5
BEI. Penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Tehadap Kinerja Perusahaan
”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah “Apakah pengaruh manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, dapat memberikan tambahan pengetahuan dari bidang dan hasil penelitian.
2. Bagi perusahaan, menambah pengetahuan pihak manajemen perusahaan besarnya pengaruh manajemen modal kerja terhadap
kinerja perusahaan, sehingga diharapkan membantu pihak
6 manajemen dalam mengelolah modal kerja untuk meningkatkan
kinerja perusahaan. 3. Bagi pembaca dan pihak-pihak lainnya, sebagai bahan referensi
dan sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan diharapkan dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan
dibidang keuangan khususnya menyangkut tentang modal kerja
dalam suatu perusahaan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, manajemen merupakan “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran, atau
pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi”. Hal tersebut sesuai dengan pengertian manajemen menurut
Lewis2004:5 yaitu : “the process of administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the
organization”. Dengan kata lainmanajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien
sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Richard L. Daft 2002: 8 manajemen adalah “pencapaian
sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber
daya organisasi. Sedangkan menurut Mulayu S.P Hasibuan 2000: 2 mendefinisikan
manajemen adalah “ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan.
8 Dari definisi di atas dapat disimpulkan manajemen adalah seni dan
proses. Manajemen dikatakan sebagai seni karena mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan pribadi. Sedangkan
manajemen dikatakan sebagai suatu proses karena ada cara sistematis untuk melakukan pekerjaan atau karena manajemen tanpa memperdulikan
kecakapan atau keterampilan khusus mereka. Harus melaksanakan kegiatan tertentu yang saling bersangkutan untuk tujuan yang mereka
inginkan.
2.1.2 Pengertian Modal
Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya.Modal merupakan faktor yang sanga penting dalam
perusahaan.Terdapat tiga jenis badan usaha, yaitu perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur.Perusahaan memiiliki
kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan.Pengertian modal menurut Brigham 2006:62 “modal ialah
jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan
bunga”.Definisi modal dalam Standar Akuntansi Keuangan IAI, 2007:9 “modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban”.
9
2.1.3 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari
perusahaan, dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas
perusahaan tersebut yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya. Banyak perusahaan mengalami kesulitan karena pimpinan perusahaan
kurang mengetahui pengertian modal kerja dan fungsinya dalam suatu perusahaan, dimana modal kerja sering sekali digunakan untuk membeli
aktiva tetap sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan. Untuk menghindari hal yang demikian, maka perlu diketahui pengertian modal
kerja. Pengertian modal kerja atau working capitalmenurut Djarwanto
2001: 85 adalah “berhubungan dengan keseluruhan dana yang digunakan selama periode akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapat untuk periode akuntansi yang bersangkutan”.Menurut Sundjaja dan Barlian 2002: 155 modal kerja adalah “kasbank, surat-surat berharga
yang mudah diuangkan seperti cek, deposito, dan giro, piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka
waktu operasi normal perusahaan”.Sedangkan menurut Munawir 2004: 115 modal kerja adalah “kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan
terhadap seluruh hutang-hutangnya”.
10 Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja
adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek dalam bentuk kas, sekuritas, piutang dan persediaan yang digunakan untuk mengetahui
kegiatan operasi perusahaan. Menurut Riyanto 2001: 57 mengenai pengertian modal kerja dapat
dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu: a. Konsep Kuantitatif
b. Konsep Kualitatif c. Konsep Fungsional
Penjelasan dari ketiga konsep modal kerja diatas adalah sebagai berikut:
1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana fund yang tersedia
untuk tujuan operasi jangka pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto gross working capital.
Berdasarkan konsep tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukan jumlah dari modal kerja yang
digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal
11 kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang atau hutang
jangka pendek. Modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin
kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan.
2. Konsep Kualitatif Dalam konsep ini pengertian modal kerja dikaitkan dengan
besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang harus segera dibayar.Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar harus
disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya.Oleh karena itu, modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan
kelebihan aktiva lancar diatas hutanag lancar.Modal kerja ini sering disebut modal kerja neto net working capital.Definisi ini bersifat
kualitatif karena menunjukan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya hutang jangka pendek.
3. Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam
menghasilkan pendapatan income. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada
12 sebagian dana yang dalam satu periode akuntansi tertentu yang
menghasilkan pendapatan pada periode tertentu. Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-
periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebutnya
future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan
maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Pengendalian modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas
operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi
kebutuhan, sehingga terjadilah idle fund. Padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan
laba. Tetapi bila mana modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti
membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai, dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi.
Dengan demikian kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :
a. kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun
sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan, b.
menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu menggunakan modal secara efisien,
13 c.
kalau modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.
Tetapi bilamana modal cukup, akan dapat memberikan keuntungan- keuntungan bagi perusahaan sebagai berikut :
a. melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi
modal kerja yang diperluka n, b.
merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan di dalam jangka pendek,
c. menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang
menyeluruh, d.
membayar atau memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo,
e. memperoleh kredit sebagai sumber dana guna memperbesar
pemenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar, f.
memberikan pedoma yang baik sehingga tidak dapat keraguan manajemen guna memperoleh efisiensi yang baik.
2.1.4 Berbagai Kebijaksanaan Modal Kerja
Pada dasarnya kerja bersifat sangat fleksibel yang berarti bahwa modal kerja dapat dengan mudah diperbesarataupun diperkecil, sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.Sebagai sebuah subsistem, perusahaan tidak dapat terlepas dari sistem perekonomian pada umumnya. Oleh karena itu
14 konjungtur perekonomian sangat mempengaruhi jumlah kebutuhan akan
modal kerja yang dioperasikan. Disamping itu masing-masing perusahaan memiliki tipe modal kerja
sendiri-sendiri sesuai dengan bidang usaha maupun levelnya masing- masing.Tipe modal kerja perusahaan dapat dipengaruhi, misalnya memiliki
sifat musiman atau konstan setiap saat. Bagi perusahaan yang memiliki musiman penjualan, dengan sendirinya akan membutuhkan modal kerja
relatif lebih besar dari masa tidak musim. Sehingga karena tipe-tipe tersebut juga mengakibatkan penentuan sumber-sumber dana yang akan
dipergunakan atau yang akan dioperasikan. Menurut Riyanto 2001: 61, pada umumnya tipe modal kerja
digolongkan sebagai berikut : 1. Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain
modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini terdiri dari:
a. Modal Kerja Primer Primary Working Capitalyaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjaga kontinuitas usahanya. b. Modal Kerja Normal Normal Working Capitalyaitu modal
kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal.
15 2. Modal Kerja Variabel Variable Working Capital
Modal Kerja Variabel adalah yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal Kerja Musiman Seasonal Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-uubah disebabkan oleh fluktuasi
musim. b. Modal Kerja Siklis Cyclical Working Capital yaitu modal kerja
yang jumlahnya beruba-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c. Modal Kerja Darurat Emergency Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang
tidak diketahui sebelumnya. Modal kerja dapat dibiayai dengan modal sendiri, hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang. Sistem pembelanjaan yang akan dipilih haruslah didasarkan pada pertimbangan mengenai laba dan resiko.
Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan modal yang seminimal mungkin. Akan tetapi agar perputaran modal perusahaan
dapat ditingkatkan seringkali perusahaan harus mencari dana dari luar guna menutup kebutuhan modal kerja. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan
prinsip-prinsip pembelanjaan yaitu: a. modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang dapat
dipakai untuk modal kerja atau investasi Aggressive Investing Variable ; CA TA,
16 b. modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek hanya dapat
digunakan untuk membiayai modal kerjaAggressive Financing Variable ; CL TA.
Apabila modal yang diperoleh dari pinjaman jangka pendek digunakan untuk membiayai investasi, maka akan sangat membahayakan
karena di samping bunganya sangat tinggi, pada saat harus mengembalikan pinjaman ternyata investasi belum menghasilkan. Untuk menentukan berapa
jumlah modal yang dibutuhkan dalam pinjaman jangka panjang, atau jangka pendek, maka terlebih dahulu dihitung jangka-jangka waktu krisisnya.
Schall dan Haley dalam bukunya Introduction to Financial Management 1997 menyatakan : “finance short term needs with short
term sources finance long term needs with long term sources.”Dengan demikian kebutuhan modal kerja permanen sebaiknya dibiayai dengan
modal sendiri. Semakin besar jumlah modal sendiri maka akan semakin baik bagi perusahaan karena akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memperoleh kredit dan semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek. Di samping itu kebutuhan modal kerja yang permanendapat juga dibiayai
dengan penjualan obligasi atau jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh tempo dari hutang
jangka panjang tersebut dan beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan.Sedangkan modal kerja variabel dapat dibiayai dengan hutang
jangka pendek yang waktunya tidak lebih dari pada kebutuhan modal kerja.
17
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukan merupakan hal yang mudah, karena modal kerja
yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut Munawir, 2007: 117 :
a. Sifat atau jenis perusahaan Kebutuhan modal kerja tergantung kepada jenis dan sifat dari usaha
yang dijalakan oleh suatu perusahaan.Modal kerja dari perusahaan jasa relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan industri,
karena untuk jasa tidak memerlukan investasi yang sangat besar dalam kas, piutang maupun persediaan.Kebutuhan tunai untuk
membiayai pegawai maupun unutk membiayai operasinya dapat dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan-penerimaan pada saat
itu juga, sedangkan piutang biasanya ditagih dalam jangka waktu yang relatif pendek.
b. Waktu yang diperoleh untuk memproduksi barang yang akan dijual Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung
dengan jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk
memproduksi suatu barang, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin besar.
18 c. Syarat pembelian dan penjualan
Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi basar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian
yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan dan sebaliknya. Disamping itu
modal kerja juga dipengaruhi oleh syarat penjualan. Semakin lunak kredit jangka kredit lebih panjang yang diberikan kepada
langganan akan semakin besar kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan dalam piutang.
d. Tingkat perputaran persediaan Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal
kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan barang akan semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang
tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efiisien. Semakin tinggi tingkat perputaran
persediaan akan mengurangi risiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harrga atau perubahan selera konsumen,
disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
e. Tingkat perputaran piutang Kebutuhan modal kerja juga dipengaruhi jangka waktu penahigan
piutang. Apabila piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja semakin rendah atau kecil. Untuk
19 mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan
pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan,
maksimum kredit bagi langganan serta penagihan piutang. f. Volume penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan.Jika tingkat
penjualan tinggi maka modal kerja yang diperlukan relatif tinggi, sebaliknya bila penjualan rendah dibuthkan modal kerja yang
rendah. g. Faktor musim dan siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah modal kerja yang relatif pendek.Modal kerja yang ditanamkan
dalam bentuk persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak penjualan.
2.1.6 Sumber Modal Kerja
Kebutuhan modal kerja yang permanen sebaiknya dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah
modal kerja yang dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebur karena akan
20 semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit, dan akan
semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek. Disamping dari investasi para pemilik perusahaan, kebutuhan modal kerja yang permanen
dapat pula dibiayai dari penjualan obligasi atas jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh
tempo dari hutang jangka panjang ini, disamping itu juga harus mempertimbangkan beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
Djarwanto 2004: 96 mengemukakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu perusahaan berasal dari bebagai sumber, yaitu :
a. Hasil operasi perusahaan Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan
dapat dihitung dengan menganalisa laporan penghitungan laba rugi perusahaan. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha
perusahaan dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal kerja
perusahaan yang bersangkutan. b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga investasi jangka
pendek Surat-surat berharga merupakan salahs atu elemen aktiva lancar
yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini
menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga menjadi uang kas. Keuntungan yang
21 diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu
sumber bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.
c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak
lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang yang
menyebabkan bertambahnya modal kerja. d. Penjualan saham atau obligasi
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta
kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya atau dengan menerbitkan obligasi.
e. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lain Pinjaman jangka pendek seperti kredit bank bagi beberapa
perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama sebagai tambahan modal kerja yang diperlukan untuk
membelanjai kebutuhan modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya.
22 f. Kredit dari supplier
Salah satu sumber modal kerja adalah kredit yang diberikan supplier.Material, barang-barang dan jasa bisa dibeli secara
kredit.Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu hutang
harus dilunasi, perusahaan hanya memerlukan modal kerja yang kecil.
2.1.7 Manajemen Modal Kerja
Dewasa ini pengolahan modal kerja suatu perusahaan sudah meliputi berbagai fungsi yang tidak sekedar atau terbatas pada pengelolaan investasi
perusahaan dalam bentuk aktiva lancar. Menurut Erlina 2008, terdapat dua masalah pokok dalam working capital management dari suatu perusahaan,
yaitu: a. Pengelolaan investasi perusahaan yang berupa aktiva
lancarAggressive Investing Variable ; CA TA. b. Pengelolaan penggunaan hutang lancar atau hutang jangka pendek
perusahaanAggressive Financing Variable ; CL TA. Manajemen modal kerja merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan dalam perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan
perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo. Aktiva lancar harus cukup
23 besar untuk dapat menutup hutang lancar sehingga menggambarkan tingkat
keamanan margin of safetyyang memuaskan. Menurut Weston dan Copeland 1999: 327 manajemen modal kerja
adalah “semua aspek pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar”. Sedangkan Esra dan Apriweni 2002 mendefinisikan bahwa manajemen
modal kerja adalah “kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan yang terdapat dalam
perusahaan agar mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian utama dalam
manajemen modal kerja adalah pada manajemen aktiva lancar perusahaan, yaitu kas, sekuritas, piutang dan persediaan serta pendanaan terutama
kewajiban lancar yang diperlukan untuk mendukung aktiva lancar. Martono dan Harjito 2004: 74 mengemukakan beberapa alasan yang
mendasari pentingnya manajemen modal kerja, yaitu : a. Aktiva lancar dari perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun
perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan jumlah aktiva secara keseluruhan.
b. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan ini tidak memiliki akses
pada pasar modal untuk pendanaan jangka panjangnya. c. Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu
yang sesuai untuk pengelolaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal kerja.
24 d. Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat
risiko, laba, dan harga saham perusahaan. e. Adanya hunungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan dana untuk membiayai aktiva lancar. Menurut Sawir 2005: 132 adapun sasaran yang ingin dicapai dari
manajemen modal kerja adalah sebagai berikut: a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar
sehingga tingkat pengembalian investasi marginal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-
aktiva lancar tersebut. b. Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan
untuk membiayai aktiva lancar. c. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan
ketersediaan kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo. Sasaran tersebut mengidikasikan bahwa modal kerja perusahaan harus
cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran- pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Tersedianya modal yang
cukup akan menguntungkan bagi perushaaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan juga tidak akan mengalami kesulitan
keuangan.
2.1.8 Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang
25 ditetapkan.Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat
diukur dan menggambarkan kondisi empiric suatu perusahaan dari berbagai
ukuran yang telah disepakati.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2007:18 pengertian kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu :“Penghasilan
bersih laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi return on investement atau
penghasilan per saham earnings per share. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih laba adalah penghasilan dan
beban.Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih laba, tergantung sebagian pada konsep modal dan
pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.” Ikatan Akuntan Indonesia, 2002:17.Pengertian kinerja
lainnya dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak 2005: 1 yang mengemukakan kinerja adalah “tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan
tugas tertentu.Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan”. Kinerja menyangkut tiga
komponen penting, yaitu: tujuan, ukuran, dan penilian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan
kinerja.Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil
kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan
26 penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode
waktu tertentu Timpe, 1993: 7. Performance is defined as the record of outcomes produced on a
specified job function or activity during a specified time period. Performance on the job as a whole would be equal to the sum
or average of performace on the critical or essential job functions. The functions have to do with the work which is
performed and not with the characteristic of the person performing Williams, 1998:88.
Menurut Howkins The Oxford Paperback,1979: 94, mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut : “Performance is : 1 the process or
manner of performing, 2 a notable action or achievement, 3 the performing of a play or other entertainment.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan. Pada umumnya kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen perusahaan.Untuk menilai kinerja perusahaan maka dilakukan analisis probitabilitas.
Menurut Kartadinata, pada dasarnya probitabilitas dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Perbandingan laba terhadap penjualan 2. Perbandingan laba terhadap aktiva
27 Perbandingan laba terhadap penjualan dikenal dengan profit on sales,
sedangkan perbandingan laba terhadap aktiva dikenal dengan return on asset ROA.
