kerja dapat dibiayai dengan modal sendiri, hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Sistem pembelanjaan yang akan dipilih haruslah didasarkan pada pertimbangan mengenai laba dan resiko. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan modal yang seminimal mungkin. Akan tetapi agar perputaran modal perusahaan dapat ditingkatkan seringkali perusahaan harus mencari dana dari luar guna menutup kebutuhan modal kerja. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan prinsip-prinsip pembelanjaan yaitu: a. modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang dapat dipakai untuk modal kerja atau investasi Aggressive Investing Variable ; CA TA, 16 b. modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek hanya dapat digunakan untuk membiayai modal kerjaAggressive Financing Variable ; CL TA. Apabila modal yang diperoleh dari pinjaman jangka pendek digunakan untuk membiayai investasi, maka akan sangat membahayakan karena di samping bunganya sangat tinggi, pada saat harus mengembalikan pinjaman ternyata investasi belum menghasilkan. Untuk menentukan berapa jumlah modal yang dibutuhkan dalam pinjaman jangka panjang, atau jangka pendek, maka terlebih dahulu dihitung jangka-jangka waktu krisisnya. Schall dan Haley dalam bukunya Introduction to Financial Management 1997 menyatakan : “finance short term needs with short term sources finance long term needs with long term sources.”Dengan demikian kebutuhan modal kerja permanen sebaiknya dibiayai dengan modal sendiri. Semakin besar jumlah modal sendiri maka akan semakin baik bagi perusahaan karena akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit dan semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek. Di samping itu kebutuhan modal kerja yang permanendapat juga dibiayai dengan penjualan obligasi atau jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh tempo dari hutang jangka panjang tersebut dan beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan.Sedangkan modal kerja variabel dapat dibiayai dengan hutang jangka pendek yang waktunya tidak lebih dari pada kebutuhan modal kerja. 17

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja