Analisis Karakteristik Individu Dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen Pada Karaoke Keluarga K2 Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA 1 MEDAN

ANALISIS KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN FAKTOR

PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA

KARAOKE

KELUARGA K2 MEDAN

DRAFT SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

FEBERT DENIEL SEPTY 050502115

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Febert Deniel Septy (2009). Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Jl. Multatuli Blok AA No. 60 Medan. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Dosen Pembimbing, Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen, Ibu Dra Pinta Ginting selaku Dosen Penguji 1 dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Penguji 2

Konsumen dalam melakukan keputusan pembelian dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari diri konsumen maupun dari faktor luar konsumen. Pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi konsumen dan mengembangkan pemahaman bagaimana konsumen melakukan melakukan keputusan pembelian untuk meraih keberhasilan. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi faktor budaya, faktor sosial, karakteristik individu (faktor pribadi) dan faktor psikologis dari konsumen. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap faktor yang mendorong keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan, faktor tersebut merupakan karakteristik individu dan faktor psikologis.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari keputusan konsumen dan menjelaskan pengaruh variabel karakteristik individu dan psikologis secara bersama-sama maupun parsial terhadap keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan. Memenuhi tujuan tersebut penulis menggunakan model Regresi Berganda. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji F dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu dan faktor psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan. Hasil ini dapat dilihat pada analisis Regresi Berganda dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,498 yang berarti bahwa pengaruh karakteristik individu dan faktor psikologis terhadap keputusan konsumen sebesar 49,8% sedangkan sisanya 51,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Keputusan Konsumen, Karakteristik Individu, Faktor Psikologis.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan..Penulis mempersembahkan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua penulis yaitu mama Dra. Berthalina

Damanik tersayang dan papa Ir. Feddy Budiman Sastra Purba tercinta yang

telah merawat,mendidik, dan memberikan kasih saying yng tulus kepada penulis. Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan program Strata-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen.

Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini. Penulis berterimakasih kepada:

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

3. Dra. Marhayanie, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

memberikan bimbingan, arahan dan perhatian yang besar dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Dra. Pinta Ginting selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga bagi penulis.

5. Dra. Nisrul Irawati,MBA, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan dorongan bagi penulis.


(4)

6. Opung laki-laki ku Kiben Damanik dan opung perempuanku Tiurlan Br Purba.Terima kasih pung buat semua pedoman,didikan dan ajaran-ajaran yang sangat berarti.

7. Adik-adikku Dita dan Febi.Terima kasih buat doa dan dukungan kalian selama ini

8. Adik-adik sepupuku(jojo,Helen,nadya,keryn,patricia,theo,celine,theresia dan Raphael)

9. Semua Tulang ku(tulang godang,tulang tongah,tulang boss,dan tulang gian) 10.Tante Christa,Bou Aning,Bou Godang,Makela pakam,Makela Siantar

11.NO Name community (Hari Rapilo, Leonardo Guntur,Aron L.S, Odelio Denny,dan Teguh Mikha), Thanks bro(nak qu) kalian sahabat terbaik yang pernah ada baik susah dan duka dan telah menghabiskan waktu bersama-sama 12.Teman-teman SMA 5 Pekanbaru buat Edi como, Tri Darmon, Oki cabiak, Ari

JJ, Haryo, Riski Sarbai, Doni Mances, Nopri,Inur,Yudita,Heriyadi.Thanks buat persahabatan sampai saat ini, mudah-mudahan kita semua sukses dan anak-anak kelas 2-8 dan 3 IPS 4 SMA 5 dimanapun yang tidak bisa disebutkan satu persatu

13.BFL gank (cory grace,putri,nila,asrani.elma,clara,dll)

14.Campoet community (Bonardo, Pranata, Denson, Novri, Pai Simalungunnese, Zulchairi, Zulfikar, Wahyu,dll)

15.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap Semoga Skripsi ini memberi mamfaat bagi pembaca sekalian.

Medan, Maret 2009 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metodologi Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Definisi Operasional Variabel ... 9

3. Pengukuran Variabel ... 11

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

5. Populasi dan Sampel ... 11

a. Populasi ... 11

b. Sampel ... 12

6. Jenis Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 13

8. Teknik Analisis Data ... 14

BAB II URAIAN TEORITIS ... 19

A. Penelitian Terdahulu ... 19

B. Perilaku Konsumen ... 19

C. Jasa ... 22

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 24

E. Proses Keputusan Konsumen ... 33

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37

A. Sejarah Perusahaan ... 37


(6)

D. Keunggulan dan Kelemahan ... 38

E. Jenis-Jenis Kamar dan Tarif ... 39

A. Syarat dan Ketentuan di K2 ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 41

A. Validitas dan Reliabilitas ... 41

1. Validitas ... 41

2. Reliabilitas ... 43

B. Uji Asumsi Klasik... 44

a. Uji Normalitas ... 44

b. Uji Heteroskedastisitas ... 46

C. Analisis Deskriptif ... 48

a. Karakteristik Responden ... 48

b. Kebiasaan Perilaku Pembelian Responden ... 50

c. Distribusi Jawaban Responden ... 51

d. Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

D. Pengujian Hipotesis ... 56

a. Uji Fhitung (Uji secara Serentak) ... 56

b. Uji Thitung (Uji secara Parsial) ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1. Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel ... 10

2. Tabel 4.1 Harga Untuk Guest Rate ... 40

3. Tabel 4.2 Harga Untuk Classic Member ... 40

4. Tabel 4.3 Validitas Instrumen ... 46

5. Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan usia ... 47

6. Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 47

7. Tabel 4.6 Gamestation yang Pertama Sekali Diingat dan Dikunjungi Responden ... 48

8. Tabel 4.7 Jumlah Frekuensi Berkaraoke di Karaoke Keluarga K2 dalam sebulan ... 48

9. Tabel 4.8 Alasan Responden Bermain Videogame di Gamestation ... 49

10.Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Faktor Pribadi ... 49

11.Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Faktor Psikologis ... 50

12.Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Proses Keputusan Konsumen ... 50

13.Tabel 4.12 Item-Total Statistics ... 52

14.Tabel 4.13 Validitas Instrumen ... 53


(8)

16.Tabel 4.15 Descriptive Statistic ... 55

17.Tabel 4.16 Variables Entered/Removed ... 55

18.Tabel 4.17 Metode Analisis Regresi Berdasarkan Metode Enter Coefficients(a) ... 56

19.Tabel 4.18 Anova (b)... 59

20.Tabel 4.19 Coefficients (a) ... 61


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius yang sebagian gemar bernyanyi, berhak untuk mendapatkan sarana hiburan bernyanyi yang bebas dari simbol-simbol hiburan malam. Pasar inilah yang kemudian ditangkap dengan jeli oleh pengusaha hiburan karaoke yang selama ini dikenal sebagai hiburan malam yang berkesan negatif di Indonesia.

Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan bukan masalah sederhana. Para pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya.Para pelanggan tersebut mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam.Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang merubah pikiran mereka pada menit-menit akhir (Kotler,2005:201).

Menurut Setiadi (2003:134) Keputusan konsumen dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadiaan dan konsep diri pembeli. Faktor Psikologis dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Pebisnis harus dapat menghargai berbagai kekuatan yang mempengaruhi perilaku konsumen. Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang rumit antara faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi. Banyak dari faktor ini tidak diperhatikan oleh pemasar, namun hal ini


(10)

sangat berguna untuk mengidentifikasi pembeli-pembeli yang mungkin memiliki minat terbesar terhadap suatu produk.

Titik tolak memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan-tanggapan (stimulus-respond model). Rangsangan pemasaran dan lingkungan masuk ke kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi pada kesadaran pembeli sejak masuknya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi (individu) dan psikologis (Kotler, 2005:202)

Perkembangan ekonomi menyebabkan perubahan besar. Hal ini disebabkan karena semakin banyak dan akibatnya terjadi persaingan untuk merebut para konsumen. Konsumen menjadi fokus perhatian produsen.. “Pemasaran adalah keseluruhan bisnis yang dilihat dari sudut pandang, hasil akhirnya, yaitu dari sudut pandang konsumen” (Peter Drucker dalam Mowen & Minor 2001:8).

Kiat berkreasi dan berinovasi untuk memenangkan persaingan dalam merebut konsumen memerlukan perancangan strategi pemasaran yang tepat. Untuk itu, perlu pemahaman mengenai konsumen dan proses konsumsi yang akan menghasilkan sejumlah mamfaat, yang diantaranya adalah kemampuan untuk membantu para manajer untuk mengambil keputusan dan memberikan para peneliti pemasaran pengetahuan dasar ketika menganalisis konsumen.


(11)

Kebutuhan hiburan kini sama pentingnya dengan kebutuhan sandang dan pangan. Oleh karena itu bisnis hiburan, termasuk karaoke, tak pernah sepi pelanggan. Kebutuhan akan hiburan sebagai pelepas stres, dalam hal ini menyanyi, di kalangan masyarakat menengah ke atas memiliki posisi sejajar dengan sandang, pangan, dan papan.

Konsumen memiliki kedudukan sebagai salah satu kekuatan kompetitif melalui daya tawarnya. Daya tawar konsumen menjadi sangat penting karena merekalah yang mempunyai kebutuhan dan keinginan. Untuk memenuhi kebutuhan itu mereka jugalah yang mempunyai sarana pembelian (waktu dan uang), menentukan pilihan dan mengambil keputusan membeli. Menurut Cravens, perusahaan yang gagal memahami kebutuhan, keinginan, selera dan proses keputusan pembelian konsumen akan mengalami kegagalan dalam pemasaran dan penjualannya (Prasetijo & Ihalauw, 2005:4). Perusahaan yang melakukan sebaliknya, yaitu memahami kebutuhan, keinginan, selera dan proses keputusan pembelian konsumennya, disebut customer driven organisation. Artinya organisasi yang digerakkan oleh pemahaman terhadap pelanggannya.

Karaoke keluarga adalah salah satu bentuk sarana rekreasi menyanyi indoor yang bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga dari berbagai usia dari mulai anak, remaja , dewasa bahkan orang tua. Dan tentu saja dari berbagai ragam kalangan dan profesi. Karaoke keluarga sebetulnya adalah perluasan fasilitas dari café atau restaurant keluarga dengan fasilitas hotel berbintang yang dilengkapi dengan sarana karaoke modern dan lengkap yang tidak terdapat di restaurant keluarga biasa seperti fast food restaurant atau rumah makan lainnya. Kegiatan


(12)

makan bersama keluarga dapat dinikmati sebelum atau sesudah berkaraoke atau sekaligus di ruang karaoke sambil menyanyi bersama.

K2 Medan merupakan karaoke keluarga eksklusif, yang terletak di Jl. Multatuli Blok AA No. 60, karaoke ini memiliki lokasi yang strategis karena merupakan Karaoke keluarga pertama di Medan yang beroperasi dan menjadi pelopor bagi karaoke keluarga lainnya. Karaoke keluarga K2 Medan ini non

franchise atau (tidak waralaba) seperti karaoke keluarga lainnya, karaoke

keluarga K2 menerapkan prinsip No Drugs, No Hostess No hard liquor. Pada zaman sekarang ini banyak pengusaha/pebisnis berlomba-lomba untuk mendirikan bisnis karaoke keluarga karena diminati oleh masyarakat. K2 ditujukan bagi masyarakat yang ingin menikmati hiburan karaoke bersih, tanpa narkoba, minuman keras, liqour, dan dengan harga terjangkau. Hal ini terlihat jelas di ruangan karaoke, interior K2 yang tersedia didesain dalam tema-tema tertentu dengan konsep minimalis dan terdapat pula KTV bebas rokok.

Hiburan Karaoke untuk semua anggota keluarga Karaoke Keluarga memiliki koleksi puluhan ribu lagu, mulai dari lagu lagu lama untuk bernostalgia sampai lagu lagu terbaru yang selalu up date. Segala aliran musik dari vokalis atau grup band local dan luar negeri tersedia lengkap untuk memuaskan keinginan menyanyi pelanggan dari segala lapisan umur dan kalangan. Dilengkapi oleh peralatan karaoke canggih tapi tetap mudah digunakan sehingga pelanggan bebas memilih lagu dan mulai menyanyi tanpa harus selalu dijaga oleh operator yang mungkin bisa membuat pelanggan malu bernyanyi. Tentu saja tersedia pilihan paket dengan harga terjangkau sesuai kebutuhan pelanggan.


(13)

Teknologi yang digunakan yaitu wireless keyboard yang menjadikan pelanggan tidak perlu berpindah tempat, jika ingin mengganti lagu yang akan dinyanyikan. Selain itu, sistem operasional permilihan lagu juga lebih user friendly. K2 memiliki koleksi lagu lebih dari 50.000 item. Di sini juga tersedia food and beverage yang langsung diolah dari dapur sendiri. Tarif berkaraoke, selain dihitung per jam, juga ditentukan oleh besar kecilnya ruangan dan waktu diberlakukannya pada waktu berkaroke apakah hari biasa atau weekend.

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Pada Tahun 2008

Sumber : Manajemen K2

K2 dikunjungi 200–300 orang per hari dan pada akhir pekan mencapai 500 orang per hari. Pada awal tahun 2008 jumlah pengunjung karaoke sebanyak 3210 orang, jumlah pengunjung terus meningkat sampai bulan Agustus mencapai 8315 pengunjung , tetapi pada bulan Oktober dan November terjadi penurunan jumlah pengunjung disebabkan adanya bulan puasa dimana karaoke K2 mengalami sepi pengunjung. Sejak dibuka akhir desember 2007 begitu banyak tamu yang berkunjung, sehingga terjadi peningkatan persentase jumlah pengunjung dari

Bulan Jumlah Pengunjung

Januari 3.210

Februeri 4.553

Maret 5.217

April 5.708

Mei 6.437

Juni 6.935

Juli 7.549

Agustus 8.315

September 6.783

Oktober 7.619

November 8572


(14)

bulan Januari sampai bulan Desember sebesar 67%. Pengunjung yang sudah terdaftar menjadi member sampai saat ini sebanyak 3000 orang.

Kehadiran K2 di Medan tentu saja melegakan berbagai kalangan, terutama wanita dan keluarga, karena sesungguhnya selama ini banyak wanita merasa seram untuk masuk karaoke, dan kesan negatif melekat disana. Sehingga membuat orangtua berpikir duakali untuk mengajak anak-anak dan keluarganya rekreasi karaoke. Atmosfir ruang yang nyaman dengan memiliki fasilitas 27 Karaoke Room terdiri 3 standard Room (kapasitas 4-6 seats), 8 superior Room (6-8 seats), (6-8 Deluxe Room ((6-8-10 seats), 4 VIP Room (12-15 seats) dan 4 suite Room (16-20 seats). Pemilihan Lagu Serba Computerized sehingga pengunjung K2 akan sangat dimudahkan dan dengan cepat memilih sendiri lagu yang dikehendaki. Pengoperasian Karaoke sistem yang serba computerized terasa sangat mudah digunakan. K2 memiliki koleksi 50.000 lagu up-to-date yang dan tersedia dalam 7 bahasa, menjadikan pengunjung leluasa melakukan pilihan. Cari, pilih, dan mainkan, Sekejap kemudian lagu terpilih segera mengalun jernih dan mantap dalam balutan system tata suara high-endstereoclass. Perangkat Audio-video berasa kejernihan sistem tata suara dan ketajaman gambar televisi dalam ukuran besar dan lebar. Terasa bedanya dentuman bass yang mengalir kadang menghentak keluaran sub-woofer Sound. Semua itu dipersembahkan guna memberikan kenyamanan dan kepuasan pengunjung.

Berdasarkan alasan-alasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Karakteristik Individu dan FaktorPsikologis


(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah karakteristik individu

dan psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan.”

C. Kerangka Konseptual

Kotler (2005:203) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat diukur melalui empat determinan yaitu : faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen akan mendasari variasi hasil proses keputusan konsumen. Namun untuk tiap produk atau jasa memiliki faktor-faktor yang berbeda pula tergantung dari perilaku konsumennya. Pada penelitian ini penulis memilih karakteristik individu dan faktor psikologis sebagai faktor yang mempengaruhi pelanggan

karaoke Keluarga K2 Medan.

sSumber : Kotler, 2005:203 (diolah) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual.

Karakteristik Individu

Faktor Psikologis

Keputusan Konsumen dalam memilih Karaoke


(16)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diberikan, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Karakteristik individu dan faktor psikologis mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen pada Karaoke

Keluarga K2 Medan.

2. Karakteristik individu merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong proses keputusan konsumen Karaoke Keluarga K2 Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari proses keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan.

b. Menjelaskan pengaruh variabel pribadi dan psikologis secara bersama-sama maupun parsial terhadap proses keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis

merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh dari bangku kuliah, kemudian memperluas wawasan penulis tentang perilaku konsumen khususnya perilaku konsumen pada sektor jasa usaha kecil.


(17)

sebagai sumbangan pemikiran kepada Karaoke Keluarga K2 Medan dalam mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan memilih serta dapat dijadikan landasan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.

c. Bagi pihak lain

sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Independen (X) terdiri dari variabel karakteristik individu (X1), variabel faktor psikologis (X2).

b. Varibel Dependen (Y) adalah keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan.

2. Definisi Operasional Variabel

Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain, terdiri dari:

1. Karakteristik Individu

Keputusan konsumen dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut antara lain: Usia, pekerjaan, gaya hidup dan kepribadian.


(18)

2. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama -motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah proses keputusan konsumen pada Karaoke Keluarga K2 Medan.

Tabel 1.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala Ukur

Karakteristik Individu (X1)

a. Usia b.Pekerjaan c. Gaya hidup d.Kepribadian

Skala Likert

Faktor Psikologis (X2) a. Motivasi b. Persepsi c. Pembelajaran

d. Keyakinan dan sikap

Skala Likert

Keputusan Konsumen (Y)

a. Pencarian Informasi b. Evaluasi Alternatif c. Keputusan Konsumen d. Perilaku Pembelian

Skala Likert


(19)

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran yang digunakan penulis dalam proses pengolahan data adalah dengan menggunakan Skala Likert, di mana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai perilaku, obyek, orang atau kejadian.

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Skor responden kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam Skala Likert.

Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut: Sangat setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4

Kurang setuju : diberi skor 3 Tidak setuju : diberi skor 2 Sangat tidak setuju : diberi skor 1

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Karaoke Keluarga K2 Jl.Multatuli Blok AA No. 60 Medan. Waktu Penelitian dari bulan Oktober 2008 -Maret 2009.

5 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek transaksi atau kejadian yang membuat peneliti tertarik untuk


(20)

mempelajarinya atau menjadi kan objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang berkunjung Karaoke Keluarga K2 Medan selama bulan Oktober 2008 s/d Desember 2008 sebanyak 3000 orang.

b. Sampel

Penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive random

sampling yaitu teknik pengambilan sample dengan pertimbangan karakter dan

cirri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sample (Sugiono,2004:78).

Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak K2, member K2 adalah sebanyak 3000 orang. Oleh sebab itu sampel yang digunakan adalah yang menjadi member K2 yang berkunjung selama bulan Oktober s/d Desember 2008. Hal ini didasarkan pada teknik penarikan sample digunakan berdasarkan rumus Slovin sebagai patokan untuk menentukan ukuran sample yang harus diambil (Suliyanto, 2006 : 100) yaitu

2

1 Ne

N n

+

=

Keterangan :

n = Jumlah sampel minimal N = jumlah populasi

e = persentase kelonggaran ketelitian yang ditentukan

sehingga :

( )

0,1 96,7 3000

1

3000

2 =

+ = n


(21)

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, Peneliti menetapkan sampel sebanyak 97 orang dengan taraf kesalahan 10%.

Adapun kriteria yang ditentukan peneliti adalah

1. Frekuensi berkunjung minimal 2 kali dalam sebulan

2. Responden minimal berusia 17 tahun dengan alasan sudah dianggap rasional dalam pengambilan keputusan

6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan melakukan wawancara.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara

Yaitu melakukan tanya-jawab secara langsung dengan pelanggan Karaoke


(22)

b. Kuesioner

Yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada pelanggan Karaoke Keluarga K2

Medan yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian.

c. Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan data dari buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan penelitian.

8. Teknis Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan hasil perhitungan.

b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorv sminorv. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, dkk, 2008 : 55).


(23)

2. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji ini pada prinsipnya adalah ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya jika varians variabel independent adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas. Sedangkan heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas, (Situmorang, dkk, 2008 : 63). 3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance

Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas

b.Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas (Karakteristik individu dan faktor psikologis)


(24)

terhadap variabel terikat (keputusan konsumen). Data diolah secara statistik dengan menggunakan SPSS versi 15 untuk memperoleh hasil yang terarah

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

Dimana:

Y = keputusan konsumen

a = konstanta b1-b2 = koefisien regresi X1 = karakteristik individu X2 = faktor psikologis e = standar error

Penelitian ini memakai beberapa pengujian, antara lain: 1) Uji validitas dan reabilitas kuesioner

Untuk peneliti mendapatkan hasil penelitian yang valid dan realiabel maka kuesioner yang digunakan harus diuji kelayakan untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil suatu hasil pengukuran melalui kuesioner relatif konsisten dalam pengulangan


(25)

pengukuran yang berbeda (Ariestonandri 2006: 88). Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 14 for windows.

2) Uji Signifikansi Simultan

Uji signifikasi simultan (Uji-F) digunakan untuk menunjukkan apakah secara serentak variabel bebas bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 = b2 = 0

Variabel bebas (X1, X2) berupa karakteristik individu dan faktor psikologis secara bersama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0

Variabel bebas (X1, X2,) berupa karakteristik individu dan faktor psikologis secara bersama berpengaruh positif signifikan terhadap proses keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5 % H0 diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5 % 3) Uji signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji signifikansi parsial (Uji-t) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.


(26)

Secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat (Y). Variabel bebas (X1, X2) berupa karakteristik pribadi dan psikologis terhadap keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ 0

Secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikansi variabel bebas. Variabel bebas (X1, X2) berupa karaktristik pribadi dan psikologis terhadap keputusan konsumen sebagai variabel terikat (Y).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5 % H0 diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5 % 4) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) dipakai untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati satu) menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara variabel bebas (X1, X2) dengan variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Apabila R2 semakin kecil nilainya (mendekati nol) menunjukkan adanya pengaruh yang lemah antara variabel bebas (X1, X2) dengan variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang perilaku konsumen telah dilakukan oleh Berdian Damanik (2008) dengan judul “Analisis Faktor Pribadi dan Faktor Psikologi Terhadap Proses Keputusan Konsumen Pada Game Station Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari proses keputusan konsumen pada game station dan menjelaskan pengaruh variabel pribadi dan variabel psikologi secara bersama-sama maupun parsial trhadap proses keputusan konsumen

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor pribadi dan faktor psikologi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan konsumen. Secara parsial faktor psikologi lebih berpengaruh daripada faktor pribadi terhadap pemilihan Game Station

B. Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:7), Perilaku Konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli


(28)

tindakan ini. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decisions units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Dari definisi perilaku kosumen diatas dapat diungkapkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap:

a. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli

(purchasing).

b. Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluting).

c. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.

Sumber : Prasetijo dan Ihalauw (2005:10)

Gambar 2.1 Proses Perilaku Konsumen

Pemahaman tentang konsumen dan proses konsumsi akan menghasilkan sejumlah mamfaat di antaranya adalah kemampuan untuk membantu para manajer mengambil keputusan, memberikan para peneliti pemasaran pengetahuan dasar ketika menganalisis konsumen, membantu legislatif negara serta pembuat

Kebutuhan

Mendapatkan produk Mencari: - informasi - alternatif - keputusan

membeli

Konsumsi

Menggunakan Mengevaluasi

Pasca Beli Perilaku pasca beli


(29)

peraturan menciptakan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan barang atau jasa, dan membantu konsumen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Singkatnya Perilaku Konsumen dipelajari agar lebih memahami tentang apa yang dibeli oleh konsumen, mengapa, di mana, kapan dan seberapa sering dia membeli. Pengetahuan ini kemudian dipakai untuk menciptakan cara untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan mereka dan menciptakan pendekatan yang baik untuk berkomunikasi dan mempengaruhi mereka. Jadi, itu semua adalah kajian-kajian yang sangat mendasar dalam seluruh kegiatan pemasaran.

Menurut Setiadi (2003:136) Pemahaman tentang konsumen dapat ditemukan pada definisi pemasaran (marketing), yaitu “kegiatan manusia ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melaui proses pertukaran. Dari definisi ini muncul dua kegiatan pemasaran yang utama. Pertama, para pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran mereka. Kedua, pemasaran meliputi studi tentang proses pertukaran di mana terdapat dua pihak yang mentransfer sumber daya di antara keduanya. Dalam proses pertukaran, perusahaan menerima sumber moneter dan sumber daya lainnya dari para konsumen, yang sebaliknya, menerima produk, jasa dan sumber-sumber nilai lainnya. Bagi para pemasar untuk menciptakan pertukaran yang berhasil, mereka harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk memahami dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang konsumen pikirkan (kognisi) dan konsumen rasakan (pengaruh), apa yang konsumen lakukan


(30)

(perilaku) dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.

C. Jasa

Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat

intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

dalam Tjiptono (2005:16)

Pengertian jasa menurut pendapat para ahli antara lain: a. Menurut Zethaml dan Bitner dalam Lupiyoadi (2001:5)

“Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

b. Menurut Lovelock dan Wrigth (2005:5)

“Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkandalam diri –atau atas nama– penerima jasa tersebut.”

c. Menurut Lamb et.al (2001:482)

“Jasa adalah hasil dari usaha penggunaan manusia dan mesin terhadap sejumlah orang atau objek. Jasa meliputi suatu perbuatan, suatu kinerja atau suatu upaya yang tidak bisa diproses secara fisik.”


(31)

Dari definisi di atas tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dengan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak terlibat tidak menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau aktifitas dan aktifitas-aktifitas tersebut tidak berwujud.

Jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar karakteristik itu terdiri dari:

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, kinerja atau usaha oleh sebab itu sifat jasa tidak dapat dilihat, diraba, dicium atau didengar sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang fisik diproduksi, dijual dan kemudian dikonsumsi. Sebaliknya jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi. Ini berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya.

3. Variability

Jasa bersifat sangat beranekaragam karena non-standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan dan di mana jasa tersebut dihasilkan.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.


(32)

5. Lack of Ownership

Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara barang dengan jasa. Pada pembelian barang pembeli mempunyai hak penuh atas penggunaan produk yang dibelinya. Pada pembelian jasa, pelanggan hanya mempunyai akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi benar-benar harus diperhitungkan.

1. Faktor Kebudayaan

Menurut Kotler, faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, subkultur dan kelas sosial pembeli (Simamora, 2002:183).

Kultur. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan

perilaku seseorang. Mahluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri. Sedangkan pada manusia, perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara seorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain pula. Sehingga sangat penting bagi pemasar untuk melihat pergeseran kultur tersebut untuk dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen.


(33)

Subkultur. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – subbudaya yang

lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Kelas Sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif

homogen dan permanen, yang tersusun secara heirarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas Sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. Kelas Sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi rekreasi dan memiliki banyak ciri-ciri lain.

2. Faktor Sosial

Kelompok Referensi. Kelompok referensi menurut Kotler (2005:213)

adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional dan asosiasi perdagangan yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.


(34)

Pemasar berusaha mengindentifikasi kelompok referensi pelanggan mereka. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik perilaku fisik maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok referensi ini antara lain; serikat buruh, team olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan lain sebagainya.

Keluarga. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang

paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek peneliti yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di negara-negara di mana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang (Kotler, 2005:214)


(35)

Sebagian besar penelitian perilaku konsumen mengambil individu sebagai unit analisis. Tujuan pada umumnya adalah untuk menjelaskan dan memahami bagaimana individu membuat keputusan pembelian sehingga strategi pemasaran dapat dikembangkan untuk dapat mempengaruhi proses tersebut dengan lebih efektif.

Peran dan Status. Posisi seseorang dalam suatu kelompok dapat

ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik individu seperti umur dan tahap daur-hidup pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.

Usia dan Tahap Daur Hidup. Orang akan mengubah barang dan jasa

yang dibelinya sepanjang hidup mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar perlu memperhati kan perusahaan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.

Pekerjaan. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang

dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengindentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka.


(36)

Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan

produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya reses, pemasar dapat mencari jalan menetapkan posisi produk.

Gaya Hidup. Menurut Kotler (2005: 215) Gaya hidup adalah pola hidup

seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir.

Kepribadian. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang

berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya (Kotler, 2005:216) Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadiannya biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi.

4. Faktor Psikologis

Motivasi. Menurut J. Moskowits, motivasi didefenisikan sebagai inisiasi

dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku (Setiadi ,2003:94). Motivasi dapat diartikan sebagai


(37)

pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.

Suatu kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak terpuaskan menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang apabila dicapai akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke arah pengurangan tegangan. Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan. Konsumen selalu dihadapkan pada persoalan biaya atau pengorbanan yang akan dikeluarkan dan seberapa penting produk yang dibutuhkan dan diinginkan. Oleh karena itu konsumen akan dihadapkan pada persoalan motivasi atau pendorong.

Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana

seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Menurut Kotler (2005:216) Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang akan dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan


(38)

sekitarnya. Selain itu satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansil bisa sangat berbeda dengan realitas. Orang dapat memiliki memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi: perhatian selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif. (Kotler 2005:217)

1. Perhatian Selektif. Orang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat banyak setiap hari. Tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan oleh orang-orang. Ada beberapa temuan antara lain: orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhan saat ini, orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi, orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan dengan deviasi yang besar dibandingkan dengan ukuran rangsangan normal.

2. Distorsi Selektif. Bahkan rangsangan yang telah mendapatkan perhatian tidak selalu muncul di pikiran orang persis seperti yang diinginkan oleh penciptaannya. Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterprestasikan informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka.

3. Ingatan/Retensi Selektif. Orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung akan mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing.


(39)

Pembelajaran.Pembelajaran adalah perubahan yang relatif bersifat tetap,

yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman (Prasetijo, 2005:87). Dari definisi ini didapat pengertian bahwa pembelajaran konsumen adalah suatu proses, jadi pembelajaran ini secara terus menerus berlangsung dan berubah sebagai akibat dari pengetahuan yang diperoleh (dengan membaca, diskusi, observasi atau berpikir) atau dari pengalaman yang sebenarnya.

Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Dalam mengkonsumsi produk konsumen akan mempertimbangkan mamfaat yang bisa diperolehnya. Oleh karena itu, kualitas produk sangat menentukan apakah konsumen akan memberikan respon positif atau negatif. Respon positif akan terjadi ketika konsumen merasa puas, akibatnya probabilitas konsumen melakukan pembelian ulang semakin tinggi. Sementara itu konsumen akan memberikan respon negatif jika respon atas tindakannya itu tidak memuaskan.

Sikap. Menurut Kotler (2005:218) Sikap adalah evaluasi, perasaan

emosional dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. (Mowen 2001: 319) Sikap adalah afeksi atau perasaan untuk atau terhadap suatu rangsangan.

Orang memiliki sikap terhadap hampir semua hal. Sikap menempatkan semua itu ke dalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai atau tidak menyukai suatu obyek, bergerak mendekati atau menjauhi obyek tersebut. Sikap menyebabkan orang-orang berperilaku secara cukup konsisten terhadap obyek serupa. Setelah sikap terbentuk, hal ini akan tersimpan dalam memori jangka


(40)

panjang mereka. Pada keadaan seperti ini, orang-orang menggunakan sikap untuk membantunya berinteraksi secara lebih efektif dengan lingkungannya.

E. Proses Keputusan Konsumen

Menurut Setiadi (2003:16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku sesudah pembelian. Keselurahan dapat dilihat dilihat di gambar berikut:

Gambar 3.1 Proses Keputusan Pembelian Sumber : Setiadi. (2003)

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang

Pencarian Informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pascapembelian

Pengenalan Masalah


(41)

sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal atau eksternal. Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang mencapai titik tertentu dan menjadi sebuah dorongan. Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak lagi. Dapat dibedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Pencarian informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemcahan masalah yang ekstensif.

Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumebr terhadap keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:

1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2. Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran.

3. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen.


(42)

3. Evaluasi Alternatif

Bagaimana konsumen dalam memproses informasi tentang pilihan produk atau jasa dan membuat penilaian untuk membuat keputusan akhir? Tidak ada evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Konsumen pada tahap evaluasi membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor berikut dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain, sejau mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan bergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk juga oleh faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan mamfaat


(43)

produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

5. Perilaku Pascapembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk pascapembelian.

a. Kepuasan sesudah pembelian

Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai harapan, pelanggan pelanggan akan puas, jika melebihi harapan pelanggan akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain.

b. Tindakan pascapembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut, dan kemungkinan pelanggan yang puas akan menceritakan hal-hal yang baik tentang produk tersebut kepada orang lain.


(44)

Para pelanggan yang tidak puas bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka juga dapat memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut atau memperingatkan teman-teman untuk tidak menggunakan atau membeli produk tersebut. Dalam kejadian itu, penjual telah gagal memuaskan pelanggan.

c. Pemakaian Pascapembelian

Pemasar juga harus memantau bagaimana pembeli memakai dan membuang produk. Jika konsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari, produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan dan kabar dari mulut ke mulut tidak akan gencar. Jika konsumen menjual atau mempertukarkan produk tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Konsumen mungkin juga menemukan kegunaan baru produk tersebut.


(45)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Karaoke Keluarga K2 merupakan karaoke keluarga pertama di Medan yang bersifat non-franchise dan merupakan pelopor bagi karaoke keluarga lainnya seperti Nav karaoke, Happy Puppy family karaoke dan yang terakhir Inul vista karaoke. Karaoke Keluarga K2 ini dirikan oleh Agus Banjarnahor, dan diresmikan pada 8 Desember 2007 dengan menghadirkan bintang tamu yaitu Tantowi Yahya presenter sekaligus pengusaha yang sudah tidak asing lagi di dunia entertainment. Lokasi K2 sangat strategis yaitu berada di pusat kota yang beralamat di Jl. Multatuli Blok AA No.60 Medan.Modal K2 awalnya 3 Milyard yang digunakan untuk membeli alat-alat kebutuhan karaoke dan menyewa bangunan, setelah berjalan beberapa bulan akhirnya pendapatan K2 per bulan mencapai Rp 100.000.000

B. Visi dan Misi

a. Visi

K2 tetap menjadi karaoke keluarga yang terbaik di kota Medan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip kekeluargaan no hostess,no hard liquor and no drugs

b. Misi

K2 adalah tempat dimana pelayanan dan kenyamanan tamu adalah agenda K2. K2 berusaha akan memberikan pelayanan yang maksimal kepada para tamu, dimana bila tamu merasa senang, K2 juga merasa senang.


(46)

C. 4 Pilar K2

1) Quality

K2 harus mampu untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan agar pelangan merasa senang dan puas dengan pelayanan yang diberikan.

2) Service

K2 harus memberikan service yang memuaskan bagi pelanggan agar pelangan merasa senang dan puas dengan servis yang diberikan.

3) Cleanliness

Lingkungan dan kondisi di sekitar K2 harus bersih baik itu desain interior ruangan yang kondusif dan bersih,makanan yang bersih dan higienis sehingga pelanggan merasa aman dan nyaman.

4) Value

K2 harus memberikan dan memiliki nilai tambah bagi pelanggan agar pelanggan tersebut nantinya akan loyal dan puas dan juga agar dapat bersaing secara sehat dengan karaoke keluarga lainnya

D. Keunggulan dan Kelemahan

1) Keunggulan

a. Service K2 memuaskan pelanggan

Service K2 sangat memuaskan pelanggan dan juga memiliki service dari waiter atau waiters yang ramah.


(47)

b. Lokasi strategis

Lokasi K2 berada di pusat kota dan di pusat bisnis perkantoran yang berada di Jl. Multatul Blok AA No. 60 Medan

c. Makanannya bersih dan higienis

Makanan nya di sajikan oleh chef dan koki handal dan berpengalaman di bidang nya sehingga mutu, rasa, dan kesehatan nya terjamin

d. Kualitas sound system bagus

K2 memiliki system tata suara high-end sreteo class yaitu perangkat Audio-Video yang memiliki kejernihan system tata suara dan ketajaman gambar.

e. Karyawan nya ramah dan baik

Karyawan K2 mau membantu pelanggan dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan imbalan apappun apabila pelanggan membutuhkan bantuan/keluhan

2) Kekurangan K2

a. Tidak bisa menampung pelanggan yang berlebih (over capacity) Pada saat weekend atau hari libur banyak pelanggan yang tidak dapat berkaraoke karena sudah penuh.

b. Tingkat turn over karyawan relatif tinggi

c. Lagu-lagu nya kurang update

Lagu-lagu di K2 kurang begitu update, banyak lagu-lagu baru dari berbagai jenis aliran tidak ada / belum masuk list.


(48)

E. Jenis-Jenis Kamar dan Tarif

a. Untuk Guest Rate

Tabel 4.1.

Harga untuk Guest Rate GUEST

RATE Per hour

MONDAY-THURSDAY WEEKEND/ HOLIDAY EVE

11.30-18.00

23.01-00.30 18.01-23.00

11.30-18.00

23.01-01.30 18.01-23.00 Standard

4 to 6 pax

Rp 23.000 Rp 43.000 Rp 43.000 Rp 49.000

Superior 6 to 8 pax

Rp 30.000 Rp 56.000 Rp 56.000 Rp 64.000

Deluxe 8 to 10 pax

Rp44.000 Rp 82.000 Rp 82.000 Rp94.000

VIP 12 to 15 pax

Rp56.000 Rp 104.000 Rp 104.000 Rp120.000

Suite 16 to 20 pax

Rp69.000 Rp 127.000 Rp 127.000 Rp147.000

b. Untuk Classic Member

Tabel 4.2.

Harga untuk Classic Member CLASSIC

MEMBER Per hour 20 %

OFF

MONDAY-THURSDAY WEEKEND/ HOLIDAY EVE

11.30-18.00 23.01-00.30

18.01-23.00 11.30-18.00 23.01-01.30

18.01-23.00

Standard 4 to 6 pax

Rp 19.000 Rp 34.000 Rp 34.000 Rp 39.000

Superior 6 to 8 pax

Rp 24.000 Rp 45.000 Rp 45.000 Rp 51.000

Deluxe 8 to 10 pax

Rp 35.000 Rp 65.000 Rp 65.000 Rp 75.000

VIP 12 to 15 pax

Rp 45.000 Rp 84.000 Rp 84.000 Rp 96.000

Suite 16 to 20 pax


(49)

(50)

F. Syarat dan Ketentuan di K2

1. Membawa makanan & minuman dari luar dikenakan Surcharge Rp 200.000/item

2. Dilarang keras membawa Narkoba / Minuman keras / Senjata tajam 3. Dilarang berjudi, mabuk-mabukan dan melakukan asusila di areal K2 4. Hanya di-izinkan merokok pada ‘’Smoking’’ Area

5. Kartu Member / Voucher harus ditunjukkan saat Check-In

6. Diskon Member tidak dapat digabungkan dengan promosi lainnya

7. K2 tidak menerima reservasi untuk hari Sabtu, kecuali pemegang kartu Gold / Platinum

8. Toleransi keterlambatan 15 menit untuk ruangan yang telah dirservasi 9. Room-charge diperhitungkan per-jam, kelebihan > 10 menit dihitung jam

berikutnya

10.Sengaja atau tidak, customer yang merusak fasilitas K2 harus mengganti kerugian

11.Manajemen berhak untuk tidak menerima tamu yang tidak mematuhi peraturan-peraturan K2


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Validitas Dan Reliabilitas

Salah satu masalah dalam penelitian adalah cara memperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini menjadi sangat penting sebab kesimpulan yang diambil hanya dapat dipercaya bila didasarkan pada data yang akurat. Untuk itu dalam penelitian ini perlu diketahui seberapa tinggi reliabilitas dan validitas alat ukur (instrumen) yang digunakan.

Hasil penelitian agar memiliki tingkat kesahihan atau validitas yang tinggi, maka setiap variabel yang digunakan harus diuji kecermatannya. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan rtabel didasarkan pada derajat keyakinan tertentu dengan n = jumlah responden.

Apabila nilai rhitung > rtabel berarti data empiris dari variabel penelitian valid atau sahih. Sedangkan uji kehandalan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari variabel atau instrumen penelitian pada obyek penelitian yang sama secara terulang, apabila hasilnya sama atau sangat mendekati, maka dinyatakan data empiris yang diuji handal realibel.

1. Validitas

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menguji validitas sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi secara operasional untuk konsep yang akan diukur.

2. Melakukan uji coba pengukuran pada sejumlah responden. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.


(52)

Nilai korelasi antara data pada masing-masing persyaratan dengan skor total hitung dengan memakai SPSS (Statistical Production and Service Solution) versi 15.0

Tabel 4.3 Validitas Instrumen

Item-Total Statistics

41.3333 35.747 .622 .885

41.9333 33.651 .799 .875

42.2667 36.478 .419 .896

42.2000 34.303 .464 .899

41.3333 35.747 .622 .885

41.9333 33.651 .799 .875

41.9667 35.551 .566 .888

42.0667 36.409 .574 .887

41.3333 35.747 .622 .885

41.9333 33.651 .799 .875

41.9667 35.551 .566 .888

42.0667 36.409 .574 .887

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Interpretasi Tabel 4.1 Validitas Instrumen, yaitu:

1. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor antar skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. rtabel pada 0.05 dengan derajat bebas: df = jumlah kasus -2. Jumlah kasus adalah 12, jadi df adalah 10, maka r(0.05;10) = 0.

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:


(53)

2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected item total correlation.

Tabel 4.4 Validitas Instrumen

Item-Total Statistics

Corrected Item-Total

Correlation rtabel

VALIDITAS

VAR00001 .622 0,361 VALID

VAR00002 .799 0,361 VALID

VAR00003 .419 0,361 VALID

VAR00004 .464 0,361 VALID

VAR00005 .622 0,361 VALID

VAR00006 .799 0,361 VALID

VAR00007 .566 0,361 VALID

VAR00008 .574 0,361 VALID

VAR00009 .622 0,361 VALID

VAR00010 .799 0,361 VALID

VAR00011 .566 0,361 VALID

VAR00012 .574 0,361 VALID

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid,. Yang dapat dilihat dari

4. rhitung Pada Corrected item total correlation yang, pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel

2. Reliabilitas

Tabel 4.5 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.894 12


(54)

Interpretasi dari Tabel 4.1 adalah sebagai berikut:

a. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka uji selanjutnya adalah menguji reabilitas kuesioner tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka realibel. Jika ralpha negatif atau rtabel lebih kecil maka tidak realibel.

b. ralpha dapat dilihat pada akhir analisis yaitu bernilai .894 sedangkan rtabel bernilai 0.361.

c. ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka kuesioner tersebut reliabel sehingga dapat diteliti.

B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dilihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorv sminorv. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.


(55)

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xpect ed C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1 : Pengujian Normalitas P-P Plot Sumber : Data primer diolah (Februari, 2009)

Gambar 4.1 memperlihatkan titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogorv sminorv.

Tabel 4.6

Uji Kolmogorov-Sminorv One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

97 ,0000000 1,27024917 ,121 ,121 -,073 1,193 ,116 N Mean Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Res idual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(56)

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0.116 dan di atas nilai signifikan (0,05), hal ini menunjukkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Untuk Peneliti menguji heteroskedastisitas dilakukan dengan analisis grafik dan analisis statistik berupa uji glejser. Melalui analisis grafik suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.

Regression Standardized Predicted Value

2 0

-2 -4

R

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot Dependent Variable: y

Gambar 4.2 : Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot Sumber : Data primer diolah (Februari, 2009)


(57)

Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan konsumen berdasarkan masukan variabel independennya.

Tabel 4.7 Uji Glesjer

Sumber : Data primer diolah (Februari, 2009)

Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (Absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

1. Uji Multikolinieritas

Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai

Coefficientsa

3,109 ,640 4,854 ,000

-,024 ,036 -,069 -,655 ,514 ,846 1,182 -,108 ,038 -,303 -2,871 ,504 ,846 1,182 (Constant)

x1 x2 Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: absut a.


(58)

yang dipakai untuk Tolerance > 0,1 dan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas

Coeffi cientsa

5.427 1.146 4.734 .000

.249 .065 .306 3.847 .000 .846 1.182 .446 .067 .527 6.628 .000 .846 1.182 (Const ant)

x1 x2 Model 1

B St d. E rror Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: y a.

Sumber : Data primer diolah (Februari, 2009)

Tabel 4.5 memperlihatkan semua nilai variabel independent untuk Tolerance > 0,1 dan VIF < 5, hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.

1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data digolongkan, dianalisis lalu diinterprestasikan. Data utama dalam penelitian ini adalah dengan mendapatkan informasi dari responden secara langsung dengan menyebarkan kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden, perilaku kebiasaan pembelian dan pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk mendapatkan informasi yang relevan dan dibutuhkan untuk menganalisa masalah penelitian yang telah dikemukakan.

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan di Karaoke Keluarga K2 Medan. Kuesioner sebagai data utama (primer) dalam penelitian ini telah


(59)

disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria. Berikut ini adalah karakteristik responden yang berjumlah 97 orang.

Tabel 4.9

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Pria 51 52,60 %

Wanita 46 47,40 %

Total 97 100.00 %

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dengan jelas dilihat bahwa responden dalam penelitian ini adalah 52,60 % Pria dan 47,40 % wanita, jadi responden yang menggunakan jasa K2 kebanyakan berjenis kelamin pria yakni sebesar 52,69 %

Tabel 4.10

Karakteristik Responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Persentase (%)

17-25 39 40.21 %

26-32 32 32,98 %

33-40 21 21,65 %

>40 5 5,16 %

Total 97 100 %

Sumber : Data Primer Diolah, 2009

Tabel 4.7 menggambarkan responden berdasarkan usia. Kelompok usia terbagi atas empat bagian yaitu usia 17-25 sebesar 40,21 %, usia 26-32 sebesar 32,98 %, usia 33-40 sebesar 21,65 %, dan usia >40 sebesar 5,16 %. Responden yang mendominasi adalah usia 17-25 tahun yakni sebesar 40,21 %.


(60)

Tabel 4.11

Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Mahasiswa 40 41,24%

PNS 24 24,74 %

Karyawan 18 18,56 %

Wiraswasta 15 15,46 %

Jumlah 97 100,00 %

Sumber : Data Primer Diolah, 2009

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat pelanggan yang memiliki pekerjaan mahasiswa sebesar 41,24 % , PNS sebesar 24,74 %, karyawan sebesar 18,56 %, wiraswasta sebesar 15,46 %, jadi responden berdasarkan karakteristik pekerjaan di dominasi oleh mahasiswa sebesar 41,24 %

2. Kebiasaan Perilaku Pembelian Responden. Tabel 4.12

Jumlah Frekuensi Berkaraoke di Karaoke Keluarga K2 dalam Sebulan

Jumlah Frekuensi Jumlah Persentase (%)

1-2 12 12,37%

2-4 22 22,68%

4-6 43 44,33%

>6 20 20,62%

Total 97 100 %

Sumber : Data Primer Diolah, 2007

Tabel 4.9 menjelaskan bahwa frekuensi berkaraoke yang dilakukan oleh responden di Karaoke Keluarga K2 Medan beraneka ragam dari yang tertinggi sampai terendah. Dapat dilihat bahwa frekuensi berkaraoke dalam satu bulan didominasi oleh 4-6 yaitu sebanyak 43 orang (44.33 %), 2-4 sebanyak 22 orang (22,68%),>6 sebanyak 20 orang dan yang terendah 1-2 sebanyak 12 orang (12,37%)


(61)

3. Distribusi Jawaban Responden

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Karakteristik Individu

Indikator SS S KS TS STS Total/%

F % F % F % F % F %

1 36 37,1 52 53,6 4 4,1 5 5,2 0 0 100%

2 22 22,7 52 53,6 18 18,6 5 5,2 0 0 100%

3 12 12,4 27 27,8 44 45,4 10 10,3 4 4,1 100%

4 21 21,6 39 40,2 20 20,6 15 15,5 2 2,1 100%

Sumber : Data Primer Diolah, 2009

1. Dari 97 responden yang menyatakan ketika sudah cukup umur atau sudah menikah akan tetap mengunjungi K2, 37,1 % menyatakan sangat setuju 53,6% menyatakan setuju, 4,1% menyatakan kurang setuju, 5,2% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.

2. Dari 97 responden yang menyatakan pekerjaan tidak menghalangi responden untuk tetap mengunjungi K2, 22,7 % menyatakan sangat setuju 53,6% menyatakan setuju, 18,6 % menyatakan kurang setuju, 5,2% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju

3. Dari 97 responden yang menyatakan waktu luang dan uang digunakan untuk datang ke K2, 12,4 % menyatakan sangat setuju , 27,8 % menyatakan setuju, 45,4 % menyatakan kurang setuju, 10,3 % menyatakan tidak setuju, dan 4,1 % menyatakan sangat tidak setuju

4. Dari 97 responden yang menyatakan tidak suka berpindah-pindah tempat untuk berkaraoke, 21,6 % menyatakan sangat setuju , 40,2 % menyatakan setuju, 20,6 % menyatakan kurang setuju, 15,5 % menyatakan tidak setuju, dan 2,1 % menyatakan sangat tidak setuju


(62)

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Faktor Psikologis

Indikator SS S KS TS STS Total/%

F % F % F % F % F %

1 46 47,4 49 50,5 1 1 1 1 0 0 100%

2 19 19,6 51 52,6 20 20,6 7 7,2 0 0 100%

3 20 20,6 56 57,7 19 19,6 2 2,1 0 0 100%

4 14 14,4 55 56,7 21 21,6 7 7,2 0 0 100%

Sumber : Data Primer Diolah, 2009

1. Dari 97 responden yang menyatakan K2 mampu memenuhi kebutuhan untuk menyalurkan hobi bernyanyi, 47,4 % menyatakan sangat setuju 50,5% menyatakan setuju, 1 % menyatakan kurang setuju, 1 % menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.

2. Dari 97 responden yang menyatakan K2 lebih mampu memberikan kepuasan untuk berkaraoke daripada ditempat karaoke lain, 19,6 % menyatakan sangat setuju 52,6% menyatakan setuju, 20,6 % menyatakan kurang setuju, 7,2% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.

3. Dari 97 responden yang menyatakan untuk menjadi pelanggan tetap K2, 20,6 % menyatakan sangat setuju , 57,7 % menyatakan setuju, 19,6 % menyatakan kurang setuju, 2,1 % menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.

4. Dari 97 responden yang menyatakan tetap berkaraoke ke K2 meskipun karaoke lain memiliki kelebihan masing-masing, 14,4 % menyatakan sangat setuju , 56,7% menyatakan setuju, 21,6% menyatakan kurang setuju,7,2 % menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.


(63)

Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Responden tentang Variabel Keputusan Konsumen

Indikator SS S KS TS STS Total/%

F % F % F % F % F %

1 36 37,1 59 60,8 1 1 1 1 0 0 100%

2 17 17,5 67 69,1 11 11,3 2 2,1 0 0 100%

3 23 23,7 51 52,6 17 17,5 6 6,2 0 0 100%

4 28 28,9 51 52,6 14 14,4 4 4,1 0 0 100%

Sumber : Data Primer Diolah, 2009

1. Dari 97 responden yang menyatakan K2 merupakan tempat karaoke untuk memenuhi hobi bernyanyi, 37,1% menyatakan sangat setuju 60,8% menyatakan setuju, 1 % menyatakan kurang setuju, 1 % menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.

2. Dari 97 responden yang menyatakan K2 paling mampu untuk memenuhi hobi bernyanyi, 17,5 % menyatakan sangat setuju , 69,1 % menyatakan setuju, 11,3% menyatakan kurang setuju, 2,1% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.

3. Dari 97 responden yang menyatakan setiap memiliki keinginan berrkaraoke akan datang ke K2, 23,7 menyatakan sangat setuju , 52,6 % menyatakan setuju, 17,5 % menyatakan kurang setuju, 6,2 % menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.

4. Dari 97 responden yang menyatakan puas dengan pelayanan K2, 28,9 % menyatakan sangat setuju , 52,6% menyatakan setuju, 14,4 % menyatakan kurang setuju,4,1 % menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju.


(1)

Pekerjaan

:

II.

PERTANYAAN TENTANG KEBIASAAN PERILAKU KONSUMEN

Rata-rata frekuensi kunjungan anda ke K2 dalam sebulan

a.

1-2 kali

b.

2-4 kali

c.

4-6 kali

d.

6 kali

KARAKTERISTIK INDIVIDU

NO

PERNYATAAN

SS

(5)

S

(4)

KS

(3)

TS

(2)

STS

(1)

1

Ketika Anda sudah merasa cukup

umur atau ketika Anda sudah

menikah, Anda akan tetap

mengunjungi K2.

2

Pekerjaan yang Anda geluti

sekarang tidak menghalangi Anda

untuk mengunjungi secara rutin

K2.

3

Kebanyakan waktu luang dan uang

yang Anda miliki Anda gunakan

untuk datang ke K2.

4

Anda tidak suka berpindah-pindah

tempat untuk berkaraoke.

FAKTOR PSIKOLOGIS

NO

PERNYATAAN

SS

(5)

S

(4)

KS

(3)

TS

(2)

STS

(1)

1

K2 mampu memenuhi kebutuhan

Anda untuk menyalurkan hobi anda

bernyanyi.

2

K2 lebih mampu memberikan

kepuasan kepada Anda untuk

berkaraoke daripada di tempat

karaoke lain.

3

Setelah beberapa kali mengunjungi

K2 saudara memutuskan untuk

menjadi pelanggan tetap K2.


(2)

KEPUTUSAN KONSUMEN

NO

PERNYATAAN

SS

(5)

S

(4)

KS

(3)

TS

(2)

STS

(1)

1

Anda mengetahui bahwa K2 yang

anda ketahui mampu memenuhi

hobi anda untuk bernyanyi.

2

Anda menyadari bahwa K2 paling

mampu memenuhi kebutuhan anda

untuk menyalurkan hobi bernyanyi.

3

Setiap kali Anda memiliki

keinginan untuk berkaraoke, Anda

memutuskan untuk datang ke K2.

4

Anda puas dengan pelayanan di K2.

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA UNTUK KEBERHASILAN

PENELITIAN INI


(3)

Lampiran 1

Item-Total Statistics

41.3333 35.747 .622 .885

41.9333 33.651 .799 .875

42.2667 36.478 .419 .896

42.2000 34.303 .464 .899

41.3333 35.747 .622 .885

41.9333 33.651 .799 .875

41.9667 35.551 .566 .888

42.0667 36.409 .574 .887

41.3333 35.747 .622 .885

41.9333 33.651 .799 .875

41.9667 35.551 .566 .888

42.0667 36.409 .574 .887

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

r

tabel

VALIDITAS

VAR00001 .622 0,361 VALID

VAR00002 .799 0,361 VALID

VAR00003 .419 0,361 VALID

VAR00004 .464 0,361 VALID

VAR00005 .622 0,361 VALID

VAR00006 .799 0,361 VALID

VAR00007 .566 0,361 VALID

VAR00008 .574 0,361 VALID

VAR00009 .622 0,361 VALID

VAR00010 .799 0,361 VALID

VAR00011 .566 0,361 VALID

VAR00012 .574 0,361 VALID

Cronbach's Alpha N of Items


(4)

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

E

xpect

ed

C

um

P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Regression Standardized Predicted Value

2 0

-2 -4

R

egressi

on

S

tudent

iz

ed

R

esi

dual

3

2

1

0

-1

-2

-3 Scatterplot Dependent Variable: y


(5)

Variables Entered/Removedb

faktor_ ps ikologis, karakteristi k_individua

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: keputusan_konsumen b.

Coeffi cientsa

5.427 1.146 4.734 .000

.249 .065 .306 3.847 .000

.446 .067 .527 6.628 .000

(Const ant)

karakt erist ik_individu fak tor_psik ologis Model

1

B St d. Error Unstandardized

Coeffic ient s

Beta St andardiz ed

Coeffic ient s

t Sig.

Dependent Variable: keputusan_konsumen a.

ANOV Ab

153.472 2 76.736 46.567 .000a

154.899 94 1.648

308.371 96

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), faktor ps ikologis, karakteristik individu a.

Dependent Variable: keputusan kons umen b.

Coefficients a

3,109 ,640 4,854 ,000

-,024 ,036 -,069 -,655 ,514 ,846 1,182

-,108 ,038 -,303 -2,871 ,504 ,846 1,182

(Constant) x1 x2 Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: absut a.


(6)

Coeffi cientsa

5.427 1.146 4.734 .000

.249 .065 .306 3.847 .000

.446 .067 .527 6.628 .000

(Const ant)

karakt erist ik_individu fak tor_psik ologis Model

1

B St d. E rror

Unstandardized Coeffic ient s

Beta St andardiz ed

Coeffic ient s

t Sig.

Dependent Variable: keputusan_konsumen a.

Model Summaryb

.705a .498 .487 1.28369 1.919

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), faktor psikologis, karakteris tik individu

a.

Dependent Variable: keputus an kons umen b.