Return on assetsROAmenunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio
ini, akan dapat diketahui apakah kinerja perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini
juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu 2.2.1 Edward Hartawan 2005
Dengan judul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, dengan data
penelitian tersebut adalah perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2005-2007. Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa CA tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA perusahaan manufaktur di BEI sehingga dapat disimpulkan bahwa meskipun current asset
merupakan salah satu faktor bagi investor didalam membuat keputusan investasinya namun pengaruhnya terhadap ROA tidak terlalu terpengaruh,
hal ini Nampak dari presentasi pengaruh CA terhadap ROA secara parsial
28 hanya sebesar 6,3 yang artinya apabila terjadi perubahan variabel CA
sebesar 1 hanya akan menaikan ROA sebesar 0,63 atau 6,3.
2.2.2 Melvatanti D Pardosi 2010
Dengan judul penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Otomotif dan
Komponennya Yang Terdaftar di BEI”. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas
ekonomis, Return Spread tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva
operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang
telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen
dan variabel independen.Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ektrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan
29 keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk
memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah. Menurut Weston dan Copeland 1999: 327 manajemen modal kerja
adalah semua aspek pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar. Menurut Erlina 2002, terdapat dua masalah pokok dalam working capital
management dari suatu perusahaan, yaitu: a. Pengelolaan investasi perusahaan yang berupa aktiva lancar
Aggressive Investing Variable ; CA TA. b. Pengelolaan penggunaan hutang lancar atau hutang jangka pendek
perusahaan Aggressive Financing Variable ; CL TA. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka
mewujudkan tujuan perusahaan.Pada umumnya kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
perusahaan.Untuk menilai kinerja perusahaan dilakukan dengan menganalisis seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki
perusahaan yang dikenal dengan return on asset ROA. Atas pemahaman tersebut, maka dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini, yaitu :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Aggressive Investing Variable CA TA X1
Aggressive FinancingVariable CL TA X2
ROA Y
30
2.3.2 Hipotesis Penelitian
2.3.2.1 Aggressive Investing Variable berpengaruh positif terhadap
ROA. 2.3.2.1
Aggressive Financing Variable berpengaruh positif terhadap ROA.
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono 2008 : 30 penelitian asosiatif kausal adalah “gambaran
informasi lengkap tentang hubungan antara variabel satu dengan gejala yang lain”.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono 2008 : 115 “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama tahun 2008-2011 yaitu berjumlah 20 perusahaan pada tahun 2011.
Menurut Sugiyono 2008 : 116 “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Oleh karena itu sampel yang
diambil harus benar-benar mewakili atau representative. Jika sample kurang mewakili maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat
untuk menduga nilai populasi sesungguhnya. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik purposive
sampling.Menurut Sugiyono 2008 : 122 “Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan yang dimaksud
32 adalah kriteria dari sampel yang akan digunakan dalam penelitian yang akan
dilakukan sesuai dengan beberapa pertimbangan. Kriteria-kriteria pemilihan sampel tersebut terdiri dari :
a. perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, b. laporan keuangan perusahaan selama periode penelitian tersedia,
c. data rasio keuangan selama periode penelitian tersedia. Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, berikut adalah 20nama perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu:
Tabel 3.1
33
Sampel Perusahaan Manufaktur
NO Nama Perusahaan
Kode
1. PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS
2. PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. INKP
3. PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. JKSW
4. PT. Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG
5. PT. KMI Wire and Cable Tbk. KBLI
6. PT. Lion Metal Works Tbk. LION
7. PT. Lionmesh Prima Tbk. LMSH
8. PT. Sekar Laut Tbk. SKLT
9. PT. Semen Gresik -Persero Tbk. SMGR
10. PT. PT. Unilever Tbk. UNVR
11. PT. Voksel Elektrik Tbk. VOKS
12. PT. Yanaprima Hastapersada Tbk. YPAS
13. PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI
14. PT. Astra Otoparts Tbk. AUTO
15. PT. Darya Varia Tbk. DVLA
16. PT. Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA
17. PT. Tirtta Mahakam Resourch Tbk. TIRT
18. PT. Tempo Scan Pasific Tbk. TSPC
19. PT. AKR Corporindo Tbk. AKRA
20. PT.Beton Jaya Manunggal Tbk. BTON
34
3.3 Jenis Data dan Sumber Data